Anda di halaman 1dari 9

Produksi dan Konsumsi Oksigen

Mawar P, Munifatul I, Sri H, 47-55

PRODUKSI DAN KONSUMSI OKSIGEN TERLARUT OLEH


BEBERAPA TUMBUHAN AIR

Mawar Puspitaningrum*, Munifatul Izzati*, Sri Haryanti*


*Laboratorium Biologi Struktur Fungsi Tumbuhan Jur Biologi FMIPA UNDIP

ABSTRACT
Production and consumtion oxygen in water ecosystem main problem because of plant respiration,
animal, bacteri and other organism.acuatic plant efective that si hypothesized capable in increasing
oxygen level throug photosynthesis.But aquatic plant is wear potential bigger oxygen respiration. The aim
of study production and consumtion is measure Hidrilla verticillata Royle, Ceratophyllum demersum,
Eicchornia crassipes Solm, Salvinia molesta All. This experiment was to understand production and
consumtion of plants and species study potencial to supplay oxygen in the water. This experimentwas
designed using Complete Randomized Desingned (CRD).This result is rate of oxygen production highest
is Ceratophyllum demersum 0,9 mg/L, while lowest rate oxygen negative is Salvinia molesta ± 0,58
mg/L is species no oxygen production water, but consumtive water oxygen.Greates oxygen consumtion
is Hidrilla verticillata royl 1,43 mg/L, and lowest is Ceratophyllum demersum 0,12 mg/L. Aquatic
species plant potencial oxygen production is Ceratophyllum demersum , much oxygen production and
some oxygen consumtion

Key word : consumtion, production, oxygen , aquatic plant

ABSTRAK
Konsumsi oksigen dalam ekosistem perairan merupakan problem disebabkan karena respirasi oleh
tanaman, hewan, bakteri dan organisme lain. Tumbuhan air efektif meningkatkan kadar oksigen dalam air
melalui proses fotosintesis. Akan tetapi, tumbuhan air berperan sebagai pengguna oksigen terbesar
melalui respirasi. Pengetahuan produksi dan konsumsi oksigen oleh Hydrilla verticillata Royle,
Ceratophyllum demersum, Eichhornia crassipes Solms, Salvinia molesta All, dan Lemna minor sangat
diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi dan konsumsi oksigen oleh tumbuhan air
tersebut, serta mengetahui jenis yang paling potensial dalam mensuplai oksigen. Rancangan percobaan
berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata produksi oksigen paling
tinggi adalah Ceratophyllum demersum yaitu sebesar 0,9 mg/L, sementara paling rendah adalah Salvinia
molesta All dengan rata-rata produksi oksigennya negatif yaitu -0,58 mg/L artinya spesies tersebut tidak
memproduksi oksigen ke dalam air tetapi justru mengkonsumsi oksigen di dalam air. Konsumsi oksigen
paling banyak oleh Hydrilla verticillata Royle sebesar 1,43 mg/L, yang paling rendah oleh Ceratophyllum
demersum sebesar 0,12 mg/L. Jenis tumbuhan air yang paling potensial menghasilkan oksigen adalah
Ceratophyllum demersum karena memproduksi oksigen paling banyak dan mengkonsumsi oksigen paling
sedikit

Kata kunci: oksigen, konsumsi, produksi, tumbuhan air.

PENDAHULUAN Izzati (2002), proses fotosintesis


Tumbuhan air efektif meningkatkan mempunyai manfaat penting dalam
kadar oksigen dalam air melalui proses akuakultur, di antaranya adalah
fotosintesis. Karbondioksida dalam proses menyediakan sumber bahan organik bagi
fotosintesis diserap dan oksigen dilepas ke tumbuhan itu sendiri serta sumber oksigen
dalam air. Menurut Boyd (1991) dalam yang digunakan oleh semua organisme

47
51
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XX, Nomor 1, Maret 2012

dalam ekosistem perairan. Pengendalian Solms, Salvinia molesta All, dan Lemna
jenis dan jumlah tumbuhan akuatik minor.
merupakan salah satu cara untuk mengelola Dinamika oksigen terlarut dalam
ekosistem perairan. ekosistem perairan ditentukan oleh
Menurut Effendi (2003) sumber keseimbangan antara produksi dan
oksigen terlarut dapat berasal dari difusi konsumsi oksigen. Tumbuhan akuatik
oksigen yang terdapat di atmosfer dan merupakan faktor yang penting dalam
aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air. menentukan keseimbangan oksigen dalam
Proses respirasi tumbuhan air dan hewan ekosistem perairan. Menurut Boyd (1990)
serta proses dekomposisi bahan organik produksi oksigen berlangsung melalui
dapat menyebabkan hilangnya oksigen proses fotosintesis oleh komunitas autotrof,
dalam suatu perairan. Selain itu, sedangkan konsumsi oksigen dilakukan
peningkatan suhu akibat semakin oleh semua organisme melalui proses
meningkatnya intensitas cahaya juga respirasi dan perombakan bahan organik.
mengakibatkan berkurangnya oksigen. Tumbuhan akuatik lebih menyukai
Meningkatnya suhu air akan menurunkan karbondioksida sebagai sumber karbon
kemampuan air untuk mengikat oksigen, dibandingkan dengan bikarbonat dan
sehingga tingkat kejenuhan oksigen di karbonat. Bikarbonat sebenarnya dapat
dalam air juga akan menurun. Peningkatan berperan sebagai sumber karbon. Namun, di
suhu juga akan mempercepat laju respirasi dalam kloroplas bikarbonat harus
dan dengan demikian laju pengunaan dikonversi terlebih dahulu menjadi
oksigen juga meningkat (Afrianto dan karbondioksida dengan bantuan enzim
Liviawati, 1992). Peningkatan suhu sebesar karbonik anhidrase (Effendi, 2003). Energi
1°C meningkatkan konsumsi oksigen matahari diserap oleh klorofil dan
sekitar 10% (Effendi, 2003). Menurut Boyd digunakan untuk menguraikan molekul air,
(1990) konsumsi oksigen dilakukan oleh membentuk gas oksigen dan mereduksi
semua organisme melalui proses respirasi molekul NADP menjadi NADPH (Sutarmi
dan perombakan bahan organik. dkk, 1983).
Penelitian ini bertujuan untuk Menurut Effendi (2003) sebagian
menguji kapasitas produksi dan konsumsi besar oksigen dalam perairan dihasilkan
oksigen beberapa spesies tumbuhan air. oleh proses fotosintesis tumbuhan air dan
Tumbuhan air yang akan diuji diantaranya fitoplankton. Akan tetapi, sebagian besar
Hydrilla verticillata Royle, Ceratophyllum oksigen tersebut digunakan untuk respirasi
demersum, Eichhornia crassipes fitoplankton. Perairan dangkal suplai
48
Produksi dan Konsumsi Oksigen
Mawar P, Munifatul I, Sri H, 47-55

oksigen didominasi oleh tanaman tepi, muncul di atas permukaan, sehingga


makrofita dan alga bentik. Jenis dan oksigen hasil fotosintesis dilepas ke udara.
kelimpahan tanaman merupakan faktor Salah satu faktor penting dalam fotosintesis
penting yang mempengaruhi fotosintesis dan respirasi L. minor adalah adanya unsur
(Boyd, 1990). H. verticillata dapat fosfor serta kalium membantu kerja enzim
menggunakan CO2 bebas yang tersedia di yang berperan dalam fotosintesis dan
sekitar perairan dan dapat juga respirasi.
memanfaatkan bikarbonat ketika berada
METODOLOGI
pada kondisi tertentu, yaitu pH tinggi, dan
Penelitian ini dilakukan di rumah
konsentrasi karbonat tinggi. Kondisi
kaca (Green House) Jurusan Biologi F.
tersebut disebabkan karena produktivitas
MIPA UNDIP Semarang dari bulan April
perairan dan proses fotosintesis yang tinggi
sampai Juni 2008. Alat-alat yang digunakan
(Salvucci dan Bowes, 1983). Fotosintesis
antara lain DO meter, pH meter, lux meter,
pada C. demersum terjadi pada cakupan
timbangan, ember, jas hujan/terpal,
suhu 10-30 oC dan mencapai maksimal
stopwatch/jam, rafia, kayu/bambu, kertas
pada suhu 20 oC. Aktivitas fotosintesis C.
koran, gunting, dan kamera digital. Bahan
demersum dapat diukur dari berat kering,
tanaman yang digunakan adalah Hydrilla
dimana berat kering paling tinggi terdapat
verticillata Royle, Ceratophyllum
pada daun yang pertama kali dewasa.
demersum, Eichhornia crassipes Solms,
Menurut Spencer dan Wetzel (1993)
Salvinia molesta All yang didapat dari
respirasi C. demersum dapat meningkatkan
danau Rawa Pening Ambarawa serta
konsentrasi CO2 dalam suatu perairan.
Lemna minor yang didapat dari kawasan
Tanaman enceng gondok dapat
Terboyo, Semarang.
meningkatnya evapotranspirasi melalui
daunnya yang lebar serta pertumbuhannya
Cara Kerja
cepat, menyebabkan menurunnya jumlah
a. Persiapan
cahaya yang masuk kedalam perairan
Ditimbang H. verticillata, C.
sehingga menyebabkan berkurangnya
demersum, E. crassipes, S. molesta dan
tingkat kelarutan oksigen dalam air. Daun
L. minor masing-masing seberat 30 g,
S. molesta yang berbentuk kanopi
kemudian diikat tali rafia, kecuali E.
menyebabkan cahaya yang dapat diserap
crassipes, dan L. minor.Disiapkan media
oleh daun hanya 88 % saja (Sale et al,
air pada ember-ember yaitu masing-
1985). Menurut Widyastuti, dkk (2008) S.
masing 10 L sebanyak 40 ember.
molesta tergolong dalam tumbuhan air yang
49
51
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XX, Nomor 1, Maret 2012

Selanjutnya sebanyak 20 ember diberi Pengukuran konsumsi oksigen dilakukan


perlakuan gelap (tanpa cahaya dengan dengan cara:
cara ditutup plastik warna hitam), 20 Pengukuran DO air tawar dalam
ember yang lainnya tidak ditutup kondisi gelap dilakukan sebelum
b. Perlakuan : dimasukkan tumbuhan tersebut disebut
P1: Hydrilla verticillata Royle seberat 30 DO awal kondisi gelap. Tumbuhan
g/L/jam dalam 10 L air tersebut dimasukan ke dalam air tawar
P2: Ceratophyllum demersum seberat 30 yang sudah digelapkan/ditutup dengan
g/L/jam dalam 10 L air . plastik hitam selama 1 jam kemudian
P3: Lemna minor seberat 30 g/L/jam dalam konsentrasi oksigen tersebut diukur
10 L air disebut konsumsi / respirasi / penurunan
P4 : Eichhornia crassipes Solms seberat 30 oksigen terlarut pada air
g/L/jam dalam 10 L air Rumus:
P5: Salvinia molesta All seberat 30 g/L/jam DO awal kondisi gelap ± konsumsi oksigen
dalam 10 L air terlarut dalam air

Pengukuran produksi oksigen dilakukan


c. Rancangan Percobaan menggunakan
dengan cara:
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Pengukuran DO air tawar dilakukan
terdiri dari 5dengan 4 ulangan . Data
sebelum dimasukkan tumbuhan tersebut
dianalisis menggunakan Analisa
disebut DO awal. Tumbuhan tersebut
Varian(ANOVA) untuk mengetahui
dimasukan ke dalam air tawar, kemudian
ada tidaknya beda nyata antar
didedahkan di bawah sinar matahari
perlakuan. Analisis dilanjutkan dengan
langsung selama 1 jam kemudian
uji Duncan dengan taraf signifikasi
konsentrasi oksigen tersebut diukur
95% bila terdapat beda nyata.
disebut produksi oksigen terlarut dalam
air.
Rumus:
Produksi oksigen terlarut dalam air ± DO
awal

50
Produksi dan Konsumsi Oksigen
Mawar P, Munifatul I, Sri H, 47-55

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 4.1. Produksi dan konsumsi oksigen (O2) oleh beberapa tumbuhan air
Oksigen terlarut Oksigen terlarut
(mg/L) Produksi (mg/L) Konsumsi
Perlakuan
O2 O2
Awal Akhir Awal Akhir
Hydrilla verticillata Royle
ab b
Rata-rata 3,85 4,1 0,26 4,51 3,14 1,43
Ceratophyllum demersum
b a
Rata-rata 3,38 4,27 0,9 3,01 2,89 0,12
Lemna minor
ab a
Rata-rata 4,075 4,2075 0,13 4,3475 3,9025 0,45
Eichhornia crassipes
Solms
a a
Rata-rata 3,11 2,83 -0,28 3,425 3,3175 0,13
Salvinia molesta All
a a
Rata-rata 3,75 3,18 -0,58 4,2575 3,8925 0,37
Keterangan: angka pada kolom yang sama dan diikuti oleh huruf kecil yang berbeda
menunjukan pengaruh yang nyata pada uji Duncan, taraf uji 95%.

Berdasarkan hasil analisis varian ini perbedaan spesies berpengaruh terhadap


menunjukkan adanya produksi oksigen konsumsi oksigen.
yang berbeda nyata antar spesies (P=0,013) Berdasarkan hasil uji Duncan
,sehingga disimpulkan bahwa perbedaan dengan taraf signifikan 95 % menunjukkan
spesies berpengaruh terhadap produksi bahwa konsumsi oksigen oleh H.
oksigen. Hasil uji Duncan dengan taraf verticillata berbeda nyata dengan keempat
signifikan 95 % menunjukkan bahwa spesies tumbuhan air yang diamati.
produksi oksigen oleh C. demersum Konsumsi oksigen antara C.
berbeda nyata dengan H. verticillata, E. demersum, E. crassipes, S. molesta,
crassipes, S. molesta, maupun dengan L. maupun L. minor tidak berbeda nyata.
minor. Produksi oksigen oleh H. Produksi oksigen atau suplai
verticillata tidak beda nyata dengan L. oksigen merupakan konsentrasi oksigen
minor. Demikian juga produksi oksigen terlarut pada saat pengukuran. Produksi
oleh E. crassipes tidak berbeda nyata oksigen mengandung arti bahwa oksigen
dengan S. molesta. Berdasarkan hasil yang ada merupakan hasil dari fotosintesis.
analisis varian terhadap konsumsi oksigen Menurut Nybakken (1992) nilai produksi
menunjukkan adanya perbedaan konsumsi oksigen diperoleh dari pengurangan kadar
oksigen yang nyata antar spesies (P=0,016). oksigen akhir dengan kadar oksigen awal.
Hal ini membuktikan bahwa pada penelitian

51
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XX, Nomor 1, Maret 2012

Hasil penelitian menunjukkan konsumsi oksigen paling tinggi terjadi pada


bahwa tumbuhan air yang paling banyak H. verticillata. Meningkatnya kecepatan
mensuplai oksigen adalah C. demersum respirasi akan mempercepat penurunan
berturut-turut diikuti oleh H. verticillata, konsentrasi oksigen. Konsumsi oksigen
L. minor, E. crassipes, dan S. molesta . H. ditandai adanya peningkatan suhu. Sesuai
verticillata dan C. demersum termasuk dengan pernyataan Afrianto dan Liviawati
tumbuhan yang tenggelam seluruhnya (1992) salah satu faktor yang
dalam air. Oleh karena itu hasil fotosintesis mempengaruhi konsumsi oksigen adalah
berupa oksigen dilepaskan ke dalam suhu. Peningkatan suhu akan mempercepat
perairan, sehingga dapat meningkatkan laju respirasi dan dengan demikian laju
konsentrasi oksigen terlarut. Suplai oksigen penggunaan oksigen juga meningkat.
oleh C. demersum lebih tinggi jika Hasil pengamatan menunjukkan
dibandingkan H. verticillata. Hal ini konsumsi oksigen oleh C. demersum lebih
disebabkan karena morfologi daun C. rendah daripada H. verticillata. Konsumsi
demersum berbentuk lebih kecil daripada oksigen ini dipengaruhi oleh morfologi
H. verticillata. Disamping itu, jumlah daun daun H. verticillata yang tebal dan lebar
juga lebih banyak dibandingkan dengan H. daripada C. demersum, sehingga
verticillata. Morfologi yang kecil penggunaan oksigennya banyak. Selain itu,
mempunyai luas permukaan kontak yang menurut Widyastuti, dkk (2008) H.
lebih luas, sehingga mengandung klorofil verticillata termasuk dalam tumbuhan air
lebih banyak. Hal ini mengakibatkan yang bagian tubuhnya terbenam seluruhnya
fotosintesis berjalan secara efisien. Daun H. dalam air, sehingga oksigen yang
verticillata lebih tebal dibandingkan dengan digunakan dalam proses respirasi hanya
C. Demersum, sehingga banyak sel-sel yang berasal dari air saja. Hal tersebut
melakukan konsumsi daripada produksi. menyebabkan konsentrasi oksigen terlarut
Sesuai pernyataan Soegiarto dkk (1978) dalam air mengalami penurunan.
morfologi daun yang lebar dan tebal H. verticillata menurut Van et
mengakibatkan penggunaan oksigen al., (1976) dan Bowes et al., (1977) dalam
semakin besar (tabel 4.1) melakukan fotosintesis dapat menggunakan
Suplai oksigen oleh C. demersum intensitas cahaya pendek. Hal tersebut
lebih tinggi daripada H. verticillata, tetapi menyebabkan H. verticillata dapat
konsumsi oksigen oleh C. demersum lebih berfotosintesis lebih awal di pagi hari,
rendah daripada H. verticillata. Hasil sehingga H. verticillata dapat melakukan
penelitian ini menunjukkan bahwa fotosintesis lebih dahulu daripada
52
Produksi dan Konsumsi Oksigen
Mawar P, Munifatul I, Sri H, 47-55

tumbuhan air lainnya. Keadaan tersebut tersebut menyebabkan oksigen hasil


menyebabkan jika semakin tinggi fotosintesis dilepaskan ke udara melalui
intensitasnya, maka proses fotosintesis dari stomata, sehingga mengurangi suplai
H. verticillata akan meningkat. Selain itu oksigen dalam air. Akan tetapi, akar L.
adanya peningkatan suhu menyebabkan minor yang tenggelam dalam air
efek panas, dimana panas menambah mengandung kloroplas yang aktif untuk
kegiatan respirasi. Hal tersebut yang proses fotosintesis menyebabkan suplai
menyebabkan konsumsi oksigen H. oksigen dalam air bertambah. Selain itu,
verticillata paling tinggi daripada spesies menurut Landolt (1986) daun L. minor
lainnya. Suplai oksigen L. minor berada mempunyai aerankim, sehingga dapat
pada urutan ketiga atau lebih rendah mengatasi proses respirasinya yang
dibandingkan dengan H. verticillata dan C. menyebabkan konsumsinya tidak sebanyak
demersum. Hal ini, disebabkan karena L. H. verticillata, tetapi masih lebih tinggi
minor tidak seratus persen tenggelam tetapi daripada E. crassipes, dan S. molesta.
daunnya berada di permukaan air. E. crassipes dan S. molesta
Akibatnya sebagian oksigen yang termasuk makrofita yang tumbuh muncul di
dihasilkan akan dilepas ke udara dan hanya permukaan air, akibatnya oksigen yang
sebagian kecil yang dilepas ke air. Hal dihasilkan pada proses fotosintesis dilepas
tersebut mengakibatkan suplai oksigennya ke udara. Disamping itu, daunnya terletak
tidak sebanyak C. demersum dan H. diatas permukaan air menyebabkan kedua
verticillata, tetapi masih lebih tinggi tanaman tadi tidak dapat mensuplai oksigen
daripada E. crassipes, dan S. molesta. ke dalam air, sehingga menurunkan
Konsumsi oksigen oleh L. minor kandungan oksigen dalam air. Sementara
tidak sebanyak makrofita yang tenggelam itu, akar dari kedua tumbuhan tersebut
seluruhnya dalam air seperti H. verticillata. berada di dalam air. Akar tidak berperan
Akan tetapi, masih lebih banyak daripada terhadap fotosintesis tetapi justru
makrofita yang muncul diatas permukaan melakukan respirasi. Maka keberadaan akar
air seperti E. crassipes, dan S. Molesta kedua jenis tumbuhan air tersebut akan
(tabel 4.1) mengurangi jumlah oksigen terlarut dalam
Menurut Ismail dan Mohamad air. Hal itu juga dikarenakan bulu akarnya
(1995) L. minor mempunyai talus kecil sangat lebat.
dimana bagian atas talus tersebut terdapat Selain itu, dilihat dari morfologi
stomata yang berfungsi menyerap oksigen E. crassipes dan S. molesta terutama
dan karbon dioksida dari udara. Hal daunnya yang tidak berada di dalam air
53
51
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XX, Nomor 1, Maret 2012

sangat berpengaruh terhadap konsentrasi penyimpanan oksigen dari proses


oksigen terlarut dalam air. Daun merupakan fotosintesis.
bagian tanaman yang berperan penting pada Konsumsi oksigen oleh E.
fotosintesis, dan respirasi. Molekul air crassipes lebih sedikit daripada S. molesta.
diambil melalui akar, kemudian melalui Hal tersebut dipengaruhi oleh morfologi E.
proses fotosintesis diubah menjadi gas crassipes, dimana pangkal petiolusnya yang
oksigen yang dilepas ke udara melalui menggelembung berupa lubang-lubang
stomata daun. Selain itu, sesuai dengan yang berisi udara, sehingga membantu
pernyataan Sutarmi, dkk (1983) dimana mengapung serta merupakan cara untuk
seluruh gas oksigen yang terbentuk berasal mendukung proses respirasinya. Hal ini
dari molekul air dan dalam proses sesuai dengan pernyataan Ismail dan
fotosintesis terbentuk molekul-molekul air Mohamad (1995) E. crassipes dapat
yang baru. Suplai oksigen paling rendah mengapung dengan bantuan pangkal
terjadi pada perairan yang diberi S. molesta. petiolusnya yang menggelembung tersebut
Hal ini disebabkan karena akar S. molesta dan merupakan cara untuk mendukung
tidak mengandung klorofil, sebab akarnya proses respirasi, sehingga konsumsi oksigen
tidak berwarna hijau. Penurunan oleh E. crassipes tidak sebanyak S.
konsentrasi oksigen terlarut yang molesta.
disebabkan oleh kehadiran E. crassipes Keberadaan tumbuhan air secara
relatif lebih sedikit dibanding dengan S. tidak langsung berpengaruh terhadap
Molesta. Hal ini disebabkan karena tangkai pertumbuhan dan produksi hewan, sebab
daun E. crassipes masih mempunyai tumbuhan merupakan dasar rantai makanan
klorofil, sehingga masih dapat mensuplai dalam suatu perairan, mampu
oksigen ke dalam air dan penurunan meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut
konsentrasi oksigen terlarut oleh pernafasan dalam air, memberi manfaat dalam
akar E. crassipes dapat dikurangi. Selain meningkatkan produksi suatu budidaya air
itu, menurut Anonim (2001) akar E. atau akuakultur melalui kemampuannya
crassipes berwarna hijau keunguan, dalam mensuplai oksigen.
sehingga terdapat klorofil yang dapat
KESIMPULAN
membantu dalam mensuplai oksigen. E.
1. Produksi oksigen tetinggi dihasilkan oleh
crassipes mempunyai rongga udara
Ceratophyllum demersum sebesar
(aerenkim) yang terdapat dalam tangkai
0,9 mg/L, sedangkan terendah oleh
daun, dan daun berfungsi sebagai tempat
Salvinia molesta All yaitu -0,58 mg/L.

54
Produksi dan Konsumsi Oksigen
Mawar P, Munifatul I, Sri H, 47-55

2. Konsumsi oksigen paling banyak oleh Lingkungan Perairan. Kanisius.


Hydrilla verticillata Royle yaitu 1,43 Yogyakarta.
mg/L, sedangkan paling sedikit oleh Landolt, E. 1986. Duckweed Anatomy: The
Ceratophyllum demersum yaitu 0,12 Structure of Duckweed Fronds.
mg/L. http://www.mobot.org/jwcross/duckwe
3.Tumbuhan air yang paling potensial ed/duckweed-anatomy.htm#Pockets. 25
dalam menghasilkan oksigen adalah Mei 2008.
yang memproduksi oksigen paling Sale, P.J.M., Orr, P.T., Shell, G.S. 1985.
banyak tatapi mengkonsumsi oksigen Photosynthesis and growth rates in
paling rendah yaitu Ceratophyllum Salvinia molesta and Eichhornia
demersum. crassipes Journal: The Journal of
Applied Ecology.
DAFTAR PUSTAKA http:/cswgcin.harc.edu/issue/invassives.
Afrianto, F dan Liviawati, F. 1992. ?citation In=7358&J. 20 April 2008.
Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Salvucci, M. E. and G. Bowes. 1983. Two
Kanisius. Yogjakarta. photosynthetic mechanisms mediating
Anonim. 2001. Eichhornia crassipes. http : the low photorespiratory state in
// www .sms .si. edu /irlspec submersed aquatic angiosperms. Plant
/Eichhornia crassipes. htm. 30 Januari Physiol. 73:488-96.
2009. Sutarmi, S., Harra, S., Sudiarto, A. 1983.
Ardiwinata, R.O. 1985. Musuh Dalam Botani umum 2. Angkasa. Bandung.
Selimut di Rawa Pening. Kementrian Widyastuti, T; Dewi, S.S; Haryono. 2008.
Pertanian. Bandung Dasar-dasar Agronomi. http : // 72. 14.
Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Ponds 235.132/search?q=cache:BQgBodF2oz
for Aquaculture. Birminghan gJ:fp.elcom.umy.ac.id/file.php/11/DIK
Publishing. Alabama. TAT_05_DASARDASAR_AGRONO
Boyd, C.E (1991) dalam Izzati, M (2002). MI.doc+faktor+produksi+total+fotosin
2004. Peranan Rumput Laut dalam tesis&hl=id&ct=clnk&cd=37&gl=id&c
mengendalikan kualitas air tambak lient=firefox-a. Fakultas Pertanian
pada model budidaya ganda udang Universitas Muhamadiyah Jogjakarta.
windu. Disertasi. Institut Teknologi 3 Desember 2008.
Bandung. Bandung.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
Pengelolaan Sumber Daya dan
55
51

Anda mungkin juga menyukai