I. Pendahuluan
1.1. Cakupan atau Ruang Lingkup Materi Pembelajaran
1. Produktifitas primer
2. Tingkatan trofik dalam menentukan kualitas perairan lentik
3. Eutrofikasi
3.2 SasaranPembelajaran
1. Menjelaskan Produktifitas primer
2. Menjelaskan tingkatan trofik dalam menentukan kualitas perairan lentik
3. Menjelaskan eutrofikasi
1. 1.3. Perilaku Awal Mahasiswa
1. Mahasiswa harus mengetahui tentang perairan tawar (ekologi perairan)
2. Mahasiswa harus mengetahui sifat fisika dan kimia (kimia dasar dan fisika dasar)
1.4. Manfaat
1. Mengetahui Produktifitas primer
2. Mengetahui tingkatan trofik dalam menentukan kualitas perairan lentik
3. Mengetahui eutrofikasi
1.5. Urutan Pembahasan
1. Produktifitas primer
2. Tingkatan trofik dalam menentukan kualitas perairan lentik
3. Eutrofikasi
1.6. Petunjuk Belajar
Mahasiswa di harapkan membaca materi sebelum perkuliahan di mulai, Pada saat
perkuliahan di mulai mahasiswa di harapkan menyimak, memperhatikan, dan
mencatat penjelasan yang di berikan.
II. Penyajian
1.1. Uraian
1.Produktifitas Primer
Fotosintesis yang merupakan dasar dari produktivias primer atau reaksi dari
foto-kimia yang sangat rumit. Tetapi secara keseluruhan dapat disederhanakan
sebagai berikut :
cahaya
NCO2 + n H2O aksi tersebut. (CH2O)n + n O2
klorofil
Dalam proses ini, cahaya matahari (sebagai sumber energy) disadp oleh
pigmen klorofil yang ada di dalam tumbuhan dan dengan adanya karbondioksida air
dan zat-zat hara akan terjadi reaksi kimia yang akan menghasilkan senyawa organic
(misalnya karbohidrat) yang mempunyai potensi energy kimiawi yang tinggi yang
disimpan dalam sel. Dalam reaksi fotosintesis ini akan akan dihasilkan oksigen.
Klorofil sendiri tidak ikut dalam reaksi sintesis namun sebagai kaatalisator yang
menyadap energy cahaya yang diperlukan dalam reaksi tersebut.
Potensi energy kimiawi berupa bahan organic yang terbentuk dalam sel
fitoplankton kelak dapat digunakan untuk respirasi yang akan menghasilkan energy
untuk berbagai proses metabolism lainnya. Reaksi respirasi itu sendiri merupakan
kebalikan dari reaksi fotosintesisi yakni bahan organic dalam sel mengomsumsi
oksigen dan akan menghasilkan karbondioksida, air dan energy penunjang
kehidupan (life spot energy) reaksi respirasi ini dapat dinyatakan secara sederhana
sebagai berikut
(CH2O)n + No2 nCO2 + nH2O + energi
PPB = PPK – R
Sebenarnya, selain fotosintesis ada juga reaksi lain yang bisa menghasilkan
zat organic dari zat inorganic yang tidak memerlukan cahaya, yakni reaksi yang
dikenal dengan kemonsintesis. Tetapi kontribusinya dalam produktivitas global
dipandang sangat kecil. Kemosintesis misalnya dapat terjadi pada lingkungan yang
ekstrim, yang sumber energy utamanya bukan sinar energy matahari tetapi dari
reduksi bahan inorganic yang terlarut dalam laut seperti ammonia, sulfur, dan
hydrogen. Reaksi kemosistesis ini dilaksanakan oleh bakteri. Jadi bakteri ini juga
dapat menghasilkan bahan organic dari inorganic, seperti layaknya fitoplankton
menggunakan energy matahari. Dalam hamper tiga decade ini, banyak ekspedisi
oseanografi laut-dalam menemukan celah didasar laut yang menyemburkan bahan
panas (hydrothermal vent) yang dipercaya merupakan lokasi dalam laut yang
memeberikan kontribusi dalam produksi organic lewat reaksi kemosintesis ini. Telah
banyak dilaporkan berbagai jenis niota yang hidup didaerah sekitar hydrothermal ini,
yang bertumpuh pada kemosintesis.
2. Tingkatan Trofik
Pengertian trofik adalah kandungan zat hara yang terdapat dalam suatu
ekosistem danau dan berhubungan dengan nilai produktifitas. Suatu danau yang
bersifat oligottrofik (miskin zat hara) akan mempunyai nilai produktivitas yang
rendah. Peningkatan akumulasi zat hara dalam danau dapat mengibah kondisi
oligotrofik dapat menjadi eutrofik dan itu juga berarti terjadi peningkatan
produktifikas. Berdasarkan parameter kandungan zat harda (terutama nitrogen
dan fosfor), parameter kandungan klorofil serta parameter penetrasi cahaya maka
suatu ekosistem danau dapat dibagi kedalam empat tingkatan trofik.
Selain itu didalam menentukan kualitas suatu danau, juga dapat
menggunakan parameter saprobik seperti yang diterapkan pada ekosistem
sungai. Analisis populasi yang sudah diuraikan dalam pembahasan ekosistem
sungai juga tetap digunakan pada ekosistem danau.
Peningkatan unsure hara pada suatu perairan menggenang terutama
akan meningkatkan populasi dari berbagai jenis algae sehingga HOEHNE &
KLOSI, 1966 dalam KLEE (1991) membuat suatu persamaan trofi berdasarkan
kehadiran beberapa kelompok alga yang penting :
Scy + Sch + Sc + Se
𝑄𝑐𝑞 =
Sd
Keterangan :
Qcq : Nilai Persamaan Trofik
Scy : ∑ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝐶𝑦𝑎𝑛𝑜𝑝ℎ𝑦𝑐𝑒𝑎𝑒
Sch : ∑ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝐶ℎ𝑙𝑜𝑟𝑜𝑐𝑜𝑐𝑐𝑎𝑐𝑒𝑎𝑒
Sc : ∑ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝐷𝑖𝑎𝑡𝑜𝑚𝑎𝑒
Se : ∑ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝐸𝑢𝑔𝑙𝑒𝑛𝑜𝑝ℎ𝑦𝑐𝑒𝑎𝑒
Sd : ∑ 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 𝐷𝑒𝑠𝑚𝑖𝑑𝑖𝑐𝑒𝑎𝑒
ZAT NUTRISI
(NITROGEN, FOSFOR)
EKOSISTEM AIR
(MISAL : DANAU)
BLOOMING
KONSENTRASI
OKSIGEN TERLARUT
MENURUT TAJAM
2.2. Lingkup penghiliran/Penerapan
III. Penutup
2.1. Rangkuman
Jenis Perairan lentik atau perairan menggenang dapat dibedakan menjadi
tiga bentuk yaitu : Rawa, danau dan Waduk . Menurut SUWIGNYO (1909), suatu
perairan disebut sebagai rawa apabila perairan tersebut dangkal dengan tepi yang
landai serta dipenuhi oleh tumbuhan air. Berdasarkan pada fkultuasi permukaan
airnya, perairan rawa dibagi menjadi rawa darat dan rawa pasang surut. Fluktuasi
permukaan air rawa daraat adalah bersifat tahunan artinya tinggi di musim hujan.
Dan rendah dimusim kemarau, sedangkan fluktuasi permukaan rawa pasang surut
(pasut) bersifat harian karena dipengaruhi oleh pasang surut air laut.