BAB 1. PENDAHULUAN
Kabupaten Polewali Mandar (sering disingkat Polman) adalah salah satu Daerah
Tingkat II di provinsiSulawesi Barat, Indonesia. Jumlah penduduk di kabupaten Polewali
Mandar adalah 455.572 jiwa. Ibu kotanya adalah Polewali yang berjarak 246 km dari kota
Makassar, Sulawesi Selatan. Secara geografis, Kabupaten Polewali Mandar terletak
antara 2°40’00”-3°32’00” LU dan 118°40’27”-119°32’27” BT. Di sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten Mamasa dan Mejene, sebelah Selatan dengan laut, sebelah
Barat dengan Kabupaten Majene dan sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Mamasa dan Propinsi Sulawesi Selatan. Merupakan daerah yang berada di kawasan
maritim, dengan garis pantai sepanjang sekitar 89,07 kilometer dan luas perairan 86.921
km2.Luas wilayah Polewali Mandar adalah 2.022,30 km² dan secara administrasi
kepemerintahan, Polewali Mandar terbagi menjadi 16 kecamatan (Wikipedia
Ensiklopedia, 2016).
Binuang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar.
Terletak dibagian Timur Kabupaten Polewali Mandar. Luas Kecamatan Binuang sebesar
1
123,34 km. Batas-batas Kecamatan Binuang antara lain sebelah utara berbatasan dengan
Kecamatan Anreapi, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pinrang, sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Polewali dan sebelah selatan berbatasan dengan Selat
Makassar. Kecamatan Binuang terdiri dari sembilan desa dan satu kelurahan yaitu Desa
Tonyaman, Rea, Kelurahan Amassangan, Desa Mirring, Paku, Kuajang, Amola,
Batetangnga, Kaleok dan Desa Mammi. Desa Tonyaman memiliki wilayah yang
berbatasan langsung dengan laut (Anonim, 2011).
Penduduk Desa Tonyaman, mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan. Alat
tangkap yang umum digunakan adalah bagan perahu, bagan tancap dan bagan apung.
Hasil tangkapan utama adalah ikan-ikan pelagis kecil yang didominasi oleh jenis
tembang. Hasil tangkapan ini umumnya diawetkan dengan cara pengeringan. Adawyah
(2008) mengemukakan bahwa, proses pengeringan pada prinsipnya adalah proses
mengurangi kadar air dalam ikan untuk mencegah bakteri dan enzyme bekerja dalam ikan
sehingga proses peembusukan bisa terhambat dan daya simpan ikan bisa meningkat.
Kegiatan pengawetan dengan cara pengeringan oleh nelayan dan pengolah di
Desa Tonyaman, masih dilakukan secara alami. Ikan-ikan terlebih dahulu digarami
selama 2-3 jam kemudian dijemur di atas rak-rak yang dipasang miring atau dipasang rata
tanpa mempertimbangkan arah datangnya angin dan diletakkan di tempat terbuka. Proses
pengeringan seperti ini sangat sederhana, murah dan tidak memerlukan alat khusus
sehingga mudah dilakukan. Tetapi, proses pengeringan dengan secara alami sering
terhambat pada musim penghujan. Kurangnya intensitas matahari dapat memperlambat
proses pengeringan sehingga proses pembusukan bisa terjadi sebelum ikan kering.
Karena dijemur di tempat terbuka, ikan akan mudah dihinggapi lalat yang akan
menyebabkan kerusakan pada ikan hasil pengeringan. Akibatnya diperoleh produk ikan
kering yang kualitasnya rendah. Selain itu, di Desa Tonyaman, belum ada perlakuan lain
terhadap ikan tembang atau jenis ikan lain dari hasil tangkapan nelayan sebagai bentuk
diversifikasi produk yang dapat dijadikan alternatif usaha untuk meningkatkan
pendapatan nelayan.
Introduksi teknologi alat pengering tenaga surya dan diversifikasi produk olahan
berbasis ikan diyakini akan bisa meningkatkan kualitas ikan kering sehingga nilai jual
dan daya simpan bisa meningkat. Dengan introduksi alat pengering tenaga surya, proses
pengeringan lebih cepat, produk yang dihasilkan lebih bersih dan terjamin mutunya
2
karena terhindar dari sumber cemaran dan serangan lalat. Adanya diversifikasi produk
berbasis ikan dimaksudkan selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, juga dapat
dipasarkan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Oleh sebab itu, menjadi penting
pelaksanaan kegiatan pengabdian masyakat ini dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan nelayan. Kegiatan ini juga relevan dengan program yang tercantum dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Polman Tahun 2014-2019
fokus kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan
ekonomi (Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar, 2014). Kegiatan ini diyakini bisa
menjadi sumber pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan nilai jual produk ikan kering
dan adanya alternatif mata pencaharian sebagai sumber pendapatan dari diversifikasi
produk berbasis ikan.
3
c. Introduksi alatpengering tenaga surya
d. Pelatihan diversifikasi produk berbasis ikan
e. Dokumentasi dan pelaporan.
Untuk tahun kedua, kegiatan yang akan dilakukan meliputi :
a. Pembuatan/pengadaan alat pengering tenaga surya (tambahan 1 unit)
b. Penyuluhan dan pelatihan pengemasan produk
c. Standarisasi mutu ikan kering dan produk hasil diversifikasi berbasis ikan yang
dihasilkan kelompok umk di Desa Tonyaman
d. Dokumentasi dan pelaporan
Pada tahun ketiga, rencana kegiatan yang diprogramkan adalah :
a. Penyuluhan tentang sertifikasi dan pemasaran produk
b. Pelatihan manajemen keuangan
c. Pendampingan tes pasar
d. Pendampingan pengurusan sertifikasi produk dan perluasan jejaring pemasaran produk
e. Dokumentasi dan pelaporan
Pada program Ipteks bagi Wilayah, kontribusi pemerintah Kabupaten Polewali
Mandar berupa penyediaan dana pendamping melaluidana APBD untuk mendukung dan
membiayai program-program atau kegiatan yang telah direncanakan, memfasilitasi
pelaksanaan program, terutama terhadap daerah/wilayah sasaran agar pelaksanaan
program dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan dukungan dari masyarakat dan
aparat terkait.
4
Gambar 1. Alat Pengering Tenaga Surya
5
kelompok, namun setiap orang peserta harus melakukan praktek pengolahan produk
secara langsung.
Prosedur pembuatan Ikan Tembang presto secara garis besar adalah, ikan terlebih
dahulu disiangi (dibuang insang dan isi perut) kemudian dicampur dengan bumbu dan
dimasak pada panci bertekanan.
6
tersebut bersumber dari pengalihan dana untuk kegiatan akademik ke kegiatan riset dan
Pengabdian pada Masyarakat. Hal ini dilakukan dengan harapan UNHAS menjadi
pelopor pelaksanaan hasil penelitian yang diimplementasikan pada kegiatan Pengabdian
pada Masyarakat. Selain itu orentasi UNHAS untuk pengembangan IPTEKS melalui
pengembangan produk.
Tim pelaksana merupakan staf pengajar Jurusan Ilmu Kelautan dan Jurusan
Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UNHAS dengan kompetensi seluruh
anggota tim pengusul dapat di lihat pada Tabel 1 berikut ini. Tim pengabdian dari
UNHAS dalam pelaksanaan kegiatan ini dibantu oleh dua staf pemerintah setempat.
7
(Tahun II) dan 2017 (Tahun III) di Desa Tonyamana Kecamatan Binuang Kabupaten
Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat.
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Ipteks Bagi Wilayah di Desa Desa Tonyamana Kecamatan
Binuang Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat
`
Tahun Pertama/2016
(bulan ke-)
No. TahapanKegiatan
4 5 6 7 8 9 10 11
1. Persiapan
Sosialisasi, penyuluhan dan pelatihan tentang alat
2. pengering tenaga surya dan pengenalan produk
olahan dengan bahan dasar ikan
Pembuatan/pengadaan alat pengering tenaga
3.
surya
4. Introduksi alat pengering tenaga surya
5. Pelatihan diversifikasi produk berbasis ikan
6. Monitoring dan evaluasi
7. Seminar
8. Pelaporan
8
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, 2015. Profil Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan. Online (http://fikp.unhas.ac.id/?p=2) diakses 6 April 2016
9
10
Lampiran 2. Peta Lokasi Wilayah
11
Lampiran 3. Surat Kesepakatan Menjalankan Kerjasama
Nomor :
Nomor :
1. Prof. Dr. Ir. Sudirman, M.Pi., selaku Ketua Lembaga Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas Hasanuddin yang berkedudukan di Universitas Hasanuddin
Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea Makassar, 90245. Dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Universitas Hasanuddin
2. Ir. Parman Parakkasi, M.Sc., selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi
Sulawesi Barat yang berkedudukan di Jalan Cut Nya Dien No.13, Rangas, Kec.
Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar
Menyatakan telah sepakat melakukan kerjasama pada program Ipteks bagi Wilayah
di Desa Tonyaman Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar, dengan judul
Yang diketuai oleh Fahrul, S.Pi., M.Si. (dosen pada Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan Universitas Hasanuddin).
Pada kegiatan ini, pihak Universitas Hasanuddin akan menyiapkan dana BOPTN,
teknologi dan dosen yang memiliki kompetensi terhadap teknologi yang akan diterapkan.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi
Barat) akan menyiapkan dana pendamping dan memfasilitasi pelaksanaan program.
12
Ditetapkan di Kabupaten Polewali Mandar
Pada Tanggal 7 April 2016
Prof. Dr. Ir. Laode Asrul, M.Pi. Ir. Parman Parakkasi, M.Sc.
NIP: 19641212 198903 1 004 NIP: 196912121994031004
13