Anda di halaman 1dari 18

1

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Ekosistem perairan masa kini baik pada wilayah ekosistem laut dan ekosistem
air

tawar

mengalami

pencemaran

yang

mengakibatkan

berkurangnya

produktivitas primer perairan yang akan mempengaruhi perkembangan organisme


di dalam perairan.
Sumber air ialah wadah air yang terdapat di atas dan dibawah permukaan
tanah, termasuk di dalam pengertian ini ialah mata air, sungai, kolam, waduk,
danau, dan muara. Sumber air ini merupakan salah satu sarana penting dalam
bidang budidaya. Untuk mendukung semua kegiatan budidaya, maka perairan
lentik yang digunakan sebagai sumber air harus selalu memenuhi persyaratan baik
parameter fisik, kimia, dan biologi. Salah satu indikator penentu untuk
mengetahui kualitas perairan yang memenuhi persyaratan tersebut ialah nilai
produktivitas primer.
Produktivitas primer dari suatu ekosistem dapat didefinisikan sebagai jumlah
energi cahaya yang diserap dan kemudian disimpan oleh organisme-organisme
produsen melalui kegiatan fotosintesis dan kemosintesis dalam suatu periode
waktu tertentu
. Produktivitas primer dari suatu ekosistem dapat didefinisikan sebagai jumlah
energi cahaya yang diserap dan kemudian disimpan oleh organisme-organisme
produsen melalui kegiatan fotosintesis dan kemosintesis dalam suatu periode
waktu tertentu. Fotosintesis merupakan proses mensintesis glukosa ( karbohidrat )
dari ikatan-ikatan anorganik karbondioksida dan air.

Cahaya disimpan dalam bentuk zat-zat organik yang dapat digunakan sebagai
bahan makanan oleh organisme heterotrofik. Oleh karena hal tersebut,
produktivitas primer pada suatu ekosistem dapat dijadikan tolak ukur suatu
ekosistem baik ataupun buruk. Pengukuran kadar CO2 dan kadar O2 merupakan
kunci dari produktifitas primer. Produktivitas primer juga dapat dipengaruhi oleh
faktor kedalaman, semakin dalam suatu perairan maka semakin rendah
produktivitas primernya.
1.2.Tujuan Praktikum
Tujuan diadakannya praktikum ini yaitu dimaksudkan agar mahasiswa dapat
memahami dan mengerti tentang bagaimana cara menentukan produktivitas
primer dalam perairan. Dan dapat mengetahui secara keseluruhan analisa
produktivitas primer.
1.3.Manfaat Praktikum
Analisis Produktivitas primer memiliki peranan yang penting dalam dunia
perikanan atau pemanfaatan perairan. Melalui analisa tersebut maka kita dapat
mengetahui apakah suatu perairan tersebut baik atau tidak bagi tumbuh-tumbuhan
maupun bagi organisme air seperti ikan dan organisme lainnya.

II.TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai salah satu indikator penentu dalam mengetahui kualitas perairan


yaitu dengan uji produktivitas primer. Produktivitas primer merupakan laju
penyimpanan energi radiasi matahari oleh organisme produsen dalam bentuk
bahan organik melalui proses fotosintesa oleh fitoplankton dan organisme autotrof
lainnya (Erlina, Hartoko, dan Suminto, 2007).
Menurut Erwin (2011), beberapa produktivitas dapat diketahui secara
berurutan sesuai dengan peristiwa pembentukannya, yaitu :
a. Produktivitas primer kotor, yaitu laju total fotosintesis, termasuk bahan organik
yang habis digunakan dalam respirasi selama waktu pengukuran, dikenai sebagai
fotosintesis total atau asimilasi total.
b. Produktivitas primer bersih, yaitu penyimpanan bahan organik di dalam
jaringan-jaringan tumbuhan kelebihannya dari proses respirasi oleh tumbuhantumbuhan selama jangka waktu pengukuran, dikenal sebagai apparent fotosintesis
atau asimilasi bersih.
c. Produktivitas komunitas bersih adalah laju penyimpanan bahan organik yang
tidak digunakan oleh heterotrof (yakni produktivitas bersih penggunaan
heterotrof)
d. Produktivitas sekunder yaitu laju penyimpanan energi pada tingkat konsumen.
Produktivitas primer sering dianggap sebagai jumlah karbon pada suatu
makhluk hidup dan secara umum dinyatakan sebagai jumlah gram karbon yang
dihasilkan dalam satu meter kuadrat kolom air setiap hari (Leviton, 1982).
Sedangkan, untuk mengukur produktivitas primer tidak hanya kadar karbon, tetapi
juga dapat diukur dengan melakukan pengukuran terhadap biomassa fitoplankton
dan konsentrasi klorofil-a, dimana kedua metode ini dapat diukur secara langsung
di lapangan.
Produktivitas primer dalam bentuk fitoplankton dianggap salah satu unsur
yang penting pada salah satu mata rantai perairan. Fitoplankton akan memberikan
sumber-sumber nutrisi bagi organisme yang terdapat didalam perairan. Begitu

juga dengan densitas dan diversitas fitoplankton dalam perairan sangat


dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tersebut. Densitas fitoplankton akan tinggi
apabila perairan yang didiami subur (Boyd 1982).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju dan tinggi rendahnya
produktivitas primer di wilayah perairan. Faktor-faktor tersebut ialah, faktor kimia
sebagai contoh, yaitu kandungan fosfat dan nitrat yang merupakan unsur hara
yang penting pada pertumbuhan dan reproduksi phytoplankton. Apabila
dihubungkan dengan faktor fisika dan level air, maka pada level air yang rendah
dengan tersedianya sinar matahari menghasilkan produktivitas primer yang tinggi.
Disamping faktor kimia dan fisika, faktor biologi seperti perbandingan komposisi
biomassa phytoplankton dan zooplankton, memperlihatkan bahwa jumlah
individu dalam suatu populasi phytoplankton jauh lebih besar dibandingkan
dengan jumlah individu dalam populasi zooplankton, dan karena yang melakukan
fotosintesa didalam ekosistem perairan adalah phytoplankton, ini berakibat
langsung terhadap tingginya produktivitas primer (Kaswadji 1976).
Produktivitas primer dapat ditunjukkan dalam banyaknya energi per satuan
luas per satuan waktu, atau sebagai biomassa (berat) per satuan luas persatuan
waktu (Campbell, Reece, dan Mitchel, 2002). Dalam penggunaan biomassa pada
umumnya dalam bentuk berat kering bahan organik, hal ini tidak belaku dalam
wilayah perairan.
Metode pengukuran produktivitas primer yang sering di lakukan dan popular
dibidang limnologi adalah metode oksigen botol gelap dan terang. Pada metode
botol gelap terang ini, perkiraan produktivitas dapat diketahui dari perubahan
oksigen (Nybakken,1992).
Produktivitas primer merupakan laju penambatan energy yang dilakukan oleh
produsen.Menurut Campbell (2002), Produktivitas primer menunjukkan Jumlah
energy cahayayang diubah menjadi energy kimia oleh autotrof suatu ekosistem
selama suatu periodewaktu tertentu. Total produktivitas primer dikenal sebagai
produktivitas primer kotor (gross primary productivity, GPP). Tidak semua hasil
produktivitas ini disimpan sebagaibahan organik pada tubuh organisme produsen
atau

pada

tumbuhan

yang

sedang

tumbuh,karena

organisme

tersebut

menggunakan sebagian molekul tersebut sebagai bahan bakar organic dalam

respirasinya. Dengan demikian, Produktivitas primer bersih (net primary


productivity, NPP) sama dengan produktivitas primer kotor dikurangi energy
yangdigunakan oleh produsen untuk respirasi (Rs):
NPP = GPP Rs
Sedangkan produktivitas primer kotor menurut Jamin (1989), ialah laju
total dari fotosintesis, termasuk bahanorganik di dalam respirasi selama
waktupengukuran tertentu.Rumus perhitungan :
GPP = NPP + R
Keterangan :NPP : Produktivitas primer bersih atau lajupenyimpanan energi ke
dalam ekosistem.GPP : Produktivitas primer kotor atau lajupemasukan energi
kedalam ekosistem.R : respirasi atau laju nergi yang digunakanbagi aktivitas
ekosistem.

III.BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Produktivitas Perairan dilaksanakan dikolam budidaya dan
dilaboratorium Produktivitas Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau. Pada hari 18 April 2015 pada pukul 13:00 WIB.
3.2. Alat dan Bahan
Pada praktikum Produktivitas Primer menggunakan beberapa peralatan
diantaranya yaitu: Buku penuntun praktikum, peralatan tulis, jas labor, botol
BOD, pipet tetes, gelas piala, tali rafia, batu, kayu, kantong plastik hitam, pipet
tetes dan alemayer.
Adapun Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Air sampel,
reagen MnSO4, NaOH-KI, H2SO4, Na2S2O3 5 H2O dan amilum.
3.3. Metode Praktikum
Metode Praktikum PROPER yang berjudul Produktivitas Primer ini adalah
dengan menggunakan metode secara langsung, yaitu praktikan mengamati secara
langsung dikolam budidaya dan dianalisi dilaboratorium, dan melakukan prosedur
praktikum.
3.4. Prosedur Praktikum
Pertama, sampel air diambil dan dimasukkan ke dalam botol BOD. Sampel
air diambil dari kolam budidaya. Pada pengukuran konsentrasi oksigen terlarut
dilakukan dengan metode titrasi, maka diambil tiga botol sampel. Botol pertama

digunakan untuk menentukan kadar konsentrasi oksigen awal. Dua botol lainnya
digunakan untuk botol terang dan botol gelap.
Pada penggunaan botol gelap dengan menggunakan botol BOD dibungkus
dengan kantong plastik hitam dan diberi pemberat batu dibawahnya. Setelah itu
botol gelap dan terang digantungkan

perairan budidaya selama 3 jam untuk

proses respirasi dan fotosintesis. Apabila pengamatan lebih dari 3 jam, maka data
hasil pengamatan akan cenderung memberi hasil yang invalid.
Pada proses titrasi dihitung dengan mengambil air sampel dimasukkan ke
elenmayer tambahkan MnSO4 kemudian NaOHK1 lalu ditambahkan H2SO4
dimasukkan ke elenmeyer dititrasikan dengan thiosulfat ml kemudian di
tambahkan amilum dan dititrasi kembali dengan thiosulfa dihitung oksigen
dengan rumus :.
DO (mg/L) =

Setelah itu satuan dari masing-masing parameter diatas masih dalam mg


O2/I per lama waktu inkubasi (t). Untuk mengubah satuan ini menjadi mgC/I per t
dapat digunakan rumus :
R = 0,375 ( I D ) RQ
GPP = 0,375 ( L D ) PQ
NPP = 0,375 ( L I ) PQ

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Adapun hasil dari Produktivitas primer:
a. Pengukuran DO
No

Botol

DO(mg/L)

Botol gelap awal ( )

11,14

Botol terang akhir ( )

12,31

Botol gelap akhir (

12,13

Tabel. 1 pengukuran DO
b. perhitungan parameter
No

Rata-rata seluruh kolam air

mgC/L/3 jam

Respirasi ekosistem

0,3694

GPP

0,4668

NPP

0,0975

Tabel. 2 pengukuran parameter


4.2. Pembahasan
Oksigen merupakan komponen penting yang dibutuhkan organisme
perairan yang berfungsi sebagai regulator pada proses metabolisme tanaman dan
hewan air (Odum, 1971). Salah satu sumber oksigen terlarut yang penting dalam
perairana dalah oksigen di atmosfer yang terlarut dalam massa air pada
permukaan airtersebut (Connel and Miller, 1995).
kadar

konsentrasi

oksigen

yang

berbeda-beda

tergantung

letak

pengambilan sampel air. Pada botol gelap DO setelah 3 jam cenderung lebih besar

dibandingkan dengan DO pada botol terang, kecuali pada yang memilki kadar DO
pada botol gelap lebih kecil dibandingkan pada botol terang. Menurut Faozi
(2008), Pada botol gelap yang tidak menerima cahaya matahari maka diduga
hanya terjadi proses respirasi, sementara pada botol terang terjadi baik proses
fotosintesis maupun respirasi. Berdasarkan asumsi bahwa respirasi kedua botol
sama, maka perbedaan kandungan oksigen pada botol gelap dan terang berbeda.
Pada hasil data yang berbeda dapat disebabkan pergerakan air dengan lingkungan
beroksigen pada botol gelap saat akan diukur dengan DO-meter.
Suhu yang menurun juga dapat disebabkan oleh tempat yang berbeda pula.
Di kolam budidaya yang merupakan wilayah terbuka tanpa adanya penghalang
sinar matahari untuk dapat masuk ke wilayah perairan secara langsung. Pada
waktu setelah masa inkubasi 3 jam yang diletakkan pada suhu ruangan yang jelas
lebih rendah dibandingkan tempat terbuka yang langsung terkena sinar matahari.
Suhu dan intensitas sinar matahari juga dapat mempengaruhi perubahan DO
perairan.
produktivitas primer bersih (PN), yang merupakan ukuran penting untuk
menunjukkan simpanan energi kimia yang tersedia bagi konsumen dalam suatu
ekosistem, memiliki nilai yang kecil bahkan minus. Permasalahan tersebut
diakibatkan nilai dari produktivitas primer kotor (PG) memiliki nilai yang lebih
besar dari laju respirasi (R). Hal ini dapat mengakibatkan kekurangannya kadar
energi pada suatu ekosistem untuk kebutuhan organisme yang hidup didalamnya.
Pada percobaan ini juga dapat diakibatkan karena ketidak telitian dalam
pengukuran maupun perhitungan produktivitas primer bersih, produktivitas primer
kotor, dan laju reaksi. Menurut Campbell, Reece, dan Mitchel (2002), antara 50%
dan 90% dari produktivitas primer kotor pada sebagian besar produsen primer
tersisa sebagai produktivitas primer bersih setelah kebutuhan energinya terpenuhi.
Penggunaan titrasi dimaksudkan untuk mengetahui kadar CO2 pada kolam
budidaya, akan tetapi karena air tersebut telah bersifat basa, maka pada saat
ditetesi pp maka air tidak berubah warna setelahdilakukan titrasi.

10

V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa cara
pengukuran produktivitas primer menggunakan metode botol gelap dan terang
yang ditanam pada pukul 13.00 WIB, serta digantungkan pada kedalaman 30cm
dan 50cm. Semakin tinggi produktivitas primer suatu perairan maka semakin baik
untuk mendukung kelangsungan hidup organism didalamnya, dan dipengaruhi
oleh intensitas cahaya. Keterkaitan produktivitas primer dengan densitas dan
diversitas plankton adalah apabila produktivitas tinggi dan densitas tinggi
menandakan perairan didominasi oleh fitoplankton , berperan dalam fotosintesis.
Produktivitas tinggi, membuat Bahan Organik dan nutrient tinggi, juga dapat
berpengaruh terhadap diversitas plankton. Jika produktivitas rendah organism
yang dominan adalah zooplankton.
5.2.Saran
Pemeliharaan dan pengelolaan perairan di kolam budidaya harus lebih
diperhatikan. Jika tidak, maka dapat merusak ekosistem perairan tersebut..
Efisiensi waktu dalam praktikum harus diperhatikan lagi dan harus ada
perbandingan tiap beberapa hari kedepan apakah suatu perairan berubah atau
tidak.

11

DAFTAR PUSTAKA

Erlina, Hartoko, dan Suminto. 200. Kualitas Perairan di Sekitar BBPBAP Jepara
Ditinjau dari Aspek Produktivitas Primer sebagai Landasan
Operasional Pengembangan Budidaya Udang dan Ikan.
Erwin.

2011. Produktivitas
perikanan.com.

Perairan.

http//www. http://naburjugolan-

Jamin, Hasan Basri. 1989. Ekologi Tanaman. Rajawali Press. Jakarta.


Kaswadji,

R. F. !976. Studi Pendahuluan Tentang Penyebaran dan


Kemelimpahan Phytoplankton di Delta Upang, Sumatera
Selatan. Karya Ilmiah Fakltas perikanan IPB. Bogor.

Leviton, J. S. 1982. Marine Biology. Prentice Hall Inc. New Jersey. USA. 526 p.
Nybakken, J., 1992. Biologi Laut. Gramedia Pustaka Raya. Jakarta.
Setiapermana, D. 1979.Produktivitas Primer dan Beberapa Cara Pengukurannya.
Oseana. Lembaga LON LIPI, Jakarta.
Triyatmo, B. 1997.Studi Perikanan Di Waduk Sermo: Studi Biolimnologi.
Lembaga Penelitian UGM Bekerjasama Dengan Agricultural
Research Management Project. BPPP. 65 hal
Widianingsih, et all. 2002. Fluktuasi Asimetris Pada Berbagai Jenis Kerang
(Bivalve) Laut Sebagai Upaya Biomonitoring Pencemaran
Lingkungan Pantai. Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP.
Semarang.
Faozi, I I. 2008. Produktivitas Perairan. http://scribd.com.
Karim,

M. Setelah 76 Tahun, Tanggul Buatan Belanda Itu Pun


Jebol. http://megapolitan.kompas.com. Diakses pada tanggal 3 April
2012, pukul 21.00 WIB.

Odum, E. P., 1996. Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.

12

LAMPIRAN

1.Alat dan Bahan yang digunakan

Pipet tetes 5 ml

Kertas Whatman no.42

Pipet Tetes

13

2. Hasil
a. Botol gelap akhir (

DO (mg/L) =

= 580 47,8

= 12,13 mg/L
b. Botol gelap awal ( )
DO (mg/L) =

= 540 49,96

= 11,14 mg/L
c. Botol terang akhir ( )

DO (mg/L) =

= 600 48,79

= 12,31 mg/L
d. Perhitungan parameter
NPP = 0,375 ( L- I) PQ
= 0,375 (12,39 12,13)
= 0,375 (0,26)

14

= 0,0975 mgC/L/3 jam


GPP = 0.375 ( L- D) PQ
= 0,375 (12,39 11,14 )
= 0,375 ( 2,45 )
= 0,4668 mgC/L/3 jam
R = 0,375 ( I D ) RQ
= 0,375 (12,13 11,14 )
= 0,375 (0,986)
= 0,3694 mgC/L/3 jam

15

KATA PERNGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada allah yang maha esa , karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Pratikum Produktivitas
Perairan gengan judul Produktivitas Primer dengan baik dan tepat.
Penulis juga mengucapkan kepada dosen yang telah mengajar mata kuliah
Produktivitas Perairan serta para asisten yang telah membantu penulis selama
praktikum sampai penulisan laporan ini. dan terimakasih juga penulis ucapkan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.
Dilatar belakangi oleh keterbatasan wawasan serta ilmu pengetahuan yang
penulis miliki, maka dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih, semoga laporan ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.

Pekanbaru, 5 MEI 2015

FITRA

16

DAFTAR ISI

Isi

Halaman

KATA PENGANTAR.............................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................

ii

DAFTAR TABEL.....................................................................................

iii

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

iv

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................
1.2 Tujuan ..........................................................................................
1.3 Manfaat.........................................................................................

1
2
2

II. TINJAUAN PUSTAKA


III. III. BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................
3.2 Bahan dan Alat............................................................................
3.3 Metode Praktikum.......................................................................
3.4 Prosedur Praktikum.....................................................................

6
6
6
6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil .............................................................................................
4.2 Pembahasan..................................................................................

8
8

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ..................................................................................
5.2 Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

10
10

17

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.Hasil pengukuran DO..................................................................

2.Hasil perhitungan parameter........................................................

18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Alat dan bahan..................................................................................

12

2. Hasil produktivitas primer.................................................................

13

Anda mungkin juga menyukai