Anda di halaman 1dari 34

Anda mungkin mengenal ciri-ciri emosi orang yang sedang depresi.

Tapi, tahukah Anda


kalau stres yang berkepanjangan seringkali menyebabkan gangguan fisik. Itu sebabnya
banyak orang yang bolak-balik ke dokter untuk menyembuhkan keluhan sakitnya tapi tak
jua sembuh. Ini karena penyebab utama penyakit, yakni depresi, tak disembuhkan.

Menurut para ahli, depresi bisa membuat kita merasakan sakit yang lain dari biasanya.
Depresi berkaitan dengan ketidakseimbangan zat kimia di otak. Padahal, beberapa dari
zat itu punya peran penting pada respons tubuh terhadap sakit. Oleh sebab itu, sangat
penting untuk mengenali suasana perasaan diri sendiri. Simak beberapa gangguan
kesehatan berikut ini yang sebenarnya bersumber dari depresi.

Sakit kepala
Ini merupakan ciri utama yang dialami orang depresi. Bila Anda sudah lama punya
migren, saat depresi rasa sakit di kepala akan bertambah buruk.

Sakit punggung
Orang yang sudah punya sakit punggung, penyakitnya akan bertambah buruk saat sedang
depresi.

Sakit di dada
Sebaiknya jangan abaikan rasa sakit di bagian dada karena bisa jadi tanda penyakit
jantung. Namun, rasa nyeri di dada juga sering dikaitkan dengan depresi.

Gangguan lambung
Kondisi emosi dan pencernaan seseorang ternyata punya kaitan kuat. Saat depresi, Anda
mungkin akan merasa sering mual, diare, atau sebaliknya, sulit BAB.

Kelelahan
Meski sudah tidur cukup Anda mungkin masih merasa kelelahan dan sulit untuk bangun
dari tempat tidur.

Gangguan tidur
Kebanyakan orang yang depresi sulit untuk tidur nyenyak. Mereka biasanya bangun
terlalu pagi atau tak bisa langsung memejamkan mata di malam hari. Sebagian lagi tidur
lebih lama dari biasanya.

Nafsu makan berkurang


Stres yang berlarut-larut akan membuat nafsu makan menghilang dan tubuh pun menjadi
kurus. Tapi ada juga orang yang justru menjadi gemuk karena makan jadi pelarian dari
stres.

Ansietas / Gangguan fisik & mental


Definisi
Berbagai kombinasi dari gambaran fisik dan mental yang tidak memadai
terhadap provokasi yang ditutup-tutupi yang dapat bervariasi dalam intensitas dan
lamanya

Patologi dan Penyebab

Mungkin terdapat predisposisi familial

Gejala-gejala berhubungan dengan jenis kepribadian masing-masing

Berbagai gejala dan tanda-tanda vegetatif dan sensorimotorik

Mungkin merupakan prodromal bagi gangguan psikiatri lainnya

Gejala dan Tanda

Rasa kuatir subyektif dalam berbagal derajat

Kesadaran terhadap realitas tidak terganggu

Ketidak-mampuan sosial sering sebagai akibat dan gejala-gejala

Sering terdapat insomnia

'Withdrawal' psikososial

Berbagal gejala fisik dan psikologik tergantung pada subtipe: hiperventilasi (taki-
kardia, parestesia, sinkope kelelahan dan lain-lain); gejala gastrointestinal (dispepsia,
diare); gejala vegetatif (berkeringat, ketegangan otot meningkat, penglihatan kabur);
hipokondriasis (fobia gejala obsesif tentang kesehatan

Diagnosis Banding

Hipertiroidisme

Feokromositoma

Depresi agitasi dan panik yang mungkin berhubungan dengan skizofrenia paranoid
Pengobatan

Obat ansiolitik pada fase akut

Psikoterapi secara pribadi, kelompok dan/atau keluarga

Prognosis

Akut, baik dengan pengobatan yang tepat

Kronik, sulit diobati, prognosis untuk jangka panjang hanya sedang

Kecemasan yang Disebabkan Gangguan Fisik atau Obat DEFINISI

Kecemasan bisa disebabkan oleh gangguan fisik atau penggunaan atau penghentian
pemakaian obat. Gangguan fisik itu bisa menyebabkan kecemasan seperti:

Gangguan otak dan saraf (neurologis), seperti cedera kepala, infeksi otak, dan
gangguan telinga dalam.
Gangguan jantung, seperti kelumpuhan jantung dan irama jantung abnormal
(aritmia).
Gangguan hormonal (endokrin), seperti kelenjar adrenal atau thyroid terlalu aktif.
Gangguan paru-paru (pernafasan), seperti asma dan paru-paru obstructive kronis
(COPD).

Bahkan demampun bisa menyebabkan kecemasan. Obat yang bisa menyebabkan


kecemasan termasuk
Alkohol.
Stimulant.
Kafein.
kokain.
Beberapa obat resep, seperti theophylline ( misalnya, untuk mengobati asma).
Beberapa obat OTC pengurang berat badan, seperti yang berisi herbal produk
guarana, kafein, atau keduanya.

Obat yang bisa menyebabkan kecemasan kalau dihentikan termasuk benzodiazepines.


Kecemasan mungkin terjadi pada orang yang sekarat akibat ketakutan akan kematian,
rasa sakit, dan kesukaran bernafas.

PENGOBATAN
Seorang dokter bermaksud memperbaiki penyebab daripada mengobati gejala kecemasan
sekunder. Kecemasan dapat reda setelah gangguan medis diobatin atau obat sudah
dihentikan cukup panjang agar gejala putus obat mereda.

Jika kecemasan menetap, obat anti ansietas atau psikoterapi (seperti terapi prilaku)
dipakai. Bagi orang yang sedang sekarat, penghilang rasa sakit yang kuat (analgesik)
dengan efek anticemas ampuh, seperti morfin, sering sesuai. Orang sekarat sebaiknya
mesti tidak mengalami kecemasan yang hebat.

Gangguan Somatoform DEFINISI

Gangguan somatoform meliputi beberapa gangguan kesehatan mental dimana orang


melaporkan gejala-gejala fisik atau keprihatinan yang diduga tetapi tidak dijelaskan oleh
gangguan fisik atau melaporkan merasa cacat pada penampilan. Gejala-gejala atau
keprihatinan ini menyebabkan gangguan yang berarti atau berhubungan dengan fungsi
sehari-hari.

Gangguan somatoform secara relatif adalah istilah baru untuk apa yang orang banyak
gunakan untuk merujuk sebagai gangguan psikosomatik. Pada gangguan somatoform,
gejala-gejala fisik tidak dapat dijelaskan oleh penyakit fisik mendasar apapun. Pada
beberapa kasus gangguan somatoform, sebuah penyakit fisik yang hadir yang bisa
menjelaskan peristiwa tersebut tetapi bukan keras atau lamanya gejala-gejala fisik
tersebut. orang dengan gangguan somatoform tidak benar-benar tampak sakit, mereka
sesungguhnya meyakini bahwa mereka mengalami masalah fisik serius.

Mnchausen syndrome : Penyakit Palsu yang perlu diperhatikan

Sindrom munchausen bukan gangguan somatoform, tetapi cirri-cirinya agak serupa pada
gejala-gejala fisik kesehatan mental mendasar. Kuncinya berbeda bahwa orang dengan
sindrom munchausen dengan sadar berpura-pura mengalami gejala-gejala pada gangguan
fisik. Mereka berulangkali berpura-pura sakit dan seringkali berkeliling dari rumah sakit
ke rumah sakit untuk pengobatan.

Meskipun begitu, sindrom munchausen lebih kompleks dibandingkan melakukan


kebohongan sederhana dan meniru gejala-gejala. Gangguan tersebut digabungkan dengan
masalah emosi berat. Orang dengan gangguan ini biasanya cukup pintar dan banyak
akal ; mereka tidak hanya tahu bagaimana meniru penyakit-penyakit tetapi juga canggih
mengenai praktek kesehatan. Mereka bisa memanipulasi perhatian mereka untuk
diopname dan diperlakukan terhadap tes dan pengobatan yang intens, termasuk operasi
besar. Kebohongan mereka adalah disadari, tetapi motivasi dan keinginan mereka untuk
diperhatikan sangat tidak disadari.

Munchausen terwakilkan adalah jenis yang aneh pada sindrom munchausen dimana
seorang anak digunakan sebagai perwakilan pasien, biasanya oleh orangtua. Orangtua
memalsukan riwayat medis anak tersebut dan bisa melukai anak tersebut dengan obat-
obatan atau menambahkan darah atau bakteri pengkontaminasi pada contoh urin,
semuanya sebagai upaya untuk penyakit pura-pura. Motivasi tersebut mendasari beberapa
tingkah laku aneh yang muncul untuk keperluan patologi untuk diperhatikan dan untuk
intensitas hubungan dengan anak tersebut.

Apakah Gangguan Psikomatik

Istilah gangguan psychosomatic biasanya dipakai ketika seseorang memiliki gejala-gejala


fisik yang tampak menjadi penyebab atau memperburuk faktor psikologi, lebih daripada
beberapa penyakit fisik yang mendasari. Hal ini tidak menyatakan secara langsung,
meskipun begitu, bahwa gejala-gejala fisik dikhayalkan atau dibuat-buat (seperti pada
sindrom munchausen); gejala-gejala tersebut secara nyata akan dialami oleh orang
tersebut. dengan demikian, gangguan psikosomatik memerlukan faktor psikologi dan
gejala-gejala fisik menjadi konsisten dan berhubungan erat dengan waktu.

Tidak seperti gangguan somatoform, gangguan psikosomatik tidak sesuai kedalam


kelompok diagnosa khusus, dan mereka bermanifestasi ke berbagai cara. sosial dan
stress psikologi bisa juga menimbulkan sebuah variasi luas pada penyakit fisik , termasuk
diabetes melitu, penyakit pembuluh koroner, dan asma.

Stress bisa menyebabkan gejala-gejala fisik bahkan ketika tidak terdapat penyakit fisik.
Misal, pinggul bisa mengalami pada keseluruhan reaksi psikologi. Pada beberapa kasus,
gejala-gejala fisik dihasilkan dari reaksi ototmatis tubuh terhadap gangguan emosional,
seperti ketika denyut jantung dan tekanan darah meningkat dalam reaksi terhadap takut.
Pada kasus lainnya, gejala-gejala psikologi menjadi gejala-gejala fisik pada usaha yang
tidak disadari untuk mengalihkan perhatian dari masalah emosional yang menyusahkan.

Kadangkala gejala-gejala fisik adalah sebuah metafora untuk masalah psikologi orang
tersebut, seperti ketika seseorang dengan patah hati mengalami nyeri pada dada. Lain
waktu, gejala-gejala fisik merefleksikan identifikasi dengan nyeri orang lain. Misal,
seseorang bisa mengalami nyeri dada setelah seorang anggota keluarga atau teman telah
mengalami serangan jantung. Akhirnya, gejala psikologi bisa menjadi gejala fisik
sebagimana cara mengalami kembali sebuah gejala pada gangguan fisik sebelumnya.
Misal, seseorang pernah mengalami patah tulang yang menyakitkan bisa kembali
mengalami bahwa jenis nyeri tulang ketika gejala psikologi menjadi nyeri tulang. Gejala-
gejala fisik yang meningkat dari gejala-gejala fisik cenderung menjadi ringan dan
sementara waktu saja. Proses pada gejala-gejala psikologi tersebut menjadi gejala-gejala
fisik bisa mempengaruhi orang yang tidak mengalami gangguan kesehatan mental yang
mendasari. Siapa saja bisa mengalami proses ini. gejala-gejala yang dihasilkan bisa sulit
untuk didiagnosa seorang dokter, dan seseorang kemungkinan mengalami tes diagnosa
bermacam-macam untuk menghilangkan kemungkinan gangguan fisik yang
mendasarinya.

Faktor-faktor psikologi bisa juga tidak secara langsung mempengaruhi bagian pada
sebuah penyakit. Misalnya, seseorang dengan tekanan darah tinggi bisa menolak
memilikinya atau menolak hal itu adalah serius. Penolakan adalah sebuah mekanisme
pertahanan yang membantu mengurangi kegelisahan. Meskipun begitu, penolakan bisa
mencegah seseorang mentaati pengobatan. Pada kasus ini, orang dengan tekanan darah
tinggi bisa gagal untuk melakukan pengobatan yang diresepkan, dengan demikian
memperburuk keadaan tersebut. dan sebaliknya, penyakit fisik bisa menyebabkan kondisi
psikologi. Misal, orang dengan gangguan fisik yang mengancam nyawa, berulang, atau
kronis umunya menjadi tertekan. Tekanan tersebut, sebaliknya, memperburuk efek pada
penyakit fisik.

Penyebab Masalah Kejiwaan


Submitted by admin on Tue, 30/11/1999 - 00:00. Tags
Materi Konseling
Karakter/Kepribadian
e-Konsel 024 - Penyebab Masalah Kejiwaan

Manusia mempunyai sifat yang holistik, dalam artian manusia adalah makhluk fisik,
psikologis, sekaligus rohani, dan aspek-aspek ini saling berkaitan satu sama lain dan
saling mempengaruhi. Sebagai makhluk yang berfisik, memiliki kelemahan-kelemahan
fisik adalah hal yang nyata bahkan ungkapan yang umum mengatakan bahwa manusia
mulai mati sejak ia dilahirkan. Secara literal, sesudah orang-orang berusia 40-an maka
ribuan sel otaknya mulai mati setiap harinya. Manusia harus terus berjuang untuk
melawan berbagai penyakit fisik yang datang dalam hidupnya. Hal yang tidak tampak
dari luar adalah kenyataan bahwa kondisi fisik manusia secara integral berkaitan dengan
kondisi psikologis dan rohaninya. Manusia adalah satu kesatuan. Apa yang terjadi dengan
kondisi fisik manusia akan mempengaruhi pula kondisi psikologis dan rohaninya.
Penyakit fisik yang dialami seseorang tidak hanya menyerang manusia secara fisik saja
tetapi juga dapat membawa masalah-masalah bagi kondisi psikologisnya dan rohaninya.
Demikian pula sebaliknya.

Masalah Fisik sebagai Penyebab Masalah Emosi

Kondisi fisik mempunyai pengaruh langsung terhadap kesehatan emosi manusia,


misalnya penyakit-penyakit tertentu sekaligus penggunaan obat-obatan tertentu untuk
mengobati problema-problema fisik dapat menimbulkan gejala-gejala atau simptom
depresi. Penyakit- penyakit yang dapat menyebabkan depresi antara lain penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh virus (mononukleosis dan pneumonia), gangguan
endokrin (hypothyroidisme), kanker, dan multiple sklerosis. Depresi juga dapat timbul
karena dampak-dampak yang ditimbulkan oleh obat-obatan, termasuk di dalamnya adalah
obat penenang mayor dan minor, pil KB, obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, dan
alkohol.

Gejala kecemasan yang dirasakan seseorang kadang-kadang juga berkaitan dengan


kondisi fisiknya. Perasaan tegang, gemetar, atau bahkan panik misalnya dapat disebabkan
oleh gangguan endokrin (hyperthyroidisme), ketidaknormalan hormon
(phenochromocitoma), dan berbagai macam obat-obatan yang mengandung kafein, ganja,
LSD, PCP, dan amfetamine.
Psikosis atau kehilangan pijakan atas realita merupakan salah satu dari berbagai
gangguan emosi yang ada yang disebabkan oleh masalah- masalah fisik seperti porphyria,
Wilson's disease, Huntington's chorea, gangguan endokrin, dan tumor temporal lobe otak.
Selain itu ada pula obat-obatan yang menyebabkan seseorang benar-benar kehilangan
kontak dengan realitas. Obat-obatan tersebut antara lain obat-obat terlarang seperti
amphetamin, kokain, LSD, PCP, dan ganja; resep dokter yang ditujukan untuk mengobati
depresi, Parkinson, atau TBC; alkohol; dan bahkan obat-obatan seperti obat yang dihirup,
bromida yang berisi senyawa kimia adalah untuk meredakan kecemasan, dan obat tidur.

Kepribadian seseorang bahkan dapat juga berubah karena masalah- masalah fisik, seperti
perubahan pribadi seseorang karena sakit pikun misalnya.

Gangguan Emosi sebagai Penyebab Gangguan Fisik

Jika problem fisik dapat menyebabkan gangguan emosi, begitu pula sebaliknya,
gangguan emosi dapat menyebabkan gangguan fisik. Stres misalnya seringkali dianggap
sebagai penyebab utama penyakit fisik psiko-fisiologis (maag/ulcer, colitis, tekanan darah
tinggi). Orang yang hidup dalam kehidupan penuh dengan tekanan atau terikat dengan
jadwal yang sangat ketat berpotensi berpenyakit jantung koroner. Fakta yang benar-benar
mengejutkan tentang stres adalah kenyataan bahwa stres dapat menyebabkan
neurotransmiter hilang dari otak (norepinephrine, serotonin, dopamine) sehingga orang
yang bersangkutan mengalami depresi atau psikosis. Stres juga dapat memperlambat
proses penyembuhan bagian-bagian tubuh yang mengalami infeksi karena penyakit atau
habis dioperasi. Kesepian misalnya merupakan faktor potensial penyebab penyakit
jantung koroner atau kanker. Suatu penelitian bahkan pernah mengatakan bahwa pada
tahun pertama setelah kematian salah seorang anggota keluarga, angka kematian akan
meningkat tujuh kali lipat lebih banyak.

Gangguan Emosi dan Fisik dapat Mempengaruhi Kehidupan Rohani

Indikasi lain yang membuktikan bahwa aspek-aspek dalam diri manusia saling berkaitan
dan mempengaruhi adalah kenyataan bahwa gangguan emosi dan fisik ikut pula
mempengaruhi kehidupan rohani seseorang. Seseorang yang memiliki penyakit epilepsi
temporal-lobe misalnya, akan memperlihatkan kecenderungan untuk mengalami
perubahan interes akan agama dan bermoral baik. Seseorang yang memiliki gejala
gangguan psikotik mungkin akan asyik dengan hal-hal yang berbau keagamaan.
Sedangkan orang yang memiliki kecenderungan obsesive- kompulsif neurosis sering kali
merasa ketakutan kalau-kalau dia melakukan dosa yang tak termaafkan atau seandainya
dia tidak mempercayai Kristus lagi. Pada pasien manic-depresif, ia sering kali berbicara
dengan menggunakan jargon-jargon keagamaan. Sementara itu, orang-orang schizofrenia
atau berkepribadian ganda sering kali dianggap kerasukan setan, padahal tidak. Hal ini
dapat dibuktikan dengan pengobatan anti-psikotik.

Faktor-faktor Genetik Penyebab Kecenderungan Masalah-masalah


Walaupun kita tidak mewarisi masalah-masalah psikologis, mungkin kita mewarisi
faktor-faktor genetik yang membuat kita memiliki kecenderungan mengalami masalah-
masalah psikologis tertentu. Ada sejumlah penelitian yang mendukung pendapat yang
dikemukakan ini. Misalnya saja, schizophrenia dalam populasi umum hanya 1% saja.
Namun demikian, bila salah satu dari orangtua kita adalah penderita schizoprenia, maka
resiko keturunannya terkena schizophrenia meningkat menjadi 50%, tetapi kalau yang
terkena adalah kedua-duanya maka resiko juga ikut meningkat menjadi dua kali lipat.
Untuk kembar fraternal, bila salah satunya menderita schizophrenia, maka resiko
menderita schizophrenia pada kembarannya meningkat menjadi 10%. Sebaliknya, bila
yang menderita adalah satu dari dua anak kembar identik, maka resiko kembarannya ikut
menderita schizophrenia lebih besar lagi, yaitu 50%. Resiko ini tetap ada walaupun salah
satu dari saudara kembar tersebut dipisahkan bahkan sejak dari lahir.

Tingkat gangguan jiwa manic-depresif juga memberikan suatu bukti akan adanya
kecenderungan masalah-masalah fisik yang mempengaruhi masalah-masalah psikologis.
Keluarga dekat penderita manic-depresif memiliki potensi dua puluh kali lipat terkena
manic depresif dibandingkan dengan populasi umum. Penelitian atas anak kembar
(termasuk juga kembar yang dipisahkan sejak kecil) semakin menguatkan bukti akan
adanya pengaruh dari faktor genetik terhadap problem-problem psikologis. Penelitian
hubungan genetik yang pernah dilakukan memberikan suatu bukti yang mengejutkan
yaitu bahwa pada jenis tertentu manic-depresif, kromosom x merupakan kromosom
karier.

Lebih dari itu, dari banyak penelitian telah dilakukan tentang pengaruh genetik terhadap
problem psikologis individual membuktikan bahwa ada suatu hubungan antara
kelemahan genetik dengan kasus-kasus depresi yang lain. Misalnya saja, 30% dari
penderita depresi yang diteliti ternyata memiliki sejarah depresi dalam keluarganya. Bila
penderita adalah salah satu dari kembar fraternal, maka kembarannya memiliki potensi
terkena depresi hanya 10%. Namun jika yang menderita depresi adalah salah satu dari
kembar identik, maka resiko terkena depresi bagi kembarannya meningkat menjadi 76%.
Bagi kembar identik yang dipisahkan sejak kecil, potensi terkena depresi bila salah satu
dari mereka terkena depresi tetap besar, yaitu 67%. Data yang diperoleh dari penelitian
yang pernah dilakukan cukup besar. Meskipun menyimpulkan bahwa gangguan jiwa
disebabkan oleh faktor keturunan adalah keliru, kelemahan genetik memang dapat
membuat seseorang memiliki kecenderungan untuk mengalami gangguan psikologis
tertentu. Stres dapat juga merupakan manifestasi dari kelemahan genetik tersebut.

Kesimpulannya, manusia memang makhluk fisik tetapi ia lebih dari sekedar makhluk
fisik. Manusia mempunyai sisi psikologis dan rohani dimana seluruh aspek fisik,
psikologis dan rohani saling berkaitan dan mempengaruhi. Inilah yang menyebabkan
manusia memiliki sifat holistik. Penyakit-penyakit yang menyerang fisik dapat
menyebabkan timbulnya gejala-gejala psikologis. Sebaliknya, stres juga dapat
menyebabkan problem fisik. Sedangkan masalah-masalah rohani dapat berakar dari atau
disebabkan oleh gangguan fisik maupun psikologis.
Ada suatu contoh menarik tentang bagaimana sifat holistik manusia dapat mempengaruhi
kehidupan manusia secara keseluruhan. Seorang petugas gereja yang sangat baik dalam
menjalankan tugasnya dan sikap- sikapnya, tiba-tiba berubah sering mengucapkan kata-
kata yang tidak pantas didengar dan melakukan pelecehan seksual terhadap wanita-
wanita yang kebetulan berada didekatnya. Namun, pada waktu yang hampir bersamaan
pula, dia juga bisa berbicara hal-hal yang menyangkut masalah agama dan rohani.
Dengan demikian, petugas ini kelihatannya dapat melakukan tindakan dosa pada suatu
waktu dan tiba- tiba bisa menjadi super relijius pada waktu yang hampir bersamaan.
Setelah petugas gereja ini diperiksa ternyata ia mengalami suatu bentuk serangan
penyakit yang tidak hanya menyerangnya secara fisik saja, tetapi juga secara psikologis
dan rohani. Setelah diberikan pengobatan yang intensif, akhirnya ia dapat sembuh dari
gangguan yang dialaminya secara bertahap dan dapat kembali kedalam kehidupannya
yang normal.

Alkohol
Apakah alkohol?
Minuman beralkohol mengandung zat ethanol. Warna dan rasanya bermacam-macam
tergantung bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya.
Beragam jenis minuman beralkohol: bir, anggur, brandy, arak, whisky, berem, tuak dll.
Pengaruh alkohol terhadap tiap orang berbeda-beda dan tergantung pada:
Kecepatan dan jumlah alkohol diminum.
Berat dan ukuran badan.
Baik/buruknya fungsi hati.
Keadaan lambung (kosong atau berisi).
Umur dan jenis kelamin -? remaja dan wanita biasanya lebih mudah dipengaruhi
alkohol.
Dikonsumsi dengan obat lain/tidak.
Apakah pengaruh langsung minum alkohol?
Relaksasi/rasa santai.
Hilangnya pengendalian diri.
Gerakan tubuh tidak terkoordinasi.
Pandangan kabur.
Berbicara tidak jelas.
Mabuk dan muntah-muntah.
Hilang kesadaran.
Apakah akibat jangka panjang konsumsi alkohol?
Radang lambung.
Kerusakan hati.
Kerusakan otak.
Berkurangnya daya ingat.
Kekacauan pola pikir.
Gangguan jantung dan darah.
Depresi.
Masalah-masalah sosial.
Jika alkohol diminum dalam jumlah besar dan rutin, akan mengakibatkan gangguan fisik,
emosional dan masalah sosial.
Akibat dan bahaya lain?KetergantunganAlkohol menyebabkan ketergantungan, sehingga
pikiran, perasaan dan kehendak si peminum terikat pada alkohol. Seorang pecandu
alkohol akan sulit untuk berhenti minum alkohol. Pecandu alkohol akan tergantung
secara fisik dan psikologis. Hal ini tidak saja mengganggu pecandu sendiri, tetapi juga
Orang- orang di sekitarnya, khususnya keluarga dekat.
Driving and Accidents Karena mengganggu konsentrasi, penilaian, penglihatan dan
koordinasi, alkohol merupakan penyebab umum kecelakaan di negara maju, khususnya
kecelakaan kendaraan bermotor. Orang yang mengkonsumsi alkohol, walaupun dalam
jumlah kecil, seharusnya tidak dibiarkan mengemudikan kendaraan bermotor atau ikut
serta dalam kegiatan-kegiatan yang mungkin membahayakan.
Kehamilan Minum alkohol (walaupun dalam jumlah kecil) secara teratur selama masa
kehamilan dapat mengganggu kesehatan ibu dan bayi. Minum dalam jumlah besar dapat
mengakibatkan keguguran kandungan atau sindroma alkohol pada bayi, yaitu
pertumbuhan bayi yang lamban selama dalam kandungan dan setelah lahir, sehingga
resiko cacat mental pada bayi semakin besar.
Kombinasi alkohol dengan obat-obatanKombinasi alkohol dengan obat-obatan lain
sangat berbahaya, karena hal ini meningkatkan efek dan pengaruh negatif yang tidak
dapat diperkirakan, termasuk kerusakan serius yang menetap. Di negara-negara maju,
selain kecelakaan lalu lintas, kasus kematian yang berkaitan dengan alkohol diakibatkan
oleh konsumsi alkohol bersama obat-obatan lain.Apa yang harus dilakukan bila
seseorang mabuk:
Jangan membiarkannya mengemudikan kendaraan.
Beri dia minum air yang banyak.
Coba ajak dia makan.
Jangan biarkan dia sendirian.
Jauhkan dia dari tempat-tempat berbahaya, seperti jalan raya, jembatan, balkon, kolam
renang, laut dll.

Konsumsi Alkohol Tingkatkan Risiko Pembuluh Darah Pecah


Konsumsi minuman beralkohol sebanyak dua gelas atau lebih per hari dapat
meningkatkan faktor risiko aneurisma aorta abdominal pada pria. Demikian laporan para
ilmuan Harvard University yang dimuat dalam American Journal of Epidemiology.
Aneurisma aorta abdominal (AAA) terjadi ketika dinding aorta pembuluh darah arteri
terbesar dalam tubuh manusia yang mengalirkan darah ke jantung meregang atau
melemah ketika melewati abdomen (perut). Pompaan darah melalui arteri tersebut dapat
menyebabkan dinding pembuluh darah yang telah lemah menjadi melembung dan dapat
pecah sehingga menyebabkan kematian pada sebagian besar pasien.
Para peneliti dari Harvard School of Public Health di Boston melakukan analisa data dari
39.000 pria, termasuk 376 diantaranya yang baru didiagnosa menderita kasus AAA, pada
tahun 1986 sampai 2002.
Setelah memperhitungkan berbagai faktor risiko yang lain, termasuk merokok dan
tekanan darah tinggi, mereka menemukan kaitan langsung antara konsumsi alkohol dan
diagnosa AAA. Hubungan tersebut bahkan lebih kuat ketika para peneliti memperoleh
data konsumsi alkohol terbaru.
Ketika dibandingkan dengan mereka yang tidak minum alkohol, orang yang meminum
alkohol sebanyak 2 gelas (30 g) per hari mempunyai risiko AAA sebanyak 21% lebih
tinggi.
Para peneliti mencatat bahwa dibandingkan dengan anggur dan bir, cairan alkohol
(liquor) menunjukkan hubungan terkuat dengan AAA. Konsumsi alkohol ringan tidak
menunjukkan bahaya maupun manfaat terhadap aneurisma.
Hasil penemuan tersebut harus dipandang dalam konteks manfaat konsumsi alkohol
terhadap risiko penyakit kardiovaskular yang ditemukan akhir-akhir ini dan diperlukan
bukti-bukti lebih lanjut untuk mengkonfirmasikan kedua penemuan yang bertolak-
belakang tersebut.
Namun demikian, hasil penelitian itu meningkatkan kewaspadaan dan merupakan
peringatan terhadap konsumsi alkohol dalam jumlah yang lebih tinggi pada pria yang
mungkin telah mengalami atau mempunyai risiko aneurisma aorta. (sumber :
http://www.info-sehat.com)

Konsumsi Alkohol Selama Hamil Berakibat Infeksi pada Bayi

Wanita yang mengkonsumsi minuman beralkohol selama masa kehamilan akan


meningkatkan resiko sang bayi terkena infeksi sesaat setelah persalinan. Dr Theresa W
Gautier dari Emory University di Atlanta (AS) menyayangkan masih banyaknya wanita
hamil yang mengkonsumsi alkohol meski sadar akan bahayanya.
"Meski bahaya konsumsi alkohol selama kehamilan banyak diketahui namun masih
banyak para wanita yang selama masa hamil melakukanya,' ujar Dr. Theresa W. Gauthier.
Dr Gauthier tidak habis mengerti karena hanya sedikit saja minuman beralkohol yang
dikonsumsi sudah cukup untuk memberikan dampak kepada sang janin.
Dr Gauthier melakukan penelitian infeksi pada bayi yang berkaitan dengan kebiasaan
sang ibu selama hamil mengkonsumsi alkohol dengan menggunakan data dari `the
Maternal Lifestyles and Development Study` yang memuat data 11.656 bayi yang lahir
antara 32 dan 42 pekan.
Kenaikan konsumsi minuman beralkohol selama kehamila, terutama pada tiga bulan
terakhir sebelum persalinan akan secara signifikan menaikan resiko infeksi pada bayi.
Hasil penelitian Dr Gautier ini dipublikasikan melaui `the medical journal Alcoholism:
Clinical and Experimental Research.`
Pemimum berat (tujuh kali dalam sepekan) selama semester kedua kehamilan akan
menaikan resiko infeksi pada bayi.
Jika konsumsi itu terus dinaikan sampai mabuk pada semester dua dan tiga akan
membuat resiko bayi terkena infeksi sampai empat kali.
"Untuk diketahui," ujar periset bahwa banyak studi teah menunjukkan bahwa konsumsi
minuman beralkohol selama kehamilan akan membuat hubungan yang erat dengan
infeksi pada bayi yang dilahirkan.
Dr Gauitier dalam saranya mengatakan bahwa semua wanita seharusnya bisa
berkonsultasi mengenai kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol sebelum mereka
hamil demi menyelamatkan nyawa mereka sendiri dan sang bayi. (jak/erl)
Sumber: kapanlagi.com
Alkohol Kurangi Risiko Cacat Penderita Rematik
Tetapi walaupun dengan banyaknya sisi negatif dari alkohol, ternyata alkohol tidak
selamanya buruk. Alkohol dikatakan dapat menyelamatkan penderita rhematoid arthritis
dari cacat dibanding mereka yang tidak mengonsumsinya. Demikian sebuah penelitian
Scandinavia dipublikasikan.Dalam penelitian diungkapkan, para penderita rematik yang
suka mengonsumsi alkohol dalam takaran sedang, sekitar 40 hingga 45 persen lebih
rendah risiko penyakit yang dideritanya menjadi makin parah dibanding yang tidak
mengonsumsi alkohol. Artinya para penderita rematik ini bakal selamat dari kecacatan
akibat rematik. Di antara para penyuka alkohol, risiko ini menurun hingga 50 dan 55
persen. Yang mengejutkan, manfaat yang paling besar justru dirasakan oleh para perokok
yang justru rawan menderita jenis penyakit ini. Rheumatoid arthritis diderita nyaris antara
0.5 hingga satu persen terutama di negara-negara industri.
Penyakit ini muncul saat sistem kekebalan menyerang sendi menyebabkan peradangan
dan menghancurkan tulang serta katilase. Sejumlah faktor luar seperti lingkungan, rokok,
dan turunan menjadi penyebab munculnya penyakit ini.Henrik Kaellberg dari Institute of
Environmental Medicine di Karolinska Institute di Stockholm mencatat bahwa riset
sebelumnya menyatakan kalau alkohol justru menyebabkan proses peradangan yang
memicu munculnya serangan jantung.Para dokter menyarankan pada para pasiennya agar
menghentikan kebiasaan merokok tetapi mengizinkan konsumsi alkohol. Tentu saja
dengan takaran yang moderat. Konsumsi alkohol jumlah banyak meski melindungi
seseorang dari rheumatoid arthritis, namun menyebabkan masalah kesehatan lain.

Penggunaan dan peredaran narkoba saat ini semakin meluas, tidak hanya dari kalangan
dewasa saja tetapi anak-anak dan juga remaja. Kenyataan menunjukkan bahwa saat ini
banyak sekali siswa-siswi usia sekolah yang menggunakan narkoba dari SMA, mahasiswi
bahkan siswa-siswi Sekolah Dasar.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba,
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif.
Semua istilah ini, baik narkoba atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang
umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan
narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat
hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu
disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba,
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif.
Semua istilah ini, baik narkoba atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang
umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan
narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat
hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu
disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN),jumlah kasus penyalahgunaan


Narkoba di Indonesia dari tahun 1998 2003 adalah 20.301 orang, di mana 70%
diantaranya berusia antara 15 -19 tahun.

Bahaya Narkoba Bagi Remaja

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa
dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk
perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak
dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya
hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semuakecenderungan itu wajar-
wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remajauntuk terdorong menyalahgunakan
narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah
kelompok usia remaja.

Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular
dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telahterbukti dari pemakaian
narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsaini akan kehilangan remaja yang
sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan
remaja sama dengan kehilangan sumberdaya manusia bagi bangsa.

Definisi dan Macam Macam Narkoba

Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktifberbahaya lainnya)


adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum,
dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan
perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi ) fisik dan
psikologis.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-
Undang No. 22 tahun 1997).

Yang termasuk jenis Narkotika adalah :

Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium
obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-
campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang- Undang No.
5/1997).

Zat yang termasuk psikotropika antara lain:

Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine,


Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi,
Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb.

Ciri-ciri pengguna narkoba :

- Mata lelap

- Pupil mengecil

- Badan kurus

- Bibir berwarna kebiru-biruan

- Pandangan kosong

- Jarang mandi

Sedangkan berdasarkan efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:

1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas
fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat
pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisamengakibatkan
kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya
seperti morphin dan heroin. Contoh yang popular sekarang adalah Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta
kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang
sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan
halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari
kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di
laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau
ganja.

Penyalahgunaan Narkoba

Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian.
Tetapi karena berbagai alasan :
mulai dari keinginan untuk dicoba

ikut trend/gaya, lambing status social, ingin melupakan persoalan dll

maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan
menyebabkan ketergantungan atau dependensi yang disebut juga dengan kecanduan.

Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:

1) coba-coba;

2) senang-senang;

3) menggunakan pada saat atau keadaan tertentu;

4) penyalahgunaan;

5) ketergantungan.

Dampak Penyalahgunaan Narkoba

Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan
akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan
gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat
(SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.

Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba
yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum,
dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.

1. Dampak Fisik:

Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,


gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut
otot jantung, gangguan peredaran darah
Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur
Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti:
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta
gangguan fungsi seksual
Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak
haid)
Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik
secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan
HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis
bisa menyebabkan kematian.

2. Dampak Psikis:

Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah


Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal

Penggunaan dan peredaran narkoba saat ini semakin meluas, tidak hanya dari kalangan
dewasa saja tetapi anak-anak dan juga remaja. Kenyataan menunjukkan bahwa saat ini
banyak sekali siswa-siswi usia sekolah yang menggunakan narkoba dari SMA, mahasiswi
bahkan siswa-siswi Sekolah Dasar.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba,
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif.
Semua istilah ini, baik narkoba atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang
umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan
narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat
hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu
disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba,
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif.
Semua istilah ini, baik narkoba atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang
umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan
narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat
hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu
disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN),jumlah kasus penyalahgunaan


Narkoba di Indonesia dari tahun 1998 2003 adalah 20.301 orang, di mana 70%
diantaranya berusia antara 15 -19 tahun.
Bahaya Narkoba Bagi Remaja

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa
dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk
perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak
dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya
hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semuakecenderungan itu wajar-
wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remajauntuk terdorong menyalahgunakan
narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah
kelompok usia remaja.

Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular
dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telahterbukti dari pemakaian
narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsaini akan kehilangan remaja yang
sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan
remaja sama dengan kehilangan sumberdaya manusia bagi bangsa.

Definisi dan Macam Macam Narkoba

Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktifberbahaya lainnya)


adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum,
dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan
perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi ) fisik dan
psikologis.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-
Undang No. 22 tahun 1997).

Yang termasuk jenis Narkotika adalah :

Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium
obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-
campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang- Undang No.
5/1997).

Zat yang termasuk psikotropika antara lain:


Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine,
Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi,
Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb.

Ciri-ciri pengguna narkoba :

- Mata lelap

- Pupil mengecil

- Badan kurus

- Bibir berwarna kebiru-biruan

- Pandangan kosong

- Jarang mandi

Sedangkan berdasarkan efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:

1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas
fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat
pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisamengakibatkan
kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya
seperti morphin dan heroin. Contoh yang popular sekarang adalah Putaw.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta
kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang
sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan
halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari
kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di
laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau
ganja.

Penyalahgunaan Narkoba

Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian.
Tetapi karena berbagai alasan :

mulai dari keinginan untuk dicoba

ikut trend/gaya, lambing status social, ingin melupakan persoalan dll

maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan
menyebabkan ketergantungan atau dependensi yang disebut juga dengan kecanduan.
Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:

1) coba-coba;

2) senang-senang;

3) menggunakan pada saat atau keadaan tertentu;

4) penyalahgunaan;

5) ketergantungan.

Dampak Penyalahgunaan Narkoba

Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan
akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan
gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat
(SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.

Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba
yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum,
dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.

1. Dampak Fisik:

Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,


gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut
otot jantung, gangguan peredaran darah
Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur
Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti:
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta
gangguan fungsi seksual
Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak
haid)
Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik
secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan
HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis
bisa menyebabkan kematian.
2. Dampak Psikis:

Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah


Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal

Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat menyebabkan efek dan
dampak negatif bagi pemakainya. Danmpak yang negatif itu sudah pasti merugikan dan
sangat buruk efeknya bagi kesehatan mental dan fisik.

Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia
kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk dikonsumsi
secara umum dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat dan narkotik yang
disalahgunakan dapat menimbulkan berbagai akibat yang beraneka ragam.

A. Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan

1. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan
pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu biasanya
tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial.
3. Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.
4. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan
tinggi alias DO / drop out.
5. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar
berbohong dan melakukan tindak kriminal.
6. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani
kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
7. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin.

Biasanya setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari mimpi-mimpinya maka
ia baru akan menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan banyak waktu serta
kesempatan yang hilang tanpa disadarinya. Terlebih jika sadarnya ketika berada di
penjara. Segala caci-maki dan kutukan akan dilontarkan kepada benda haram tersebut,
namun semua telah terlambat dan berakhir tanpa bisa berbuat apa-apa.

B. Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh Manusia

1. Gangguan pada jantung


2. Gangguan pada hemoprosik
3. Gangguan pada traktur urinarius
4. Gangguan pada otak
5. Gangguan pada tulang
6. Gangguan pada pembuluh darah
7. Gangguan pada endorin
8. Gangguan pada kulit
9. Gangguan pada sistem syaraf
10. Gangguan pada paru-paru
11. Gangguan pada sistem pencernaan
12. Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes,
TBC, dll.
13. Dan banyak dampak lainnya yang merugikan badan manusia.

C. Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia

1. Menyebabkan depresi mental.


2. Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.
3. Menyebabkan bunuh diri
4. Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.

Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat atau
kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang normal yang depresi
dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba dapat mengatasi
dan melupakan masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar.
Upaya pencegahan

Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya


menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua,
guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba
terhadap anak-anak kita.

Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan
kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya
narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin.

Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian
dan kasih sayang.

Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak
didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar
lingkungan sekolah.

Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan
kepada siswa.

Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah
kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan
tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus
sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak
kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik
kita, dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi
yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik

DAMPAK FISIK

Adaptasi biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk jangka waktu yang
lama bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan obat-obatan yang tergolong dalam
kelompok downers. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu banyak hingga sel-sel dan
organ-organ tubuh kita menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk bisa berfungsi
normal.

Salah satu contoh adaptasi biologis dapat dilihat dengan alkohol. Alkohol mengganggu
pelepasan dari beberapa transmisi syaraf di otak. Alkohol juga meningkatkan cytocell dan
mitokondria yang ada di dalam liver untuk menetralisir zat-zat yang masuk. Sel-sel tubuh
ini menjadi tergantung pada alcohol untuk menjaga keseimbangan baru ini.

Tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua susunan dan
keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu jenis enzym dan
kurangnya transmisi syaraf tertentu. Tiba-tiba saja, tubuh mencoba untuk mengembalikan
keseimbangan didalamnya. Biasanya, hal-hal yang ditekan/tidak dapat dilakukan tubuh
saat menggunakan narkoba, akan dilakukan secara berlebihan pada masa Gejala Putus
Obat (GPO) ini.

Misalnya, bayangkan efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba dengan cepat
berubah menjadi GPO yang sangat tidak mengenakkan saat seorang pengguna berhenti
menggunakan narkoba seperti heroin/putaw. Contoh: Saat menggunakan seseorang akan
mengalami konstipasi, tetapi GPO yang dialaminya adalah diare, dll.

GPO ini juga merupakan momok tersendiri bagi para pengguna narkoba. Bagi para
pecandu, terutama, ketakutan terhadap sakit yang akan dirasakan saat mengalami GPO
merupakan salah satu alasan mengapa mereka sulit untuk berhenti menggunakan
narkoba, terutama jenis putaw/heroin. Mereka tidak mau meraskan pegal, linu, sakit-sakit
pada sekujur tubuh dan persendian, kram otot, insomnia, mual, muntah, dll yang
merupakan selalu muncul bila pasokan narkoba kedalam tubuh dihentikan.

Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver, jantung,
paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka panjang
narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung yang
bocor, paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi kerusakan
fisik yang muncul akibat infeksi virus {Hepatitis C dan HIV/AIDS} yang sangat umum
terjadi di kalangan pengguna jarum suntik.
Dampak positif narkotika bagi kehidupan manusia
Walaupun begitu, setiap kehidupan memiliki dua sisi mata uang. Di balik dampak negatif,
narkotika juga memberikan dampak yang positif. Jika digunakan sebagaimana mestinya,
terutama untuk menyelamatkan jiwa manusia dan membantu dalam pengobatan,
narkotika memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Berikut dampak positif
narkotika:

1. Opioid
Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan
untuk mencegah batuk dan diare.
2. Kokain
Daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk mendapatkan efek
stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan stamina serta mengurangi rasa
lelah.
3. Ganja (ganja/cimeng)
Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung
karena serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai bahan
pembuat minyak.

DAMPAK MENTAL

Selain ketergantungan fisik, terjadi juga ketergantungan mental. Ketergantungan mental


ini lebih susah untuk dipulihkan daripada ketergantungan fisik. Ketergantungan yang
dialami secara fisik akan lewat setelah GPO diatasi, tetapi setelah itu akan muncul
ketergantungan mental, dalam bentuk yang dikenal dengan istilah sugesti. Orang
seringkali menganggap bahwa sakaw dan sugesti adalah hal yang sama, ini adalah
anggapan yang salah. Sakaw bersifat fisik, dan merupakan istilah lain untuk Gejala Putus
Obat, sedangkan sugesti adalah ketergantungan mental, berupa munculnya keinginan
untuk kembali menggunakan narkoba. Sugesti ini tidak akan hilang saat tubuh sudah
kembali berfungsi secara normal.

Sugesti ini bisa digambarkan sebagai suara-suara yang menggema di dalam kepala
seorang pecandu yang menyuruhnya untuk menggunakan narkoba. Sugesti seringkali
menyebabkan terjadinya 'perang' dalam diri seorang pecandu, karena di satu sisi ada
bagian dirinya yang sangat ingin menggunakan narkoba, sementara ada bagian lain dalam
dirinya yang mencegahnya. Peperangan ini sangat melelahkan... Bayangkan saja bila
Anda harus berperang melawan diri Anda sendiri, dan Anda sama sekali tidak bisa
sembunyi dari suara-suara itu karena tidak ada tempat dimana Anda bisa sembunyi dari
diri Anda sendiri... dan tak jarang bagian dirinya yang ingin menggunakan narkoba-lah
yang menang dalam peperangan ini. Suara-suara ini seringkali begitu kencang sehingga
ia tidak lagi menggunakan akal sehat karena pikirannya sudah terobsesi dengan narkoba
dan nikmatnya efek dari menggunakan narkoba. Sugesti inilah yang seringkali
menyebabkan pecandu relapse. Sugesti ini tidak bisa hilang dan tidak bisa disembuhkan,
karena inilah yang membedakan seorang pecandu dengan orang-orang yang bukan
pecandu. Orang-orang yang bukan pecandu dapat menghentikan penggunaannya kapan
saja, tanpa ada sugesti, tetapi para pecandu akan tetap memiliki sugesti bahkan saat
hidupnya sudah bisa dibilang normal kembali. Sugesti memang tidak bisa disembuhkan,
tetapi kita dapat merubah cara kita bereaksi atau merespon terhadap sugesti itu.

Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif kompulsif, serta tindakan
impulsive. Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi pada narkoba dan penggunaan
narkoba. Narkoba adalah satu-satunya hal yang ada didalam pikirannya. Ia akan
menggunakan semua daya pikirannya untuk memikirkan cara yang tercepat untuk
mendapatkan uang untuk membeli narkoba. Tetapi ia tidak pernah memikirkan dampak
dari tindakan yang dilakukannya, seperti mencuri, berbohong, atau sharing needle karena
perilakunya selalu impulsive, tanpa pernah dipikirkan terlebih dahulu.

Ia juga selalu berpikir dan berperilaku kompulsif, dalam artian ia selalu mengulangi
kesalahan-kesalahan yang sama. Misalnya, seorang pecandu yang sudah keluar dari
sebuah tempat pemulihan sudah mengetahui bahwa ia tidak bisa mengendalikan
penggunaan narkobanya, tetapi saat sugestinya muncul, ia akan berpikir bahwa mungkin
sekarang ia sudah bisa mengendalikan penggunaannya, dan akhirnya kembali
menggunakan narkoba hanya untuk menemukan bahwa ia memang tidak bisa
mengendalikan penggunaannya! Bisa dikatakan bahwa dampak mental dari narkoba
adalah mematikan akal sehat para penggunanya, terutama yang sudah dalam tahap
kecanduan. Ini semua membuktikan bahwa penyakit adiksi adalah penyakit yang licik,
dan sangat berbahaya.

DAMPAK EMOSIONAL

Narkoba adalah zat-zat yang mengubah mood seseorang (mood altering substance). Saat
menggunakan narkoba, mood, perasaan, serta emosi seseorang ikut terpengaruh. Salah
satu efek yang diciptakan oleh narkoba adalah perubahan mood. Narkoba dapat
mengakibatkan ekstrimnya perasaan, mood atau emosi penggunanya. Jenis-jenis narkoba
tertentu, terutama alkohol dan jenis-jenis narkoba yang termasuk dalam kelompok uppers
seperti Shabu-shabu, dapat memunculkan perilaku agresif yang berlebihan dari si
pengguna, dan seringkali mengakibatkannya melakukan perilaku atau tindakan
kekerasan. Terutama bila orang tersebut pada dasarnya memang orang yang emosional
dan bertemperamen panas.

Ini mengakibatkan tingginya domestic violence dan perilaku abusive dalam keluarga
seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Karena pikiran yang terobsesi oleh
narkoba dan penggunaan narkoba, maka ia tidak akan takut untuk melakukan tindakan
kekerasan terhadap orang-orang yang mencoba menghalaginya untuk menggunakan
narkoba. Emosi seorang pecandu narkoba sangat labil dan bisa berubah kapan saja. Satu
saat tampaknya ia baik-baik saja, tetapi di bawah pengaruh narkoba semenit kemudian ia
bisa berubah menjadi orang yang seperti kesetanan, mengamuk, melempar barang-
barang, dan bahkan memukuli siapapun yang ada di dekatnya. Hal ini sangat umum
terjadi di keluarga seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Mereka tidak segan-
segan memukul istri atau anak-anak bahkan orangtua mereka sendiri. Karena melakukan
semua tindakan kekerasan itu di bawah pengaruh narkoba, maka terkadang ia tidak ingat
apa yang telah dilakukannya.
Saat seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang muncul dalam dirinya,
yaitu kepribadian pecandu atau kepribadian si junkie. Kepribadian yang baru ini tidak
peduli terhadap orang lain, satu-satunya hal yang penting baginya adalah bagaimana cara
agar ia tetap bisa terus menggunakan narkoba. Ini sebabnya mengapa ada perubahan
emosional yang tampak jelas dalam diri seorang pecandu. Seorang anak yang tadinya
selalu bersikap manis, sopan, riang, dan jujur berubah total mejadi seorang pecandu yang
brengsek, pemurung, penyendiri, dan jago berbohong dan mencuri.

Adiksi terhadap narkoba membuat seseorang kehilangan kendali terhadap emosinya.


Seorang pecandu acapkali bertindak secara impuls, mengikuti dorongan emosi apapun
yang muncul dalam dirinya. Dan perubahan yang muncul ini bukan perubahan ringan,
karena pecandu adalah orang-orang yang memiliki perasaan dan emosi yang sangat
mendalam. Para pecandu seringkali diselimuti oleh perasaan bersalah, perasaan tidak
berguna, dan depresi mendalam yang seringkali membuatnya berpikir untuk melakukan
tindakan bunuh diri.

Perasaan-perasaan ini pulalah yang membuatnya ingin terus menggunakan, karena salah
satu efek narkoba adalah mematikan perasaan dan emosi kita. Di bawah pengaruh
narkoba, ia dapat merasa senang dan nyaman, tanpa harus merasakan perasaan-perasaan
yang tidak mengenakkan. Tetapi perasaan-perasaan ini tidak hilang begitu saja,
melainkan terkubur hidup-hidup di dalam diri kita. Dan saat si pecandu berhenti
menggunakan narkoba, perasaan-perasaan yang selama ini mati atau terkubur dalam
dirinya kembali bangkit, dan di saat-saat seperti inilah pecandu membutuhkan suatu
program pemulihan, untuk membantunya menghadapi dan mengatasi perasaan-perasaan
sulit itu.

Satu hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak buruk narkoba adalah
mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi mental dan emosional. Contoh seorang
pecandu berusia 16 tahun saat ia pertama kali menggunakan narkoba, dan saat ia berusia
26 tahun ia berhenti menggunakan narkoba. Memang secara fisik ia berusia 26 tahun,
tetapi sebenarnya usia mental dan emosionalnya adalah 16 tahun. Ada 10 tahun yang
hilang saat ia menggunakan narkoba. Ini juga sebabnya mengapa ia tidak memiliki pola
pikir dan kestabilan emosi seperti layaknya orang-orang lain seusianya.

DAMPAK SPIRITUAL

Adiksi terhadap narkoba membuat seorang pecandu menjadikan narkoba sebagai prioritas
utama didalam kehidupannya. Narkoba adalah pusat kehidupannya, dan semua hal/aspek
lain dalam hidupnya berputar di sekitarnya. Tidak ada hal lain yang lebih penting
daripada narkoba, dan ia menaruh kepentingannya untuk menggunakan narkoba di atas
segala-galanya. Narkoba menjadi jauh lebih penting daripada istri, suami, pacar, anak,
orangtua, sekolah, pekerjaan, dll.

Ia berhenti melakukan aktivitas-aktivitas yang biasa ia lakukan sebelum ia tenggelam


dalam penggunaan narkobanya. Ia tidak lagi melakukan hobi-hobinya, menjalani
aktivitas normal seperti sekolah, kuliah, atau bekerja seperti biasa, bila sebelumnya ia
termasuk rajin beribadah bisa dipastikan ia akan menjauhi kegiatan yang satu ini, apalagi
dengan khotbah agama yang selalu didengar bahwa orang-orang yang menggunakan
narkoba adalah orang-orang yang berdosa.

Ini menyebabkan pecandu seringkali hidup tersolir, ia hidup dalam dunianya sendiri dan
mengisolasi dirinya dari dunia luar, yaitu dunia yang tidak ada hubungannya dengan
narkoba. Ia menjauhi keluarga dan teman-teman lamanya, dan mencari teman-teman baru
yang dianggap sama dengannya, yang dianggap dapat memahaminya dan tidak akan
mengkuliahinya tentang penggunaan narkobanya.

Narkoba dianggap sebagai sahabat yang selalu setia menemaninya. Orangtua bisa
memarahinya, teman-teman mungkin menjauhinya, pacar mungkin memutuskannya,
bahkan Tuhan mungkin dianggap tidak ada, tetapi narkoba selalu setia dan selalu dapat
memberikan efek yang diinginkannya

Secara spiritual, Narkoba adalah pusat hidupnya, dan bisa dikatakan menggantikan posisi
Tuhan. Adiksi terhadap narkoba membuat penggunaan narkoba menjadi jauh lebih
penting daripada keselamatan dirinya sendiri. Ia tidak lagi memikirkan soal makan,
tertular penyakit bila sharing needle, tertangkap polisi, dll.

Adiksi adalah penyakit yang mempengaruhi semua aspek hidup seorang manusia, dan
karenanya harus disadari bahwa pemulihan bagi seorang pecandu tidak hanya bersifat
fisik saja, tetapi juga harus mencakup ketiga aspek lainnya sebelum pemulihan itu dapat
dianggap sebagai suatu pemulihan yang sebenarnya.

lkohol merupakan zat adiktif dan memiliki berbagai bentuk, termasuk bir, asam cuka,
anggur, 'alcopops' dan spirits seperti whisky, gin dan vodka.

Alkohol tersedia di Indonesia dan banyak dijual di tempat-tempat berlisensi kepada orang
yang berusia di atas 18 tahun, serta dinikmati dan digunakan dengan aman oleh banyak
orang. Namun, alkohol merupakan penyebab masalah kesehatan dan sosial. Di Inggris,
alkohol menyebabkan lebih banyak kematian daripada jenis zat adiktif lainnya.

Alkohol menjadikan otak dan badan lebih santai, dan biasanya diminum untuk efek yang
menyenangkan ini. Karena kemampuannya untuk merubah suasana hati dan
menyebabkan perubahan fisik, alkohol juga dapat menyebabkan masalah fisik, psikologis
dan sosial. Banyak orang yang merasa bahwa minum alkohol secara moderat (satu atau
dua unit alkohol per hari) dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan rasa relaks,
dan berfungsi untuk mengundang selera makan. Satu unit alkohol itu sama dengan
setengah pint bir berkekuatan normal atau lager, segelas anggur, atau segelas kecil sherry
atau port.

Lembaga-lembaga kesehatan menganjurkan laki-laki untuk tidak minum lebih dari 3


hingga 4 unit alkohol per hari. Untuk perempuan, batas hariannya adalah 2-3 uniit. Saran
ini berlaku juga apakah anda minum tiap hari, mingguan atau di antara itu. Menghabiskan
"jatah" minum per minggu anda dalam sekali waktu (sering disebut binge drinking) dapat
menyebabkan lemahnya daya koordinasi, muntah-muntah, reaksi emosional yang
berlebihan (termasuk rasa sedih, tangis, marah dan kekasaran) dan bahkan dapat
menyebabkan pingsan. Perempuan yang hamil, atau berencana untuk hamil, disarankan
untuk tidak minum lebih dari 1 hingga 2 unit per minggu.

Hangover pada hari berikutnya -- sakit kepala, mulut kering, merasa sakit dan lelah --
merupakan konsekuensi umum dari minum alkohol yang banyak pada malam
sebelumnya. Gejala-gejala ini disebabkan karena dehidrasi dan keracunan, maka, bila
anda minum alkohol, anda sebaiknya juga minum banyak air.

Karena bahwa jumlah kecil alkohol dapat mempengaruhi koordinasi, reaksi dan
kemampuan anda mengambil keputusan, anda tidak boleh minum bahkan setetespun bila
akan mengendalikan kendaraan bermotor atau mesin.

Minum alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan koma dan bahkan kematian.

Konsumsi alkohol yang banyak dalam jangka panjang (10 unit atau lebih per hari untuk
laki-laki atau 6 unit atau lebih untuk perempuan) dapat menyebabkan buruknya
kesehatan, mempengaruhi hati, jantung dan otak. Minum alkohol setiap hari dapat
menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis.

Selain itu, orang yang minum alkohol dalam jumlah besar seringkali memiliki pola
makan yang buruk dan ini dapat menyebabkan permasalahan kesehatan lain. Alkohol
merupakan zat depresif dan dapat menyebabkan atau memperburuk masalah mental,
psikologis atau emosional. Bila digunakan bersamaan dengan zat lain, seperti obat
penghilang rasa sakit yang biasa seperti parasetamol, alkohol dapat menimbulkan efek
yang lebih buruk.

Tidak ada bukti bahwa minum alkohol secara moderat (satu atau dua unit alkohol per
hari) dapat menyebabkan masalah bagi orang dengan HIV. Namun, bila anda memiliki
hepatitis atau bila tingkat lemak darah anda tinggi, maka anda harus mengurangi
konsumsi alkohol anda atau berhenti sama sekali.

Minum alkohol berlebihan dapat mempengaruhi kekebalan tubuh anda dan dapat
memperlambat kesembuhan dari infeksi.

Penggunaan alkohol yang berlebihan dapat juga mengakibatkan efek serius pada orang
yang mengkonsumsi obat anti-HIV. Alkohol diproses oleh hati dan hati yang sehat
dibutuhkan agar tubuh dapat memproses obat-obatan secara efektif. Peningkatan lemak
darah yang disebabkan oleh beberapa jenis obat anti-HIV dapat diperparah dengan
konsumsi alkohol berlebihan.

Orang yang memiliki hepatitis dan HIV dianjurkan untuk sama sekali tidak minum
alkohol.
Orang yang hatinya rusak akibat terlalu banyak alkohol (terutama bila ia memiliki
hepatitis) lebih mungkin untuk mengalami efek samping dari obat anti-HIV, khususnya
protease inhibitor.

Alkohol dapat bereaksi buruk dengan beberapa jenis obat (misalnya beberapa jenis obat
anti-TB dan antibiotik) sehingga anda harus berkonsultasi dengan ahli farmasi untuk
menentukan apakah aman untuk minum alkohol dengan obat-obatan baru yang
diresepkan. Namun, tidak ada interaksi signifikan antara obat-obatan anti-HIV yang ada
sekarang dengan alkohol.

Alkohol dapat menyebabkan muntah. Bila anda muntah dalam satu jam setelah minum
obat anti-HIV, atau obat lain yang harus anda minum, maka anda harus mengulangi dosis
tersebut.

Amphetamin

Liat juga bagian mengenai crystal meth.

Amphetamin merupakan stimulan yang biasanya diminum secara oral, walaupun dapat
juga dilarutkan dalam air, dihirup, atau disuntikkan.

Amphetamin menyebabkan meningkatnya detak jantung, berkurangnya nafsu makan,


memperbaiki suasana hati, dan membesarnya pupil mata. Pengguna amphetamin
menyebutkan adanya "rush" rasa percaya diri yang bertahan tiga atau empat jam sebelum
kemudian "turun". Rasa khawatir dan gelisah kemudian mengambil alih dari titik ini.
Penggunaan amphetamin secara berulang kali dapat menyebabkan toleransi terhadap
jenis napza ini, yang berarti anda harus mengkonsumsi lebih banyak untuk mencapai rasa
"high". Gejala gelisah, paranoia dan panik dapat juga muncul. Penggunaan jangka
panjang dan berat dapat menyebabkan gangguan mental.

Penggunaan amphetamin menunda, namun tidak menghilangkan, kebutuhan untuk


makan. Pengguna reguler seringkali mengalami turunnya berat badan dan malnutrisi. Hal
ini mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, dan ini merupakan masalah
besar bagi orang dengan HIV.

Tidak ada bukti bahwa pengguna amphetamin yang HIV-positif mengalami pergerakan
penyakit yang lebih cepat, namun lihat bagian mengenai crystal meth
(methamphetamine).
Steroid anabolik

Steroid anabolik adalah hormon yang biasanya digunakan sebagai zat untuk membentuk
otot. Binaragawan, dan semakin banyak pengunjung gym menggunakan steroid anabolik
dalam siklus empat-mingguan, untuk meningkatkan efek latihan mereka.

Laki-laki HIV-positif kadang-kadang diresepkan steroid anabolik atau terapi pengganti


testosterone apabila tingkat testoterone alamiah mereka rendah atau bila mereka
kehilangan banyak otot.

Steroid dapat sangat beracun untuk hati, dan dapat juga menyebabkan jerawat, kebotakan
pada laki-laki, masalah seksual dan pengecilan testikel. Perempuan yang menggunakan
steroid anabolik dapat membentuk karakteristik laki-laki.

Steroid yang dibeli di gym seringkali palsu atau terkontaminasi dan dapat sangat beracun
bagi hati dan menyebabkan kerusakan syaraf.

Terdapat kontroversi mengenai ffek steroid anabolik terhadap sistim kekebalan tubuh.
Beberapa peneliti menganggap bahwa steroid jenis ini immunosuppressif, namun
berdasarkan penelitiaan terhadap sistim kekebalan tubuh laki-laki HIV-positif yang
diresepkan steroid sebagai penangkal wasting menunjukkan bahwa steroid sama sekali
tidak menekan kekebalan tubuh. Namun, diketahui bahwa penggunaan steroid dapat
meningkatkan tingkat kolesterol LDL (jahat), sehingga penggunannya harus digunakan
secara sangat berhati-hati dan di bawah pengawasan ketat dokter bila anda memiliki
tingkat lemak darah yang tinggi akibat medikasi anti-HIV anda.

Penggunaan jarum suntik bergantian antara pengguna steroid memiliki risiko yang sama
untuk penularan HIV sebagaimana penggunaan bergantian jarum suntik untuk napza.

Barbiturat (downer)

Barbiturat digunakan secara medis untuk menenangkan orang dan sebagai obat tidur.
Barbiturat merupakan obat yang dibeli dengan resep.

Barbiturat mempengaruhi sistim syaraf pusat, menyebabkan perasaan lembab, dan


tergantung pada dosisnya, efeknya dapat bertahan antara tiga hingga enam jam.
Barbiturat dapat menyebabkan orang jadi sembrono, merasa bahagia dan kebingungan
mental -- ketidakbahagiaan juga dapat diakibatkan oleh barbiturat.
Dosis yang tinggi dapat menyebabkan pingsan, masalah pernapasan dan kematian.
Kematian akibat overdosis merupakan bahaya yang sangat nyata, karena dosis yang
berbahaya takarannya sangat dekat dengan dosis normal yang aman. Kemungkinan
overdosis lebih meningkat lagi bila barbiturat dikonsumsi bersamaan dengan alkohol.
Risiko penggunaan barbiturat juga meningkat bila obat tersebut disuntikkan.

Tubuh dapat dengan cepat menjadi toleran terhadap barbiturate, yang mengakibatkan
ketergantungan fisik dan mental. Sakaw dapat menunjukkan gejala mudah marah, tidak
bisa tidur, sakit-sakitan, tidak bisa diam, kejang-kejang, dan halusinasi.

Pengguna berat barbiturat lebih rentan terhadap masalah dada dan hipotermia.

Ganja

Ganja dapat dihisap, biasanya bersamaan dengan tembakau, dimakan, diminum dalam
'teh' atau dihirup sebagai snuff. Obat ini mempengaruhi sistim syaraf pusat dan, sebagai
akibatnya, penggunanya dapat mengalami keringanan dari rasa sakit, merasa kepala
ringan, relaks, atau mengantuk. Obat ini dapat juga menstimulir rasa nafsu makan atau
mengemil. Namun ganja juga diketahui dapat merusak daya koordinasi, dan dapat
menyebabkan mual dan muntah serta kekhawatiran berlebih dan paranoia, yang seiring
penggunaan jangka panjang, dapat menjadi semakin parah.

Penggunaan ganja sebagai obat melanggar hukum, dan karenanya terdapat sedikit bukti
mengenai efek ganja saat digunakan untuk mengelola kondisi kesehatan kronis. Namun,
penggunaan ganja secara ilegal banyak dilakukan untuk alasan pengobatan, seringkali
sebagai penghilang rasa sakit atau sebagai penambah nafsu makan. Pada tahun 1996,
sebuah uji coba klinis di San Fransisco menemukan bahwa orang dengan penyakit
wasting HIV yang menggunakan ganja lebih mungkin menambah berat badan. Ganja
juga banyak digunakan untuk meringankan insomnia dan gejala kekhawatiran serta
stress. Ganja juga digunakan oleh orang-orang dengan multiple sclerosis sebagai
penenang otot.

Risiko jangka pendek penggunaan ganja termasuk rasa khawatir berlebih, panik dan
paranoia. Daya ingat dan daya konsentrasi mungkin juga terdampak, seperti juga
kemampuan untuk mengendalikan kendaraan bermotor dan mesin. Penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan ganja di antara anak muda menunjukkan kemungkinan
terjadinya masalah kesehatan mental di kemudian hari. Penggunaannya selagi hamil telah
dikaitkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan kurang.

Bila ganja dihisap, penggunaan jangka panjangnya diketahui dapat menyebabkan


penyakit pernapasan dan kardiovaskular yang biasa terjadi pada orang merokok seperti
asma, bronkitis, emfisema dan penyakit jantung, Hal ini menjadi perhatian bagi orang
dengan HIV yang memiliki kerusakan paru-paru dari TB, atau bagi mereka yang tingkat
lipidnya meningkat akibat obat-obatan anti-HIV, karena dapat meningkatkan risiko
serangan jantung. Juga terdapat bukti bahwa menghisap ganja dapat menyebabkan kanker
mulut, tenggorokan dan paru-paru.

Gejala pelupa kronis serta menurunnya daya konsentrasi telah diperhatikan dalam
penggunaan jangka panjang ganja, pada beberapa kasus bahkan setelah penggunannya
dihentikan, dan terdapat bukti bahwa pengguna jangka panjang dapat mengalami
ketergantungan psikologis terhadap ganja. Dalam survei baru-baru ini penggunaan ganja
sehari-hari oleh anak muda diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi di
kemudian hari, penggunaan ganja juga telah dihubungkan dengan meningkatnya risiko
schizophrenia.

Tidak diketahui reaksi ganja dengan obat anti-HIV. Sebuah penelitian kecil di Amerika
tidak menemukan dampak penggunaan ganja terhadap efektivitas protease inhibitor
indinavir (Crixivan), walaupun obat tersebut menggunakan mekanisme yang sama untuk
lewat dalam tubuh. Seperti obat pengubah suasana hati atau kesadaran yang lain, ganja
dapat berdampak pada kemampuan seseorang untuk mematuhi jadwal pengobatan.

Kokain

Bersama kebanyakan zat adiktif rekreasional lainnya, statistik menyebutkan bahwa


terdapat lebih banyak orang yang menggunakan kokain (coke, charlie, snow, powder,
marching powder) beserta turunan kokain, crack (freebase).

Kokain merupakan stimulan yang berasal dari daun koka dari Amerika Selatan.
Bentuknya berupa bubuk putih dan biasanya dihirup ke dalam hidung dan menyebabkan
perasaan senang, percaya diri yang berlangsung selama 15-30 menit. Kokain juga dapat
digosokkan ke gusi dan ke dalam anus atau vagina sebelum seks penetratif. Terkadang
kokain juga dibuat sebagai solusi untuk disuntikkan, namun hal ini jarang.

Crack dijual dalam bentuk kerikil kecil, yang dihisap baik sebagai rokok atau dalam pipa.
Dalam sejarahnya, crack sering dihubung-hubungkan dengan populasi miskin kota,
namun sebenarnya digunakan oleh orang dari strata sosial yang luas.

Pengguna kokain dapat menggunakan banyak dosis untuk mempertahankan rasa high,
yang dapat menyebabkan kekhawatiran berlebih, paranoia serta toleransi terhadap
kokain, yang berarti dosis yang lebih tinggi harus digunakan untuk menciptakan rasa high
yang sama. Walaupun efek ketergantungannya tidak sama dengan heroin atau opiat,
pengguna dapat sangat tergantung secara psikologis sehingga merasa kekhawatiran
berlebih, depresi, atau rasa lelah yang sangat bila mereka menghentikan penggunaan.

Penggunaan jangka panjang kokain dan crack dapat menyebabkan kekhawatiran berlebih,
depresi klinis, masa-masa psikotis, peningkatan kekerasan, kehilangan berat badan serta
malnutrisi. Keduanya telah diketahui dapat menyebabkan masalah jantung yang
berpotensi fatal termasuk serangan jantung, angina, detak jantung tak teratur serta
inflamasi dan pembesaran jantung.

Seperti halnya dengan napza jalanan lainnya, kokain murni jarang sekali dijual ke
pengguna. Kokain sering dicampur dengan napza murahan lain seperti amphetamin
(speed), talc atau deterjen, yang dapat beracun atau mengakibatkan iritasi, dan berakibat
infeksi.

Menghirup kokain dapat merusak selaput antara hidung, yang mengakibatkan perdarahan
dan pada akhirnya erosi. Terdapat banyak laporan bahwa penggunaan bergantian alat-alat
hirup dapat menularkan virus hepatitis C. Menggosokkan kokain ke gusi, vagina atau
anus dapat menyebabkan lecet, yang dapat meningkatkan penularan terhadap HIV atau
infeksi menular seksual lain. Penggunaan bergantian alat suntik juga berisiko menularkan
HIV, virus hepatitis, dan infeksi darah lainnya.

Kokain tidak dimetabolisir oleh tubuh dengan cara yang sama dengan obat-obatan anti-
HIV, sehingga sepertinya tidak berinteraksi dengannya.

Penelitian laboratorium mengatakan bahwa kokain mampu merubah fungsi kekebalan


tubuh dalam berbagai cara, membuat sel-sel kekebalan tubuh lebih rentan terhadap HIV.
Penelitian yang dilakukan terhadap tikus HIV-positif di laboratorium menemukan bahwa
tikus yang terekspos terhadap kokain memiliki jumlah CD4 yang lebih rendah daripada
tikus yang tidak diberi kokain. Hal ini memberi kesan bahwa penyakit HIV dapat
bergerak lebih cepat pada pengguna kokain.

Namun, penelitian yang melibatkan penggunaan kokain secara berkala dan pergerakan
penyakit di kalangan laki-laki gay telah memberi hasil yang bertolak belakang. Satu studi
tidak menemukan hubungan sama sekali, sementara studi lain menyimpulkan
penggunaan kokain seminggu sekali berhubungan dengan meningkatnya risiko kematian.
Karena penggunaan napza dapat menjadi indikator masalah sosial lainnya yang dapat
memberi efek negatif terhadap kesehatan -- seperti kurangnya akses pelayanan kesehatan,
atau masalah kesehatan lain -- jenis-jenis penelitian ini sulit untuk diinterpretasi.

Sebagaimana halnya dengan penggunaan napza rekreasional lain, alangkah baiknya


mempertimbangkan bagaimana penggunaannya dapat berdampak terhadap kepatuhan
pengobatan HIV anda. Bila anda khawatir tentang kebiasaan anda menggunakan napza
rekreasional, maka dokter anda dapat merujuk anda ke tempat dukungan yang tepat.
Crystal methamphetamine (shabu-shabu)

Shabu-shabu merupakan bentuk sintetis amphetamine, sebuah obat stimultan.

Shabu-shabu dapat dibeli dalam bentuk pil, sebagai bubuk untuk dihirup lewat hidung
atau disuntikkan, atau dalam bentuk kristal yang dihisap melalui pipa.

Shabu-shabu menyebabkan perasaan senang yang seketika, perasaan menajamnya fokus


dan meningkatnya daya seksual.

Menghisap kristal methamphetamin menyebabkan meningkatnya suhu tubuh,


peningkatan detak jantung dan pernapasan.

Paranoia, hilangnya ingatan jangka pendek, marah mendadak dan ketidakseimbangan


emosi telah dilaporkan akibat penggunaannya.

Terdapat bukti anekdotal bahwa penggunaan shabu-shabu dapat menyebabkan orang


menjadi lebih cepat sakit akibat HIV, lebih lama sembuh dari infeksi dan kurangnya
respon terhadap pengobatan anti-HIV. Namun, beberapa orang percaya bahwa hal ini
lebih banyak karena pengguna napza ini tidak patuh terhadap pengobatannya.

Menurunnya jumlah CD4 secara drastis juga telah dilaporkan pada pengguna shabu-
shabu. Namun, karena banyak pengguna shabu-shabu yang kesulitan tidur, atau tidak
makan dengan benar, mungkin ada faktor gaya hidup lain yang mempengaruhi
pergerakan penyakit yang lebih cepat tadi.

Ketergantungan psikologis terhadap napza ini juga telah dilaporkan, walaupun sepertinya
tidak menyebabkan adiksi fisik.

Menggunakan shabu-shabu dalam jumlah besar dapat menyebabkan kejang-kejang,


masalah pada sirkulasi darah, kesulitan bernapas, koma dan kematian. Namun, kematian
juga telah dilaporkan terhadap orang-orang yang hanya menggunakan dosis kecil.

Di Amerika terdapat kekhawatiran mengenai hubungan antara penggunaan shabu-shabu


oleh laki-laki gay dan seks tak aman, khususnya bila digunakan bersamaan dengan obat-
obatan untuk erectile dysfunction (ED), seperti Viagra dan Cialis.

Terdapat laporan mengenai interaksi antara shabu-shabu dengan protease inhibitor


ritonavir (Norvir). Proses metabolisme shabu-shabu dalam tubuh menggunakan
mekanisme yang sama dengan ritonavir. Dokter juga percaya bahwa penghirupan zat ini
dapat memperburuk interaksi.
Penggunaan jenis napza apapun dapat mempengaruhi pola tidur normal, mempengaruhi
nafsu makan dan menghalangi rutinitas. Beberapa orang menemukan bahwa hal ini lebih
meningkat dengan penggunaan shabu-shabu. Bila anda menggunakan napza ini,
pertimbangkanlah efek dari shabu-shabu terhadap kepatuhan anda terhadap obat anti-
HIV. Shabu-shabu juga banyak dihubungkan dengan peningkatan kemungkinan
melakukan seks tak aman, sehingga pertimbangkan bagaimana anda mengelola ini
semua.

Anda mungkin juga menyukai