Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 8

1. Rahmi Qurrota Aeni (20/461078/BI/10629)


2. Raihan (20/461079/BI/10630)
3. Rendritio Bahar (20/461080/BI/10631)
4. Ririn Febrina Putri (20/461081/BI/10632)
5. Risma Khuril Laili (20/461082/BI/10633)
6. Risqi Rahmawati (20/461083/BI/10634)

TUGAS 1
Jelaskan Bioproses dan Teknologi Bioproses
Bioproses merupakan proses yang melibatkan komponen makhluk hidup, seperti
mikroba, hewan, sel tanaman, serta komponen sel lainnya meliputi enzim yang bertujuan untuk
menghasilkan suatu produk yang bernilai. Proses ini menggunakan konsep-konsep utama berupa
bioteknologi, biologi, dan teknik rekayasa proses. Proses ini sudah dimulai sejak dahulu, yang
mana dimulai dari bioproses yang masih sangat sederhana hingga bioproses yang telah mampu
memproduksi produk komersial dengan skala besar mulai dari industri dengan nilai komersial
rendah sampai industri dengan nilai komersial tinggi. Bioproses yang memproduksi produk
komersial dengan skala besar ini membutuhkan suatu teknologi yang mempermudah terjalinnya
bioproses ini. Teknologi yang mempermudah proses bioproses dalam memanfaatkan komponen
makhluk hidup untuk menghasilkan produk baru yang lebih bermanfaat, bernilai, dan berfaedah
serta mengurangi produk sisa disebut dengan teknologi bioproses.
Teknologi Bioproses adalah teknologi yang berkaitan dengan segala operasi dan proses
yang memanfaatkan organisme baik dalam fase hidup, maupun produk enzimnya untuk
menghasilkan suatu produk. Teknologi ini digunakan untuk meningkatkan metode bioproses
serta produk yang dihasilkannya. Bioproses tidak hanya membahas mengenai teori bagaimana
membuat suatu produk dengan menggunakan mikroorganisme. Lebih luas lagi, teknologi
bioproses atau yang sering disebut sebagai teknik bioproses memegang kendali dalam desain
bioreaktor, studi fermentasi, kondisi operasi, kualitas produk, keamanan produk, dan penunjang
produksi lain. Ilmu dalam bioproses memegang peran penting mulai dari skala laboratorium,
hingga skala pabrik, mulai dari rekayasa genetika sel mikroorganismenya, hingga rekayasa
proses produksinya.
Menurut Dutta (2008) dalam menjalankan bioproses, insinyur teknik kimia bekerjasama
dengan ilmuan biologi:
1. Untuk menghasilkan katalis biologis terbaik (mikroorganisme, sel hewan, tumbuhan, atau
enzim) untuk proses yang diinginkan
2. Untuk membuat lingkungan terbaik bagi katalis agar menghasilkan performa terbaiknya
dengan melakukan desain bioreaktor dan mengoperasikannya secara efisien
3. Untuk memisahkan produk yang diinginkan dari campuran reaksi dengan metode yang
ekonomis
Aplikasi industri bioproses umumnya menggunakan sel hidup untuk menghasilkan
perubahan kimia atau fisik agar sesuai keinginan. Bioproses masih tetap menjadi teknik dalam
produksi yang keberadaannya cenderung tidak bisa digantikan oleh teknik lain karena beberapa
hal seperti yield yang tinggi, keefektifan proses, dan faktor ekonomis. Adapun beberapa produk
bioproses ataupun teknologi bioproses yang sering dijumpai adalah seperti ragi roti, kultur keju,
kultur yogurt, aseton, etanol, gliserol, bioteknologi modern yang meliputi DNA rekombinan,
pemeriksaan gen, fusi sel, kultur jaringan, dan masih banyak lagi.

TUGAS 2
(Study Case)

Permasalahan:
Proses produksi bioetanol yang dilakukan melalui kultur tunggal atau monokultur dengan
menggunakan Saccharomyces cerevisiae memiliki kelemahan yaitu memakan waktu lama karena
adanya tahap hidrolisis pati. Hal ini terjadi karena S. cerevisiae tidak memiliki kemampuan untuk
menghasilkan enzim hydrolase sehingga mengakibatkan produksi bioetanol dapat memakan
waktu 7 hari. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu enzim komersil yang mampu menghidrolisis
pati. Kebutuhan akan enzim komersil tersebut menyebabkan mahalnya proses produksi
dikarenakan harga enzim komersilal saat ini sangat mahal.

Solusi:
Berdasarkan salah satu jurnal yang diterbitkan tahun 2013 oleh Agrointek yang membahas
tentang bioproses dari bioethanol, untuk mengatasi masalah tersebut dapat digunakan ragi tape
dengan teknik ko-kultur sebagai pengganti dari kebutuhan enzim komersil yang mahal. Ragi tape
dapat menjadi alternatif starter amilolitik yang dapat dipergunakan dalam proses hidrolisis dan
fermentasi untuk produksi bioethanol. Ragi tape merupakan kultur kering yang terdiri dari
konsorsium mikroba berupa yeast atau khamir, kapang,dan bakteri dengan jenis cocci. Dengan
teknik ragi tape dan S. cerevisiae, mikroba amilolitik yang terdapat pada ragi tape terlebih dahulu
akan menghidrolisis pati menjadi glukosa dan glukosa yang terbentuk selanjutnya akan
dimanfaatkan oleh S. cerevisiae untuk menghasilkan bioetanol. Oleh karena itu penggunaan
ko-kultur tersebut dapat mengoptimalkan produksi bioethanol dengan cara memaksimalkan
produksi tanpa meningkatkan biaya produksinya.

Referensi
Arnata, I.W., dan Anggreni, A.A.M.D. 2013. Rekayasa bioproses produksi bioetanol dari ubi
kayu dengan teknik ko-kultur ragi tape dan Saccharomyces cerevisiae. Jurnal Agrointek,
7(1): 21-28.
Dutta, Ravij. 2008. Fundamental of Biochemical Engineering. Springer B.H. New York.

Anda mungkin juga menyukai