OLEH :
EKO DESTIRANDA
1605111678
JUNI, 2020
1
A. Judul
Produktivitas Primer dan Kelimpahan Phytoplankton Danau Selais Kampus
Bina Widya Sebagai Rancangan Handout Biologi SMA.
B. Latar Belakang
Ekosistem perairan tawar yang terdapat di daratan secara umum terbagi
2 yaitu perairan mengalir atau disebut sebagai perairan lotik dan perairan
tergenang yang disebut lentik (Barus, 2002). Danau merupakan salah satu
perairan lentik yang mempunyai kecepatan arus yang sangat lambat (0,001-
0,01 m/detik) atau tidak ada arus sama sekali dan memiliki waktu tinggal
(resident time) yang berlangsung sangat lama (Effendi, 2003). Danau sebagai
salah satu habitat air tawar memiliki fungsi yang sangat penting diantaranya
sebagai pencegah kekeringan dan banjir, pariwisata serta penyedia air bersih.
Selain itu, danau juga memiliki fungsi penting untuk sektor perikanan.
Danau Selais merupakan salah satu danau yang terdapat di kampus Bina
Widya Universitas Riau. Pada awalnya danau ini merupakan sebuah rawa
atau cekungan yang menampung limpasan air hujan yang dialirkan melalui
drainase-drainase yang terdapat di sekitarnya, kondisi ini menyebabkan danau
menjadi dangkal dan dipenuhi oleh serasah-serasah terbawa saat hujan tiba.
Untuk meningkatkan kapasitas daya tampung danau dan estetika keindahan
kampus pada tahun 2015, dilakukan perbaikan dengan melakukan penggalian
agar daya tampung danau bertambah. Selain itu, penataan danau disesuaikan
dengan bentuknya yang memanjang, jika dilihat menyerupai bentuk dari ikan
selais, dimana pada bagian hulu berbentuk kepala, bagian tengah danau
menggambarkan badan dan bagian hilir menggambarkan ekor dari ikan selais.
Danau Selais ini berfungsi sebagai tempat edukasi wisata disamping itu juga
tempat budidaya perikanan, salah satunya pembudidayaan ikan nila
(Oreochromis niloticus) oleh Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas
Riau.
Pemanfaatan Danau Selais sebagai salah satu lokasi untuk budidaya
perikanan merupakan hal yang positif untuk pemanfaatan sumber daya alam
2
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang akan diteliti
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah produktifitas primer dan kelimpahan phytoplankton
sebagai kualitas perairan di Danau Selais ?
2. Bagaimanakah rancangan handout materi biologi yang dihasilkan
berdasarkan hasil penelitian?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui produktifitas dan kelimpahan phytoplankton sebagai
bioindikator kualitas perairan
2. Untuk menghasilkan handout biologi SMA berdasarkan hasil penelitian
produktifitas primer dan kelimpahan phytoplankton danau selais Kampus
Bina Widya .
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya:
1. Sebagai sumber informasi Produktivitas Primer dan Kelimpahan
Phytoplankton di Kampus Bina Widya Universitas Riau.
2. Sebagai salah satu sumber belajar dan media informasi berupa handout
dalam mendukung pembelajaran biologi SMA.
3. Memberikan informasi bagi akademisi, sebagai bahan rujukan dalam
mendukung pembelajaran keanekaragaman hayati dalam pengembangan
handout.
F. Defenisi Operasional
6
G. Kajian Teoretis
1. Ekosistem Danau
Ekosistem air daratan (inland water) dapat dibagi menjadi dua tipe
yaitu perairan lentik (berarus tenang misalnya danau, waduk, dan kolam) dan
perairan lotik (yang berarus cepat atau perubahan akumulasi massa air terjadi
dalam waktu yang cepat misalnya parit, kali, dan sungai). Danau merupakan
perairan tenang, di dalamnya terkandung sedikit sekali bahan organik dan airnya
jernih, sehingga sinar matahari dapat menembus ke dalam air (Naughton dan
Wolf, 1990). Odum (1984) mengartikan danau adalah tubuh air tak mengalir yang
menempati cekungan dan tidak berkesinambungan dengan laut. Warta (2004)
mengartikan danau adalah cekungan yang terjadi secara alami dan mampu
menampung air hujan, mata air atau air sungai. McNaughton dan Wolf (1992)
menyatakan bahwa di dalam ekosistem danau terdapat paling kurang tiga zona
sebagai habitat bagi biota perairan, masing-masing dengan ciri komunitas
7
organisme. Tepian danau disebut dengan zona litoral. Pada daerah ini cahaya
matahari sampai pada dasar danau, produsen di zona litoral adalah tumbuhan yang
berakar sampai di dasar danau dan juga algae yang menempel pada tumbuhan
atau subtrat padat lainnya. Zona limnetik merupakan lapisan air terbuka dan di
sini masih dapat terjadi produksi primer. Makin kedalam terdapat zona limnetik,
jumlah cahaya yang tersedia untuk fotosintesis makin berkurang sampai pada
kedalaman dengan laju fotosintesis produsen menjadi sama dengan laju
respirasinya. Kehidupan dalam zona limnetik didominasi oleh mikroorganisme
terapung, disebut sebagai plankton, dan hewan berenang secara aktif, yang disebut
dengan nekton.
Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan, stratifikasi
vertikel pada perairan lentik dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. Lapisan (zona) eufotik, yaitu lapisan yang masih mendapatkan cahaya yang
cukup dari matahari
b. Lapisan kompensasi, yaitu lapian dengan intensitas cahaya matahari sebesar
1% dari intensitas cahaya permukaan
c. Lapisan profundal, yaitu lapisan di bawah lapisan kompensasi, dengan
intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya matahari sama
sekali.
Danau dapat diklasifikasi berdasarkan produksi bahan organiknya, danau
oligotrofik merupakan danau yang dalam dan tidak banyak dangkal, dan
kandungan nutrien pada airnya tinggi (Campbell, 2000).
2. Produktivitas Primer
Penangkapan energi matahari oleh tumbuhan hijau dan perubahan
sebagian dari energi sinar ini menjadi energi kimia melalui fotosintesis disebut
produksi primer. Fotosintesis memainkan peranan penting dalam pengaturan
metabolisme komunitas. Laju fotosintesis bertambah dua atau tiga kali lipat untuk
setiap 100C kenaikan suhu. Meskipun demikian, intensitas sinar dan suhu yang
ekstrem cenderung memiliki pengaruh menghambat laju fotosintesis. Fotosintesis
mempengaruhi penyerapan energi radiasi dan karbondioksida serta pelepasan
8
tahun maka faktor musim seperti yang terjadi di daerah sedang dan kutub tidak
berpengaruh. Tetapi perubahan siang dan malam sangat berpengaruh secara
berkala. Cuaca dapat mempengaruhi produksi primer melalui tutupan awan, angin
dan secara tidak langsung melalui suhu. Awan dapat mengurangi penembusan
cahaya ke permukaan laut dan mengurangi kecepatan proses produktivitas primer
(Romimohtarto & Juwana, 2001).
ikan tertentu dan langkah langkah yang diperlukan untuk melestarikannya (Mulia
wati, 2019).
4. Handout
Sumber belajar adalah semua sumber seperti pesan, orang, bahan, alat,
teknik, dan latar yang dimanfaatkan peserta didik sebagai sumber untuk kegiatan
belajar dan dapat meningkatkan kualitas belajarnya (Ramli Abdullah, 2012).
Secara umum sumber belajar dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu sumber belajar
yang dirancang (learning resource desaign) yaitu sumber belajar yang secara
khusus dirancang untuk tujuan pembelajaran dan sumber belajar yang
dimanfaatkan (learning resource by utilization) yaitu sumber belajar yang tidak
didesain secara khusus untuk pembelajaran, namun keberadaannya dapat
ditemukan dan dimanfaatkan.
Bahan ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran
yang disusun secara sistematis dan menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang
akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran (Arci Oktaviani dkk.,2014).
Bahan ajar diberikan kepada peserta didik bertujuan untuk memudahkan mereka
saat mengikuti proses pembelajaran. Maka dari itu, para guru dituntut dapat
membuat suatu bahan ajar yang ekonomis dan praktis, dengan harapan mampu
meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.
Salah satu jenis bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru adalah
handout. Menurut Prastowo (2011), handout adalah bahan ajar tertulis yang
disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout
merupakan bahan pembelajaran yang sangat ringkas. Bahan ajar ini bersumber
dari beberapa literatur yang relevan dengan kompetensi dasar dan materi pokok
yang diajarkan kepada peserta didik.
Selain untuk kebutuhan di sekolah, handout dibuat untuk membantu
siswa dalam belajar secara mandiri di rumah sebelum pelajaran yang dilakukan di
kelas. Handout juga dapat dikembangkan dengan memberikan kegiatan praktikum
dan evaluasi di dalamnya sehingga proses belajar semakin aktif dan kontekstual.
12
H. Metode Penelitian
13
Metode pada penelitian ini terdiri dari 2 tahap, yaitu: tahap analisis
komposisi dan struktur komunitas plankton dan rancangan handout pada
pembelajaran biologi SMA kelas X.
1. Tahapan Analisis Produktifitas Primer dan Kelimpahan Fitoplankton
a. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di perairan Danau Selais Kampus Bina Widya
Universitas Riau dan Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau.
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yang dimulai pada bulan Juli –
Agustus 2020 (musim peralihan-kemarau). Pengukuran dilakukan sebanyak 8 kali
dengan frekuensi setiap pengukuran selama 1 minggu.
b. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah plankton net dengan
metode filtrasi, ember, pipet tetes, mikroskop binokuler, cover glass, object glass,
pH meter, DO meter, keping seechi, botol sampel winkler gelap-terang,
aluminium foil, benang, kamera digital, kertas label, dan alat tulis, sedangkan
bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan lugol 5 %.
c. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua rancangan yaitu penelitian
eksperimen dan rancangan handout:
Daerah perairan Danau Selais pada penelitian ini berada di dalam area
Kampus Bina Widya Universitas Riau, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Danau ini
merupakan sebuah rawa atau cekungan yang menampung limpasan air hujan yang
dialirkan melalui drainse-drainse yang terdapat di sekitarnya. Danau Selais ini
memiliki 3 bagian yaitu Bagian Hulu, Bagian Tengah dan Bagian Hilir.
b) Prosedur Penelitian
1) Penentuan Lokasi dan Titik Sampling
Penentuan lokasi sampling penelitian (titik pengamatan) berdasarkan
keramba ikan yang ada di perairan Danau Selais. Didasarkan pada pola
pembudidayaan keramba ikan di perairan Danau Selais Kampus Bina Widya
Universitas Riau serta dengan mempertimbangkan kedalaman perairan, maka
penentuan lokasi sampling secara horizontal dibagi menjadi 4 titik pengamatan
yaitu titik pengamatan 1 pada bagian keramba A, titik pengamatan 2 pada bagian
keramba B, titik pengamatan 3 di bagian keramba C, dan titik pengamatan 4 pada
bagian keramba D.
DS
P1 P2 P3 P4
perairan pada tiap titik sampling dan membaginya menjadi 4 titik pengamatan
dengan mempertimbangkan intensitas cahaya matahari dan pola umum dari
produktifitas primer fitoplankton pada lapisan perairan. Pengukuran sampel secara
Horizontal ini dimaksudkan untuk mengetahui pemerataan distribusi intensitas
cahaya di Danau Selais. Sedangkan untuk kelimpahan fitoplankton, pengambilan
dan pengukuran sampel ditentukan dengan teknik purposive random sampling.
Pengambilan sempel sebanyak 4 titik pengamatan dengan 3 pencuplikan pada
masing-masing titik pengamatan.
2) Teknik Pengambilan Sampel
a) Pengambilan Sampel Produktivitas Primer
Pengukuran produktivitas primer dilakukan dengan metode oksigen
botol terang-botol gelap. Botol Winkler gelap dan terang yang telah di isi air
sampel dengan volume yang sama direndam pada badan perairan dengan selang
waktu 12 jam dengan kedalaman 1 m. Untuk menghitung produktivitas primer
dihitung menggunakan rumus Umaly dan Culvin (1998), Prinsip kerja metode ini
adalah mengukur perubahan kandungan oksigen dalam botol terang dan botol
gelap yang berisi sampel air setelah diinkubasi pada kedalaman perairan. Waktu
inkubasi dilakukan pada pukul 00.00-12.00 WIB. Untuk mendapatkan nilai
produktivitas primer dalam satuan hari maka nilai per jam harus dikalikan dengan
12 (mengingat cahaya matahari hanya diperoleh selama 12 jam per hari) (Barus et
al, 2008). Pada masing-masing titik pengamatan dan kedalaman digunakan 6
botol oksigen berukuran 250 ml, dengan perincian 3 botol terang dan 3 botol
gelap. Botol gelap dimodifikasi dengan cara dilapisi aluminium foil, sehingga
tidak tembus cahaya. Pengambilan contoh air dilakukan pada setiap titik
pengamatan dan kedalaman 1 m dengan menggunakan Van dorn water sampler,
kemudian dimasukkan ke dalam botol Winkler gelap-terang. Botol diukur sebagai
oksigen terlarut awal, kemudian botol diinkubasi selama 12 jam.
b) Pengambilan Kelimpahan Fitoplankton
Pengambilan sampel plankton dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) air Danau Selais diambil menggunakan ember dengan volume 18 liter, 2)
sampel disaring menggunakan planktonnet 3) sampel dimasukkan kedalam botol
16
pH - pH Meter In situ
c) Parameter penunjang
Parameter pendukung berupa parameter fisika dan kimia yang
diperoleh baik secara insitu maupun eksitu dibandingkan dengan ketentuan baku
mutu yaitu Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jenis parameter fisika kimia dapat dilihat
pada tabel 1 di atas.
b. Rancangan penelitian
a) Hasil Penelitian Produktivitas primer dan kelimpahan fitoplankton
di Danau Selais tersebut kemudian disusun menjadi Handout yang digunakan
sebagai sumber belajar. Rancangan handout dilakukan di Kampus Bina
Widya Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau. Tahap perancangan
handout menggunakan model ADDIE yang terdiri dari lima tahapan yaitu
analyze, design, development, implement and evaluate. Menurut Endang
Mulyatiningsih (2012) analyze merupakan tahap yang dilakukan sebelum
19
Tahap 1 : Analisis
Analisis Kurikulum.
Analisis Materi Pembelajaran
Hasil
Penelitian
20
Kompetensi Dasar :
Tahap 2 : Desain
Materi Pokok
Indikator Pencapaian Kompetensi :
Kensep
Berisi tentang indikator pencapaian kompetensi
Perubahan
yang disesuaikan dari KD yang berkaitan dengan
Lingkungan
hasil penelitian.
Perancangan
Handout
d. Desain
Tahap ini dikenal dengan istilah membuat rancangan. Berdasarkan hasil
spesifikasi tujuan pembelajaran, rancangan awal yang dibuat oleh peneliti
adalah rancangan perangkat pendukung yang terdiri dari format silabus,
format RPP yang di desain oleh peneliti yaitu Handout pada materi
perubahan lingkungan.
Perancangan ini diawali dengan merekonstruksi silabus yang
dikeluarkan oleh Kemdikbud 2013 dimana terdapat beberapa aspek yang
direkonstruksi yaitu merancang materi pokok pada silabus sesuai kebutuhan
penelitian ini. Untuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dirancang
sesuai dengan perubahan kurikulum 2013 dimana di dalam RPP tersebut
digunakan pendekatan saintifik secara terperinci lalu merancang indikator
dan indikator pencapaian kompetensi sesuai kebutuhan penelitian ini.
Selanjutnya desain handout yang dirancang mengacu pada Enggia Pradipta,
et al (2014) dapat dilihat pada gambar 3 berikut :
Arci Oktaviani, Ardi dan Erismar Amri. 2014. Pengembangan Handout Biologi
SMA Berbasis Kontekstual disertai Gambar Berwarna pada Materi Sistem
Ekskresi Manusia. 1 (1) : 1-6.
Campbell, Reece & Mitchell. 2000. Biologi. Edisi ke-5. Jilid ke-3. Jakarta:
Erlangga
Haney, J.F. 1990. Diel patterns of zooplankton behaviour. Bull Mar Sci43:
583603.
Muchlisin, ZA, 2000, Studi Konsentrasi Minyak Bumi terhadap Kelimpahan dan
Keragaman Fitoplankton di Perairan Sekitar Pelabuhan Krueng Geukuh
23
Mulia Wati, Nur Irawati, dan Indrayani. 2019. Pola Migrasi Vertikal Harian
Zooplankton pada Berbagai Kedalaman Di Perairan Pulau Bungkutoko
Kecamatan Abeli. Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan. 4 (1) : 61-
73.
Naughton, S. J. & Larry, L. 1990. Ekologi Umum. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press.
Yogyakarta
Robi Darwis, 2011. Struktur Komunitas Plankton Di Perairan Sungai Suir Kanan
Kecamatan Tebing Tinggi Barat Kabupaten Meranti. Skripsi Program
Studi Pendidkan Biologi. Universitas Riau. Pekanbaru
Romimohtarto, K. & Juwana, S. 2001. Biologi Laut Ilmu Tentang Biota Laut.
Jakarta: Penerbit Djambatan.
Sanaky, H. 2011. Media Pembelajaran “Buku Pegangan Wajib Guru dan Dosen”
Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
Soemarwarto, I., Gandjar I., Guhardja E., Nasoetion A. H., Soemartono S. S.,
Somadikarta L. K. 1980. Biologi Umum 1. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Susi Andriani, Tri Rima Setyawati, Irwan Lovadi. 2015. Kelimpahan dan Sebaran
Horisontal Fitoplankton di Perairan Muara Sungai Kakap Kabupaten Kubu
Raya.Jurnal Protobiont. 4 (1) : 29-37.
Suwondo. Elya Febrita. Dessy dan Mahmud Alpusari 2004. Kualitas biologi
perairan sungai senapelan, sago dan sail Di kota pekanbaru Berdasarkan
bioindikator plankton dan bentos. Laboratorium Zoologi Jurusan PMIPA
FKIP Universitas Riau, Pekanbaru.
UMALY, R.C. dan Ma L.A. CUVIN. 1988. Limnology: Laboratory and field
guide, Physico-chemical factors, Biological factors. National Book Store,
Inc. Publishers. Metro Manila. 322 p.