Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum Produktivitas Perairan

PRODUKTIVITAS PERAIRAN AIR PAYAU DI TAMBAK ALUE


NAGA

Disusun Oleh:

Nama : Adeliana Safitri

Nim : 2011102010010

Kelompok : 4 (Empat)

Asisten : Risky Al Hafif

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

SEPTEMBER, 2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Produktivitas

Perairan yang berjudul “Produktivitas Perairan Air Payau Di Tambak Alue Naga” ini

tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada

mata kuliah Produktivitas Perairan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan tentang Produktivitas perairan air payau dikehidupan sehari-hari

bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan

satu persatu yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Laporan Produktivitas

Perairan, terima kasih atas bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini

Saya menyadari bahwa laporan praktikum ini masih belum maksimal dan jauh dari

kata sempurna. Maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan sangat saya

nantikan demi penyempurnaan Laporan Praktikum ini kedepan.

Banda Aceh, September 2023

Praktikan

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perairan umum adalah bagian permukaan bumi yang secara permanen atau berkala

digenangi oleh air, baik air tawar, air payau, maupun air laut mulai darigaris pasang surut

terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami ataupun buatan.

Seperti sungai, danau, waduk, rawa, goba, genangan air lainnya, telaga, lebak, embung,

kolong-kolong, dan legokan.

Produktivitas perairan merupakan laju penambatan atau penyimpanan energi

(Cahaya matahari) oleh komunitas autotrof didalam sebuah ekosistem perairan. Di dalam

suatu ekosistem terdapat produsen dan konsumen, produsen yang merupakan makhluk

hidup yang dapat berfotosintesis akan menghasilkan produksi yang disebut sebagai

produktivitas produsen. Hasil produktivitas primer ini kemudian dikonsumsi oleh

konsumen, konsumen juga bisa memiliki sebuah produktivitas misalnya saja kambing yang

memakan rumput memiliki produktivitas yang disimpan di dalam dagingnya. Pertambahan

berat badan berupa daging yang ada di dalam konsumen inilah yang disebut sebagai

produktivitas sekunder.

Tambak merupakan salah satu metode pembudidayaan yang paling populer di

Indonesia. Tambak merupakan kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan

dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan

adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang. Penyebutan "tambak" ini biasanya

dihubungkan dengan air payau atau air laut. Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut

kolam saja atau empang


1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari pratikum produktivitas perairan adalah sebagai bahan informasi bagi

mahasiswa untuk mengetahui besarnya produktivitas perairan khususnya pada perairan di tambak

Alue Naga, Banda Aceh.

1.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui apa itu

produktivitas perairan,mengetahui bagaimana cara mengukur kualitas air pada tambak

udang alue naga sehingga mengetahui bagaimana kualitas air pada tambak tersebut
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu indikator penentu dalam mengetahui kualitas perairan yaitu dengan uji

produktivitas primer. Produktivitas primer adalah laju produksi karbonorganik per satuan waktu

yang merupakan hasil penangkapan energi matahari oleh tumbuhan hijau untuk diubah menjadi

energi kimia melalui fotosintesis (Zhenhella, 2012) menyatakan bahwa, produktivitas primer

adalah laju produksi karbon organik per satuan waktu yang merupakan hasil penangkapan energi

matahari oleh tumbuhan hijau untuk diubah menjadi energi kimia melalui fotosintesis.

Produktivitas primer kotor adalah jumlah fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan dalam

jangka waktu tertentu. Sedangkan produktivitas primer bersih adalah besarnya sintesis senyawa

karbon organik selama proses fotosintesis dikurangi besarnya aktivitas total respirasi pada terang

dan gelap dalam jangka waktu tertentu.

Oksigen juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pernapasan.Organisme

tertentu, seperti mikroorganisme, sangat berperan dalam menguraikan senyawa kimia beracun

rnenjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak beracun (Fauziah, I. 2010). Untuk

mengetahui kualitas air dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan mengamati beberapa

parameter kimia yang sering digunakan yaitu DO (Dissolved Oxygen), BOD (Biochemical

Oxygen Demand), dan COD (Chemical Oxygen Demad) (Nontji, 2009).

DO air laut merupakan gas terlarut yang penting! khususnya dalam proses metabolisme.

Faktor yang menentukan konsentrasi DO di laut adalah proses fotosintesis dan respirasi,

pertukaran udara dengan dipermukaan laut. Hal ini dilakukan secara difusi. DO (Dissolved

Oxygen) atau oksigen terlarut juga dapat dijadikan salah satu indikator apakah di perairan
tersebut tercemar atau tidak. Distribusi DO secara vertikal dipengaruhi oleh gerakan air, proses

kehidupan dilaut, dan secara kimia oksigen dipakai untuk respirasi, yaitu proses penguraian zat-

zat organik yang membutuhkan oksigen (Supangat, 2000).

Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan

dan penyerapan organisme. Proses kehidupan vital yang sering disebut proses metabolisme

hanya berfungsi dalam kisaran suhu yang relatif sempit biasanya 0oC-40oC. suhu air normal

adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan metabolisme dan

berkembang biak. Suhu merupakan faktor fisik yang sangat penting di air (Kurniawati, 2014).

Kecerahan adalah ukuran transporansi perairan yang ditentukan secara visual dengan

mengunakan secchi disk, satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut

adalah satuan meter. Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan yaitu lapian bawah

eutrofik yaitu lapisan yang masih mendapat cukup cahaya matahari dan lapisan komposisi

(Effendi, 2011).

Pola temperatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas

cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggian geografis

dan juga oleh faktor kanopi (penutup oleh vegetasi dari pepohonan yang tumbuh di tepi).

Disamping itu pola temperatur perairan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor anthropogen (faktor

yang diakibatkan oleh aktivitas manusia) seperti limbah panas yang berasal dari pendinginan

pabrik, pengetahuan DAS yang menyebabkan hilangnya perlindungan sehingga badan air

terkena cahaya matahari secara langsung. Hal ini terutama akan menyebabkan peningkatan

temperatur suatu sistem perairan. faktor mempengaruhi distribusi suhu dan salinitas di perairan

ini adalah penyerapan panas dan curah hujan (Hadiksumah, 2012).


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini telah dilaksanakan pada hari sabtu pada tanggal 23 September 2023 pada

pukul 07:00 WIB sampai dengan selesai. di tambak Alue Naga,Kecamatan Syiah Kuala,Banda

Aceh.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Tabel Alat dan bahan Praktikum

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah

ALAT JUMLAH FUNGSI

Refraktometer 1 Unit Untuk mengukur kadar salinitas perairan

Termometer 1 Unit Untuk mengukur kadar suhu perairan

pH meter 1 Unit Untuk mengukur Ph

DO meter 1 Unit Untuk mengukur kadar oksigen

Ember 2 Unit Untuk mengambil air

Tissue 1 Unit Untuk alat bantu membersihkan alat/bahan

Air Secukupnya Sabagai sampel


3.3 Cara Kerja

1. Masing-masing kelompok mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Pengukuran produktivitas primer perairan dengan menggunakan metode

oksigen botol gelap-botol terang. Botol BOD yang harus disiapkan

sebanyak 9 buah botol, 3 buah botol terang, 3 buah botol gelap, dan 3 buah

botol inisial (untuk penentuan oksigen terlarut awal).

3. Air sampel dimasukkan ke dalam botol inisial dan langsung diukur kadar

oksigennya. Berbeda halnya dengan botol inisial, botol terang dan botol

gelap harus diinkubasi dalam rentang waktu tertentu. Air sampel dimasukkan

ke dalam masing-masing botol, kemudian botol diikat dengan kawat dan

digantungkan pada bambu penyangga di perairan. Botol dibenamkan

(diinkubasi) di beberapa kedalaman yaitu permukaan , tengah dan dasar

perairan selama periode waktu 4 jam. Pada masing-masing kedalaman

inkubasi diwakili oleh 2 buah botol, yaitu botol terang (mendapat cahaya

matahari) dan botol gelap (tidak mendapat cahaya matahari). Setelah masa

inkubasi berakhir, botol-botol diangkat untuk segera diukur kadar oksigen

terlarutnya.

4. Analisis data yang telah diperoleh dengan menggunakan rumus yang telah

diuraikan pada pertemuan sebelumnya.

5. Lakukan pengamatan terhadap biota indikator pada perairan estuaria sesuai

dengan yang telah diuraikan pada pertemuan sebelumnya.

3.4 Deskripsi Area


Gambar 1. Lokasi Praktikum
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil yang didapatkan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan di Perairan Tambak Alue Naga

No Sampel Air petakan Parameter Yang Di Amati

tambak

Oksigen
Salinitas (ppt) Suhu(0C) pH Terlarut
(ppm)
1 A1 40 29 7.9 8.6

2 A2 37 29 7.89 10.8

3 A3 36 28,5 7.8 10.5

4 A4 36 29 7.8 8.3

5 A5 38 29 7.8 13.4

6 A6 36 29 7.98/7.97 8.3

4.2 Pembahasan

Perairan umum adalah bagian permukaan bumi yang secara permanen atau
berkala digenangi oleh air, baik air tawar, air payau, maupun air laut mulai dari garis
pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami
ataupun buatan. Seperti sungai, danau, waduk, rawa, goba, genangan air
lainnya, :telaga, lebak, embung, kolong-kolong, dan legokan. Air merupakan bagian
yang esensial dari protoplasma dan dapat puladikatakan bahwa semua jenis
kehidupan bersifat akuatik. Dalam prakteknya, suatu habitat dikatakan akuatik
apabila mediumnya baik eksternal maupun internalnya adalah air. Kualitas suatu
perairan sangat berpengaruh terhadap kemampuan produktifitas fitoplankton.
Penurunan kualitas perairan akan menyebabkan penurunan kelimpahan fitoplankton
yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kelayakan suatu perairan untuk
kegiatan perikanan.

Pada praktikum yang dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 23 September


2023 kami mendapatkan beberapa parameter kimia di perairan tambak alue naga.
Dimana pada stasiun A1 didapatkan pengukuran salinitas dengan nilai (40 ppt), suhu
(29oC), pH (7,9), dan kadar oksigen terlarut (8,6 ppm). Pada stasiun A2 didapatkan
pengukuran salinitas dengan nilai (37 ppt), suhu (29oC), pH (7,89), dan kadar oksigen
terlarut (10,8 ppm). Pada stasiun A3 didapatkan pengukuran salinitas dengan nilai
(36 ppt), suhu (28,5oC), pH (7,8), dan kadar oksigen terlarut (10,5 ppm). Pada stasiun
A4 didapatkan pengukuran salinitas dengan nilai (36 ppt), suhu (29 oC), pH (7,8), dan
kadar oksigen terlarut (8,3 ppm). Pada stasiun A5 didapatkan pengukuran salinitas
dengan nilai (38 ppt), suhu (29oC), pH (7,8), dan kadar oksigen terlarut (13,4 ppm).
Pada stasiun A6 didapatkan pengukuran salinitas dengan nilai (36 ppt), suhu (29 oC),
pH (7,98/7,97), dan kadar oksigen terlarut (8,3 ppm).
Praktikum yang dilaksanakan di tambak alue naga dapat diamati bahwa
produktivitas perairan yang terdapat pada tambak alue naga sendiri berbagai
macam, Wilayah yang dijadikan sebagai kolam tambak tersebut sangat pas
dikarenakan lokasi yang strategis dan cocok untuk dijadikan lahan tambak. Suhu
perairan merupakan salah satu faktor lingkungan penting yang dapat mempengaruhi
produksi dalam usaha budidaya perikanan. Air akan mengatur pengendalian suhu
tubuh organisme (Boyd 2015) dan pada umumnya udang sangat sensitif terhadap
perubahan suhu air. Berbagai aktivitas penting biota air seperti pernapasan, konsumsi
pakan, pertumbuhan, dan reproduksi akan dipengaruhi oleh suhu perairan. Suhu
perairan tidak bersifat konstan, akan tetapi karakteristiknya menunjukkan perubahan
yang bersifat dinamis. Banyak faktor yang akan mempengaruhi suhu perairan
sehingga nilainya akan berubah dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan suhu di perairan adalah keberadaan naungan (misalnya
pohon atau tanaman air), air buangan (limbah) yang masuk ke badan air, radiasi
matahari, suhu udara, cuaca, dan iklim.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagi berikut:

1. Perairan umum adalah bagian permukaan bumi yang secara permanen atau berkala

digenangi oleh air, baik air tawar, air payau, maupun air laut mulai darigaris pasang surut

terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami ataupun buatan.

2. Produktivitas perairan merupakan laju penambatan atau penyimpanan energi (Cahaya

matahari) oleh komunitas autotrof didalam sebuah ekosistem perairan.

3. Praktikum yang dilaksanakan di tambak alue naga dapat diamati bahwa produktivitas

perairan yang terdapat pada tambak alue naga sendiri berbagai macam, Wilayah yang

dijadikan sebagai kolam tambak tersebut sangat pas dikarenakan lokasi yang strategis dan

cocok untuk dijadikan lahan tambak. Suhu perairan merupakan salah satu faktor

lingkungan penting yang dapat mempengaruhi produksi dalam usaha budidaya perikanan.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan suhu di perairan adalah keberadaan

naungan (misalnya pohon atau tanaman air), air buangan (limbah) yang masuk ke

badan air, radiasi matahari, suhu udara, cuaca, dan iklim.

5. Perairan umum adalah bagian permukaan bumi yang secara permanen atau berkala

digenangi oleh air, baik air tawar, air payau, maupun air laut mulai darigaris pasang surut

terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami ataupun buatan.

5.2 Saran

Kesimpulan pada praktikum ini adalah semoga praktikum dapat berjalan secara

kondusif
DAFTAR PUSTAKA

Aria, P. 2011. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

(DEPDIKNAS).

Effendi. 2011. Tambak Budidaya Ikan. Institut Teknologi Bandung.

Hadiksumah. 2012. Kelimpahan dan Keanekaragaman Jenis Plankton di Sub Gas

Gajahwong Yogyakarta. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Yogyakarta

Supangat, Agus. 2000. Pengantar Oseanografi. Institute Teknologi Bandung:

Bandung.

Nontji, Anugerah. 2009. Laut Nusantara. Djambatan: Jakarta.

Kurniawati. 2014. Ekosistem Perairan. Jurnal Kelautan dan Perikanan. Vol, 12.

Zhenhella. 2012. Kajian Dampak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Terhadap

Kelimpahan Organisme Plankton. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi

Nuklir. V.ISSN. 1979-1208


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai