Anda di halaman 1dari 16

Laporan Lengkap

PRAKTIKUM LAPANGAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN

PERCOBAAN IV
SISTEM PERAIRAN

Oleh:

Nama : Eksel Dwi Prautama

Stambuk : A221 18 048

Kelas :B

Kelompok : I (satu)

Asisten : Vero Oktavianus Ama

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tadulako

2018

i
LEMBAR KOREKSI

Nama : Eksel Dwi Prautama


Stambuk : A 221 18 048
Modul : IV / Sistem Perairan
Kelompok :1
Asisten : Kristian V. Tumongngi

No. Hari/Tanggal Koreksi Paraf

Palu, April 2019

Asisten

Kristian V. Tumongngi
KATA PENGANTAR

ii
Puji  syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-NYA saya dapat menyelesaikan laporan ini.
Saya juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan lengkap
yang bejudul “Sistem Perairan“ diantaranya Bapak Dosen pengampuh
mata kuliah Pengetahuan Lingkungan serta kepada para Asisten
Dosen yang membimbing jalannya praktikum Pengetahuan
Lingkungan.
Laporan ini memang masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu Saya juga meminta saran dan kritik dari para pembaca.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan
semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi
semua pembaca.

Palu, April 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR KOREKSI ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2

BAB III METODOLOGI 4

3.1 Waktu dan Tempat 4


3.2 Alat dan Bahan 4
3.3 Prosedur Kerja 5

BAB IV HASIL PENGAMATAN 6

4.1 Hasil Pengamatan 6


4.2 Pembahasan 8

BAB V PENUTUP 10

5.1 Kesimpulan 10
5.2 Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11
LAMPIRAN 12
LAPORAN SEMENTARA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang selalu mengalami perubahan


kualitas dan kuantitas akibat pengaruh variasi abiotik tersebut. Oleh karena itu,
organisme perairan harus dapat beradaptasi dalam mencari nutrisi dan
menjalankan kelangsungan hidup dengan menggunakan gas-gas yang terlarut
pada perairan tersebut. Pengaruh variasi abiotik ini juga sebagai penunjang
lingkungan secara keseluruhan yang memungkinkan adanya perubahan
produktivitas biologis.

Sungai di Indonesia umumnya memiliki sifat multiguna, mulai dari


keperluan rumah tangga, keperluan hewan, transportasi perairan dan lain
sebagainya. Kebanyakan fungsi sungai di Indonesia mengalami penurunan yang
diakibatkan oleh aktifitas manusia yang cenderung bersifat merusak. Pemanfaatan
sungai sebagai tempat pembuangan air limbah merupakan dampak dari aktifitas
masyarakat terhadap lingkungan yang dapat menyebabkan perubahan faktor
lingkungan sehingga akan berakibat buruk bagi organisme air

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbandingan sifat fisik, kimia dan biologi perairan ?

1.3 Tujuan

Tujuan dalam percobaan ini adalah Untuk Mengetahui perbandingan sifat


fisik, kimia dan biologi perairan

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Air bersifat penting dan merupakan bahan yang paling melimpah didalam
protoplasma, sehingga dapat dikatakan bahwa semua makhluk idup bersifat
akuatik.(Tim Penyusun,2019)
Sungai merupakan perairan yang mengalir karena kualitas airnya selalu
berubah dari waktu ke waktu atau bersifat dinamis.ekosistem air tawar memiliki
kepentingan yang sangat berarti dalam kehidupan manusia karena air tawar
merupakan sumber yang paling praktis dan murah untuk memenuhi kepntingan
domestik dan industri.(agus sutanto,2012)
Sungai juga dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat sebagai tempat
kegiatan perikanan (penampungan dan pengolahan hasil tangkapan ikan) dan oleh
nelayan sebagai tempat sandaran kapal .Sungai sendiri memiliki beberapa bagian
atau terdiri dari beberapa bagian yang berawal dari mata air yang mengalir ke
sungai (Adinda, 2012).
Di daerah sungai,dengan memiliki sifat fisika dan kimia yang tidak
ekstrim,setelah periode waktu tertentu ,kumpulan spesies tertentu dapat terbentuk
dan menjadi ciri khas daerah tersebut.Sungai dapat juga berasal dari sumber air
laut seperti danau atau gua kapur atau juuga dari rawa.dibandingkan dengan
danau,sungai lebih banyak bergantung pada daerah tangkapannya.masukan energi
allochthonous selalu lebih besar daripada energi autochthonous dalam bentuk
produksi primer.oleh karena iru secara umum sungai merupkan komunitas
konsumen dan pengurai.(Friedhelm Goltenboth dkk,2012)
Menurut bentuknya ,erosi dapat dibedakan menjadi erosi lembar/kulit,erosi
alur,erosi parit erosi tebing sungai,longsor dan erosi internal.Erosi lembar yaitu
pengangkutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan
tanah.erosi alur,terjadi karena air terkonsentrasi dan mengalir pada tempat-tempat
tertentu dipermukaan tanah.Erosi parit,sama dengan erosi alur,tetapi saluran-

2
saluran yang terbentuk sudah demikian dalamnya sehingga tidak dapat
dihilangkan.(irwan sukri,2013)
Habitat air tawar dapat dibagi menjadi 2 seri,yaitu:
1. Air tergenang,atau habitat lentik(berasal dari kata lenis berarti tenang):
Danau,Kolam,rawa atau pasir terapung.
2. Air mengalir,atau habitat lotik (berasal dari kata lotus yang berarti
tercuci):mata air,aliran air dan sungai.(Eugene P. Odum.1994)

3
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat diselenggarakan pengamatan ini adalah sebagai


berikut :
Hari/Tanggal : Sabtu, 13 April 2019
Waktu : 09.00 WITA– Selesai
Tempat : Desa Tolongano, Kec. Banawa Selatan, Kab. Donggala,
Prov. Sulawesi Tengah

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang di gunakan yaitu :

A) Alat :
1.Alat tulis menulis
2.Lembar kerja
3.Salinometer
4.Ph meter
5.Kamera
B) Bahan :
1.Air Sungai
2.Air Tambak
3.Air Laut

4
3.1 Prosedur kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengamati kondisi fisik dan kimia air yang ada disekitar lokasi pengamatan,
seperti warna, rasa, kekeruhan dan baunya.
3. Mengamati kondisi biologisnya berupa tumbuhan air dan keberadaan
hewannya.
4. Mengukur kadar garam (salinitas) dengan menggunakan salinometer.
5. Mengukur kadar keasaman air (pH) dan mengukur suhunya.
6. Memasukkan seluruh data yang diperoleh kedalam tabel hasil pengamatan.

5
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel Hasil pengamatan

Kondisi Fisik,Kimia & Keadaan Perairan


No
Biologi Perairan Sungai Tambak Laut
1. Warna :
 Bening 
 Coklat 
 Hitam
 Kuning

2 Rasa :
 Tawar 
 Payau 
 Asin 
 Asam
 Manis
3 Bau
 Berbau 
 Tidak Berbau  
4. Kekeruhan
 Bening 
 Agak keruh 
 Keruh
 Keruh berlumpiur 
5. Erosi daerah pinggiran
 Erosi permukaan
 Erosi alur 
 Erosi parit 
 Colik
6. Kondisi Biologi
1. Tumbuhan Air
 Terapung
 Akar terbenam
 Akar mencuat
 Seluruhnya 
  
terbenam
  
2. Benthos

6
3. Nekton
7. Kegunaan Air
 Air Minum
 MCK
 Pertanian
 Industri
 
 Peternakan
 PEmbuangan
8. 1. Kadar Garam ( salinitas) 0‰ 20‰ 30‰
2. Kadar Keasaman (pH) 7 (Netral) 7,4 ( Basa) 6 ( Asam)

7
4.2 Pembahasan

Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang selalu mengalami perubahan


kualitas dan kuantitas akibat pengaruh variasi abiotik tersebut. Oleh karena itu,
organisme perairan harus dapat beradaptasi dalam mencari nutrisi dan
menjalankan kelangsungan hidup dengan menggunakan gas-gas yang terlarut
pada perairan tersebut. Pengaruh variasi abiotik ini juga sebagai penunjang
lingkungan secara keseluruhan yang memungkinkan adanya perubahan
produktivitas biologis (Irwan, 1997).
Pengaruh variasi abiotik ini juga sebagai penunjang lingkungan secara
keseluruhan yang memungkinkan adanya perubahan produktivitas biologis
(Irwan, 1997).Sungai adalah salah satu bagian dari sebuah siklus hidrologi.
Umumnya air yang terdapat di dalam sungai terkumpul dari sebuah presipitasi ,
seperti hujan, embun, sumber mata air, limpasan bawah tanah. Sungai juga
merupakan sebuah tempat jalan bagi air hujan yang turun ke daratan untuk
mengalir ke laut atau ke tampungan air yang cukup besar seperti danau. Sungai
sendiri memiliki beberapa bagian atau terdiri dari beberapa bagian yang berawal
dari mata air yang mengalir ke sungai (Adinda, 2012).
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut,
Salinometer berfungsi untuk mengukur kadar garam. pH meter berfungsi untuk
mengukur pH air. Lembar kerja sebagai tempat untuk mencatat hasil pengamatan
sementara. Alat tulis digunakan untuk mencatat hasil pengamatan. Kamera
digunakan untuk pengambilan gambar pada setiap daerah pengamatan. Dan
adapun prosedur kerja yang dilakukan pada pengamatan ini adalah sebagai
berikut, pertama-tama siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Amati
kondisi fisik dan kimia air yang ada disekitar lokasi pengamatan, seperti warna,
rasa, kekeruhan dan baunya. Lalu amati pula kondisi biologisnya berupa
tumbuhan air dan keberadaan hewannya. Mengukur kadar garam (salinitas)
dengan menggunakan salinometer. Mengukur kadar keasaman air (pH) dan
mengukur suhunya. Memasukkan seluruh data yang diperoleh kedalam tabel hasil
pengamatan.

8
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di dusun lino, Desa
Tolongano,Kecematan Banawa selatan Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi
tengah. di peroleh data indikator kondisi fisik kimia lingkungan yaitu untuk
ekositem sungai dan rawa memiliki kadar garam 0, dan untuk ekosistem tambak
memiliki kadar garam 20 ppm, untuk ekosisten laut 30 ppm, dan untuk kadar
keasaman sungai 7 dan untuk ekosistem tambak kadar keasamannya 7,4 dan
untuk kadar keasaman laut yaitu 6

Untuk kondisi fisik dari aerah pengatan tersebut adalah seperti warna,
rasa,bau, dan kekeruhan. Warna pada sungai bening,dan untuk pada,tambak
memiliki warna coklat terjadinya perbedaan di wilayah pengamatan tersebut
mungkin di pengaruhi beberapa faktor antara nya seperti benda benda yang di
suspense oleh air tersebut dan adanya jasad jasad renik yang merupakan plankton
selain itu warna air di timbulkan oleh zat zat kaloid yang berasal dari daun daun
tumbuhan yang terektrak. Rasa untuk sungai memiliki rasa tawar, dan untuk
tambak memiliki rasa payau, sedang pada laut rasanya asin. Bau pada sungai dan
tambak tidak memiliki bau dan untuk laut berbau,perbedaan disebab kan oleh
adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang
terbentuk dalam kondisi anaerobik dan oleh adanya senyawa senyawa organik
tertentu.
Tingkat kekeruhan pada tempat diantaranya pada sungai memiliki air yang
agak keruh dan untuk tambak memiliki air yang keruh berlumpur dan untuk laut
bening. teerjadinya hal tersebut karna di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti
adanya bahan bahan organik dan anorganik yang terkandung dalan air tersebut.
Dalam sistem perairan terjadi pengikisan yang di lakukan oleh air pada
daerah pinggir sehingga luas perairan semakin luas pada pengamatan yang
dilakukan pada daerah tersebut yaitu antaranya pada sungai terjadi erosi alur , dan
untuk tambak terjadi erosi parit sedangkan pada laut tidak terjadi erosi.

9
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan di dusun lino, Desa Tolongano, Kecematan


Banawa selatan, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi tengah. Dapat
disimpulkan bahwa hasil perbandingan dari tiga daerah pengamatan diantaranya
yaitu sungai , tambak,dan laut terdapat kondisi fisik, kimia dan biologi perairan.
Kondisi fisik antaranya warna, rasa, bau, kekeruhan, dan erosi daerah pinggir.
Kondisi biologis antaranya tumbuhan air, terapung, akar terapung, akar mencuat,
seluruhnya terbenam, nekton, bentos, dan plankton. kondisi kimia diantaranya
kadar garam, kadar oksigen terlarut, kadar keasaman, dan suhu perairan.

5.2 Saran
Kita telah mengetahui bahwa daerah perairan merupakan salah satu jenis
ekosistem yang di huni oleh makhluk air, dan selain itu banyak juga manfaat
sistem perairan bagi manusia oleh sebab itu hendaklah kita sebagai manusia harus
turut menjaga kebersihan dan kelestariannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sutanto Agus. (2012). Pengetahuan Llingkungan. Jakarta : Erlangga

Adinda. ( 2012). Metode Sistem Perairan. Jakarta : UI Press

Rizky hardianto (2012).Aktivitas Primer Fitoplangton terhadap Kegiatan


Perikanan.Vol 3 Hal 51-59

Soeriatmadja. (2012). Ekosistem Perairan. Jakarta : Erlangga

Yulianti E Liwutang2, Fransine B Manginsela3. (2013). Kepadatan Dan


Keanekaragaman Fitoplankton Di Perairan Sekitar Kawasan
Pantai Manado. Vol. 1:(3)

11
LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai