“Ekosistem Perairan”
Disusun oleh :
Glorya Stevani Br Prangin Angin
A221 21 047
E
1.
Asisten
2.2 Tujjuan
Tujuan dari pengamatan system perairan adalah untuk mengetahui perbandingan sifat
fisik kimia dan biologi pada perairan
BAB 11
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan
1. Mikroskop
2. Kepingsechi
3. Deometer
4. PH meter
5. Meteran
6. Termometer
7. Alat tu;is
2.2 Prosedur Kerja
1. Mengamati kondisi fisik kimia dan biologi air sungai, kolam, dan danau yang ada pada
lokasi pengamatan
2. Mengamati kondisi biologi bberupa tumbuhan air dan keberadaan hewannya
3. Mengukur kadar oksigen terlarut dengan menggunakan Dometer, kadar garam (salinitas)
dengan menggunakan Salinometer, keasamaan air dengan menggunakan PH meter, dan
suhu air dengan menggunakan thermometer.
4. Melakukan pengukuran kedalaman kolom air dan penetrasi cahaya matahari
5. Memasukkan data yang diperoleh pada table
Kondisi Biologi
1 Tumbuhan air :
Terapung
Akar terbenang
6 Akar mencuat
Seluruhnya terbenang
2 Plankton
3 Benthos
4 Nekton
Kegunaan air :
Air minum
MCK
7 Pertanian
Industri
Peternakan
Fungsi ekologis
Kadar garam 9
Kadar oksigen terlarut
8
Kadar keasamaan 5,67
Suhu air 17,42 18,82
Keadaan kolam air 0,005m 0,23m
9
Keseratan 0,005m 0,23m
3.2 Pembahasan
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu
tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi
Ekosistem perairan adalah satu kesatuan menyeluruh antara organisme dengan
lingkungannya yang saling mempengaruhi satu dengan lain. Berdasarkan perbedaan salinitasnya,
ekosistem perairan dapat digolongkan menjadi perairan laut, perairan estuari (payau) dan
perairan tawar (Muhtadi, 2016.hlm.5). Ekosistem perairan tawar merupakan lingkungan perairan
daratan yang terletak lebih tinggi dibandingkan permukaan laut (Utomo, 2014.hlm.18).
Dari pengamatan yang dilakukan didapat beberapa perbedaan fisik Kimia dan Biologi
pada air sungai, kolam, dan danau. Pada air sungai tidak memiliki bau sedangkan danau dan
kolam memiliki bau seperti bau lumpur, terdapat perbedaan pada erosi yang terjadi pada perairan
tersebut pada sungai terjadi erosi parit sedangkan pada danau dan kolam terjadi erosi alur. Pada
setiap perairan terdapat plankton namun pada kolam tidak terdabat benthos dan pada sungai tidak
terdapat nekton. Kegunaan perairan tersebut juga berbeda-beda ada yang digunakan sebagai
perindrustrian, pertanian, dan fungsi ekologis. Kadar garam pada kolam adalah 9, dan kadar
leasaman pada kolam adalah sebesar 5,67. Suhu air pada sungai adalah 17,4 drajad celcius,
sedangakan pada kolam sebesar 18,9 drajat Celsius. Kedalaman air sungai adalah 0,005 meter
dan kecerahan sungai sama seperti kedalaman sungai tersebut, sedangkan kedalaman kolam
adalah sebesar 0,23m begitu juga dengan kecerahannya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Segala keadaan di suatu perairan dipengaruhi oleh factor fisik kimia dan biologi pada
tempat atau perairan tersebut berada dan oleh karena itu setiap perairan pasti memiliki perbedaan
pada setiap unsur fisika kimia dan biologinya.
Berdasarkan hasil pengamatan dari kondisi fisik kimia dan biologi perairan ekosistem
lotik dengan kadar garam atau salinitas 2 kadar keasaman 6,63, suhu air 17,4 drajat celcius,
kedalaman air 0,32 meter dan terdapat plankton, benthos dan nekton.
Pada perairan ekosistem lontik dengan kadar keasaman 5,67 pH, suhu air 18,9 drajat
celcius dan kedalaman 0,23m.
4.2 Saran
Dalam melakukan penelitian sebaiknya menggunakan alat dengan kondisi yang baik dan
tidak terdapat kerusakan agar mendapat hasil yang lebuh akurat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.dosenpendidikan.co.id/ekosistem-perairan/
https://eprints.uny.ac.id/8122/3/bab%202%20-%2005308144028.pdf
http://repository.unpas.ac.id/42933/3/BAB_I%20Fix.pdf