PENDAHULUAN
Besar Bahsa Indonesia (2007) ilmu yang mendalami tanah, kolam, dan air tawar
menggenang lainnya beserta biota yang terkait dengannya. Badan air tawar dibagi
menjadi dua kategori umum, yaitu air diam seperti kolam,danau, situ, rawa, telaga
dan waduk serta air mengalir (sungai). Air diam digolongkan sebagai sistem
Besar Bahasa Indonesia (2007) ilmu yang mendalami tanah, kolam, dan air tawar
menggenang lainnya beserta biota yang terkait dengannya. Badan air tawar dibagi
menjadi dua kategori umum, yaitu air diam seperti kolam,danau, situ, rawa, telaga
dan waduk serta air mengalir (sungai). Air diam digolongkan sebagai sistem
Indonesia. Danau ini memiliki panjang 32 km dan lebar 16 km, dengan kedalaman
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
plankton dan mikroorganisme lainnya. Kekeruhan di perairan ini tergolong rendah
dan tidak melebihi baku mutu air laut untuk kegiatan kehidupan biota laut
(Dafiuddin, 2017).
4
BAB III
METODOLOGI
Tempat : Desa siuri, Kec. Pamona Utara. Kab. Poso Sulawesi Tengah
1. Alat :
a. Cakram Secchi
b. Termometer
c. Tali rafia
d. Meteran
e. pH meter
f. Kamera hp
g. Alat tulis menulis
h. Planktonet
2. Bahan
a. Formalin 2% dan 4%
b. Alkohol 70%
c. Aquades
d. Lugol
e. Botol koleksi
f. Toples
g. Sikat gigi
h. Transek perifiton
i. Kertas label
5
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini ialah :
a. Plankton
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil sampel plankton dengan menggunakan net plankton pada
pengulangan pertama, kedua dan ketiga di stasiun 1.
3. Mengambil sampel secara vertikal.
4. Memasukkannya kedalam botol koleksi1,2 dan 3.
5. Mengulangi perlakuan 1-4 pada stasiun 2 dan 3.
6. Mengamati plankton di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10.
7. Mengidentifikasi jenis plankton yang belum diketahui nama ilmiahnya.
8. Mencatat hasil amatan pada table hasil pengamatan.
b. Bentos
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Melakukan pencarian bentos pada stasiun 1.
3. Setelah menemukan bentos, kemudian memasukkannya ke dalam toples.
4. Mengidentifikasi jenis bentos yang belum diketahui nama ilmiahnya.
5. Mengulangi perlakuan 1-4 pada stasiun 2 dan 3.
6. Mencatat hasil amatan pada table hasil pengamatan.
c. Perifiton
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mencari substrat yang memungkinkan terdapat perifiton baik substrat kayu,
karang dan bebatuan.
3. Mengambil sampel perifiton menggunakan sikat gigi dengan cara
menyikatnya.
4. Memasukkan ke dalam botol koleksi yang telah diberi alcohol, formalin dan
larutan lugol.
5. Mengamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x 10.
6. Mengidentifikasi jenis perifiton yang belum diketahui nama ilmiahnya.
7. Mencatat hasil amatan pada table hasil pengamatan.
6
BAB IV
I. Faktor Abiotik
Stasiun
No Parameter 1 2 3
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
17 17
1 Suhu Udara 30 ℃ 21 ℃ 30 ℃ 21℃ 16℃ 26℃ 21℃
℃ ℃
26
2 Suhu Air 28℃ 28 ℃ 7,3 ℃ 29℃ 28 ℃ 27 ℃ 29℃ 28℃
℃
Cahaya dan
3 1,7 1,7 - - 1,7 - 3m - -
Kekeruhan
80 71 104
4 Kedalaman - - - 35,18m - -
cm cm cm
Oksigen
5 6,4 6,8 4 6,4 6,8 4 6,4 6,8 4
terlarut
6 pH air 7 7 7 7 7 7 7 7 7
7
8. Navicula ayptocephala - 6 1
9. Ganotozygon sp. - - 10
Ulangan
No Nama Jenis St ni Pi=ni/n ln(pi) Pi=ln(pi) H'
1 2 3
1. Syenedra ulna 1 - - 6 6 0,29 -1,2 -0,35
-
2. Eudorina californica 1 - 4 - 4 0,19 -1,7 -0,32
1,38
3. Isthmia nervosa 1 1 1 2 4 0,19 -1,7 -0,32
Staurastum anatinum
4. 1 - 2 3 5 0,24 -1,4 -0,34
Diurella stylata
5. 1 - - 2 2 0,01 -4,6 -0,05
21 ∑=-1,38
Jumlah
1. Schroederia sp. 2 1 2 3 6 0,27 -1,32 -0,35
2. Cerataulina bergoni 2 - 4 - 4 0,22 -1,51 -0,33
Navicula ayptocephala -
3. 2 3 - 3 6 0,33 -1,10 -0,36
1,42
4. Eudorina californica 2 1 1 - 2 0,11 -2,20 -0,24
5. Diurella stylata 2 1 - - 1 0,05 -0,99 -0,14
Jumlah 18 ∑=-1,42
Ganotozygon sp.
1. 3 5 2 3 10 0,20 -1,60 -0,32
-
Nitzchia sp.
2. 3 1 - - 1 1,06 -2,81 -0,16 1,73
3. Schroederia sp. 3 8 - - 8 0,16 -1,83 -0,29
Amphlipeura pellucida
4. 3 2 3 1 6 0,12 -2,12 -0,25
Cerataulina bergoni
5. 3 4 4 2 10 0,20 -1,60 -0,32
6. Hemiaulus hauckii 3 2 3 5 10 0,20 -1,60 -0,32
8
Navicula ayptocephala
7. 3 1 - - 1 0,02 -3,91 -0,07
-
Jumlah 48 ∑=-1,73
4,53
Substrat Pi = ln
Stasiun Nama Jenis ni Pi.ln(Pi) H'
Pasir Batu Kayu ni/N (Pi)
Geothelphusa dehaani 3 - - 3 0,11 -2,23 -0,24
Tylomelania robusta 3 - - 3 0,11 -2,23 -0,24
Caridina gracilipes 2 - 5 7 0,25 -1,39 -0,35 -1,47
I
Corcibula fluminea 11 - - 11 0,39 -0,93 -0,37
Tylomenalia perfecta 4 - - 4 0,14 -1,95 -0,28
Total 28
Synanodanta woodiana 4 - - 4 0,29 -1,25 -0,36
Macrobrachium
5 - - 5 0,36 -1,03 -0,37
lanchesteri -1,27
II
Parath convex 3 - 1 4 0,29 -1,25 -0,36
Melanoides tubercolata 1 - - 1 0,07 -2,64 -0,19
Total 14
Plisbryocorcha exilis 11 - - 11 0,39 -0,93 -0,37
III -1,31
Tylarebria patriarchalis 5 - 3 8 0,29 -1,25 -0,36
9
Callinects darat 3 - 2 5 0,18 -1,72 -0,31
Macrobrachium
2 - 2 4 0,14 -1,95 -0,28
rosenbergii
Total 28 -4,05
Substrat Pi =
Stasiun Nama Jenis ni ln (Pi) Pi.ln(Pi) H'
Pasir Batu Kayu ni/N
Maugenta sp 3 - - 1 0,16 -1,83 -0,29
Asterionella sp 3 - - 1 0,16 -1,83 -0,29
-
Tribonema sp 2 - 5 1 0,16 -1,83 -0,29
I 1,54
Amaphora sp 11 - - 1 0,16 -1,83 -0,29
Nancula sp 4 - - 2 0,33 -1,11 -0,37
Total 6
Asterionella sp 4 - - 1 0,16 -1,83 -0,29
Nancula sp 5 - - 1 0,16 -1,83 -0,29 -
II Leptocylindrus 0,86
3 - 1 4 0,66 -0,42 -0,27
danicus
Total 6
Leptocylindrus
11 - - 5 0,83 -0,18 -0,15 -
III danicus
0,45
Ganotozygon 5 - 3 1 0,17 -1,77 -0,30
10
monotaenium
Total 6 -2,85
1. Nilai Ni stasiun 1
6+4+4+5+2=21
Nilai Ni stasiun 2
5+4+6+2+1=18
Nilai Ni stasiun 3
10+3+8+6+10+10+1=48
2. Nilai Pi stasiun 1
- 6/21 = 0,29
- 4/21 = 0,19
- 4/21 = 0,19
- 5/21 = 0,24
- 2/21 = 0,01
Nilai Pi stasiun 2
- 5/18 = 0,27
- 4/18 = 0,22
- 6/18 = 0,33
- 2/18 = 0,11
- 1/18 = 0,05
Nilai Pi stasiun 3
- 10/48 = 0,20
- 3/48 = 0,06
- 8/48 = 0,16
- 6/48 = 0,12
- 10/48 = 0,20
- 10/48 = 0,20
- 1/48 = 0,02
11
3. Nilai ln (Pi)
Ln Stasiun 1
- Ln 0,29 = -1,2
- Ln 0,19 = -1,7
- Ln 0,19 = -1,7
- Ln 0,24 = -1,4
- Ln 0,01 = -4,6
Ln Stasiun 2
- Ln 0,27 = - 1,3
- Ln 0,22 = - 1,51
- Ln 0,33 = - 1,1
- Ln 0,11 = - 2,2
- Ln 0,05 = - 2,99
Ln Stasiun 3
- Ln 0,20 = - 1,6
- Ln 0,06 = - 2,81
- Ln 0,16 = - 1,83
- Ln 0,12 = - 2,12
- Ln 0,20 = - 1,6
- Ln 0,20 = - 1,6
- Ln 0,02 = - 3,91
- 0,27.(-1,3) = - 0,35
- 0,22.(-1,51) = - 0,33
- 0,33.(-1,1) = - 0,36
- 0,11.(-2,2) = - 0,24
- 0,05.(-2,99) = - 0,14
∑= -1,42
12
Nilai Pi.ln Stasiun 3
- 0,20.(-1,60) = - 0,32
- 0,06.(-2,81) = - 0,16
- 0,16.(-1,83) = - 0,29
- 0,12.(-2,12) = - 0,23
- 0,20.(-1,6) = - 0,32
- 0,20.(-1,6) = - 0,32
- 0,02.(-3,91) = - 0,07
∑= -1,73
(−1,38)+(−1,42)+(−1,73)
= 3
−4,53
= = -1,51
3
H’ = -∑ Pi.lnPi
= -∑ (-1,51)
H’ = ∑ 1,51
H’ > 1/H’ = 3
1) Nilai Ni 3/28=0,11
Nilai Ni stasiun 1 7/28=0,25
= 3+3+7+11+4=28 11/28=0,39
Nilai Ni stasiun 2 4/28=0,14
= 4 + 5 +4 +1=14
Nilai Ni stasiun 3 Nilai Pi stasiun 2
= 11+8+5+4=28 4/14=0,29
5/14=0,36
2) Nilai Pi 4/14=0,29
Nilai Pi stasiun 1 1/14=0,07
3/28=0,11 Nilai Pi stasiun 3
13
11/28=0,39 5/28=0,18
8/28=0,28 4/28=0,14
3) Nilai Ln (Pi)
menggunakan kalkulator ilmiah
4) Nilai Pi.Ln
Nilai Pi.Ln stasiun 1
0,11.(-2,21) = -0,24
0,11.(-2,21) = -0,24
0,25.(-1,39) = -0,35
0,39.(-0,94) = -0,37
0,14.(-1,97) = -0,28
14
5) Nilai H’ (indeks keanekaragaman)
Stasiun 1
-0,24+(-0,24)+(-0,35)+(-0,37)+(-0,28) = -1,48
Stasiun 2
-0,36+(-0,37)+(-0,36)+(-0,19)= -1,28
Stasiun 3
-0,37+(-0,36)+(-0,31)+(-0,28)= -1,32
−4,08
* = -1,36
3
H’= -∑ Pi. Ln. Pi
H’= -∑(−1,36)
H’= ∑ 1,36
Jadi keanekaragaman bentos di Desa Siuri, Kec. Pamona Utara, Kab.
Poso Sulawesi Tengah dikategorikan sedang = H’ > 1 x H’ = 3
1) * Nilai Ni Stasiun 1
=1+1+1+1+2=6
* Nilai Ni Stasiun 2
=1+1+4=6
* Nilai Ni Stasiun 3
=5+1 =6
2) * Nilai Pi Stasiun 1
1/6 = 0,16
1/6 = 0,16
15
1/6 = 0,16
1/6 = 0,16
2/6 = 0,33
* Nilai Pi Stasiun 2
1/6 = 0,16
1/6 = 0,16
4/6 = 0,66
* Nilai Pi Stasiun 3
5/6 = 0,83
1/6 = 0,16
16
0,16 . (-1,83) = -0,29
0,33 . (-1,10) = -0,36
∑ = -1,52
* Nilai Pi . Ln (pi) Stasiun 2
0,16 . (-1,83) = -0,29
0,16 . (-1,83) = -0,29
0,66 . (-0,41) = -0,27
∑ = -0,85
* Nilai Pi . Ln (pi) Stasiun 3
0,83 . (-0,18) = -0,14
0,16 . (-1,83) = -0,29
∑ = -0,43
Jadi, keanekaragaman perifiton di Desa Siuri, Kec. Pamona Utara, Kab. Poso
Sulawesi Tengah dikategorikan rendah karena H’ < 1 = rendah.
17
4.3 Pembahasan
Adapun Tempat praktikum ini alah di desa Siuri Danau Poso, Kecamatan
Pamona Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Alat yang digunakan pada
praktikum ini ialah cakram secchi, termometer, tali rafia, meteran, ph meter,
planktonet, kamera hp dan alat tulis menulis sedangkan bahan yang digunakan yaitu
formalin 2% dan 4%, alkohol 70%, aquades, lugol, botol koleksi, toples, sikat gigi,
transek perifiton dan kertas label.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu botol koleksi
sebagai wadah plankton. Net plankton berfungsi sebagai jarring untuk mengambil
sampel plankton. pH meter berfungsi untuk mengukur pH air. Cakram sechi
berfungsi mengukur kekeruhan atau batas penembusan cahaya. Sikat gigi berfungsi
mengambil sampel plankton. Alat tulis berfungsi untuk mencatat hasil pengamatan.
Toples berfungsi sebagai wadah untuk bentos. Thermometer berfungsi untuk
mengukur suhu lingkungan pengamatan. Alkohol 70%, larutan lugol dan formalin 2%
berfungsi untuk mengawetkan plankton. Kertas label berfungsi untuk menandai botol
sampel.
18
Navicula ayptocephala (6). Pada stasiun 3 didapatkan spesies plankton dengan jumlah
masing-masing yaitu, Schroederia sp (8), Cerataulina bergoni (10), Navicula
ayptocephala (1), Ganotozygon sp (10),Nitzchia sp (2), Amphlipeura pellucida (6)
dan Hemiaulus hauckii (10). Jadi, berdasarkan data tersebut maka keanekaragaman
plankton di Desa Siuri, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso Sulawesi Tengah
dikategorikan sedang H’ > 1/H’ = 3.
Pada pengamatan ini terdapat beberapa parameter berupa faktor abiotik yang
diamati yaitu suhu udara, suhu air, cahaya dan kekeruhan, kedalaman, oksigen
19
terlarut, dan pH air. Suhu udara untuk pengamatan pagi pada stasiun 1 yaitu 17 ℃,
pada stasiun 2 yaitu 17 ℃ dan pada stasiun 3 yaitu 16 ℃. Pada pengamatan siang
untuk suhu udara pada stasiun 1 yaitu 30 ℃. Pada stasiun 2 yaitu 30 ℃ dan pada
stasiun 3 yaitu 26 ℃. Suhu udara untuk pengamatan malam pada stasiun 1 yaitu 21
℃, pada stasiun 2 yaitu 21 ℃ dan pada stasiun 3 yaitu 21 ℃. Suhu air untuk
pengamatan pagi pada stasiun 1 yaitu 28 ℃, pada stasiun 2 yaitu 26 ℃ dan pada
stasiun 3 yaitu 27 ℃. Pada pengamatan siang untuk suhu air pada stasiun 1 yaitu 28
℃, pada stasiun 2 yaitu 29 ℃ dan pada stasiun 3 yaitu 29 ℃. Suhu air untuk
pengamatan malam pada stasiun 1 yaitu 7,3 ℃, pada stasiun 2 yaitu 28 ℃ dan pada
stasiun 3 yaitu 28 ℃. Cahaya dan kekeruhan untuk pengamatan pagi pada stasiun 1
yaitu 1,7 m dan pada stasiun 3 yaitu 3 m. Pada pengamatan siang untuk cahaya dan
kekeruhan pada stasiun 1 yaitu 1,7 m dan pada stasiun 2 yaitu 1,7 m. Kedalaman
untuk pengamatan pagi pada stasiun 1 yaitu 0,8 m dan pada stasiun 3 yaitu 3,51 m.
Pada pengamatan siang untuk kedalaman pada stasiun 1 yaitu 0,71 m dan pada
stasiun 2 yaitu 1,04 m. Oksigen terlarut pada pengamatan pagi untuk stasiun 1, 2 dan
3 yaitu 6,4. Oksigen terlarut pada pengamatan siang untuk stasiun 1,2 dan 3 yaitu 6,8.
Oksigen terlarut pada pengamatan malam untuk stasiun 1,2 dan 3 yaitu 4. pH air
untuk stasiun 1,2 dan 3 pada pengamatan pagi, siang dan malam yaitu 7 (netral).
20