Anda di halaman 1dari 16

Arthropoda

Arthropoda adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang dan dikelompokkan ke
dalam kelompok hewan invertebrata. Berdasarkan bahasa, arthropoda bisa dibagi menjadi 2
(dua) suku kata yaitu artron artinya sendi dan poda artinya kaki. Dengan demikian hewan
arthropoda memiliki pengertian sebagai hewan yang memiliki kaki bersendi. Ciri-ciri hewan
arthropoda

1. Tubuh beruas-ruas

Tubuh hewan arthropoda beruas-ruas karen terdapat 3 (tiga) bagian yaitu kepala (caput), dada
(thorax) dan badan belakang/perut (abdomen). Pada bagian kepala dan dada hewan arthropoda
menyatu.

2. Tipe pemakan herbivora atau karnivora

Berdasarkan tipe pemakannya, hewan arthropoda memiliki tipe herbivora dan karnivora. Tipe
herbivora adalah hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan karnivora adalah hewan
yang dapat mempertahankan hidupnya dengan memakan daging.

3. Sistem organ tubuh sudah lengkap

Sistem organ tubuh sudah lengkap artinya hewan arthropoda sudah memiliki sistem pencernaan,
sistem pernapasan, sistem peredaran dara, sistem ekskresi (pengeluaran), sistem saraf dan sistem
reproduksi.

4. Struktur tubuk termasuk simetri bilateral

Berdasarkan pembagian bentuk hewan invertebrata terdiri dari 2 (dua) yaitu simetri radial dan
simetri bilateral. Simetri bilateral adalah kondisi hewan yang apabila tubuhnya dibagi menjadi
bagian yang sama maka bagian sisi kanan dan kiri akan terbagi sama. Hasil yang sama terjadi
apabila dipotong mulai dari mulut sampai anus.

5. Ada kerangka luar

Kerangka luar pada tubuh hewan arthropoda berfungsi memberikan bentuk pada hewan
arthrpopoda dan melindungi tubuh. Bentuk kerangka luar pada hewan arthropoda bisa disebut
sebagai cangkang. Kerangka tubuh pada hewan arthropoda akan disesuaikan dengan bentuk dan
ukuran arthropoda itu sendiri. Jadi setiap hewan arthropoda mengalami pertumbuhan maka
kerangka luar tubuh akan berganti sesuai dengan bentuk tubuh mereka. Proses

6. Sistem peredaran darah terbuka

Sistem peredaran darah pada hewan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu sistem peredaran
darah terbuka dan sistem peredaran darah tertutup. Pada hewan arthropoda, sistem peredaran
darah terbuka artinya darah yang mengalir ke seluruh tubuh hewan ini tidak melalui pembuluh
kapiler darah. Adapun darah pada hewan arthropoda berwarna biru. Warna biru pada darah
hewan arthropoda dipengaruhi oleh pigmen respirasi hemosianin.

7. Sistem saraf tangga tali

Sistem saraf pada hewan arthropoa adalah sistem saraf tangga tali. Sistem saraf tangga tali
adalah saraf yang membentuk serabut memanjang pada bagian bawah (ventral) tubuh. Sehingga
dengan struktur tubuh hewan arthropoda yang beruas-ruas, maka serabut saraf membentuk
simpul yang disebut ganglion.

8. Habitat di darat, air tawar dan laut

Ciri-ciri hewan arhropoda yang paling mudah kita temukan dalam kehidupan sehari-hari adalah
dapat ditemukan di darat,air tawar dan laut.

9. Hewan arthropoda terbagi menjadi 4 (empat) kelas

Hewan arthropoda berdasarkan klasifikasi taksonominya terbagi menjadi 4 (empat) kelas yaitu
crustacea (udang-udangan), arachnida (labah-labah), myriapoda (lipan) dan insecta (serangga).

 Crustacea adalah hewan arthropoda yang memiliki cangkang keras.

Tubuh Crustaceae mempunyai rangka luar keras karena mengandung zat kitin dan kapur,
sehingga disebut sebagai hewan bercangkang. Antenanya Crustaceae berjumlah dua pasang,
mempunyai kaki satu pasang pada tiap ruas tubuh, sedangkan pada udang atau kepiting
mempunyai 5 pasang kaki jalan.
Kepala dan dada Crustaceae menyatu disebut sefalotoraks. Bagian kepala dan dada
dilindungi oleh tameng, yaitu kulit keras yang disebut karapas. Kakinya dapat digunakan untuk
berjalan, berenang, atau menempel di perairan. Sistem pencernaan Crustaceae dimulai dari
mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Sisa metabolismenya keluar melewati kelenjar
hijau. Sistem sarafnya menggunakan susunan saraf tangga tali, respirasinya menggunakan
insang. Jenis kelamin Crustaceae sudah dapat dipisahkan dan bersifat hermaprodit. Pembuahan
terjadi secara internal, telur yang berisi zigot menetas menjadi larva, selanjutnya tumbuh menjadi
dewasa melalui pergantian kulit berkali-kali. Contoh dari anggota ini adalah udang windu
(Penaeus), udang galah (Macrobium resenbergi), udang air tawar (Cambarus virilis), ketam
(Parathelpusa tredenlata), kepiting (Portunus sexdentalus), dan rajungan (Neptunus pelagicus).
Tubuh hewan ini mempunyai rangka luar keras karena mengandung zat kitin dan kapur, sehingga
disebut sebagai hewan bercangkang. Antenanya berjumlah dua pasang, mempunyai kaki satu
pasang pada tiap ruas tubuh, sedangkan pada udang atau kepiting mempunyai 5 pasang kaki
jalan. Kepala dan dada menyatu disebut sefalotoraks. Bagian kepala dan dada dilindungi oleh
tameng, yaitu kulit keras yang disebut karapas. Peranan Crustaceae lebih banyak
menguntungkan bagi kita, misalnya sebagai sumber protein hewani karena mengandung protein
tinggi seperti udang, kepiting, dan rajungan.

 Arachnida adalah hewan arthropoda yang chepalothorax dan abdomen.

Pada kelompok Arachnoidea, tubuhnya memiliki kepala (bersatu dengan dada disebut
kepala dada) dan perut. Pada kepala terdapat sepasang kelisera, bentuknya meruncing dan
ujungnya berlubang sebagai alat sengat berisi kelenjar racun, sepasang pedipalpus sebagai alat
capit berbentuk seperti gunting, dan empat pasang kaki; tidak mempunyai antena, bernapas
dengan paru-paru buku, trakea, atau kedua-duanya.

(1) Ciri-ciri Scorpionidae

(Kala, Kalajengking) Tubuh Scorpionidae, terdiri atas bagian kepala yang bersatu dengan dada
(sefalotoraks) dan perut (abdomen) beruas-ruas, semakin ke belakang semakin mengecil
membentuk ekor. Pada sefalotoraks terdapat sepasang alat mulut seperti penjepit yang
disebut pedipalpi, fungsinya sebagai alat peraba sekaligus sebagai penangkap mangsanya.
Sepasang alat mulut bentuknya kecil disebut kelisera yang berfungsi untuk mengunyah
mangsanya, beberapa pasang mata tunggal besar atau kecil serta empat pasang kaki pada bagian
sefalotoraks. Pada ruas-ruas abdomen bagian ekor paling ujung, bentuknya membulat dan
meruncing, ujungnya merupakan alat sengat yang mengeluarkan racun, berguna untuk
melumpuhkan mangsa yang telah ditangkapnya. Sedangkan pada abdomen depan bagian bawah
terdapat lubang kecil (stigma) sebagai alat respirasi yang berhubungan dengan saluran trakea.

(2) Ciri-ciri Arachnida (Labah-Labah)

Tubuh Arachnida (labah-labah) terdiri atas sefalotoraks dan abdomen yang tidak beruas-ruas,
bagian antara sefalotoraks dan abdomen meramping. Pada bagian sefalotoraks terdapat
sepasang keliserayang dapat mengeluarkan racun. Fungsi racun ini untuk melumpuhkan
mangsanya, terdapat pedipalpus yang digunakan untuk menekan dan mengunyah mangsanya
(makanan) dan di antara pedipalpus terdapat lubang mulut kecil.

(3) Ciri-ciri Acarinae (Caplak)

Pada Acarinae (caplak) terdapat kepala, dada, dan abdomen yang menjadi satu dan tidak beruas-
ruas, memiliki empat pasang kaki beruas-ruas. Caplak ada yang hidup sebagai parasit dan ada
pula yang bebas. Jika hidupnya sebagai parasit pada anjing, maka caplak betina akan menghisap
darah anjing hingga tubuhnya menggelembung. Bila hendak bertelur, maka akan meloloskan diri
dan memilih tempat untuk bertelur, kemudian mati. Pada manusia, caplak dapat menyebabkan
penyakit kudis, yaitu hidup parasit pada kulit. Caplak ini menyebabkan rasa gatal pada kulit
karena caplak betina saat bertelur membuat lubang parit pada kulit dan telurnya diletakkan dalam
parit.

 Myriapoda adalah hewan arthropoda yang memiliki kepala sepasan dan mata ocellus

Tubuh lipan atau kelabang hanya terdiri atas kepala dan badan. Tidak ada bagian dada.
Pada kepala terdapat sepasang mata tunggal, sepasang alat peraba besar, dan sepasang alat
peraba kecil yang beruas-ruas. Setiap ruas badan belakang terdapat kaki berpasangan. Myriapoda
melakukan respirasinya menggunakan saluran trakea yang bermuara pada lubang-lubang kecil
(stigma), letaknya pada dinding ruasruas tubuh. Lubang tersebut disebut spirakel. Sistem
peredaran darahnya terbuka dan letak jantung pada bagian punggung. Sistem sarafnya adalah
sistem saraf tangga tali.

Umumnya, klasifikasi pada buku-buku pelajaran hanya membahas dua kelas utama, yaitu
Chilopoda dan Diplopoda. Hal ini disebabkan karena kelas Symphyla dan Pauropoda adalah
kelas yang kecil. Oleh karena itu, pada bahasan ini hanya akan dibahas dua kelas utama tersebut.

a. Lipan (Kelas Chilopoda)

Kelas Chilopoda terdiri dari lima ordo dari golongan predator beracun, sangat aktif, dan
beradaptasi untuk memburu dan menangkap mangsa hidup. Tidak ada Chilopoda yang
merupakan hewan akuatik, semuanya hanya dapat hidup di darat. Karakteristik lipan adalah
bagian kepalanya memiliki sepasang antena, sepasang mandibula dan dua pasang maksila.
Anggota badan yang paling depan (segmen badan pertama) memiliki sepasang cakar
beracun yang digunakan untuk melumpuhkan mangsa dan pertahanan diri. Tusukan cakar ini
rasanya sangat menyakitkan, dan menyebabkan bengkak, menggigil, dan demam pada manusia.
Akan tetapi, sangat jarang dapat mematikan manusia (kecuali apabila alergi). Segmen-segmen
badan berikutnya memiliki sepasang kaki jalan. Walaupun nama “Centipede” berarti “kaki
seratus,” namun tidak ada lipan yang memiliki jumlah kaki genap 100, mereka memiliki jumlah
kaki bervariasi antara 30 sampai 354 buah. Lipan batu (Lithobius forficatus)

Kaki Seribu (Kelas Diplopoda)


Kata “Diplopoda” berasal dari kata “diplous” yang berarti “ganda,” dan “podos” yang berarti
“kaki.” Hal ini mengacu pada dua pasang jumlah kaki pada tiap segmen tubuhnya. Kelas
Myriapoda terbesar ini sangat beraneka ragam dan terdiri dari 16 ordo. [8] Sebagian besar kaki
seribu adalah detritivora, dan membentuk humus dari sisa-sisa tumbuhan. Mereka adalah ada di
berbagai ekosistem darat, juga ada pada habitat di dalam tanah. Hewan ini bukan organisme
akuatik, walaupun ada spesies yang dapat bertahan hidup berbulan-bulan di dalam air. [4][5][6]

Meskipun nama “Millipede” berarti “kaki seribu,” namun tidak ada yang mencapai angka
tersebut. Rekor kaki paling banyak berjumlah 750 dari spesies Illacme plenipes. [8] Jumlah kaki
yang sangat banyak tersebut disebabkan karena setiap segmen tubuhnya memiliki dua pasang
kaki. Satu segmen tubuh tersebut sebenarnya adalah dua segmen yang tergabung menjadi satu,
inilah yang menjadi ciri-ciri utama hewan ini. Lain halnya dengan lipan, kaki pada Diplopoda
terletak di bagian bawah tubuh.

Karakteristik kaki seribu yang lain adalah pada kepalanya terdapat sepasang antena, bintik mata,
mandibula, dan gnathochilarium. Gnathochilarium yang disebut juga “bibir rahang” ini terbentuk
dari sepasang maksila. Setelah kepala terdapat segmen tanpa kaki, tiga buah segmen dengan
sepasang kaki, dan kemudian barulah segmen dengan dua pasang kaki pada tiap segmennya.
Kaki seribu tidak memiliki cakar berbisa, namun mereka melindungi diri dengan kulitnya yang
tebal dan mensekresikan racun. Hal ini membuat predator enggan memangsa hewan beracun
ini. [3]

Berikut ini adalah contoh-contoh kaki seribu:


SIFAT CHILOPODA DIPLOPODA

Sepasang pada tiap segmen Dua pasang pada hampir semua


Kaki tubuh; kaki terletak pada segmen tubuh; kaki terletak
samping tubuh pada bagian bawah tubuh

Geraknya cepat; secara Geraknya lambat; secara umum


Gerak umum beradaptasi untuk beradaptasi untuk menggali
berlari memburu mangsa lubang

Karnivora dengan Sebagian besar detritivora


Makanan
menggunakan cakar beracun (tanpa cakar beracun)

Pada samping atau bagian


Spirakel Pada bagian bawah tubuh
atas tubuh

Lubang
Segmen tubuh terakhir Segmen tubuh ketiga
Reproduksi

Menggunakan spermatofor Menggunakan gonopoda untuk


Cara
(paket sperma) yang diambil memasukan spermatofor ke
Reproduksi
betina tubuh betina.
 Insecta adalah hewan arthropoda yang memiliki sepasang antena dan tiga pasang kaki
pada tubuhnya.

Kelompok Insekta atau serangga mempunyai species sangat banyak, hidupnya di darat
dan air. Ukuran tubuh Insekta relatif kecil. Insekta sering disebut juga sebagai heksapoda, yaitu
mempunyai kaki enam (3 pasang). Tubuh dibedakan atas kepala, dada, dan perut. Pada kepala
Insekta terdapat sepasang antena yang dapat digunakan untuk membau dan meraba. Terdapat
juga mulut, mata majemuk (mata faset) ada yang bermata tunggal (oselus). Mulut insekta
menurut fungsinya dibedakan menjadi empat tipe, yaitu tipe penjilat dan pengisap (lalat rumah),
tipe pengisap (kupu-kupu), tipe penusuk dan pengisap (nyamuk), dan tipe penggigit (belalang).

Insecta dikelompokkan menjadi dua subkelas yaitu Apterygota dan Pterygota.

a. Apterygota
Apterygota adalah kelompok insecta yang tidak memiliki sayap.
Cirinya:
– Tubuhnya terdiri atas kepala, toraks dan abdomen.
– Tidak mengalami metamorfosis.
– Contoh: kutu buku (Lepisma saccharina)
b. Pterygota
Pterygota adalah kelompok serangga yang memiliki sayap.
Pterygota dibagi menjadi 9 ordo utama:
1/ Orthoptera
Cirinya:
a/ Bersayap lurus
b/ Memiliki kaki belakang yang kuat, kaki belakang digunakan untuk melompat
c/ Mengalami metamorfosis tidak sempurna
d/ Hidup di padang rumput
e/ Makananya dedaunan
f/ Contoh:
– Belalang
– Kecoa
– Jangkrik
2/ Coleoptera
Cirinya:
a/ Memiliki sayap depan dan sayap belakang.
b/ Sayap depan permukaannya halus dan tebal yang dinamakan elitra.
c/ Sayap belakang permukaannya halus seperti selaput.
d/ Contoh: kumbang tanduk.
3/ Hymenoptera
Cirinya:
a/ Memiliki sayap yang tipis
b/ Sayapnya terbagi menjadi dua, yaitu sayap depan dan sayap belakang.
c/ Contoh:
– Lebah madu
– Tawon
4/ Diptera
Cirinya:
a/ Serangga bersayap dua (sepasang)
b/ Sayap belakang berubah menjadi alat keseimbangan yang dinamakan halter.
c/ Mengalami metamorfosis sempurna
d/ Hidup sebagai vektor penyakit (tidak semua)
e/ Contoh:
– Lalat rumah
– Nyamuk
5/ Hemiptera
Cirinya :
a/ Memiliki dua pasang sayap
b/ Bagian depan dan belakang sayap tidak sama.
c/ Mulut digunakan untuk menusuk dan mengisap.
d/ Contoh : Kutu busuk.
6/ Homoptera
Cirinya :
a/ Memiliki sayap yang sama pada bagian depan dan belakangnya.
b/ Mulut digunakan untuk menusuk dan mengisap
c/ Contoh :
– Kutu daun
7/ Lepidoptera
Cirinya :
a/ Memiliki dua pasang sayap yang dilapisi oleh sisik halus.
b/ Contoh : kupu-kupu
8/ Isoptera
Cirinya :
a/ Memiliki dua pasang sayap yang tipis dengan ukuran yang sama.
b/ Contoh : rayap
9/ Neuroptera
Cirinya:
a/ Mempunyai dua pasang sayap tipis.
b/ Pada sayap terdapat urat seperti jarring
c/ Contoh : Undur-undur

Tabel 1.1 karakter terperinci dari tiap spesies Filum Arthropoda

No Nama spesimen Karakter morfologi Klasifikasi


dan Locality

1. Laba-laba - Memiliki 2 bagian tubuh: Kingdom : Animalia


penenun (Nephila
pilipes) chepalothorax dan abdomen Filum : Arthropoda

Di belakang Lab. - Memiliki 4 pasang kaki Kelas : Arachnida


IAIN
- Warna tubuh hitam dengan Ordo : Araneae
bintik kuning Famili : Araneidae
- Simetri tubuh bilateral Genus : Nephila
- Memiliki mata lebih dari 2 Spesie : Nephila pilipes
- Memiliki sepasang palpus
bukan antena
- Memiliki spiner (pembuat
jaring)

2. Udang laut - Memiliki 2 bagian tubuh: Kingdom : Animalia


(Penaeus sp.) chepalothorax dan abdomen Filum : Arthropoda
Di Pasar - warna tubuh putih kemerahan Kelas : Crustacea
Gumelar - memiliki 6 pasang kaki jalan Ordo : Decapoda
(pereopods)
Famili : Penaeidae
- memiliki 5 pasang kaki renang
(pleopods) Genus : Penaeus

- memiliki sepasang antena Spesie : Penaeus sp.

- memiliki bagian anterior dan


posterior tubuh
- simetri tubuh bilateral

3. Kupu-kupu kuning - Memiliki 3 bagian tubuh: Kingdom : Animalia


(Eurema daira) Chepal, thorax, dan abdomen Filum : Arthropoda
Di Kampus IAIN - Warna tubuh hitam dengan Kelas : Insecta
sayap kuning bertepi hitam
Ordo : Lapidoptera
- Simetri tubuh bilateral
Famili : Pieridae
- Memiliki proboscis
Genus : Eurema
- Memiliki metamorfosis
Spesie : Eurema daira
Sempurna
- Memiliki sepasang antena
- Memiliki sepasang sayap
- Memiliki 6 kaki

4. Belalang kayu - Memiliki 3 bagian tubuh: Kingdom : Animalia


(Valange sp.) - Chepal, thorax, dan abdomen Filum : Arthropoda
Di Kampus IAIN - Warna tubuh cokelat dengan Kelas : Insecta
Coretan hitam Ordo : Opthopthera
- Simetri tubuh bilateral Famili : Acrididae
- Memiliki sepasang antena Genus : Valanga
- Memiliki sepasang sayap Spesie : Valanga sp.
- Memiliki ovipositor
- Memiliki 6 kaki

Gambar 1.1 karakter morfologi melalui foto dari tiap spesies Filum Arthropoda

a. Laba-laba penenun (Nephila pilipes)

b. Udang laut (Penaeus sp.)

c. Kupu-kupu kuning (Eurema daira)


d. Belalang kayu (Valange sp.)

1. Kupu-kupu

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : lepidoptera
Karakter Morfologi
Bentuk Tubuh : terdiri dari 3 bagian yaitu kelapa, torax, dan abdomen. Tubuhnya memiki
sayap, antena, dan proboscis pada bagian kepala.
Warna Tubuh : Coklat
Simetri Tubuh : Bilateral
Ukuran Tubuh : sayap = 4 cm
L = 1 cm
P = 2,5 cm
Kunci Identifikasi : 1a – 2b – 5b – 7b – 10a
2. Belalang

Gambar 3 : Belalang

Gambar 4 : Struktur Morfologi Belalang

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Familia : Acrididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nogricornis
Karakter Morfologi
Bentuk Tubuh : terdiri dari 3 bagian yaitu kepala, torax, dan abdomen. Mempunyai 2 pasang
sayap dan 2 antena. Memiliki kerangka luar (eksoskeleton)
Warna Tubuh : Cream
Simetri Tubuh : Bilateral
Ukuran Tubuh : P = 2,5 cm. L = 0,5 cm.
Kunci Identifikasi : 9b-8b-7a-5b-2b
3. Udang

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustasea
Ordo : Deapoda
Familia : Penaidae
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus sp.
Karakter Morfologi
Bentuk Tubuh :
Warna Tubuh : putih dengan bintik-bintik merah
Simetri Tubuh : Bilateral
Jumlah Segmen : 6
Jumlah Kaki renang (Swimming legs) : 4
Jumlah Kaki Jalan (Walking legs) : 5
Ukuran Tubuh : P = 10 cm. L = 2,5 cm.
4. Laba-laba

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Varaneae
Familia : Polcidae
Karakter Morfologi
Bentuk Tubuh : terdiri dari dua bagian tubun yaitu chepalotorax dan abdomen. Pada bagian
chepalotorax terdapat 4 pasang kaki yang memiliki ruas-ruas. WarnaTubuh : hitam dengan
garis-garis kuning pada bagian abdomen tubuhnya. Simetri Tubuh : Bilateral

Anda mungkin juga menyukai