Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTEK LAPANG

BIOLOGI LAUT
TAHUN 2024

Oleh:
SITI OLIVIANA SUSMONO
2210716220001

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS


PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2024
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan : LAPORAN PRAKTIK LAPANG BIOLOGI LAUT


Nama Mahasiswa : Siti Oliviana Susmono
NIM : 2210716220001

Laporan Praktek Telah Diperiksa danDisetujui oleh :


Dosen Pengasuh Mata kuliah

Dosen IV
Muh. Afdal S.Kel.
M.Si

NIP.
199307122022031007

Tanggal Disetujui : Januari 2024


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Biologi kelautan adalah ilmu yang mempelajari kehidupan di laut yaitu
kehidupan makhluk hidup beserta interaksinya dengan lingkungan. Ada banyak
alasan untuk mempelajari spesies yang hidup di laut, khususnya mencakup studi
aspek yang berbeda dari organisme, termasuk perilaku binatang di lingkungan laut,
adaptasi untuk hidup di air garam dan interaksi antara organisme yang ada di
lingkunganya. Kemajuan ilmu dan teknologi, seiring dengan rasa ingin tahu
manusia terhadap gejala-gejala alam, serta peningkatan jumlah penghuni planet
bumi, serta pemanfaatan biota yang ada di laut bagi peningkatan kesejahteraan pun
semakin tinggi.
Nama plankton sendiri di dapat dari bahasa Yunani yaitu "planktos" yang
memiliki arti melayang atau mengembara. Oleh karena itu, pengertian dari nama
tersebut di kaitkan dengan sifat plankton yang tidak dapat berenang dan hanya
melayang-layang saja. Plankton adalah organisme laut yang pergerakannya
dipengaruhi oleh pasang surut air. Hal ini disebabkan plankton tidak dapat
berenang dengan baik. Sehingga organisme tersebut tidak dapat melawan arus.
Plankton adalah sumber makanan dari sebagian besar ikan. Selain itu, plankton
juga dapat memproduksi oksigen yang umumnya dilakukan oleh tumbuhan.
Plankton di definisikan juga sebagai organisme hanyut apapun yang hidup
dalam zona pelagik (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar. Secara luas
plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena
menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik.
Sedangkan menurut Sachlan (1982), plankton adalah jasad-jasad renik
yang melayang dalam arus. Plankton juga merupakan salah satu komponen utama
yang penting dalam system rantai makanan dan jaringan makanan. Mereka
menjadi pakan bagi sejumlah konsumen dalam sistem mata rantai makanan dan
jaring makanan ini. Selain berperan dalam sistem rantai makanan (food chain) dan
jaringan makanan (food web), keanekaragaman plankton juga dapat digunakan
sebagai indikator suatu perairan (Mahida, 1993).
Nekton adalah kelompok hewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke
mari, terlepas dari gerakan air ataupun angin. Seperti ikan-ikan laut, reptil laut,
cumi-cumi, dan lainnya. Nekton adalah hewan yang aktif berenang tanpa
terpengaruh arus air. Nekton dapat bergerak bebas ke mana pun yang diinginkan
tanpa harus terbawa arus ataupun angin.
Komunitas nekton hampir dapat ditemukan di seluruh perairan dan di
berbagai kedalaman, namun kebanyakan dari mereka tidak dapat bergerak bebas
ke seluruh bagian laut atau perairan lainnya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan
suhu, salinitas, dan juga ketersediaan makanan. Komunitas nekton sebagian besar
hewan bertulang belakang, diantaranya jenis ikan, crustacea (kepiting, rajungan,
udang, lobster), mamalia laut (anjing laut, paus), mollusca (cumi, gurita) dst.
Mereka memakan plankton atau nekton lainnya.
Bentos adalah organisme akuatik yang hidup menetap pada dasar perairan,
baik perairan air tawar maupun air asin. Organisme ini umumnya banyak hidup di
perairan dekat dasar sungai atau dikenal sebagai zona bentik. Mereka hidup di
dekat sedimen baik itu batu, lumpur, pasir dan lain lain.
Berbeda dengan plankton maupun nekton, bentos mampu beradaptasi
dengan tekanan air dalam serta arus perairan yang deras. Sebagian atau seluruh
siklus hidup bentos berada di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun
menggali lubang. Pergerakan bentos juga relatif terbatas.
Mangrove adalah sekumpulan pohon yang tumbuh di daerah yang
dipengaruhi pasang surut perpaduan antara air sungai dan air laut. Tumbuhan
Mangrove memiliki kemampuan khusus beradaptasi dengan kondisi yang ekstrim
seperti kondisi lingkungan yang selalu tergenang, kadar garam tinggi dan kondisi
tanah yang tidak setabil. Dengan kondisi lingkungan seperti itu beberapa jenis
mangrove mengembangkan mekanisme yang memungkinkan secara aktif
mengeluarkan garam dari jaringan, sementara yang lainnya mengembangkan
sistem akar nafas untuk membantu memperoleh oksigen bagi sistem perakaran.
Dalam hal lain beberapa jenis mangrove berkembang dengan buah yang sudah
berkecambah sewaktu mash dipohon induknya (vivipar), sperti Kandelia,
Bruguiera, Ceriops dan Rhizophora
Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang
didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan
berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Hutan mangrove banyak
ditemui di pantai, teluk yang dangkal, estuaria, delta, dan daerah pantai yang
terlindung (Gunarto, 2004).
Terumbu karang adalah ekosistem di laut yang terbentuk oleh biota luat
penghasil kapur khususnya jenis-jenis karang batu dan alaga berkapur, Bersama
dengan biota lain yang hidup di dasar lautan. Terumbu karang merupakan
ekosistem dinamis dengan kekayaan biodiversitanya serta produktivitas tinggi,
karena itu terumbu karang mempunyai peran yang signifikan. Secara ekologis,
terumbu karang merupakan tempat organisme hewan maupun tumbuhan mencari
makan dan berlindung. Secara fisik menjadi pelindung pantai dan kehidupan
ekosistem perairan dangkal dari abrasi laut.

1.2. Tujuan
Tujuan dari prakti lapang Biologi Laut yang di laksanakan di Desa Sungai
Dua Laut pada Tanggal 6-9 November 2023 yaitu :
1. Mengetahui gambaran umum pantai di Sungai Dua Laut.
2. Mengidentifikasi jenis Makroinverbrata Benrik di Sungai Dua Laut.
3. Mengetahui sebaran Makroinverbrata Benrik di Sunga Dua Laut. 4.
Mengetahui kondisi kualitas perairan Sunga Dua Laut.

1.3. Manfaat
Manfaat dari praktik lapang Biologi Laut yang di laksanakan di Desa
Sungai Dua Laut pada Tanggal 6-9 November 2023 yaitu :
1. Memberikan pengetahuan gambaran umum mengenai pantai di Desa
Sungai Dua Laut.
2. Mengetahui jenis Makroinvertebrata Bentik di Desa Sungai Dua Laut. 3.
Dapat memberikan informasi mengenai sebaran Makroinvertebrata di Desa
Sungai Dua Laut.
4. Menjelaskan kondisi kualitas perairan di Desa Sungai Dua Laut.
BAB 2. METODE PRAKTIK

2.1. Tempat dan Waktu Praktik


Praktik Lapang Biologi Laut di laksanakan pada tanggal 6 – 9 November
2023 dengan pengambilan data di Desa Sungai Dua Laut, Kecamatan Sungai
Loban, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Analisis sampel
dan data di lakukan di Laboratorium Bioekologi dan Laboratorium Kualitas Air
dan Hidrobioekologi Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

Gambar 1. Peta lokasi praktik lapang


Gambar 2. Peta Lokasi Karang

Gambar 3. Peta lokasi mangrove

2.2. Metode Pelaksanaan


2.3.1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang di gunakan dalam praktik lapang ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.3.1 Alat yang di gunakan dalam praktik lapang.
No. Nama Alat Kegunaan

1. Global Positioning System (GPS) Menentukan posisi stasiun

2. Botol Sampel 20 ml Menyimpan sampel air

3. Stopwatch Mengetahui waktu yang di tentukan


4. Kamera Dokumentasi penelitaian

5. Water Quality Checker Mengukur pH dan DO

6. Tali Rapia Mengukur jarak

7. Roll Meter Mengukur jarak

8. Transek Kuadran Membuat plot 1x1

9. Kantong Sampel Menyimpan benthos atau substrat

10. Alat Tulis Menulis hasil penelitian

2.3.2. Pengambilan Data Kondisi Pantai


Pengambilan data kondisi pantai yaitu dengan mengamati pasir pada pantai
apakan pasir tersebut berlumpur atau berbatu, lalu lakaukan pengukuran pada
daerah intertidal menggunakan roll meter pada saat air surut terendah.

2.3.3. Pengambilan Data Kualitas Air


Tahap pengambilan data insitu (secara langsung di lapangan) meliputi :
arus, kecerahan, salinitas, DO dan pH.
1. Arus
Pengambilan data arus menggunakan layang-layang arus, dengan
memberi jarak sampai lima meter, tunggu beberapa menit sampai tali
tersebut membentang. Kemudian catat jarak, dan arah dengan mengunakan
kompas dan stopwatch.
2. Kecerahan
Pengukuran kecerahan dengan cara mencelupkan Secchidisk ke
dalam kolom perairan, kemudian amati dan hitung berapa jarak batas
sampai alat tidak terlihat.
3. Salinitas
Pengukuran nilai salinitas permukaan perairan dilakukan dengan
handrefraktometer. Sebelum melakukan pembacaan nilai handrefractometer
terlebih dahulu dikalibrasi dengan aquades. Kemudian teteskan sampel air
laut di atas permukaan kacanya. Kemudian diamati garis batas putih-biru,
catat nilai yang ditunjukan oleh garis tersebut.
4. DO dan pH
Pengambilan data DO dan pH menggunakan alat water quality
cheker dengan mencelupkan probe alat tersebut ke dalam sampel air
sampai nilai DO dan pH terlihat di monitor Water cheker kemudian dicatat
nilai DO dan pH tersebut.

2.3.4. Pengambilan Data Keanekaragaman dan Pola Zonasi


Makrointertebrata Bentik.
Metode yang digunakan dalam praktik ini adalah belt transect, yaitu dengan
menarik garis tegak lurus terhadap garis kontur (garis pantai). Panjang transek
disesuaikan dengan topografi pantai. Jarak penempatan transel (plot pertama dari
setiap transek) terhadap batas garis pantai (batas pasang tertinggi) adalah 5 m(di
sesuaikan). Untuk mempermudah pendataan makroinvertebrata, tiap plot dibagi
menjadi 4 atau 25 subplot (sesuaikan dengan transek yang ada) (Gambar 1).
Selanjutnya dihitung jumlah dan jenis makroinvertebrata serta mengamati substrat
pada masing-masing plot. Data-data yang di peroleh akan dimasukkan dalam tabel
pengamatan. Tiap plot didokumentasikan dengan menggunakan kamera digital.
Jika belum mampu mengidentifikasi maka sampel bisa disimpan dan diawetkan
untuk diidentifikasi di laboratorium.
Untuk mengetahui keanekaragaman dan pola zonasi makroinvertebrata
bentik dilakukan dengan menganalisis secara deskriptif data-data yang telah
dimasukkan dalam tabel. Analisis pola zonasi makroinvertebrata bentik juga
dilakukan dengan memvisualisasikan dalam gambar kemudian dilakukan
penjelasan secara deskriptif.

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. PLANKTON
A. KLASIFIKASI
Tabel 01.Fitoplankton Stasiun 1
No Klasifikasi

1. Synechococcus elongatus

2. Cyclotella
3. Scenedemus

4. Pinnularia sp

5. Gomphosphaeria

6. Oedogium

7. Nitzschia

8. Xanthidium

9. Arthrodesmus

10. Gonatozygon

11. Amylax tricantha

12. Chocconeis

13. Netrium

14. Coelastrum

Tabel 02. Fitoplankton Stasiun 2


1. Thuricola

2. Dinobryan

3. Tabellaria fanestrata

4. Aphanizomenon

5. Straurastrum

6. Synedra

7. Strauroneis

8. Coelastrum

9. Eremosphaera

10. Closterium

11. Nitzschia

12. Aphanochaaete

13 Polyedriopsis

14. Oscilltoria

15. Euastrum
16. Gonatozygon

17. Pinnularia sp

18. Gonyaulax

19. Netrium

20 Cyclotella

21. Lingulodium polyedrum

22. Pinnularia sp

Tabel 03 Fitoplankton Stasiun 3


No Klasifikasi

1. Colestorium

2. Amylax Tricantha

3. Netrium

4. Lingulodium polyedrum

5. Gynodinium

6. Euastrum

7. Cosmarium

8. Oedogium

9. Eremosphaera

10. Straurastrum

11. Aphanothece

12. Dinobryon

13. Cyliciddium sp

Tabel 04. Zooplankton Stasiun 1


No Klasifikasi

1. Urocentrum

2. Chaos diffluens

3. Spirostomum

4. Gastropus
5. Astasia

6. Amoeba

7. Ascomorpha

8. Notholca

9. Heteronema sp

10. Nassula

Tabel 05. Zooplankton Stasiun 2


No Klasifikasi

1. Rhopalodia gibba

2. Amoeba

3. Asplanchna

4. Rhizamoeba

5. Odentella aurita

6. Astasia

7. Litonatus

8. Euglenopsis

9. Chaos diffluens

10. Euglena tripteris

11. Rotifer

12. Urocentrum

13. Notholca

14. Botrycoccus

15. Tintinnids

16. Codosiga

Tabel 06. Zooplankton Stasiun 3


No Klasifikasi

1. Odentela aurita

2. Paramaecium
3. Euglypha

4. Rhopalodia gibba

5. Euglenopsis

6. Litonatus

7. Botryococcus

8. Chaos diffluens

9. Asplanchna priodonta

10. Amoeba

11. Euglena tripteris

12. Gastropus

13. Rhizomoeba

14. Astasia

15. Odentella aurita

16. Urocentrum

B. ANALISIS DATA
Plankton adalah organisme kecil yang mengapung atau melayang di perairan dan
umumnya tidak mampu melawan arus air. Plankton memainkan peran kunci dalam
rantai makanan perairan dan ekosistem secara keseluruhan, mempertahankan
keseimbangan dan keberlanjutan ekosistem air. Pada table fitoplankton stasiun 1
terdapat synechococcus elongatus merupakan cyanobacteria planktonik, yang sering
kali mendominasi perairan dengan kemampuannya untuk melakukan fotosintesis dan
memproduksi oksigen. Cyclotella dan Pinnularia sp adalah diatom planktonik,
kelompok alga uniseluler yang memiliki dinding sel kaya silika. Mereka berperan
penting dalam siklus biogeokimia dan menyediakan sumber makanan untuk organisme
tingkat lebih tinggi. Scenedemus, Oedogium, Xanthidium, Arthrodesmus,
Gonatozygon, Netrium, dan Coelastrum adalah berbagai jenis ganggang hijau
planktonik yang membentuk kelompok Chlorophyta. Mereka berkontribusi pada
produksi oksigen dan dapat menjadi komponen penting dalam rantai makanan perairan.
Gomphosphaeria adalah cyanobacteria planktonik yang juga dapat memainkan peran
penting dalam siklus nutrien dan fotosintesis. Nitzschia dan Chocconeis termasuk
dalam diatom planktonik yang memiliki peran penting dalam siklus karbon dan
menyumbang pada keanekaragaman hayati perairan.
Pada table table fitoplankton stasiun 2 terdapat Genus Thuricola dan Dinobryan
mungkin mencakup beberapa spesies planktonik, tetapi identifikasi yang lebih spesifik
memerlukan informasi tambahan tentang karakteristik morfologi dan ekologi mereka.
Tabellaria fanestrata dan Cyclotella adalah diatom planktonik yang umumnya
ditemukan di perairan tawar. Mereka memiliki dinding sel kaya silika dan berperan
penting dalam ekosistem air sebagai produsen utama. Aphanizomenon dan Oscillatoria
adalah cyanobacteria planktonik yang dapat berkontribusi pada produksi oksigen dan
siklus nutrien di perairan. Straurastrum, Synedra, Strauroneis, Closterium,
Eremosphaera, Euastrum, dan Polyedriopsis adalah berbagai jenis alga hijau planktonik
yang termasuk dalam kelompok Chlorophyta. Mereka berperan sebagai produsen
dalam rantai makanan perairan. Coelastrum adalah ganggang hijau yang umumnya
ditemukan di perairan tawar, berkontribusi pada produksi oksigen dan sebagai sumber
makanan bagi organisme planktonik lainnya. Nitzschia dan Pinnularia sp adalah
diatom planktonik yang juga berperan dalam siklus biogeokimia perairan.
Aphanochaete adalah jenis alga merah yang dapat ditemukan di perairan tawar.
Gonatozygon adalah ganggang hijau planktonik yang berkontribusi pada keberagaman
hayati ekosistem perairan. Gonyaulax adalah genus dinoflagellata, yang dapat
termasuk dalam plankton dan memiliki dampak pada dinamika ekosistem laut,
termasuk fenomena air berwarna merah atau dinoflagellata bloom. Netrium adalah
ganggang hijau yang dapat ditemukan di perairan tawar. Lingulodium polyedrum
termasuk diatom planktonik yang dapat ditemukan di perairan tawar.
Pada table fitoplankton stasiun 3 terdapat coelastrum adalah genus ganggang
hijau dari kelompok Chlorophyta yang berperan penting sebagai produsen di dalam
rantai makanan perairan. Bentuk selnya yang selular menyediakan habitat bagi
berbagai organisme planktonic Amylax Tricantha tidak memiliki informasi yang
cukup untuk memberikan identifikasi spesifik, tetapi mungkin merupakan organisme
planktonik yang dapat ditemukan di berbagai ekosistem perairan. Netrium adalah
genus ganggang hijau dari kelompok Chlorophyta. Organisme ini mungkin berperan
sebagai produsen di dalam ekosistem air dan menyediakan sumber makanan bagi
organisme lainnya. Lingulodium polyedrum adalah diatom planktonik yang dapat
ditemukan di perairan tawar. Dengan dinding selnya yang kaya silika, mereka
memiliki peran penting dalam siklus biogeokimia dan menyumbang pada
keberagaman hayati perairan. Gynodinium
adalah dinoflagellata yang dapat ditemukan di berbagai habitat air. Sebagai protista
dengan flagela, mereka memiliki peran dalam rantai makanan perairan. Euastrum dan
Cosmarium adalah genus ganggang hijau dari kelompok Chlorophyta. Keduanya
berpartisipasi dalam proses fotosintesis dan menyediakan kontribusi penting pada
produksi oksigen dan siklus nutrien.Oedogium adalah genus ganggang hijau yang
mungkin memiliki karakteristik yang membuatnya bersifat planktonik. Identifikasi
lebih lanjut diperlukan untuk memahami peran dan interaksinya di dalam ekosistem
perairan. Eremosphaera tidak memiliki informasi yang cukup untuk identifikasi
spesifik, dan identifikasi lebih lanjut diperlukan untuk memahami peran ekologisnya
dalam ekosistem air. Straurastrum adalah genus ganggang hijau yang dapat ditemukan
di perairan tawar, memberikan kontribusi pada produksi oksigen dan menjadi bagian
integral dari ekosistem air. Aphanothece adalah cyanobacteria planktonik yang
memainkan peran penting dalam siklus biogeokimia dan dapat membentuk bloom yang
signifikan. Dinobryon adalah genus flagellata dari kelompok Chrysophyta yang dapat
berkontribusi pada keberagaman planktonik dan dinamika ekosistem perairan.
Pada table zooplankton stasiun 1 terdapat rocentrum merupakan organisme yang
mungkin termasuk dalam kelompok plankton, dengan karakteristik flagellata.
Urocentrum umumnya bersifat fitoplanktonik karena berperan sebagai mikroorganisme
fotosintetik. Chaos diffluens adalah protozoa yang memiliki karakteristik amuba dan
mungkin dapat diidentifikasi sebagai zooplankton. Organisme ini umumnya bersifat
heterotrofik, mengonsumsi bakteri dan partikel organik lainnya. Spirostomum adalah
protozoa ciliata, yang juga termasuk dalam kategori zooplankton. Ciliata seperti
Spirostomum umumnya berperan sebagai konsumen di dalam ekosistem perairan.
Gastropus memiliki nama yang mirip dengan gastropoda, tetapi perlu informasi lebih
lanjut untuk identifikasi yang lebih spesifik. Jika merujuk pada organisme mikroskopis,
mungkin termasuk dalam kelompok zooplankton. Astasia adalah protozoa flagellata
yang bersifat heterotrofik. Astasia cenderung diidentifikasi sebagai zooplankton karena
kebutuhannya akan bahan organik untuk makanan. Amoeba adalah protozoa yang
terkenal dengan geraknya yang amuba. Amoeba umumnya merupakan zooplankton
karena sifat heterotrofiknya. Ascomorpha tergolong dalam fitoplankton karena
merupakan genus alga uniseluler yang dapat melakukan fotosintesis. Notholca adalah
kelompok rotifer dan dapat diidentifikasi sebagai zooplankton. Rotifer merupakan
organisme mikroskopis yang memiliki struktur ciliar dan umumnya bersifat
herbivora. Heteronema sp mungkin termasuk dalam kelompok fitoplankton jika
memiliki karakteristik flagellata. Identifikasi yang lebih spesifik memerlukan informasi
lebih lanjut. Nassula adalah protozoa ciliata dan umumnya diidentifikasi sebagai
zooplankton karena sifat heterotrofiknya.
Pada table zooplankton stasiun2 terdapat Rhopalodia gibba adalah diatom
planktonik yang memiliki ciri khas seperti salib di dalam selnya. Amoeba adalah
protozoa bersifat heterotrofik dan umumnya diidentifikasi sebagai zooplankton.
Asplanchna adalah kelompok rotifer yang umumnya dianggap sebagai zooplankton.
Rhizamoeba adalah amoeba bersifat bebas yang dapat ditemukan di berbagai
lingkungan air. Odentella aurita adalah diatom planktonik yang dapat ditemukan di
perairan tawar. Astasia adalah protozoa flagellata yang bersifat heterotrofik dan
termasuk dalam kelompok zooplankton. Litonatus mungkin merujuk pada organisme
tertentu, tetapi identifikasi spesifik memerlukan informasi lebih lanjut. Euglenopsis dan
Euglena tripteris adalah genus dari flagellata yang dapat ditemukan di perairan, dan
beberapa spesies termasuk dalam kelompok fitoplankton. Chaos diffluens adalah
protozoa ciliata dan dapat diidentifikasi sebagai zooplankton. Rotifer adalah kelompok
mikroorganisme bersilia, termasuk dalam zooplankton, yang berperan penting dalam
rantai makanan perairan. Urocentrum adalah genus dari flagellata yang dapat termasuk
dalam kelompok fitoplankton. Notholca adalah kelompok rotifer yang umumnya
dianggap sebagai zooplankton. Botrycoccus adalah alga hijau bersel tunggal yang
umumnya termasuk dalam kelompok fitoplankton. Tintinnids adalah kelompok
protozoa ciliata yang dapat diidentifikasi sebagai zooplankton. Codosiga adalah
protista bersilia yang dapat ditemukan di perairan laut.
Pada table zooplankton stasiun 3 terdapat Odentella aurita adalah diatom planktonik
dengan bentuk sel yang khas dan dapat ditemukan di perairan tawar. Paramecium
adalah protozoa ciliata yang umumnya diidentifikasi sebagai zooplankton dan
memiliki gerakan berpindah-pindah menggunakan silia. Euglypha adalah genus dari
foraminifera bersel tunggal, umumnya tergolong dalam kelompok zooplankton.
Rhopalodia gibba adalah diatom planktonik yang memiliki karakteristik sel yang khas
dan mungkin dapat ditemukan di perairan tawar. Euglenopsis adalah genus flagellata
yang termasuk dalam kelompok fitoplankton, umumnya ditemukan di perairan tawar.
Litonatus mungkin merujuk pada organisme tertentu, tetapi identifikasi spesifik
memerlukan informasi lebih lanjut. Botryococcus adalah alga hijau bersel tunggal yang
umumnya termasuk dalam kelompok fitoplankton. Chaos diffluens adalah protozoa
ciliata yang termasuk dalam kelompok zooplankton dan dapat ditemukan di berbagai
ekosistem perairan. Asplanchna priodonta adalah kelompok rotifer yang umumnya
dianggap sebagai zooplankton dan memiliki peran penting dalam rantai makanan
perairan. Amoeba adalah protozoa bersifat heterotrofik dan umumnya diidentifikasi
sebagai zooplankton. Euglena tripteris adalah flagellata yang termasuk dalam
kelompok fitoplankton dan dapat ditemukan di perairan tawar.Gastropus mungkin
merujuk pada organisme tertentu, tetapi identifikasi spesifik memerlukan informasi
lebih lanjut.. Rhizamoeba adalah amoeba bersifat bebas yang dapat ditemukan di
berbagai lingkungan air. Astasia adalah protozoa flagellata yang bersifat heterotrofik
dan termasuk dalam kelompok zooplankton. Urocentrum adalah genus dari flagellata
yang dapat termasuk dalam kelompok fitoplankton.
3.2. NEKTON
A. KLASIFIKASI
Tabel 07. Nekton
No Klasifikasi Dokumentasi

1. Nama : Platax Teira


Famili : Ephippidae
Kelas : Actinopteri
Genus : Platax
Spesies : Platax Teira
Lokasi : Karang

2. Nama : Copperband
butterflyfish
Famili : Chaetodontidae
Kelas : Actinopterygii
Genus : Chelmon
Spesies : Chelmon
rostratus
Lokasi : Karang

3. Nama : Heniochus
diphreutes
Famili : Chaetodontidae
Kelas : Actinopteri
Genus : Heniocus
Spesies : Heniochus
diphreutes
Lokasi : Karang
4. Nama : Bluering
angelfish
Famili : Pomacanthidae
Kelas : Actinopterygii
Genus : Pomacanthus
Spesies : Pomacanthus
annularis
Lokasi : Karang

5. Nama : Monodactylus
argentus
Famili : Monodactylidae
Kelas : Actinopterygii
Genus : Monodactylus
Spesies : M.argenteus
Lokasi : Karang

6. Nama : Echinothrix
calamaris
Famili : Diadematidae
Kelas : Echinoidea
Genus : Echinothrix
Spesies : E.Calamaris
Lokasi : Karang

B. ANALISIS DATA

Pada nekton terdapat 6 spesies yaitu antara lain, Platax Xeira,


Copperband butterflyfish, Heniochus diphreutes, Bluering angelfish,
Monodactylus argentus, Echinothrix calamaris. Semuanya berlokasi di karang.
Beberapa jenis biota laut yang teridentifikasi di ekosistem karang melibatkan
berbagai spesies ikan dan organisme lainnya. Salah satunya adalah Platax Teira,
yang termasuk dalam famili Ephippidae dan kelas Actinopteri. Ikan ini
memiliki genus Platax dan spesies Platax Teira. Kehadirannya yang umum
ditemukan di sekitar karang menunjukkan adaptasinya terhadap lingkungan
ini.Copperband butterflyfish, atau Chelmon rostratus, adalah anggota famili
Chaetodontidae dan kelas Actinopterygii. Ditemukan juga di sekitar karang,
ikan ini memiliki genus Chelmon. Keindahannya membuatnya sering dicari
dalam akuarium berkat warna-warna cerah dan pola-pola yang khas. Heniochus
diphreutes adalah ikan dari famili Chaetodontidae dan kelas Actinopteri. Ikan
ini termasuk dalam genus Heniocus dan spesies Heniochus diphreutes. Seperti
ikan karang lainnya, keberadaannya memberikan kontribusi pada
keanekaragaman hayati di habitat karang. Bluering angelfish atau Pomacanthus
annularis adalah ikan dari famili Pomacanthidae dan kelas
Actinopterygii. Dengan genus Pomacanthus dan spesies Pomacanthus
annularis, ikan ini menambah keindahan ekosistem karang dengan corak biru
yang mencolok. Monodactylus argentus, termasuk dalam famili Monodactylidae
dan kelas Actinopterygii, adalah ikan dari genus Monodactylus dan spesies
M.argenteus. Keberadaannya menambah keragaman ekosistem karang, dan
bentuk tubuhnya yang khas memberikan adaptasi untuk hidup di perairan
karang. Selain ikan, juga terdapat organisme laut seperti Echinothrix calamaris,
sebuah jenis bulu babi laut dari famili Diadematidae dan kelas Echinoidea.
Dengan genus Echinothrix dan spesies E.Calamaris, organisme ini merupakan
bagian dari keanekaragaman hayati yang mendukung keseimbangan ekosistem
karang.
3.3. BENTOS
A. KLASIFIKASI
Tabel 08. Bentos
No KLASIFIKASI DOKUMNETASI

1 Nama: Keong Bakau


Famili: Potamididae
Kelas: Gastropoda
Genus: Telescopium
Spesies: T. telescopium
Lokasi: Mangrove
Jumlah:4
2 Nama: Siput Lumpur
Famili: Potamididae
Kelas: Gastropoda
Genus: Melania
Spesies: Melania
lineolata Lokasi:
Mangrove
Jumlah:3

3 Nama: Siput Rawa


Famili: Ellobidea
Kelas: Gastropoda
Genus: Ellobium
Spesies: Ellobium midea
Lokasi: Mangrove
Jumlah:2

4 Nama: Kepiting Kampat


Famili: Verunidae
Kelas: Melacostrace
Genus: Varuna
Spesies: Varuna
litterata Lokasi:
Mangrove
Jumlah:
5 Nama: Kerang kapah
Famili: Arcticidae
Kelas: Bivalvia
Genus: Arctica
Spesies: Ocean quahog
Lokasi: Mangrove
Jumlah:

6 Nama: Cassidulla sp.


Famili: Ellobiidae
Kelas: Gastropoda
Genus: Cassidulla
Spesies: Cassidulla
avtistelis Lokasi:
Mangrove
Jumlah:

8 Nama: Keong Belitung


Famili: Potamididae
Kelas: Gastropoda
Genus: Cerithidea
Spesies: Cerithidea
cigulata Lokasi:
Mangrove
Jumlah:
9 Nama: Pirenella
cingulata Famili:
Potamididae
Kelas: Gastropoda
Genus: Pirenella
Spesies: Pirenella
cingulata Lokasi:
Mangrove
Jumlah:

10 Nama: Cassidula
aurisfelis Famili:
Ellobidae
Kelas: Gastropoda
Genus: Cassidula
Spesies: Cassidula
aurisfelis Lokasi:
Mangrove
Jumlah:

11 Nama: Cerithidea
obtusa Famili:
Potamididae
Kelas: Gastropoda
Genus: Cerithidea
Spesies: C. obtusa
Lokasi: Mangrove
Jumlah:
12 Nama: Kerang air tawar
asia Famili: Cyrenidae
Kelas: Bivalvia
Genus: Corbicula
Spesies: Corbicula
fluminea Lokasi:
mangrove
Jumlah:

13 Nama: udang pistol


Famili: Alpheidae
Kelas: Malacostraca
Genus: Alpheus
Spesies: Alpheus
digitalis Lokasi:
Mangrove
Jumlah:

14 Nama: siput air payau


Famili: Neritidae
Kelas: Gastropoda
Genus: Neripteron
Spesies: N. violaceum
Lokasi: Mangrove
Jumlah:
15 Nama: Keong laut kecil
Famili: Trochidae
Kelas: Gastropoda
Genus: Gibbula
Spesies: G. divaricata
Lokasi: Laut karang
dan berpasir
Jumlah:

16 Nama: Mercenaria
campechiensis
Famili: Veneridae
Kelas: Bivalvia
Genus: Mercenaria
Spesies: M.
campechiensis Lokasi:
Laut karang dan
berpasir
Jumlah:

17 Nama: cangkang
menara Famili:
Turritellidae
Kelas: Gastropoda
Genus: Turritella
Spesies: T. communis
Lokasi: Laut karang
dan berpasir
Jumlah:
18 Nama: Menara piramida
Famili: Pyremidellidae
Kelas: Gastropoda
Genus: Peristichia
Spesies: P. Toreta
Lokasi: Laut karang
dan berpasir
Jumlah:

19 Nama:siput laut predator


kecil Famili: Epitoniidae
Kelas: Gastropoda
Genus: Epitonium
Spesies: E. clathrus
Lokasi: Laut karang
dan berpasir
Jumlah:

20 Nama: Chama asperella


Famili: Chemidae
Kelas: Bivalvia
Genus: Chama
Spesies: C. asperella
Lokasi: Laut karang
dan berpasir
Jumlah:
21 Nama: Siput laut
Famili: Muricidae
Kelas: Gastropoda
Genus: Rolandiella
Spesies: R. scotti
Lokasi: Laut karang
dan berpasir
Jumlah:

22 Nama: siput laut


Famili: Muricidae
Kelas: Gastropoda
Genus: Haustrum
Spesies: H. scobina
Lokasi: laut karang dan
berpasir
Jumlah:

23 Nama: Mauritia arabica


Famili: Cypraeidae
Kelas: Gastropoda
Genus: Mauritia
Spesies: M. arabica
Lokasi: Laut karang
dan berpasir
Jumlah:
24 Nama: Siput zaitun
Famili: Olividae
Kelas: Gastropoda
Genus: Callianax
Spesies: C. biplicata
Lokasi: Pantai berpasir
Jumlah:

25 Nama: siput kerucut


Famili: Conidae
Kelas: Gastropoda
Genus: Conus
Spesies: Conus
dauciconus Lokasi:
Pantai berpasir
Jumlah:

26 Nama: Mata hiu


Famili: Naticidae
Kelas: Gastropoda
Genus: Neverita
Spesies: N. duplicata
Lokasi: Pantai berpasir
Jumlah:
27 Nama: Kerang remis
Famili: Veneridae
Kelas: Bivalvia
Genus: Meretrix
Spesies: M. lusoria
Lokasi: Pantai berpasir
Jumlah:

28 Nama: Kerang
keranjang Famili:
Cardiidae
Kelas: Bivalvia
Genus: Clinocardium
Spesies: C. nuttallii
Lokasi: Pantai berpasir
Jumlah:

29 Nama: Conus raulsilvai


Famili: Conidae
Kelas: Gastropoda
Genus: Conus
Spesies: C. raulsilvai
Lokasi: Pantai berpasir
Jumlah:
3 Nama: Euspira catena
0
Famili: Naticidae
Kelas: Gastropoda
Genus: Euspira
Spesies: E. catena
Lokasi: Pantai berpasir
Jumlah:

Nama: Siput laut


kerucut Famili:
Conidae
Kelas: Gastropoda
Genus: Conus
Spesies: C. generalis
Lokasi: Pantai berpasir
Jumlah:

B. ANALISIS DATA
Pada data bentos terdapat 11 spesie dengan keong Bakau (Telescopium sp),
yang termasuk dalam famili Potamididae dan kelas Gastropoda, adalah organisme
yang umum ditemukan di ekosistem mangrove. Dengan genus Telescopium dan
spesies T. Telescopium, keong ini memainkan peran penting dalam siklus nutrien
dan memperkuat ekosistem mangrove dengan kemampuannya memproses bahan
organik. Siput Lumpur (Cerithidea cingulate), juga termasuk dalam famili
Potamididae dan kelas Gastropoda, menunjukkan adaptasi terhadap lingkungan
lumpur di ekosistem mangrove. Dengan genus Cerithidea dan spesies Cerithidea
cingulate, siput ini berperan dalam mengurai sisa-sisa organik dan dapat menjadi
indikator kesehatan ekosistem mangrove. Siput Rawa (Ellobium midae), dari
famili Ellobidea dan kelas Gastropoda, menambah keanekaragaman jenis
gastropoda di mangrove. Dengan genus Ellobium dan spesies Ellobium midae,
siput ini biasanya hidup di daerah rawa dan memiliki peranan dalam memproses
material organik di habitatnya. Ketiga jenis keong ini memberikan kontribusi pada
fungsi ekosistem mangrove, baik melalui peran mereka dalam rantai makanan,
proses dekomposisi, atau sebagai indikator kesehatan ekosistem. Lokasi
penemuan di "Mangrove St.1 Plot. 1" menunjukkan bahwa ekosistem mangrove
tersebut merupakan habitat yang penting bagi ketiga jenis gastropoda ini. Kepiting
Kampat (Varuna litterata), yang termasuk dalam famili Varunidae dan kelas
Malacostraca, adalah salah satu organisme yang mendominasi ekosistem
mangrove di "Mangrove St. 2 Plot 1". Kepiting ini dari genus Varuna dan spesies
V. litterata memiliki peranan penting dalam rantai makanan mangrove dan
mungkin berkontribusi pada keseimbangan ekosistem tersebut. Kerang Kapah
(Arctica islandica), anggota famili Arcticidae dan kelas Bivalvia, juga tercatat di
"Mangrove St. 2 Plot. 1". Organisme ini dari genus Arctica dan spesies Arctica
islandica mungkin berperan dalam menyediakan substrat dan habitat untuk
organisme lainnya di ekosistem mangrove. Cassidula sp, sebuah jenis siput dari
famili Ellobiidae dan kelas Gastropoda, tercatat di "Mangrove St.2 Plot. 1".
Dengan genus Cassidula dan spesies Cassidula autistelis, siput ini bisa memiliki
peran dalam proses dekomposisi dan ekologi mangrove yang kompleks. Keong
Belitung (Cerithidea obtusa), dari famili Potamididae dan kelas Gastropoda,
terdapat di "Mangrove Kel. 3 Plot. 3". Keberadaan siput ini dari genus
Cerithidae dan spesies C. obtusa menunjukkan keanekaragaman hayati di lokasi
tersebut dan potensinya dalam memberikan dampak positif pada fungsi ekosistem
mangrove. Cassidula aurisfelis, seorang gastropoda dari famili Ellobidae dan kelas
Gastropoda, ditemukan di "Mangrove Kel. 3 Plot. 3". Organisme ini, yang
termasuk dalam genus Cassidula dan spesies Cassidula aurisfelis, menunjukkan
keberadaan siput di ekosistem mangrove tersebut, mungkin berkontribusi pada
siklus dekomposisi dan dinamika ekologi di lokasi tersebut. Kerang Air Tawar
Asia (Corbicula fluminea), yang termasuk dalam famili Cyrenidae dan kelas
Bivalvia, tercatat di "Mangrove St. 6 Plot. 1". Dengan genus Corbicula dan
spesies Corbicula fluminea, kerang air tawar ini menunjukkan adanya adaptasi
pada lingkungan mangrove, yang mungkin mengandung campuran air tawar dan
air asin. Udang Pistol (Alpheus fabricius), anggota famili Alpheidae dan kelas
Malacostraca, juga tercatat di "Mangrove St. 6 Plot. 1". Udang ini, dari genus
Alpheus dan spesies Alpheus fabricius, dikenal dengan kemampuannya
menghasilkan suara berderak yang khas dengan menggunakan cakar pistolnya,
serta berperan dalam dinamika makanan dan ekologi mangrove. Neripteron
violaceum, seorang gastropoda dari famili Neritidae dan kelas Gastropoda, juga
ditemukan di "Mangrove St. 6 Plot. 1". Dengan genus Naripteron dan spesies N.
violaceum, kehadiran siput ini menambah keragaman gastropoda di lokasi
tersebut, memberikan kontribusi pada dinamika ekosistem mangrove.
3.4. MANGROVE
A. KLASIFIKASI
Tabel 09. Jumlah Pohon Ekosistem Mangrove
Spesies Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Ind Persetase Ind Persetase Ind Persetase

Sonneratia alba 1 1 -

Avicienna marina 3 4 -

Avicienna officinalis 3 1 -

Avicennia apiculate 1 - 4

Rhizopora mucronate 3 2 -

Rhizopora apiculate 1 - 19

Bruguiera hainesii - 3 15

Tabel 10. Jumlah Anakan Ekositem Mangrove


Spesies Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Ind Persetase Ind Persetase Ind Persetase

Aviciennia marina 6 4 -

Avicienna officinalis 10 3 -

Aviciennia apiculate 13 - -

Rhizopora mucronate 6 6 -

Rhizopora Apiculata - - 6

Sonneratia alba - 5 -

Bruguiera hainesii - - 1

Tabel 11. Jumlah Semai Ekositem Mangrove


Spesies Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

Ind Persetase Ind Persetase Ind Persetase


Avicennia marina 7 4 -

Avicennia apiculata 9 - -

Avicennia officinalis 8 - -

Sonneratia alba 5 - -

Rhizopora mucronate 11 - -

Rhizopora apiculata - - 14

B. ANALISIS DATA
Pada datra mangrove jumlah pohon ekossitem mangrove terdapat
Sonneratia alba, Avicennia marina, Avicennia officinalis, Avicennia apiculata,
Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, dan Bruguiera hainesii. Jenis
mangrove ini merupakan bagian integral dari ekosistem pesisir, menyediakan
fungsi ekologis yang penting seperti perlindungan pantai, penyediaan habitat bagi
ikan dan hewan lainnya, serta penyerapan karbon dari atmosfer. Sonneratia alba
adalah mangrove yang sering ditemukan di daerah pasang surut dan memiliki akar
tunjang yang khas. Avicennia marina, Avicennia officinalis, dan Avicennia
apiculata adalah mangrove dari genus Avicennia yang umumnya tumbuh di daerah
pasang surut dan mampu mengatasi kadar garam yang tinggi. Rhizophora
mucronata dan Rhizophora apiculata adalah mangrove dari genus Rhizophora yang
memiliki akar napas dan bentuk akar yang khas, membentuk hutan mangrove yang
kuat dan efektif dalam melindungi pantai dari erosi. Terakhir, Bruguiera hainesii
adalah mangrove yang tumbuh di daerah air payau dan memiliki akar napas yang
mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang berubah.
Keanekaragaman jenis mangrove tersebut menciptakan ekosistem yang stabil dan
produktif di wilayah pesisir. Mangrove berperan penting dalam pelestarian
lingkungan pesisir, menjaga keberagaman hayati dan memberikan manfaat
ekosistem yang meluas. Keberadaan mangrove ini juga mencerminkan kondisi
ekologis yang beragam, dengan kemampuan adaptasi terhadap perubahan kondisi
lingkungan.
Ekosistem mangrove anakan ini mencakup beberapa jenis mangrove yang
memiliki peran dan adaptasi khas di dalamnya. Avicennia marina, Avicennia
officinalis, dan Avicennia apiculata adalah mangrove dari genus Avicennia yang
sering ditemukan di zona pasang surut. Keunikan Avicennia terletak pada akar
napasnya yang mampu mengambil oksigen dari udara, memungkinkan tumbuhan
ini tumbuh di wilayah yang terendam air. Rhizophora mucronata dan Rhizophora
apiculata termasuk dalam genus Rhizophora, yang dikenal dengan akar napas dan
akar tunjangnya yang khas. Mangrove ini tumbuh subur di daerah pasang surut dan
menyediakan perlindungan pantai serta habitat yang penting bagi ikan dan hewan
pesisir lainnya. Sonneratia alba merupakan mangrove dengan ciri khas bunga yang
terletak di bagian bawah batang, dan mangrove ini dapat tumbuh di zona pasang
surut yang lebih tinggi. Perannya dalam menjaga kestabilan pantai dan
menyediakan habitat yang sesuai menjadikannya komponen penting dalam
ekosistem mangrove. Bruguiera hainesii adalah mangrove yang tumbuh di daerah
air payau, memperkaya keanekaragaman jenis dalam ekosistem mangrove.
Tumbuhan ini memiliki akar napas dan daun yang dapat bertahan di lingkungan
yang berkadar garam lebih tinggi.
Ekosistem mangrove semai didominasi oleh beberapa jenis mangrove yang
memiliki karakteristik dan adaptasi unik. Avicennia marina, Avicennia apiculata,
dan Avicennia officinalis termasuk dalam genus Avicennia, yang dikenal dengan
akar napasnya yang khas. Mangrove ini tumbuh subur di wilayah pasang surut dan
berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Sonneratia alba
adalah mangrove lain yang dapat ditemukan di ekosistem tersebut. Jenis ini
memiliki ciri khas bunga yang terletak di bagian bawah batangnya. Sonneratia alba
tumbuh di zona pasang surut yang lebih tinggi dan menyediakan habitat yang
penting bagi banyak organisme laut. Rhizophora mucronata dan Rhizophora
apiculata termasuk dalam genus Rhizophora. Mangrove ini dikenal dengan akar
napas dan akar tunjangnya yang membentuk hutan mangrove yang padat. Fungsi
ekologisnya mencakup perlindungan pantai dari abrasi dan menyediakan tempat
berlindung bagi berbagai jenis fauna pesisir. Kombinasi dari jenis-jenis mangrove
ini menciptakan ekosistem yang kompleks dan beragam, memberikan manfaat
ekologis dan ekonomis bagi lingkungan pesisir. Mangrove berperan dalam
menjaga keberlanjutan ekosistem laut, menyediakan habitat yang subur, dan
memainkan peran penting dalam menjaga kualitas air dan ketahanan pantai.
Keseluruhan, kehadiran mangrove mencerminkan kekayaan alam dan
keanekaragaman hayati di ekosistem pesisir.
3.5. KARANG
A. KLASIFIKASI
Tabel 12. Karang Stasiun 1
No Klasifikasi Persentase
1. S 30%

2. R 15%

3. CB 15%

4. ACB 13%

5. DCA 11%

6. ACT 7%

7. ACD 3%

8. CM 2%

9. HA 2%

10. CE 2%

B. ANALISIS DATA
Dalam distribusi ini, elemen "S" mendominasi dengan persentase 30%,
menunjukkan bahwa elemen ini memiliki kontribusi yang signifikan dalam
kategori atau konteks yang tidak didefinisikan. Elemen "R" dan "CB"
masing-masing menyumbang 15%, menunjukkan bahwa keduanya memiliki
tingkat kontribusi yang setara dalam keseluruhan. Eksistensi "ACB" dan "DCA"
dengan masing
masing persentase 13% dan 11% menunjukkan bahwa keduanya juga memainkan
peran penting dalam distribusi ini. Elemen "ACT" memiliki persentase 7%,
sedangkan "ACD" hanya memiliki persentase 3%, menunjukkan perbedaan yang
cukup jelas antara keduanya. Elemen "CM", "HA", dan "CE" masing-masing
memiliki persentase 2%, menunjukkan bahwa kontribusi dari ketiga elemen ini
relatif lebih kecil dalam keseluruhan distribusi. Proporsi yang lebih rendah ini
mungkin menunjukkan bahwa elemen-elemen ini memiliki dampak yang lebih
terlokalisasi atau kurang mendominasi dalam konteks yang tidak dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Puspitawati, N., Zaenab, I. siti, Lutfina N, L., Ramadhan, E., & Amalia, A.(2016).
Makalah Biologi Laut. Retrieved December 25, 2021.
Swasta, I. B. J. (2021). Bioekologi Ekosistem Laut dan Estuaria-Rajawali Pers.
PT. RajaGrafindo Persada
Lisna., Malik, A., & Toknok, B., (2017). Potensi Vegetasi Hutan Mangrove Di
Wilayah Pesisir Pantai Desa Khatulistiwa Kecamatan Tinombo Selatan
Kabupaten Parigi Moutong. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kehutanan
Universitas Tadulako
Mulatsih, S., & Rumah, P. P. Buku Ajar Biologi Laut. Penerbit Pustaka Rumah
C1nta.
Pratiwi, E. D., Koenawan, C. J., & Zulfikar, A. (2015). Hubungan kelimpahan plankton
terhadap kualitas air di perairan malang rapat kabupaten bintanprovinsi kepulauan
riau. FKIP UMRAH

Anda mungkin juga menyukai