Anda di halaman 1dari 11

TUGAS :

ANALISIS CRITICAL

DOSEN PENGAMPU :

OLEH :

YULIONO HAMMADANI SIMIN (05162211017)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


PROGRAM STUDI MANEJEMEN SUMBER DAYA PERIKANAN
KOTA TERNATE
1. JUDUL : PENGARUH KANDUNGAN OKSIGEN TERLARUT (DO)TERHADAP
STATUS EUTROFIKASI DI WADUK CIRATA, KOTA SERANG.

PENULIS JURNAL : Nida Nur Faridah Z & Qurrotul Aeni

TANGGAL AKSES : 14,OKTOBER,2023

2. TUJUAN PENULIS : Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui


parameter- parameter kualitas air yang berada di Situ/Waduk
Ciwaka.Diharapkan pada peneliti selanjutnya agar lebih banyak yang
dijadikan parameter penelitian dari mulai kandungan nitrat, kandungan
ammonia, kandungan fospat dan kandungan klorofil – a. Agar dapat lebih
memahami mengenai status trofik Waduk Ciwaka.
3. FAKTA UNIK DAN MENARIK : Fakta unik yang saya dapatkan aialah
bahwasanya perairan yang jernih itu belum tentu memiliki banyak
tumbuhan air dan alga hal ini mengakibatkan tidak banyak melimpah
populasi ikan di perairan tersebut.
4. PERTANYAAN :
 BAGAIAMANA CARA AGAR SUPAYA TIDAK TERJADI
PENCEMARAN DI PERAIRAN DARAT ?
 HAL APA YANG MENYEBABKAN WADUK MENGALAMI
PERMASALAHAN SEPERTI BAU YANG MENYENGAT DAN
RENDAHNYA TRANSPARASI? ?
5. KONSEP : Waduk merupakan infrastruktur sumber daya air yang
berfungsi multiguna. Namun bendungan – bendungan yang dibangun di
Indonesia telah mengalami permasalahan eutrofikasi dan menjadi
perhatian serius secara global. Oleh karena itu, diperlukan upaya
pengendalian hak untuk mengetahui proses dan parameter kunci penyebab
eutrofikasi. Model studi mencakup hubungan antara parameter kualitas air,
khususnya oksigen terlarut (DO) dan dinamika eutrofikasi.
6. Dari jurnal ini saya mengetahui bahwa waduk memiliki banyak manfaat di
berbagai bidang, dan juga saya mengetahui kualitas air itu terbagi menjadi
3 kelompok yaitu oligotrofik, mesotrofik, dan eutrofik
PENGARUH KANDUNGAN OKSIGEN TERLARUT
(DO)TERHADAP STATUS EUTROFIKASI DI WADUK
CIRATA, KOTA SERANG

Nida Nur Faridah Z (1), Qurrotul Aeni (2)


(1,2)
Jurusan Perikanan FAPERTA Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jalan Raya Jakarta
Km 4 Pakupatan, Serang, Banten. Telp. (0254) 395502.
*nidanurfaridah@gmail.com

ABSTRACT
Reservoir is a water resource infrastructure is functioning multipurpose.
However, dams - dams that have been built in Indonesia has experienced
problems of eutrophication and has become a serious concern globally.
Therefore, the necessary efforts to control the right to know the process and the
key parameters that cause eutrophication. Study models include the relationships
between water quality parameters, especially dissolved oxygen (DO) and the
dynamics of eutrophication. The study results showed that the dissolved oxygen
content in the reservoir Ciwaka is 7.53 mg / l have not been polluted status. It can
be said that Ciwaka reservoir is not included in the category of eutrophic, but
including oligotrofik waters.

Keywords: Content Of Dissolved Oxygen (DO), Eutrophication, Water Quality


Parameters

PENDAHULUAN
Waduk menurut pengertian Serang Banten. Situ/ Waduk Ciwaka
umum adalah tempat pada terletak dengan titik koordinat S:
permukaan tanah yang dimaksudkan 06°.08.937' E: 106°.13.960'
untuk menyimpan / menampung air disebelah bagian barat berjarak
saat terjadi kelebihan air / musim sejauh ± 12 Km dari pusat
penghujan, kemudian air yang pemerintahan kota Serang tepatnya
melimpah tersebut dimanfaatkan di kelurahan pengampelan
untuk keperluan pertanian dan Kecamatan Walantaka, Kota Serang
berbagai keperluan lainnya pada saat Prov. Banten. Keberadaan
musim kemarau. Situ/Waduk Ciwaka ini di nilai
Waduk Ciwaka terletak di sangat penting di dalam turut
Kampung Cibetik Kelurahan menciptakan keseimbangan hidrologi
Pangampelan Kec. Walantaka, Kota / tata air permukaan antara lain
bermanfaat untuk irigasi, air baku tanaman air serta alga. Kondisi ini
domestik, pengendali banjir dan tidak mendukung populasi ikan yang
konservasi, namun seiring relatif besar. Perairan yang termasuk
berjalannya waktu Situ/ Waduk kategori eutrofik yaitu suatu perairan
Ciwaka di jadikan tempat yang salah dimana terdapatnya tanaman air yang
seperti tempat membuang sampah, relatif besar, memiliki nutrien tinggi
membuang limbah. dan mendukung hewan air yang
Menurut Haryani (2013) hidup di dalamnya. Perairan
menyebutkan menyimpulkan bahwa mesotrofik yaitu perairan yang
setidaknya ada 6 permasalahan yang berada diantara tipe eutrofik dan
terjadi di perairan umum daratan, oligotrofik, dengan kondisi nutrien
seperti sedimentasi dan pencemaran, sedang dan tumbuhan/hewan air
degradasi lebar sungai dan konversi yang tumbuhnya pun sedang.
badan air, ancaman keanekaragam Proses alami yang terjadi
hayati, ancaman perikanan darat disuatu perairan dan kegiatan
seperti adanya aktivitas Karamba manusia disekitar perairan (seperti
Jaring Apung (KJA), peristiwa serta pertanian, pemukiman, peternakan,
banjir dan kekeringan. budidaya ikan) menjadi penyebab
Status trofik merupakan terjadinya perubahan status trofik
indikator tingkat kesuburan suatu perairan. Pencemaran bahan organik
perairan yang dapat diukur dari unsur saat ini telah menjadi fenomena
hara (nutrien) dan tingkat kecerahan umum dijumpai di hampir semua
serta aktivitas biologis lainnya yang perairan danau. Ledakan populasi
terjadi disuatu badan air (Zulfia, fitoplankton dan tumbuhan air
2013). Namun secara garis besar terapung seperti eceng gondok
kualitas air dikelompokkan menjadi merupakan indikasi terjadinya
3 kategori, yaitu oligotrofik, eutrofikasi (Anonim Chrismadha et
mesotrofik, dan yang terakhir al., 2011).
eutrofik. Perairan yang termasuk Eutrofikasi pada waduk
kategori oligotrofik yaitu perairan menyebabkan berbagai permasalahan
dimanakondisi warna airnya jernih antara lain gangguan estetika
dan tidak dijumpai melimpahnya terutama bau yang menyengat,
gangguan transportasi, rendahnya parameter kualitas air yang berada di
transparansi, berkurangnya kadar Situ/Waduk Ciwaka.
oksigen terlarut, serta munculnya zat
– zat beracun. Bau menyengat METODOLOGI PENELITIAN
tersebut berasal dari gas – gas hasil Penelitian ini dilaksanakan
fiksasi Nitrogen dari udara oleh Alga pada hari Selasa, tanggal 2 Juni 2015
Biru – Hijau yang tumbuh di Waduk Ciwaka, Kampung Cibetik
berlebihan. Alga Biru – Hijau Kelurahan Pangampelan Kec.
tersebut memiliki laju kematian yang Walantaka, Kota Serang Banten.
rendah dan kemampuan fiksasi Situ/ Waduk Ciwaka terletak dengan
nitrogen dari udara, meskipun tidak titik koordinat S: 06°.08.937' E:
ada nnitrogen dan amonium dalam 106°.13.960' disebelah bagian barat
air waduk (Anonim Ling, dkk. 2007). berjarak sejauh ± 12 Km dari pusat
Oksigen terlarut dapat pemerintahan kota Serang tepatnya
dijadikan penentu kualitass air dan di kelurahan pengampelan
kadarnya bervariasi berdasarkan Kecamatan Walantaka, Kota Serang
suhu, salinitas dan tekanan atmosfer. Prov. Banten. Alat dan bahan yang
Kadar oksigen terlarut juga digunakan alat yang digunakan saat
berfluktuasi secara harian dan praktikum lapangan limnologi
musiman bergantung pada diantaranya adalah water sampler,
pencampuran dan pergerakan massaa pH meter, 4 jenis secchi disk, ember,
air, aktivitas fotosintesis, respirasi planktonet, botol sampel, meteran,
dan limbah yang massuk pada mikroskop, pH meter, cool box dan
peairan tersebut (Adawiyah R. 2011). buku identifikasi plankton.
Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mengetahui parameter-
Gambar 1. Lokasi Waduk Ciwaka, Serang
Penentuan Lokasi Penelitian bagian kolom perairan, dan bagian
Lokasi pengambilan sampel air dasar perairan. Pengambilan sampel
ditetapkan sebanyak 6 stasiun yang air tersebut dengan melakukan alat
dikelompokkan menjadi 3 bagian, yang bernama water sampel.
yaitu bagian inlet (stasiun 1 dan 2), Pengambilan sampel dengan water
bagian center atau tengah waduk sampel ini diasumsikan untuk
(stasiun 3 dan 4) dan bagian outlet mendapatkan homogenitas sampel
(stasiun 5 dan 6). air Waduk Ciwaka, sehingga dapat
Metode Pengambilan Sampel diharapkan dapat mewakili kualitas
Sampel air pada masing – lingkungan danau sesungguhnya
masing stasiun diambil menjadi 3 (Hadi, 2005).
lapisan, yaitu bagian permukaan,

Tabel 1. Klasifikasi derajat pencemaran menurut Lee et al., 1978 dalam Effendi,
2013
Derajat pencemaran DO (mg/l)
Belum tercemar 6,5
Tercemar ringan 4,5 – 6,5
Tercemar sedang 2,0 – 4,4
Tercemar berat < 2,0
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil yang didapat pada pengukuran parameter kualitas air ini disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 2. Hasil Pengukuran Parameter
Stasiun Lapisan Air DO (mg/l) Jumlah (mg/l) Rata – rata (mg/l)
Inlet
Permukaan 9,6
1 Kolom 7,9 24,1 8,03
Dasar 6,6
Permukaan 5,6
2 Kolom 4,8 21 7
Dasar 10,6
Center
Permukaan 7,4
3 Kolom 8,7 24,5 8,17
Dasar 8,4
Permukaan 10,2
4 Kolom 9,1 25,3 8,43
Dasar 6
Outlet
Permukaan 7,1
5 Kolom 6,9 20,7 6,9
Dasar 6,7
Permukaan 4,6
6 Kolom 6,1 20 6,67
Dasar 9,3
Jumlah 135,6 7,53

Pembahasan
Dari hasil pengukuran kadar didapat rata-rata sebesar 8,03 mg/l ,
oksigen terlarut di Waduk Ciwaka pada stasiun 2 didapat hasil dengan
ini, pada bagian inlet stasiun 1 rata-rata sebesar 7 mg/l. Pada bagian
center stasiun 3 didapat rata-rata salinitas, pergerakkan massa air,
sebesar 8,17 mg/l, pada stasiun 4 tekanan, atmosfir, konsentrasi
didapat rata-rata sebesar 8,43 mg/l. fitoplankton dan tingkat saturasi
Pada bagian outlet stasiun 5 didapat oksigen sekelilingnya serta adanya
hasil dengan rata-rata sebesar 6,9 pengadukan massa air oleh angin.
mg/l, pada stasiun 6 didapat rata-rata Menurunnya kadar oksigen terlarut
sebesar 6,67 mg/l. Dan dengan nilai antara lain disebabkan pelepasan
rata – rata keseluruhan adalah oksigen ke udara, aliran air tanah ke
sebesar 7,53. Ini bisa dibandingkan dalam perairan, adanya zat besi,
dengan klasifikasi derajat reduksi, yang disebabkan oleh
pencemaran menurut Lee et al., 1978 desakan gas lainnya dalam air,
dalam Effendi 2013. Yang respirasi biota dan dekomposisi
menyatakan bahwa perairan yang bahan organik (Anonim Nybakkeb,
belum tercemar memiliki kisaran DO 1988). Disamping itu plankton juga
sebesar 6,5 mg/l, sedangkan perairan memiliki peranan terhadap oksigen
yang telah tercemar ringan memiliki terlarut seperti menurunnya kadar
kisaran DO 4,5 – 6,5 mg/l, perairan oksigen terlarut pada malam hari
yang tercemar sedang memiliki karena oksigen terlarut digunakan
kisaran DO sebesar 2,0 – 4,4 mg/l, untuk respirasi dan bertambahnya
perairan yang tercemar berat oksigen terlarut karena terjadinya
memiliki kisaran DO sebesar <2,0 proses fotosintesis pada siang hari.
mg/l. Disini terlihat sangat jelas (Simanjuntak, 2009).
bahwa nilai DO yang dimiliki oleh Penurunan kadar oksigen
perairan Waduk Ciwaka ini dengan terlarut dalam jumlah yang sedang
nilai 7,53 memiliki status belum akan menurunkan kegiatan fisiologis
tercemar. Maka dapat dikatakan makhluk hidup dalam air diantaranya
bahwa Waduk Ciwaka ini tidak terjadi penurunan pada nafsu makan,
termasuk pada kategori eutrofik, pertumbuhan dan kecepatan
melainkan termasuk perairan berenang ikan. Kadar oksigen
oligotrofik. terlarut di perairan ini mengalami
Kondisi oksigen terlarut di penurunan seiring dengan
pengaruhi antara lain oleh suhu, bertambahnya kedalaman, namun
ada juga beberapa diantaranya eutrofik / termasuk perairan
peningkatan kadar oksigen terlarut oligotrofik.
dengan bertambahnya kedalaman. Diharapkan pada peneliti
Pola horizontal terlihat selanjutnya agar lebih banyak yang
semakin menjauh dari inlet dijadikan parameter penelitian dari
(pemasukkan air) semakin rendah mulai kandungan nitrat, kandungan
kadar oksigen terlarutnya. Kondisi ammonia, kandungan fospat dan
ini erat kaitannya dengan massa air kandungan klorofil – a. Agar dapat
yang mengandung oksigen pada lebih memahami mengenai status
kedalaman dengan kelimpahan trofik Waduk Ciwaka.
fitoplankton dan alga hijau yang
tinggi akan menghasilkan oksigen DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah R. Diversitas Fitoplankton
dari proses fotosintesis terjadinya
di Danau Tasikardi terkait
proses fotosintesis dalam suatu dengan Kandungan
perairan pada kedalaman tertentu Karbondioksida dan Nitrogen.
Universitas Islam Negeri Syarif
mengindikasikan banyaknya
Hidayatullah Jakarta. Skripsi
kandungan oksigen dilokasi tersebut.
Anonim. 1978. Benthit
macroinvertebrate and fish as
KESIMPULAN DAN SARAN Viological Indicators of Water
Nilai kandungan oksigen Quality, with Reference of
Community Diversity Index.
terlarut (DO) pada setiap stasiun
Internasional Conference on
tidak memiliki kisaran yang jauh Water Pollution Control in
berbeda, hanya memiliki selisih yang Development Countries.
kecil. Perairan Waduk Ciwaka ini Bangkok. Thailand.

memiliki kisaran DO sebesar 7,53, Anonim. 1988. Biologi laut. Suatu


pendekatan ekologi. Alih
apalabila dibandingkan dengan
bahasa oleh G. Bengen, M.
klasifikasi derajat pencemaran Hutomo dan S. Sukarjo.
Gramedia Jakarta: hal 459.
menurut Lee et al., 1978 dalam
Effendi 2013, yang menyatakan Anonim. 2007. Simulatoin study on
algal dynamic based on
bahwa nilai DO sebesar 7,53 ecological flume experiment in
termasuk kedalam perairan yang Taihu Lake, Cina. Ecological
Engineering. 31. 200 – 206.
belum tercemar /tidak termasuk Elsevier. 200-206.
Anonim. 2011. Aplikasi ekohidrologi
dalam pengelolaan danau.
Prosiding seminar nasional
ekohidrologi. Hal 25-44.

Effendi, 2013. Komposisi indeks


keanekaragaman dan indeks
saprobik plankton untuk
menilai kualitas perairan
Danau Toba, Provinsi
Sumatera Utara. Jurnal
limnotek 20 (2):151-158.

Hadi, A. 2005. Prinsip pengelolaan


pengambilan sampel
lingkungan. Gramedia pustaka
utama. Jakarta. Hal 134.

Haryani, G. S. 2002. Menuju


pemanfaatan sumber daya
perikanan darat
berkesinambungan:permasalah
an dan solusinya. Pusat
penelitian biologi – LIPI. Hal 8

Irianto, Eko Winar., R. Wahyudi


Triweko, Dodi Yudianto. 2011.
Kajian status keilmuan (State
of theart) dan pemanfataan
model dinamika eutrofikasi
waduk. Jurnal teknik hidraulik
2 (1): 1 – 96.

Simanjuntak, Marojahan. 2009.


Hubungan Faktor lingkungan
kimia, fisika terhadap
distribusi plankton di perairan
Belitung Timur, Bangka
Belitung. Jurnal perikanan 11
(1): 31-45.

Zulfia, naila dan Aisyah. 2013.


Status trofik perairan Rawa
Pening di tinjau dari
kandungan unsur hara (NO3
dan PO3) serta klorofil – a.
Jurnal 5(3): 189-199.

Anda mungkin juga menyukai