Anda di halaman 1dari 50

Mata Kuliah Biologi Umum

DASAR-DASAR EKOLOGI

Junius Akbar

Fakultas Perikanan dan Kelautan


Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru
Nopember 2022
PENDAHULUAN
Kata ekologi berasal dari bahasa Yunani dari
kata Oikos yang berarti rumah atau tempat
tinggal dan Logos yang berarti telaah atau
studi (ilmu).
Ekologi:
Ilmu yang mempelajari mahluk hidup di
dalam rumahnya.
Ilmu mengenai rumah tangga mahluk hidup.
Ilmu pengetahuan yang mempelajari
hubungan timbal balik antara organisme
dengan lingkungannya.
PENDAHULUAN
Ekologi: ilmu yg mencoba untuk memahami
dan mempelajari hubungan antara binatang,
tumbuhan, manusia dan juga lingkungannya,
bagaimana mereka hidup, di mana mereka
hidup, juga mengapa mereka berada di
lingkungan tersebut.
Pengertian ekologi memang beragam, namun
jika dicermati, inti dari ilmu ekologi adalah
biotik dan abiotik.
Pokok kajian ekologi adalah struktur dan
fungsi ekosistem atau alam termasuk
manusia didalamnya.
PENDAHULUAN
Orang yg belajar ekologi mempertanyakan:
1. Bagaimana sistem alam bekerja.
2. Bgm spesies melakukan proses adaptasi
terhadap lingkungan habitatnya.
3. Hal apa saja yg mereka butuhkan dr lingk
habitat tersebut untuk melanggengkan
hidupnya.
4. Bgm organisme tsb melakukan interaksi.
5. Bgm mereka mencukupi kebutuhannya akan
unsur hara dan juga energi.
6. Bgm organisme tsb berlaku dalam sebuah
populasi.
EKOLOGI DALAM SEJARAH
Berdasarkan kajian sejarah, tokoh yang sangat
berperan adalah Ernest Haeckel. Seorang
ilmuan biologi yg berasal dari Jerman.
Ekologi terkait dengan ilmu alam seperti fisika
(suhu, cahaya). Ekologi juga tertaut dengan ilmu
kimia (peristiwa kimia yang terjadi dalam tubuh
organisme). Ekologi juga terkait dengan ilmu
sosial (populasi dan komunitas dari organisme).
6 JENJANG MAKHLUK HIDUP
6 JENJANG MAKHLUK HIDUP
KOMPONEN BIOTIK
KOMPONEN ABIOTIK
PEMBAGIAN EKOLOGI
1. Berdasarkan jumlah kelompok
a. Autoecology: studi mengenai ind-ind dari
suatu organisme.
b. Synecology: mempelajari kelompok
orgms.
2. Berdasarkan corak habitat
Ekologi laut, air tawar, darat, ekologi sungai dll
3. Berdasarkan klasifikasi kelompok orgms
Ekologi tumbuhan, serangga, mikroba dll
4. Berdasarkan pokok bahasan tertentu
Ekologi perilaku, perkembangan, populasi dll
KONSEP ORGANISME DAN LINGKUNGAN
Setiap organisme sintas (hidup), tumbuh, dan
berkembangbiak dlm lingkungan: (1) kondisi yang
cocok baginya, (2) kualitas-kuantitas sumber daya
yang diperlukan, (3) terhindar dari faktor abiotik-
biotik yang membahayakan kesintasannya itu.
Hubungan organisme dengan lingkungan bersifat
TIMBAL-BALIK. Kesintasan organisme sangat
ditentukan oleh kondisi lingkungan. Sebaliknya kondisi
lingkungan dapat berubah oleh kehadiran dan aktivitas
hidup organisme tersebut.
Faktor lingkungan dapat ditinjau sebagai 2 aspek
fungsional, yaitu:
1. Lingkungan sebagai kondisi
2. Lingkungan sebagai sumber daya
KONSEP ORGANISME DAN LINGKUNGAN

LINGKUNGAN sebagai KONDISI digunakan untuk


menunjukkan suatu besaran, kadar faktor abiotik
dari lingkungan (suhu, pH, kelembaban,
kandungan oksigen).
LINGKUNGAN sebagai SUMBER DAYA digunakan
untuk menunjukkan suatu faktor abiotik (misalnya
ruang) maupun biotik (misalnya mangsa) yang
diperlukan oleh organisme, yang kuantitas
ketersediaannya di lingkungan akan berkurang jika
telah dimanfaatkan oleh organisme tersebut.
Sepanjang sejarah hidup (ontogeni), organisme akan
terdedah pada kondisi-sumber daya lingkungan
yang tidak konstan, melainkan bervariasi menurut
RUANG (tempat) dan WAKTU.
KONSEP ORGANISME DAN LINGKUNGAN

Perubahan lingkungan menurut waktu, ada 3 macam:


1. Bersifat siklik
Terjadi berulang secara berirama (malam-siang,
kemarau-hujan)
2. Bersifat terarah
Terjadi berangsur-angsur, terus-menerus, progresif
menuju ke arah tertentu (erosi garis pantai)
3. Bersifat tak menentu (eratik)
Tak berpola, tidak konsisten arah perubahan
(jatuhnya debu letusan gunung, banjir, kebakaran
hutan)
KONSEP RESPONS DAN PENYESUAIAN

Kepekaan terhadap rangsangan (stimulus) salah satu


ciri utama kehidupan. Organisme mampu memberikan
respons/tanggapan terhadap faktor lingkungan dan
berbagai perubahan kondisinya.
Respons organisme terhadap perubahan lingkungan
bervariasi, tergantung:
1. Jenis dan intensitas stimulus
2. Spesiesnya
3. Stadium perkembangan (umurnya)
4. Kondisi fisiologis organisme itu (berhubungan dengan
kisaran toleransi)
KONSEP RESPONS DAN PENYESUAIAN
Apabila, kondisi lingkungan berubah ekstrim, ada 3 hal
yang mungkin terjadi pada organisme :
1. Organisme meninggalkan tempat itu
2. Memberikan respons tertentu
3. Mati.
Selama ontogeni/sejarah hidup, dikenal 3 macam
respons dasar, yaitu:

Tipe Respons Waktu Sifat Respons


Berlangsungnya
Pengaturan Singkat Reversibel
Penyesuaian Lebih lama Reversibel
Perkembangan Relatif paling lama Tak reversibel
KONSEP RESPONS DAN PENYESUAIAN

Penyesuaian Diri
Aklimatisasi bersifat reversible, tidak diturun
temurunkan. Serupa sifatnya dengan aklimatisasi
adalah aklimasi.
Perbedaan aklimatisasi menyangkut banyak faktor
lingkungan yang bersifat alami, sedangkan aklimasi
digunakan untuk 1 atau 2 faktor saja dan terjadi di
laboratorium.
Adaptasi, diakibatkan seleksi alami, bersifat herediter dan
prosesnya meliputi sejumlah besar generasi yang
berurutan. Ada 3 macam proses adaptasi:
1. Adaptasi fisiologis (fungsional)
2. Adaptasi morfologi (struktural)
3. Adaptasi perilaku
KONSEP RESPONS DAN PENYESUAIAN

Adaptasi Fisiologis:
Adaptasi fisiologis mencakup proses-proses kimiawi
yang terjadi dalam tubuh organisme. Adaptasi
fisiologis didukung oleh adaptasi struktural maupun
perilaku.
KONSEP RESPONS DAN PENYESUAIAN

Adaptasi Morfologis:
1. Aturan Bergmann
Individu hewan bersuhu tinggi mempunyai tubuh yang
lebih kecil dibanding yang hidup bersuhu rendah.
2. Aturan Allen
Bagian tubuh yang terjulur, cenderung lebih pendek pada
hewan yang hidup di daerah suhu rendah dibanding
yang hidup di daerah bersuhu tinggi.
3. Aturan Gloger
Hewan homeoterm yang hidup di daerah beriklim panas
dan kering berpigmen kuning, coklat, dan merah,
beriklim dingin pigmentasinya mengalami reduksi.
4. Aturan Jordan
Jumlah jenis ikan yang hidup di suhu rendah, cenderung
lebih sedikit dibanding dengan yang hidup di suhu
tinggi.
KONSEP RESPONS DAN PENYESUAIAN

Adaptasi Perilaku
Semua aktivitas-aktivitas yang terarah, merupakan
respons-respons kondisi-sumberdaya lingkungannya.
Perilaku melibatkan peranan penerima stimulus dari
lingkungan (reseptor), perealisasi respons (efektor),
dan koordinasi saraf dan hormon.
Respons-respons perilaku selalu berupa gerakan-gerakan,
maka jenis efektor yang paling berperan adalah otot-
otot tubuh.
KONSEP TOLERANSI

Setiap organisme hanya dapat hidup/sintas dalam


kondisi faktor lingkungan yang dapat ditoleransinya.
Hukum toleransi Shelfort “ setiap organisme
mempunyai suatu minimum dan maksimum ekologis yang
merupakan batas bawah dan batas atas dari kisaran
toleransi organisme terhadap kondisi faktor
lingkungannya”.
Setiap kondisi faktor lingkungan yang besarnya
(intensitasnya) mendekati kisaran toleransi organisme,
sebagai faktor pembatas.
Batas-batas kisaran toleransi ditentukan dengan
terjadinya kematian pada 50% dari jumlah individu
setelah didedahkan pada suatu kondisi faktor lingkungan
selama rentang waktu tertentu (LC 50/LD 50)
KONSEP TOLERANSI

Kisaran toleransi terhadap faktor lingkungan dapat berupa


kisaran toleransi lebar (eury) dan kisaran toleransi sempit
(steno).
Ex : eurihaline, stenotermal
Kisaran toleransi terhadap suatu faktor lingkungan,
ditentukan secara hereditas, tetapi toleransi dapat
mengalami perubahan melalui proses aklimatisasi dan
aklimasi.
KONSEP HABITAT DAN NICHE

Habitat menunjukkan bagaimana totalitas corak


lingkungan yang ditempati populasi organisme. Niche
menunjukkan di mana dan bagaimana kedudukan
populasi organisme itu, relatif terhadap berbagai faktor
abiotik-biotik lingkungannya.
Empat tipe habitat utama:
1. Daratan
2. Perairan tawar
3. Perairan payau atau estuaria
4. Perairan bahari/asin
KONSEP HABITAT DAN NICHE
Habitat menurut ruang:
1. Habitat yang bersinambungan
Habitat mengandung area kondisi baik yang luas,
melebihi area yang dapat dijelajahi populasi yang
menghuninya.
2. Habitat yang terputus-putus
Habitat mengandung area kondisi baik, letaknya
berselang-seling dengan area berkondisi kurang baik.
Organisme penghuni dengan mudah dapat menyebar dari
area kondisi baik yang satu ke yang lainnya.
3. Habitat yang terisolasi
Habitat mengandung kondisi baik yang terbatas
luasnya dan letaknya terpisah jauh dari area kondisi baik
lainnya. Organisme penghuni tidak dapat menyebar untuk
mencapainya.
KONSEP HABITAT DAN NICHE
Habitat menurut waktu:
1. Habitat yang konstan (siklik)
Kondisinya terus menerus relatif baik atau kurang baik.
2. Habitat yang bersifat memusim
Kondisinya secara relatif teratur berganti-ganti antara baik
dan kurang baik.
3. Habitat yang tidak menentu
Mengalami suatu periode dengan kondisi baik, yang lamanya
bervariasi, diselang-selingi periode baik-kurang baik. Kondisi
ini tidak dapat diramal.
4. Habitat yang efemeral
Mengalami periode dengan kondisi baik yang berlangsung
singkat, diikuti periode dengan kondisi kurang baik yang
berlangsung lama sekali.
KONSEP HABITAT DAN NICHE

Mikrohabitat: bagian habitat yang merupakan


lingkungan yang kondisinya paling cocok dan paling
akrab bagi organisme.
Berbagai jenis organisme yang ber-koeksistensi
dalam habitat yang sama dan ber-kohabitasi akan
menempati mikro-habitatnya masing-masing.

Niche
Niche: status fungsional organisme itu dalam habitat
yang ditempatinya berdasarkan adaptasi-adaptasi
fisiologi, struktural, dan perilaku.
Populasi-populasi beraneka spesies yang ber-
koeksistensi dalam habitat yang sama, mempunyai
keserupaan dalam kisaran-kisaran toleransinya.
KONSEP EKOLOGI POPULASI

Populasi: suatu kelompok individu dari jenis yang


sama, di daerah tertentu, dan pada waktu tertentu.
Satuan terkecil pembangunan populasi adalah individu.
Interaksi antar individu di dalam populasi disebut intra-
populasi, sedangkan interaksi dengan individu lain dari
luar populasi disebut inter-populasi.
Populasi merupakan suatu satuan dinamis yang dikenai
seleksi alam / berevolusi, akhirnya menciptakan
keanekaragaman
Ciri-Ciri Dasar Populasi
Ada 2 ciri dasar populasi, yaitu:
1. Ciri-ciri biologis
2. Ciri-ciri statistik
KONSEP EKOLOGI POPULASI

Ciri Biologis: ciri yang dipunyai individu-individu


pembangun populasi itu.
1. Mempunyai struktur dan organisasi tertentu.
2. Mempunyai ontogeni (lahir, tumbuh, mati).
3. Dapat dikenai dampak faktor-faktor lingkungan dan
memberikan respons terhadap faktor-faktor lingkungan.
4. Mempunyai hereditas.
5. Terintegrasi oleh faktor-faktor herediter (genetik) dan
lingkungan (ekologis).
Ciri statistik: ciri yang ditimbulkan sebagai akibat dari
aktivitas kelompok individu-ndividu yang berinteraksi.
1. Kelimpahan, kerapatan populasi
2. Kekayaan
3. Keanekaragaman
4. Dll
KONSEP EKOLOGI POPULASI

Pola sebaran individu intra-populasi


Ada 3 pola pemencaran individu dalam area yang ditempati
populasi, yaitu:
1) Pemencaran teratur
Individu terpencar kurang lebih berjarak sama satu sama
lain, jarang terjadi di alam tetapi umum di dalam sistem
yang dikelola.
2) Pemencaran acak
Letak satu individu tidak berkaitan dengan letak individu-
individu lainnya. Pola ini juga jarang terdapat di alam.
3) Pemencaran berkelompok
Individu-individu bergerombol dalam kelompok-kelompok
dan antara kelompok-kelompok tersebut tidak terdapat
atau terdapat sedikit individu.
KONSEP EKOLOGI POPULASI

Terjadi pengelompokkan akibat dari:


1. Individu-individu memberikan respons yang sama
terhadap suatu kondisi.
2. Sebagai hasil dari aktivitas perkembangbiakan.
3. Adanya interaksi sosial yang menghasilkan
pengelompokan aktif membentuk koloni.
Parameter Utama Populasi
Ada 4 parameter utama yang menentukan populasi, yaitu:
1. Natalitas (N)
2. Mortalitas (M)
3. Imigrasi (I)
4. Emigrasi (E)
KONSEP EKOLOGI POPULASI

Interaksi antara populasi spesies yang berbeda banyak


macamnya.
Berdasarkan interaksi populasi 2 spesies yang berbeda
dikenal 8 tipe utama interaksi, yaitu:
1. Netralisme (0:0)
Masing-masing populasi tidak mempengaruhi yang
lainnya
2. Persaingan (-:-)
Penghambatan populasi satu spesies oleh spesies
lainnya
3. Amensalisme (-:0)
Populasi spesies-1 dihambat, populasi spesies-2
tidak terpengaruh
4. Predasi (+:-)
Spesies-1 (predator) lebih besar daripada spesies-2
(mangsa)
KONSEP EKOLOGI POPULASI

5. Parasitisme ((+:-)
Spesies-1 (parasit) lebih kecil daripada spesies-2
(inang)
6. Komensalisme (+:0)
Populasi spesies-1 (komensal) diuntungkan, populasi
spesies-2 (inang) tidak terpengaruh
7. Protokooperasi (+:+)
Interaksi menguntungkan kedua populasi tetapi tidak
bersifat obligat
8. Mutualisme (+:+)
Interaksi menguntungkan kedua populasi dan bersifat
obligat.
KONSEP DASAR KOMUNITAS

Komunitas: kumpulan populasi-populasi berbagai


spesies organisme di suatu area.
Komponen komunitas meliputi:
1. Populasi beraneka spesies organisme.
2. Berkohabitasi dan berinteraksi satu sama lain
(inter-intra).
3. Membentuk sistem kehidupan.
Pentingnya konsep komunitas:
1. Untuk mengendalikan suatu organisme tertentu.
2. Untuk menentukan kualitas lingkungan.
KONSEP DASAR KOMUNITAS

Struktur Komunitas
Dalam mempelajari komunitas, 2 hal yang menjadi
perhatian:
1. Strukturnya.
2. Hubungan dengan lingkungan dan fungsinya.
Dalam struktur komunitas, dipelajari tentang:
1. Jenis.
2. Bagaimana susunannya.
3. Bagaimana penyebaran jenis tersebut dlm komunitas.
4. Bagaimana jenis-jenis itu bersama-sama membentuk
komunitas.
Kegunaan mempelajari komunitas:
1. Guild (serikat)
2. Taksosin
3. Tingkat trofik
KONSEP DASAR KOMUNITAS

Cara membatasi komunitas dan penamaan


komunitas:
1. Secara fisik (ex; kolam, dll)
2. Secara taksonomi (ex: hutan pinus, dll)
3. Berdasarkan interaksi (ex: hutan di tangkuban perahu)
4. Secara statistik
Suatu komunitas dibedakan dari komunitas lainnya
atas dasar komposisi taksonomi spesies
pembangunnya yang dominan
Ciri (karakteristik) komunitas (analisis komunitas):
1. Komposisi spesies.
2. Kelimpahan-hubungan kelimpahan spesies.
3. Sebaran individu (acak, teratur, dan mengelompok).
4. Kekayaan spesies, dan
5. Keanekaragaman.
KONSEP DASAR KOMUNITAS

a) Indeks Keanekaragaman (Diversitas)


Indeks Shannon-Wiener, yaitu : H’ = -∑ Pi. LnPi
Di mana:
H’ = Indeks keanekaragaman
Ni = Jumlah individu dari jenis ke-i
N = Jumlah total individu dari semua jenis
S = Jumlah genera
Pi = ni/N

b) Indeks Keseragaman
Pola sebaran , yaitu merata atau tidak.
H’
E = -----------
Ln (S)
Di mana
E = Indeks keseragaman
Ln S = jumlah genera/jenis di dalam komunitas
H’ = Indeks keanekaragaman
KONSEP DASAR KOMUNITAS

c) Indeks kekayaan (Richness)


(S – 1)
R = -------------
Ln (n)
Di mana
R = Indeks kekayaan
S = jumlah genera/jenis di dalam komunitas
n = Jumlah individu

d) Indeks dominansi
Indeks dominansi Simpson (Odum, 1971), yaitu:
ni2
D = 1 – ∑(pi)2 atau D = ∑ ----
N
Di mana:
D = Indeks dominansi Simpson
ni = Jumlah individu jenis ke-i
N = Jumlah total individu
Pi = ni/N
Contoh perhitungan :

Jenis Jumlah Individu Pi = (ni/N) (Pi)2 Pi.LnPi


A 30 0,37 0,1369 -0,3678
B 26 0,32 0,1024 -0,3646
C 18 0,22 0,0484 -0,3331
D 5 0,06 0,0036 -0,1688
E 3 0,04 0,0016 -0,1287
∑ ind (82) ∑ Pi (1,00) ∑ Pi2 (0,2929) ∑ Pi.LnPi (-1,363)
INTERAKSI DALAM EKOSISTEM
Berbicara ttg ekosistem tdk pernah lepas dari
pola interaksi yang dibangun oleh komponen
yang ada didalamnya (abiotik dan biotik), saling
terkait satu sama lainnya.
Interaksi dlm ekosistem ini akan melibatkan
beberapa pola, yakni interaksi
1. antar-individu sbg organisme
2. antar-populasi
3. antar-komunitas
MACAM-MACAM EKOSISTEM
Ekosistem daratan adalah:
1. Ekosistem hujan tropis.
2. Ekosistem sabana.
3. Ekosistem padang rumput.
4. Ekosistem gurun atau savanna.
5. Ekosistem taiga.
6. Ekosistem tundra.
7. Ekosistem hutan gugur.
8. Ekosistem krast/batu gamping dan gua.
PENGERTIAN

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah berbagai


variasi bentuk, struktur tubuh, warna, jumlah, dan sifat-sifat
lainnya dari makhluk hidup di bumi.
Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Faktor yang memengaruhi keanekaragaman hayati ada dua ,


yaitu :
1)Faktor genetik
2)Faktor lingkungan
TINGKATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
Keanekaragaman hayati dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1)Keanekaragaman Tingkat Gen

2) Keanekaragaman Tingkat Jenis/Spesies

3) Keanekaragaman Tingkat Ekosistem


PEMANFAATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

1) Manfaat dalam Bidang Ekonomi

2) Manfaat dalam Bidang Ekologi


PEMANFAATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

3) Manfaat dalam Bidang Pengetahuan dan Teknologi

4) Manfaat dalam Bidang Sosial dan Budaya


KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang besar (mega


biodiversity). Dari 8.500 spesies ikan hidup di Indonesia. 2.000
spesies ikan air tawar.
Baru tercatat 40 spesies yang sudah berhasil dibudidayakan. 27
spesies ikan air tawar; 10 spesies ikan laut, dan 3 spesies ikan air
payau (diadromus).
PENYEBARAN JENIS IKAN DI INDONEISA

1) Kelompok ikan di Paparan Sunda (Jawa, Bali, Kalimantan, dan


Sumatera) sebanyak 798 jenis.
2) Kelompok ikan di Paparan Sahul (Papua Barat dan Kepulauan
Maluku) sebanyak 106 jenis.
3) Kelompok ikan di Paparan Wallace (Sulawesi dan Nusa
Tenggara) sebanyak 68 jenis.
KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN RAWA

Ikan-ikan dari perairan rawa dikelompokkan menjadi 2 golongan,


yaitu :
1)Ikan-ikan putihan (white fishes)
2)Ikan-ikan hitaman (black fishes)
FAKTOR MEMPEGARUHI PENURUNAN
KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN

87 jenis ikan Indonesia telah tercatat sebagai jenis ikan terancam


punah. 57 spesies diantaranya adalah ikan air tawar.
15 faktor penyebab penurunan keanekaragaman jenis ikan : 1)
peningkatan intensitas penangkapan, penggunaan alat tangkap tidak
selektif, 2) panen massal pada musim kemarau (air surut), 3) limbah
organik (MCK, rumah tangga), 4) limbah pertanian (pestisida,
insektisida, dan penyubur tanaman), 5) potensi masukan logam berat
merkuri dari kegiatan penambangan emas liar, 6) limbah nonorganik
terutama plastik, 7) pengambilan pasir dan batu dari sungai, 8) tata
letak karamba (pengaruhnya terhadap arus dan sedimentasi), 9)
gangguan terhadap sistem DAS, 10) pembangunan waduk, 11)
deforestasi sempadan sungai atau pinggiran danau, 12) erosi dan
sedimentasi, 13) penggunaan alat tangkap destruktif (electrofishing),
14) gulma air, dan 15) introduksi ikan.
FAKTOR MEMPEGARUHI PENURUNAN
KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN

Dari 15 faktor diklasifikasikan ke dalam 5 faktor :1) tangkap lebih,


2) polusi perairan, 3) modifikasi aliran, 4) pengrusakan atau
degradasi habitat, dan 5) invasi spesies asing.
TERIKA KASIH

Anda mungkin juga menyukai