Anda di halaman 1dari 39

EKOLOGI DAN ETOLOGI

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
BIOLOGI UMUM
Yang di bimbing oleh Ibu Siti Imroatul Maslikah

Disusun Oleh:
Futri Yuliana
140322600179
Bangun Sulistio
140322602092
Mohammad Muflih M
140322605519
Istiqomah
110322420039

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
NOVEMBER 2014

KATA PENGANTAR
1

Alhamdulillah, segala puji dan syukur atas kehadirat Allah


SWT atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami

dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah dengan judul


Ekologi

dan

Etologi

dengan

sebaik-baiknya.

Tak

lupa

sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi


besar Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan yang
diridhoi allah.
Makalah ini dibuat dari hasil pembelajaran terhadap
referensi- referensi yang kami dapatkan, baik melalui buku
maupun sumber penunjang lainnya. Penyusunan ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah biologi umum.
Meskipun kami telah berusaha membuat makalah ini
dengan sebaik-baiknya, namun kami menyadari bahwa masih
banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah yang telah
kami buat. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan
yang kami miliki dan keterbatasan sumber referensi. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Dalam menyusun makalah ini kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1 Ibu

Siti

Imroatul

Maslikha

S.Si,

M.Si

yang

telah

membimbing kami dalam menyelesaikan tugas makalah


ini.
2 Teman teman offering

M yang telah memberikan

dukungan dan semangat dalam menyusun makalah ini.


Dengan adanya penyusunan makalah ini semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Malang, November 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
Latar Belakang......................................................................................1
Rumusan Masalah.................................................................................2
Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
Pengertian Ekologi................................................................................3
Komponen-komponen Ekologi.............................................................4
Interaksi Antara Komponen.....18
Pengertian Etologi16
Bentuk Perilakuan Hewan21
Macam dan Conto Perilaku Hewan..26
BAB III PENUTUP .........................................................................................29
Kesimpulan...29
Saran..29
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................31
LAMPIRAN..32
Peta konsep....32

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri. Di sekitar kita
juga terdapat makhluk hidup. Kita hidup dalam suatu kelompok manusia, dimana
masing-masing individu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Makhluk hidup yang lain juga melakukan aktivitas makan, bergerak,
dan berkembang biak untuk kelangsungan hidupnya. Tumbuhan juga melakukan
fotosintesis dan bernafas untuk mempertahankan hidupnya. Semua makhluk hidup
yang tinggal di suatu tempat saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Seperti
manusia yang memelihara ternak untuk dimanfaatkan daging atau telurnya, hewan
ternak pun bergantung pada manusia dalam hal penyediaan makanannya.
Sehingga manusia dan hewan ternak saling menguntungkan. Selain makhluk
hidup manusia juga memerlukan cahaya, air dan udara. Semua itu merupakan
benda tak hidup, tetapi sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup yang
tinggal di suatu tempat. Air dan udara merupakan kebutuhan utama semua
makhluk hidup. Berbagai makhluk hidup dan benda tak hidup yang ada di sekitar
kita saling mempengaruhi sehingga terbentuklah suatu hubungan timbal balik.
Berdasarkan penjelasan di atas, adapun ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya itu disebut ekologi.
Dengan ekologi diharapkan interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya
dapat lebih dipahami. Jika dikaitkan dengan manusia, pemahaman yang lebih baik
diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan manusia tanpa merusak
lingkungan. Untuk mengetahui lebih spesifik mengenai ekologi dan etologi maka
dibuatlah makalah yang berjudul ekologi dan etologi.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah


1. Apa yang dimaksud dengan ekologi ?
2. Apa saja komponen-komponen yang terdapat dalam sistem ekologi ?
3. Bagaiman interaksi antara komponen ekologi?
4. Apa yang dimaksud dengan etologi ?
5. Bagaimana bentuk perilakuan pada hewan?
6. Apa macam-macam dan contoh dari perilaku hewan ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian ekologi.
2. Memahami komponen-kompenen yang terdapat dalam sistem ekologi.
3. Mengetahui interaksi antara komponen ekologi
4. Mengetahui pengertian etologi.
5. Mengetahu bentuk perilakuan pada hewan.
6. Mengetahui macam-macam dan contoh dari perilaku hewan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Ekologi
Istilah ekologi pertama kali dikenalkan oleh ahli biologi Jerman, yaitu

Ernst Haeckel (1834-1919). Ekologi berasal dari bahasa Yunani; oikos, artinya
rumah atau tempat tinggal dan logos, artinya ilmu. Beberapa puluh tahun
kemudian, definisi secara luas tentang ekologi dikemukakan pula oleh
beberapa ahli ekologi diantarnya :
a Miller dalam Darsono (1995:16) Ekologi adalah ilmu tentang
hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta
dengan lingkungan tempat tinggalnya.
b Odum dalam Darsono (1995: 16) Ekologi adalah kajian struktur
dan fungsi alam, tentang struktur dan interaksi antara sesama
organisme dengan lingkungannya dan ekologi adalah kajian
tentang rumah tangga bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme
dan manusia yang hidup bersama saling tergantung satu sama lain.
c Soemarwoto dalam Darsono (1995:16) Ekologi adalah ilmu
tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.
d Resosoedarmo dkk, (1985:1)[3] ekologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.
Jadi, ekologi adalah ilmu interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
Mempelajari ekologi berarti mempelajari makhluk hidup, lingkungan, dan
interaksi antara keduanya. Seperti tumbuhan, hewan, dan manusia untuk hidup
bersama dan saling memepngaruhi di dalam lingkungannya. Sedangkan secara
umum lingkungan berarti segala sesuatu diluar individu yang terdiri dari semua
benda atau materi, energi, kondisi, keadaan, habitat, ruang dan proses interaksi
yang terjadi di alamnya.

2.2 Komponen-Komponen Ekologi


Komponen-komponen yang terdapat didalam suatu sistem ekologi
mempunyai tingkatan tingkatan yang dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Tingkatan komponen ekologi


(sumber: http://www.g-excess.com)
a

Individu/Spesies
Individu merupakan organisme tunggal yang hidup ditempat tertentu atau

habitat tertentu, misalnya kucing, manusia, cacing, sebatang pohon.

Gambar 2.2 Contoh Individu (sumber: http://www.g-excess.com)


Untuk mempertahakan hidupnya setiap individu harus mampu beradaptasi
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Beberapa macam adaptasi
makhluk hidup dengan lingkungannya adalah :
1

Adaptasi fisiologi, merupakan penyesuaian kemampuan fisiologi makhluk


hidup dalam menghadapi perubahan kondisi lingkungan.

Adaptasi tingkah laku

Adaptasi perilaku merupakan aktivitas-aktivitas yang terarah sebagai respon


terhadap kondisi lingkungan, terdiri dari :
a

Taksis, merupakan berbagai perilaku hewan yang berupa gerakan


berpindah tempat atau pindah kedudukan.

Refleks, merupakan gerakan otomatis sebagai akibat mekanisme reseptorefektor sederhana. Berbagai aktivitas pada hewan-hewan rendah seperti
makan, berkembangbiak.

Belajar, komponen perilaku hewan ternyata hanya bersifat bawaan


misalnya belajar. Ada beberapa corak belajar pada hewan misalnya:

Pembiasaan (habituasi)

Pengkondisian (conditioning)

Perekaman (improving)

Coba-coba (trial and error)

Memicu (invitating)

Menalar (reasoning)

Adaptasi Morfologi merupakan perpaduan antara adaptasi fisiogis dan


adaptasi tingkah laku yang berkaitan dengan fungsi, yaitu penyesuaian bentuk
tubuh untuk kelangsungan hidup. Ada beberapa pola tentang adaptasi-adaptasi
morfologi ini yaitu:

Pola bergmann, spesies hewan yang hidup didaerah bersuhu lebih


tinggi berukuran lebih kecil dibanding kerabatnya didaerah bersuhu
rendah.

Pola allen, pada hewan-hewan yang hidup disuhu rendah mempunyai


paruh, daun telinga, ekor dan bagian-bagian terjulur lainnya lebih
pendek dibandingkan yang hidup disuhu tinggi.

Pola Groger, hewan homoiterm yang hidup didaerah panas dan


lembab, mengandung banyak pigmen hitam, didaerah kering lebih
banyak pigmen kuning, coklat, merah, sedangkan yang hidup didaerah
dingin pigmennya mengalami reduksi.

Pola Jordan, ikan-ikan yang hidup di perairan bersuhu rendah


jumlahnya lebih sedikit dibandingkan jumlah ikan yang diperairan
suhu tinggi.

Gambar 2.3 Bentuk Adaptasi (sumber: http://www.g-excess.com)


b

Populasi

Definisi Populasi
Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan

genetik, dan berada bersama-sama dalam tempat dan waktu yang sama. Secara
umum, apabila kita bicara populasi, maka yang kita maksudkan adalah anggotaanggota dari spesies yang sama, yang satu sama lain berdekatan.

Gambar 2.4 Contoh Bentuk Populasi Bangau


(sumber: http://www.g-excess.com)

Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam komunitasnya. Populasi selalu
dinamis sepanjang waktu, karena adanya

Kerapatan (densitas)

Penyebaran (distribusi)

Kelahiran (natalitas)

Kematian (mortalitas)

Migrasi (emigrasi maupun imigrasi)

Ciri-Ciri Dasar Populasi


Ada dua ciri dasar populasi, yaitu : ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri

yang dimiliki oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri


statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individuindividu yang berinteraksi satu dengan lainnya.
a

Ciri- ciri biologi seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun
mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain :

Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang sifatnya ada yang


konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu
(umur).

Ontogenetik,

mempunyai

sejarah

kehidupan

(lahir,

tumbuh,

berdiferensiasi, menjadi tua = senessens, dan mati).


3

Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap


perubahan lingkungan.

Mempunyai hereditas.

Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditas oleh faktor- fektor heredites


(genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan
beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam
hal ini adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan keturunan
untuk waktu yang lama.

Ciri- ciri statistik

10

Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat
diterapkan pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari
ciri- ciri individu itu sendiri, antara lain:
1

Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameterparameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas,
migrasi, imigrasi, emigrasi.

Sebaran (agihan, struktur) umur.

Komposisi genetik

Dispersi (sebaran individu intra populasi)

Faktor-faktor yang mempengaruhi populasi


Tingkat populasi dari spesies bisa berubah sepanjang waktu. Kondisi
lingkungan sangat mempengaruhi naik turunnya kecepatan pertumbuhan suatu
populasi. Pada prinsipnya pertumbuhan populasi ditentukan oleh factor natalitas,
mortalitas, dan migrasi. Ketiga faktor tersebut di pengaruhi oleh :
1. Interaksi antara sesama komponen biotik dalam bentuk persaingan
memperoleh makanan, pasangan hidup, serta pemangsaan atau
parasitisme.
2. Faktor abiotik di lingkungan seperti cuaca, bencana alam, atau
ketersediaan makanan.
c

Komunitas
Komunitas adalah kumpulan dari populasi yang hidup pada suatu waktu

dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Secara garis besar dialam terdapat dua bagian komunitas yaitu komunitas akuatik
dan komunitas terrestrial. Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang
terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit atau di kolam. Sedangkan Komunitas
terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di
padang rumput, di padang pasir, dll.

11

Gambar 2.4 Bentuk Komunitas Terestrial


Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas
dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme,
antarpopulasi, dan antarkomunitas.
Perubahan komunitas yang terjadi disebut suksesi ekologi. Proses yang
terjadi berupa urutan-urutan yang lambat, pada umumnya perubahannya dapat
diramalkan yakni dalam hal jumlah dan jenis mahkluk organisme yang ada di
suatu tempat. Perbedaan intensitas sinar matahari, perlindungan dari angin, dan
perubahan tanah dapat merubah jenis-jenis organisme yang hidup di suatu
wilayah. Perubahan-perubahan ini dapat juga merubah populasi yang membentuk
komunitas. Selanjutnya karena jumlah dan jenis spesies berubah, maka
karakteristik fisik dan kimia dari wilayah mengalami perubahan lebih lanjut.
Wilayah tersebut bisa mencapai kondisi yang relatip stabil atau disebut komunitas
klimaks, yang bisa berakhir hingga ratusan bahkan ribuan tahun.

Gambar 2.5 Contoh Suksesi ( sumber: http://www.g-excess.com)

12

Para ahli ekologi membedakan dua tipe suksesi yakni primer dan
sekunder. Di dalam suksesi primer organisme mulai menempati wilayah baru
yang belum ada kehidupan seperti sebuah pulau baru yang terbentuk karena
letusan gunung berapi. Sebagai contoh anak krakatau yang terbentuk sejak 1928
dari kondisi steril, kini telah dihuni oleh puluhan spesies.
Suksesi sekunder terjadi setelah komunitas yang ada menderita gangguan
yang besar sebagai contoh sebuah komunitas klimaks (stabil) hancur karena
terjadinya kebakaran hutan. Komunitas padang rumput dan bunga liar akan
tumbuh pertama kali. Selanjutnya diikuti oleh tumbuhan semak-semak. Terakhir
pohon-pohonan baru muncul kembali dan wilayah tersebut akan kembali menjadi
hutan hingga gangguan muncul kembali.
d

Ekosistem
Ekosistem terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya

seperti iklim, tanah, air, udara, nutrien dan energi. Ekosistem adalah hubungan
timbal balik antara unsur-unsur biotik dengan abiotik yang membentuk sistem
ekologi atau tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan
lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan
berinteraksi. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada
yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer. Ekosistem
merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam.
Ciri ekosistem adalah sebagai berikut,

Memiliki sumber energi yang konstan, umumnya cahaya


matahari atau panasbumi pada ekosistem yang ditemukan di

dasar laut yang dangkal.


Populasi makhluk hidup mampu menyimpan energi dalam

bentuk materiorganik.
Terdapat daur materi yang berkesinambungan antara populasi

danlingkungannya.
Terdapat aliran energi dari satu tingkat ke tingkat yang
lainnya.

13

Gambar 2.6 Contoh Ekosistem (sumber: web.unair.ac.id)


1

Susunan Ekosistem
Suatu ekosistem berdasarkan susunan dan fungsinya tersusun dari

beberapa komponen sebagai berikut :


a Komponen autotrof
Autotrof berasal dari kata Auto yang berarti sendiri, dan trophikos yang
berarti menyediakan makan pengertian dari Autotrof adalah organisme yang
mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik
dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia.
Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan
hijau.
b Komponen heterotrof
Heterotrof berasal dari kata Heteros yang berarti berbeda, dan trophikos
yang berarti makanan). Pengertian dari heterotrof merupakan organisme yang
memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut
disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan,
jamur, dan mikroba.
c Abiotik
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah,
air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat
tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d Pengurai (dekomposer)
Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan
bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks).
Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan

14

bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen.


Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
2

Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan

ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan
ekosistem air Laut.
a

Ekosistem darat

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.


Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan
menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1

Bioma Gurun
Daerah gurun dicirikan oleh curah hujan yang sangat rendah, yaitu
kurang dari 250 mm per tahun dan intensitas Matahari lebih tinggi.
Daerah gurun mempunyai ciri-ciri khusus, antara lain tingkat evaporasi
yg lebih tinggi daripada curah hujan dan air tanah yg cenderung asin.
Air tanah itu menjadi asin karena larutan garam dalam tanah tidak
berpindah, baik melalui pencucian oleh air maupun oleh drainase. Oleh
karena itu, hanya tumbuhan yg mampu beradaptasi yg dapat hidup di
daerah tersebut.
Tumbuhan yg mampu hidup d gurun pada umunya mempunyai daun
yang kecil ceperti duri dan mempunyai akar yg panjang. Melalui
struktur tersebut tumbuhan dapat mengurangi penguapan dan mampu
mengambil air dari tempat yg dalam, kemudian menyimpannya dalam
jaringan spons. Vegetasi yang dapat hidup di daerah gurun adalah
kaktus, semak-semak akasia, dan pohon-pohon tamar (kurma). Hewan
yang terdapat di daerah gurun antara lain belalang dan berbagai hewan
jenis pengerat, contohnya hamster dan gerbil.

Bioma Padang Rumput (Stepa)


Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke
daerah subtropika yang curah hujannya tidak cukup untuk
perkembangan hutan. Di daerah tersebut pada umumnya mempunyai

15

curah hujan yg tidak teratur, yaitu antara 250 mm 500 mm per


tahun.
Di daerah padang rumput juga terdapat berbagai jenis hewan, antara
lain rusa, antelope, kerbau, kangguru, ular, singa, harimau, dan
berbagai hewan pengerat. Daerah padang rumput ini dapat dijumpai
antara lain di Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat bagian barat,
Argentina, dan Australia.
3

Bioma Savana (Sabana)


Sabana adalah suatu padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon
yang tumbuhnya menyebar. Pohon yang umumnya tumbuh di padang
sabana adalah pohon jenis palem. Selain itu, ada juga bioma savana
yang diselingi oleh pohon-pohon akasia, misalnya bioma sabana di
Benua Afrika bagian utara.
Bioma sabana termasuk salah satu sistem biotik teresar di bumi,
menepati daerah yang luas di Benua Afrika, Amerika Selatan dan
Australia. Namun, bioma sabana umumnya terbentuk di daerah
tropika ataupun subtropika. Daerah terbentuknya sabana bercirikan
temperatur udara panas sepanjang tahun dan hujaan yang terjafi
secara musiman. Hewan yang hidup di bioma sabana adalah hewanhewan jenis perumput dan jenis karnivor. Hewan jenis perumput
contohnya kuda dan zebra, sedangkan hewan karnivor contoh singa,
macan tutul, dan anjing hutan.

Bioma Hutan Basah (Hutan Hujan Tropis)


Hutan basah terdapat di daerah tropika meliputi Amerika selatan,
semenanjung Amerika Tengah, Afrika, Madagaskar, Australia bagian
utara, Indonesia dan Malaysia. Adapun pohon-pohon utamanya
memiliki ketinggian antara 20 40 meter, cabang-cabang pohonnya
berdaun lebar dan lebat, serta selalu hijau.
Hewan yg hidup di Bioma hutan tropis umumnya adalah hewan yg
hidup di pohon dan berbagai jenis primata. Diantara primata hutan

16

tropis dalam jumlah yg besar adalah avenon, monyet, gorila, dan


simpanse terdapat di afrika,sedangkan orang utan dan gibon
terdapatdi Asia.
5

Bioma Hutan Gugur ( deciduous)


Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, antara lain
Amerika Serikat bagian timur, ujung selatan Benua Amerika,
kepulauan Inggris, dan Australia. Curah hujannya merata, yaitu
antara 750 mm 1000 mm per tahun. Di hutan gugur ini pohonpohon tidak terlalu rapat dan jumlah tumbuhannya relatif sedikit.
Daerah ini mempunyai 4 musim, yaitu musim panas, gugur, semi,
dan dingin.

Bioma Taiga (Coniferous)


Bioma Taiga atau hutan pohon pinus banyak terdapatdi belahan bumi
utara antara lain Rusia bagian utara dan Kanada. Daerah Taiga ini
merupakan bioma terluas. Tumbuhan yg hidup di daerah ini sangat
sedikit, yaitu hanya terdiri atas 2/3 jenis tumbuhan. Kondisi seperti
tersebut menyebabkan hanya beberapa jenis hewan yg dijumpai di
daerah Taiga, antara lain, rubah,serigala dan beruang.

Bioma Tundra
Tundra merupakan daerah kutub yg tidak dapat dijumpai oleh
pepohonan. Hanya lumut yg dapat tumbuh di daerah tundra. Daerah
tundradapat dijumpai di sekeliling lingkaran arktik dan pulau-pulau
kecil dekat antartika. Fenomena tersebut terjadi karena peredaran
matahari hanya mencapai 23,5 LU/LS. Hanya tumbu tumbuhan
tertentu yg mampu bertahan hidup dalam kondisi suhu yg sangat
dingin. Beberapa jenis tumbuhan khas yg hidup di daerah tundra
antara lain, lumut, rumput dan semak. Hewan yg dapat dijumpai di
daerah tundra antara lain, rusa, kelinci salju, rubah, dan hewan

17

pengerat. Burung-burung yg terdapat di daerah ini antara lain, elang,


itik, angsa, dan burung hantu.
b

Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok,
penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan
yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir
semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar
pada umumnya telah beradaptasi. Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air
tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa,
termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai .
c

Ekosistem air laut

Ekosistem air laut berdasarkan daya tembus sinar matahari kedalam laut
dibedakan atas :
1

Fotik, merupakan daerah yang masih mendapat sinar matahari.

Afotik, merupakan daerah yang tidak mendapat sinar matahari.

Ekosistem laut secara fisik dibedakan atas :


1

Daerah literal, yaitu daerah yang berbatasan dengan darat.

Daerah meritik, yaitu daerah yang didalamnya 200 m dari


permukaan laut. Daerah ini masih dapat tembus cahaya matahari.

Daerah batial, adalah daerah yang kedalamannya mencapai 2001500 m dari permukaan laut. Daerah inimendapat sedikit cahaya.

Daerah abisial, adalah kedalamannya lebih dari 1500 m. Daerah ini


tidak tembus cahaya matahari.

Aliran Energi
Para ahli ekologi mengkategorikan elemen-elemen yang membentuk atau

yang memberi efek pada sebuah ekosistem menjadi 6 bagian utama berdasarkan
para aliran energi dan nutrien yang mengalir pada sistem:
a

Matahari.

Bahan-bahan anorganik.

18

Produsen.

Konsumen Pertama.

Konsumen Kedua.

Pengurai

Gambar 2.6 Aliran Energi


Matahari menyediakan energi yang hampir dibutuhkan semua produsen
untuk membuat makanan. Produsen terdiri dari tanaman-tanaman hijau seperti
rumput dan pohon yang membuat makanan melalui proses fotosintesis. Tanaman
juga membutuhkan bahan-bahan abiotik seperti air dan pospor untuk tumbuh.
Yang termasuk konsumen pertama diantaranya tikus, kelinci, belalang dan
binatang pemakan tumbuhan lainnya. Ular, macan dan konsumen kedua lainnya
atau yang biasa disebut dengan predator adalah pemakan binatang. Pengurai
seperti jamur dan bakteri, menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati
menjadi nutrien-nutrien sederhana. Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam
tanah dan digunakan kembali oleh tanaman-tanaman. Tingkatan-tingkatan energi
yang berkesinambungan yang berlangsung dalam bentuk makanan ini disebut
rantai makanan.

19

Gambar 2.7 Rantai Makanan (sumber : http://www.g-excess.com)


Di dalam sebuah rantai makanan yang sederhana rumput adalah produsen,
konsumen pertama seperti kelinci memakan rumput. Kelinci selanjutnya dimakan
oleh konsumen kedua misalnya ular atau macan. Bakteri pengurai menghancurkan
sisa-sisa rumput yang mati, kelinci, ular, dan macan yang tidak termakan, sama
halnya seperti menghancurkan kotoran binatang. Sebagian besar ekosistem
memiliki suatu variasi produsen, konsumen dan pengurai yang membentuk sebuah
rantai makanan yang saling tumpang tindih yang dinamakan jaringan makanan.
Jaringan-jaringan makanan terutama sekali terdapat di ekosistem wilayah tropis
dan ekosistem lautan. Beberapa spesies makan banyak jenis makanan tetapi ada
juga yang membutuhkan makanan yang khusus. Konsumen pertama seperti koala
dan panda terutama makan satu jenis tanaman. Makanan utama koala adalah
eucalyptus dan makanan utama panda adalah bambu. Jika tanaman-tanaman ini
mati maka kedua binatang tersebut juga ikut mati.

Gambar 2.8 Jaringan Makanan


(sumber : http://www.g-excess.com)
Energi yang berpindah melalui sebuah ekosistem berada dalam sebuah
urutan transformasi. Pertama produsen merubah sinar matahari menjadi energi
kimia yang disimpan di dalam protoplasma (sel-sel tumbuhan) di dalam tanaman.
Selanjutnya konsumen pertama memakan tanaman, merubah energi menjadi
bentuk energi kimia yang berbeda yang disimpan di dalam sel-sel tubuh. Energi
ini berubah kembali ketika konsumen kedua makan konsumen pertama. Sebagian
besar organisme memiliki efisiensi ekologi yang rendah. Ini berarti mereka hanya
20

dapat merubah sedikit bagian dari energi yang tersedia bagi mereka untuk
disimpan menjadi energi kimia. Contohnya tanaman-tanaman hijau hanya dapat
merubah sekitar 0,1 hingga 1 % tenaga matahari yang mencapainya ke dalam
protoplasma. Sebagian besar energi yang tertangkap di bakar untuk pertumbuhan
tanaman dan lepas ke dalam lingkungan sebagai panas. Begitu juga herbivora atau
binatang pemakan tumbuhan dan karnivora binatang pemakan daging merubah
energi ke dalam sel-sel tubuh hanya sekitar 10 hingga 20 % dari energi yang
dihasilkan oleh makanan yang mereka makan.

Gambar 2.9 Piramida Biomassa


(sumber: http://www.g-excess.com)
Karena begitu banyaknya energi yang lepas sebagai panas pada setiap
langkah dari rantai makanan, semua ekosistem mengembangkan sebuah piramida
energi. Tanaman sebagai produsen menempati bagian dasar piramid, herbivora
(konsumen pertama) membentuk bagian berikutnya, dan karnivora (komsumen
kedua) membentuk puncak piramida. Piramid tersebut mencerminkan kenyataan
bahwa banyak energi yang melewati tanaman dibandingkan dengan herbivora,
dan lebih banyak yang melalui herbivora dibandingkan dengan karnivora. Di
dalam ekosistem-ekosistem daratan piramida energi tersebut menghasilkan sebuah
piramida biomasa (berat). Ini berarti bahwa berat total dari tanaman-tanaman
adalah lebih besar dibandingkan dengan berat total herbivora yang melampaui
berat total karnivora. Tetapi di dalam lautan biomasa (berat) tanaman-tanaman dan
binatang-binatang adalah sama.
d

Biosfer
Biosfer adalah kesatuan ekosistem yang terdapat dialam semesta. Biosfer

merupakan tingkatan yang paling kompleks dalam ekologi. Biosfer meliputi

21

atmosfer hingga ketinggian beberapa kilometer, daratan sampai ke dan


termasuk bebatuan yang mengandung air yang berada paling tidak 1500 meter di
bawah tanah, danau dan aliran sungai, gua, dan lautan hingga kedalaman beberapa
kilometer. Penentu penting persebaran organisme dalam biosfer meliputi sebagai
berikut:
1

Kondisi geologi
Bumi kita ini menurut beberapa teori dahulu terdiri atas satu benua besar

dan satu samudra, namun karena adanya gaya endogen yang sangat kuat maka
benua yang besar itu menjadi terpisah. Pecahan benua ini yang sering disebut
sebagai puzzle raksasa. Apabila diperhatikan peta dunia maka Benua Afrika dan
Amerika Selatan dapat digabungkan menjadi satu sesuai dengan pola garis
pantainya. Keanekaragaman flora dan fauna di permukaan bumi ini diperkirakan
sesuai dengan perkembangan bumi dalam membentuk benua (kontinen) menurut
Teori Apungan dan Pergeseran Benua yang disampaikan oleh Alfred Wegener
(1880-1930).
2

Iklim
Suhu dan kelembapan udara berpengaruh terhadap proses perkembangan

fisik flora dan fauna, sedangkan sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman
untuk fotosintesis dan metabolisme tubuh bagi beberapa jenis hewan. Angin
sangat berperan dalam proses penyerbukan atau bahkan menerbangkan beberapa
biji-bijian sehingga berpengaruh langsung terhadap persebaran flora. Kondisi
iklim yang berbeda menyebabkan flora dan faunaberbeda pula. Di daerah tropis
sangat kaya akan keanekaragamanflora dan fauna, karena pada daerah ini cukup
mendapatkan sinar matahari dan hujan, keadaan ini berbeda dengan di daerah
gurun. Daerah gurun beriklim kering dan panas, curah hujan sangat sedikit
menyebabkan daerah ini sangat minim jenis flora dan faunanya. Flora dan fauna
yang hidup di daerah gurun mempunyai daya adaptasi yang khusus agar mampu
hidup di daerah tersebut.
3

Ketinggian tempat
a

Wilayah berudara panas (0 600 m dpal).


Suhu wilayah ini antara 23,3 C 22 C, Tanaman yang cocok ditanam
di wilayah ini adalah tebu, kelapa, karet, padi, lada, dan buah-buahan.

22

Wilayah berudara sedang (600 1.500 m dpal)


Suhu wilayah ini antara 22 C 17,1 C. Tanaman yang cocok ditanam
pada wilayah ini adalah kapas, kopi, cokelat, kina, teh, dan macammacam sayuran, seperti kentang, tomat, dan kol.

Wilayah berudara sejuk (1.500 2.500 m dpal)


Suhu wilayah ini antara 17,1 C 11,1 C. Tanaman yang cocok
ditanam pada wilayah ini antara lain sayuran, kopi, teh, dan aneka jenis
hutan tanaman industri.

Wilayah berudara dingin (lebih 2.500 m dpal)


Wilayah ini dijumpai tanaman yang berjenis pendek. Contohnya,
edelweis.

Faktor biotik
Pohon beringin merupakan salah satu tanaman yang disukai burung.

Burung-burung tersebut memakan biji beringin yang telah matang, lalu burung
tersebut tanpa sadar ternyata telah menyebarkan tanaman beringin melalui biji
yang masuk ke dalam tubuh burung lalu keluar bersama kotorannya. Pencernaan
burung ternyata tidak mampu memecah kulit keras biji-biji tertentu sehingga biji
tersebut keluar bersama kotoran. Biji yang keluar bersama kotoran tersebut
apabila berada di habitat yang cocok akan tumbuh menjadi tanaman baru.
2.3 Interaksi Antar Komponen
Interaksi antarkomponen ekologi tmerupakan interaksi antara organisme,
antarpopulasi, dan antarkomunitas.
A.

Interaksi antar organisme


Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain.

Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain
jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi
lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme
dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi
antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
a

Netral

23

Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang


sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak,
disebut netral. Contohnya antara capung dan sapi
b

Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).

Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup.
Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh :
Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
c

Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies,

bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari
hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium
dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang
d

Komensalisme
Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda

spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah
satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek
dengan pohon yang ditumpanginya.
e

Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies

yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang
hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
B.

Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi

secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi


antarpopulasi adalah sebagai berikut.

Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu


menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan

24

lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa. Contoh, jamur
Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu.

Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat


kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan
apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan
populasi sapi di padang rumput.

C.

Interaksi Antar Komunitas


Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang

sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan
sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya
padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan,
ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai
dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke
sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi
antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi
juga aliran energi dan makanan
D.

Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik


Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem.

Hubungan antara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya


aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat
juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat
mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya
keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini
tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem
untuk mencapai keseimbangan baru.

25

2.4 Pengertian Etologi


Ilmu perilaku hewan, ilmu perilaku satwa atau juga disebut etologi (dari
bahasa Yunani: , ethos, "karakter"; dan , -logia) adalah suatu cabang
ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme
serta faktor-faktor penyebabnya. Meski sepanjang sejarah telah banyak naturalis
yang mempelajari aneka aspek dari tingkah laku hewan, disiplin ilmu etologi
modern umumnya dianggap lahir di sekitar tahun 1930an tatkala biolog
berkebangsaan Belanda Nikolaas Tinbergen dan Konrad Lorenz, biolog dari
Austria, mulai merintisnya. Atas jerih payahnya, kedua peneliti ini kemudian
dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran di tahun 1973. Ilmu perilaku
hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja laboratorium dan
pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan disiplin
ilmu-ilmu tertentu semisal neuroanatomi, ekologi, dan evolusi. Seorang ahli
perilaku hewan umumnya menaruh perhatian pada proses-proses bagaimana suatu
jenis perilaku (misalnya agresi) berlangsung pada jenis-jenis hewan yang berbeda.
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau
aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya
adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia
itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara,
bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity)
seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk
kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang
dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau
secara tidak langsung. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan
organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan
lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan
ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia.
2.5

Bentuk Perilaku Hewan


Bentuk dari perilaku hewan dapat dibagi menjadi 2 yaitu perilaku hewan

yang berasal dari bawaan, yang diwariskan dan perilaku yang terajar (terlatih).

26

Perilaku Bawaan (Yang Diwariskan)


Warisan memegang peranan yang penting dalam perilaku hewan.
Dalam hal meminang, perilaku hewan memastikan dahulu, jika
termasuk anggota spesies sama, bukan dari anggota yang lain,
sehingga dapat dijadikan pasangan. Misalnya, tingkah laku kunangkunang saat berpasangan walaupun menunjukkan spesies yang sama,
juga mempunyai perilaku berbeda dalam menemukan bahwa kunangkunang betina mempunyai pasangannya tersendiri. Hal ini dapat
dilihat dari pola cahaya dari kunang-kunang yang menyala berbeda
pada waktu senja. Kunang-kunang betina dari satu spesies akan
menanggapi hanya pada pejantan tertentu dengan memperlihatkan
pola nyala lampu spesies tertentu.
Beberapa

kebiasaan

meminang

membantu

mencegah

betina

membunuh pejantan sebelum mereka memiliki kesempatan untuk


berpasangan. Contohnya, pada beberapa laba-laba pejantannya lebih
kecil daripada

betina dan beresiko untuk dimakan jika pejantan

mendekati betina.sebelum berpasangan pejantan dan beberapa spesies


menunjukkan beberapa tanda-tanda. Seperti serangga membungkus
diri dalam jarring-jaring yang sempurna.sementara betina yang tidak
terbungkus dan memakan serangga. Pejantan mampu berpasangan
dengannya memerlukan penyerangan. Setelah berpasangan, pejantan
akan dimakan oleh betina.
Perilaku hewan bawaan meliputi:

Taksis: Bereaksi terhadap stimulus dengan bergerak secara


otomatis langsung mendekati atau menjauh dari atau pada sudut
tertentu

terhadapnya.

Macam-macam

taksis:

kemotaksis,

fototaksis, magnetotaksis.

Refleks: Respon bawaan paling sederhana yang dijumpai pada


hewan yang mempunyai system saraf. Refleks adalah respon
27

otomatis dari sebagian tubuh terhadap suatu stimulus. Respon


terbawa sejak lahir, artinya sifatnya ditentukan oleh pola reseptor,
saraf, dan efektor yang diwariskan. Contoh: refleks rentangan
Mesin refleks rentang memberikan mekanisme pengendalian yang
teratur dengan baik, yang:
1

Mengarahkan kontraksi refleks otot.

Menghambat kontraksi otot-otot antagonis.

Terus-menerus

memonitor

keberhasilan

yang

dengannya

perintah-perintah dari otak diteruskan, dan dengan cepat dan


secara otomatis membuat setiap penyesuaian sebagai pengganti
yang perlu.
b Perilaku Terajar
Perilaku terajar adalah perilaku yang lebih kurang diperoleh atau
dimodifikasi secara permanen sebagai akibat pengalaman individu.

Kebiasaan: hampir semua hewan mampu belajar untuk tidak


bereaksi terhadap stimulus berulang yang telah dibuktikan
tidak merugikan. Fenomena ini dikenal sebagai kebiasaan
(habituasi) dan merupakan suatu contoh belajar sejati.

Keterpatrian/Tanggap Tiru Imprinting: Merupakan salah satu


contoh belajar yang khusus dan nyata. Contoh: jika seekor
anak angsa yang baru menetas dihadapkan pada sebuah benda
yang dapat bergerak dan mengeluarkan bunyi yang dapat
terdengar, hewan itu akan mengikutinya sebagaimana mereka
mengikuti induknya. Waktu penghadapan cukup kritis, karena
jika dilakukan beberapa hari setelah menetas, keterpatrian
tidak terjadi.

28

Respon yang Diperlazimkan: merupakan perilaku terajar yang


paling sederhana, pada dasarnya adalah respon sebagai hasil
pengalaman, disebabkan oleh suatu stimulus yang berbeda
dengan yang semula memicunya. Ivan Pavlov, fisiologiawan
Rusia, dalam penelitiannya dengan anjing menemukan bahwa
jika anjing diberi makanan pada mulutnya, ia akan
mengeluarkan air liur yang mungkin merupakan refleks
bawaan yang melibatkan kuncup rasa, neuron sensori, jaringjaring neuron di otak, dan neuron motor yang menuju kelenjar
ludah.

Pavlov

kemudian

menemukan

jika

pada

saat

meletakkan makanan di mulut anjing ia membunyikan bel,


anjing selanjutnya akan berliur setiap kali anjing tersebut
mendengar bel. Hal ini merupakan respon yang diperlazimkan.
Anjing telah belajar bereaksi terhadap stimulus pengganti,
yaitu stimulus yang diperlazimkan.

Pelaziman Instrumental: Prinsip pelaziman dapat dipakai


untuk melatih hewan melakukan tugas yang bukan pembawaan
lahir. Dalam hal ini, hewan ditempatkan pada suatu keadaan
sehingga dapat bergerak bebas dan melakukan sejumlah
kegiatan perilaku yang berlain-lainan. Peneliti dapat memilih
untuk memberi imbalan hanya pada perilaku tertentu. Latihan
ini dikenal sebagai pelaziman instrumental atau pelaziman
operan (istilah kedua diberikan oleh psikolog B.F. Skinner
yang terkenal karena dapat melatih merpati untuk bermain
pingpong dan bermain piano mainan).

Motivasi: Diantara kebanyakan hewan, motivasi (terkadang


disebut juga dorongan) dihubungkan dengan kebutuhan
fisiknya. Seekor hewan yang haus akan mencari air dan yang
merasa lapar akan mencari makanan. Kepuasan terhadap
dorongan merupakan kekuatan motivasi dibalik perilaku
hewan tersebut. Sebagian besar perilaku spontan hewan-hewan
29

ini merupakan akibat usaha memelihara homeostasis. Banyak


diantara dorongan ini bersumber dalam hipotalamus. Dalam
semua kasus, hipotalamus mengawali respon yang berakibat
penurunan dorongan tersebut, dan dapat pula menghambat
beberapa di antara respon tadi bila titik kepuasan tercapai.

Konsep: Kebanyakan hewan memecahkan masalah dengan


mencoba-coba. Selama ada motivasi yang memadai hewan
akan mencoba setiap alternatif dan secara bertahap, melalui
kegagalan

dan

keberhasilan

yang

berulang,

belajar

memecahkan masalahnya. Manusia umumnya tidak sekedar


belajar dengan cara mencoba-coba. Bila dihadapkan pada
suatu masalah, manusia mungkin melakukan satu atau dua
usaha sembarang sebelum berhasil memecahkannya. Respon
ini disebut wawasan.

Memori: Belajar bergantung kepada memori (ingatan). Jika


organisme

bermaksud

memodifikasi

perilakunya

dari

pengalaman, maka ia harus mampu mengingat-ingat apa


pengalamannya itu. Sekali sesuatu dipelajari, maka memori
diperlukan agar yang dipelajarinya itu tetap ada.

Arti Penting Perilaku Adaptif: Berbagai macam perilaku


bergantung pada mesin perilaku: reseptor indera, sirkit dalam
sistem saraf, dan organisasi otot. Hewan dihadapkan pada
empat bentuk perintah yang menopang hidupnya, yaitu: (a)
makan, (b) mencegah jangan sampai dimakan, (c) mampu
bertahan hidup dalam kondisi fisik lingkungannya, dan (d)
meneruskan gen-gennya kepada generasi berikutnya.

Perilaku Makan
Hewan beragam dalam keluasan cita rasanya. Dari yang sangat khusus
hingga ke pemakan umum yang dapat memilih di antara sekumpulan
30

spesies yang dapat dimakan. Tujuan makanan ialah energi, tetapi


energi diperlukan untuk mencari makanan. Jadi hewan berperilaku
sedemikian

rupa

untuk

memaksimumkan

perbandingan

kerugian/keuntungan dari pencarian makanan itu. Kerugian energi dari


mencari

makanan

diusahakan

seminimum

mungkin

melalui

perkembangan citra mencari untuk macam makanan yang, untuk


sementara, menghasilkan keuntungan yang besar. Untuk beberapa
species, citra mencari itu mungkin bukan perwujudan makannya saja,
melainkan tempatnya yang khusus. Banyak pula hewan yang
menggunakan energinya untuk membangun perangkap, daya tarik dan
sejenisnya

untuk

menarik

mangsanya

agar

berada

dalam

jangkauannya. Sebagian besar kehidupan hewan sosial berkisar pada


makan bersama.
d Perilaku Mempertahankan diri
Perilaku berkisar dari melarikan diri dari pemangsa potensial sampai
dengan menggunakan senjata bertahan dan penggunaan kamuflase dan
mimikri (meniru)..
e

Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik


Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu,
salinitas, kelembaban tertentu, dan sebagainya. Kisaran ini relatif luas
bagi hewan, seperti mamalia dan burung, yang banyak mempunyai
mekanisme yang efisien untuk mempertahankan kendali homeostatis
terhadap lingkungannya.

2.6

Macam-macam dan Contoh Perilaku Hewan


Makhluk hidup melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan di sekitar

habitat tempat hidupnya tidak terkecuali manusia. Adaptasi yang dilakukan


makhluk hidup bertujuan untuk dapat bertahan hidup dari kondisi lingkungan
yang mungkin kurang menguntungkan. Di bawah ini adalah merupakan beberapa
bentuk adaptasi tingkah laku (behavioral adaptation) pada binatang / hewan di
sekitar kita disertai pengertian dan arti definisi
31

Mimikri

Mimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada binatang seperti


misalnya bunglon yang dapat berubah-ubah sesuai warna benda di
sekitarnya agar dapat mengelabuhi binatang predator / pemangsa
sehingga sulit mendeteksi keberadaan bunglon untuk dimangsa. Jika
bunglon dekat dengan dedaunan hijau maka dia akan berubah warna
kulit menjadi hijau, jika dekat batang pohon warna coklat, dia juga
ikut ganti warna menjadi coklat, dan lain sebagainya.
b

Hibernasi

Hibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan yang keras


dengan cara tidur menonaktifkan dirinya (dorman). Hibernasi bisa
berlangsung lama secara berbulan-bulan seperti beruang pada musim
dingin. Hibernasi biasanya membutuhkan energi yang sedikit, karena
selama masa itu biantang yang berhibernasi akan memiliki suhu
tubuh yang rendah, detak jantung yang lambat, pernapasan yang
lambat, dan lain-lain. Binatang tersebut akan kembali aktif atau
bangun setelah masa sulit terlewati. Contoh hewan yang berhibernasi
yaitu seperti ular, ikan, beruang, kura-kura, bengkarung, dan lainlain.
c

Autotomi
Autotomi

adalah

teknik

bertahan

hidup

dengan

cara

mengorbankan salah satu bagian tubuh. Contoh autotomi yaitu


pada cicak / cecak yang biasa hidup di dinding rumah, pohon,
dll. Cicak jika merasa terancam ia akan tega memutuskan
ekornya sendiri untuk kabur dari sergapan musuh. Ekor yang
putus akan melakukan gerakan-gerakan yang cukup menarik
perhatian sehingga perhatian pemangsa akan fokus ke ekor
yang putus, sehingga cicak pun bisa kabur dengan lebih
leluasa.

32

Estivasi
Estivasi adalah menonaktivkan diri (dorman) pada saat kondisi
lingkungan tidak bersahabat. Bedanya dengan hibernasi adalah
di mana pada estivasi dilakukan pada musim panas dengan
suhu udara yang panas dan kering. Hewan-hewan seperti
kelelawar, tupai, lemur kerdil, dll akan mengestivasi diri di
tempat yang aman dan terlindung. Pada tumbuhan estivasi juga
dilakukan oleh oleh pohon jati dengna meranggas atau
menggugurkan daun.

Simbiosis Rayap dan Flagellata


Rayap membutuhkan bantuan makhluk hidup lainnya yaitu
flagelata untuk mencerna kayu yang ada di dalam usus rayap.
Tanpa flagellata rayap tidak akan mampu mencerna kayu yang
masuk ke dalam tubuhnya. Rayap-rayap kecil yang baru
menetas mendapatkan flagellata dengan jalan menjilat dubur
rayap dewasa. Rayap secara periodik melakukan aktivitas ganti
kulit dan meninggalkan bagian usus lama, sehingga rayap akan
memakan kulit yang mengelupas untuk memasukkan kembali
flagellata ke dalam usus pencernaannya.

Pernapasan Ikan Paus


Ikan paus adalah mamalia yang mirip ikan dan hidup di air.
Paus memiliki paru-paru yang harus diisi dengan oksigen dari
permukaan laut minimal setiap setangah jam sekali. Ikan paus
ketika muncuk ke permukaan akan membuang udara kotor
lewat hidung mirip seperti air mancur yang berisi karbon
dioksida bercampur uap air jenuh yang terkondensasi

Seekor chameleon berkamuflase seperti lingkungan sekitarnya,


bergerak perlahan untuk

mendeteksi mangsanya. Untuk

33

memperoleh makanannya, chameleon mengeluarkan lidahnya


secepat kilat pada serangga yang jadi mangsanya.
h

Perilaku dapat terjadi sebagai akibat suatu stimulus dari luar.


Seekor kijang akan segera merespons suatu suara atau gerakan
tertentu yang mencurigakan.

Ketajaman Insting Hiu


Hiu telah diset sedemikian rupa sebagai mesin pemburu yang
mengandalkan insting khusus mereka untuk menangkap
mangsa. Menggunakan insting pendengaran mereka yang peka,
mereka mampu mendeteksi getaran suara hingga sejauh 3.000
kaki. Mereka sangat sensitiv terhadap bunyi berfrekuensi
rendah dari mangsa yang sekarat. Getaran suara ini seperti
seekor ikan yang terluka dan membuat hiu-hiu ini ribut hiruk
pikuk. Ketika para hiu semakin dekat dengan mangsa, insting
penciumannya mengambil alih. Insting hiu dapat mendeteksi
setetes darah di dalam 25 gallon air.

Laba-laba.
Rambut halus pada kaki-kaki laba-laba memberikan mereka
suatu insting raba yang tajam. Para laba-laba bergantung pada
sutera untuk banyak kepentingan. Di samping menangkap dan
membungkus makanan, sutera juga melindungi telur-telur
mereka, membantu mereka memanjat, dan menyediakan sedikit
tempat perlindungan

L. Pinguin
Pinguin hanya kembali ke daratan untuk kawin, membuat
sarang, membesarkan si kecil, dan berganti bulu. Meskipun
demikian pinguin sangat gesit di air.
BAB III
PENUTUP
34

3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini, kesimpulan yang dapat kami simpulkan adalah :
1

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi makhluk hidup dengan


lingkungannya.

Komponen-Komponen Ekologi
a

Individu/Spesies

Populasi

Komunitas

Ekosistem

Biosfer

Bentuk interaksi dalam komponen ekologi


a

Interaksi antra organisme

Interaksi antara populasi

Interaksi antara komuniatas

Interaksi antara komponen biotik dan abiotic

Etologi adalah suatu cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau
tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya.

Macam-macam perilaku hewan :


a

Mimikri

Hibernasi

Autotomi

Estivasi

35

Simbiosis Rayap dan Flagellata

Pernapasan Ikan Paus

Seekor chameleon berkamuflase seperti lingkungan sekitarnya,


bergerak perlahan untuk

mendeteksi mangsanya. Untuk

memperoleh makanannya, chameleon mengeluarkan lidahnya


secepat kilat pada serangga yang jadi mangsanya .
h

Perilaku dapat terjadi sebagai akibat suatu stimulus dari luar.


Seekor kijang akan segera merespons suatu suara atau gerakan
tertentu yang mencurigakan.

3.2

Ketajaman Insting Hiu

Laba-laba

Pinguin

Saran
1

Harus lebih banyak membaca referensi mengenai Ekologi dan Etologi

Dalam pengerjaan makalah jangan terlalu mendadak.

sebaiknya menggunakan peta konsep untuk mempermudah dalam


pengerjaakan.

36

DAFTAR PUSTAKA
Soemarno. 2011. Ekologi dan Ilmu Lingkungan Malang: PMPSLP PPSUB
-Universitas Brawijaya.
Suhara. Tanpa Tahun. Etologi, (Online):
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19651227199
1031-SUHARA/Ch.1_ETOLOGI_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf,
diakses pada 10 November 2014.

37

Tim Iad. 2002. Prisnsip-prinsip Ekologi, (Online):


http://web.unair.ac.id/admin/file/f_20025_7c.pdf, diakses pada 02 November
2014.
http://www.g-excess.com

LAMPIRAN

Peta Konsep Ekologi dan etologi


Ilmu yang mempelajari
Defini
si
Ekolog
i

interaksi makhluk hidup


dengan lingkungannya.

Bentuk
Interaksi

Antar organisme
Antar popuasi
Antar komunitas
Antar komp. Biotik dan
abiotik

38

Komponen

Terdiri dari

Komunita

Autrotof

Ekosistem

Abiotik

Hetrotof

Populas

Rantai
makanan
Jaring-jaring
makanan
Piramida

Indivi
du

Dekeompo
ser

Aliran
energi
Daur

Materi

Ilmu yang mempelajari


tingkah laku hewan
Etologi
Macam
2
Perilaku
Hewan

Mimikr, Hibernasi,
Autotom, Estivasi,
Simbiosis Rayap dan
Flagellata, pernapasan

Bentuk
perilaku
hewan

Perilaku
bwawaan
Perilaku terajar

39

Anda mungkin juga menyukai