Anda di halaman 1dari 38

EKOLOGI HEWAN

SEJARAH EKOLOGI

Manusia pada dasarnya telah tertarik pada konsep tentang keekologian


secara praktis yang berawal dari sejarah kehidupannya dan berhubungan
erat dengan sejarah alam (Odum, 1994). Sehingga seorang ahli ekologi
bangsa Inggris yaitu Charles Elton pada tahun 1927 mendefinisikan
ekologi sebagai ilmu pengetahuan tentang sejarah alam.
Kata ekologi (ecology atau Oekologie), pertama kali dikemukakan oleh R.
Reiter (seorang zoologis) pada tahun 1865 dari bahasa Yunani oikos: yang
berarti rumah atau tempat tinggal, dan logos yang berarti ilmu
pengetahuan tentang sesuatu. Jadi, secara harfiah ekologi didefinisikan
sebagai “kajian tentang makhluk hidup di habitat alaminya”. Namun, pada
saat ini definisi tentang ekologi yang telah diterima secara luas adalah
definisi yang dikemukakan oleh Earnest Haeckel pada tahun 1868, yang
menyatakan bahwa: Ekologi adalah kajian tentang hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya
Ekologi, sebagai bagian dari biologi secara taksonomi dapat dibagi menjadi 2
kelompok kajian utama, yaitu ekologi tumbuhan dan ekologi hewan. Jika ekologi
tumbuhan merupakan kajian ilmiah tentang interaksi antara tumbuhan dan
lingkungannya maka ekologi hewan merupakan kajian ilmiah tentang interaksi antara
hewan dan lingkungannya
Kajian ekologi hewan bagaimanapun juga tidak akan tepat dan adekuat tanpa
bantuan atau latar belakang ekologi tumbuhan karena tumbuhan dan hewan
mempunyai kedudukan setara dan saling membutuhkan sehingga Ekologi Tumbuhan
dan Ekologi Hewan secara bersama sering disebut bioecology (Kendeigh, 1980).
Pendekatan kajian ekologi hewan dapat dilakukan pada tingkat komunitas atau
populasi dalam suatu sistem biologi. Jika pendekatan kajian Ekologi Hewan
berlangsung dalam tingkat komunitas atau masyarakat hewan maka kajiannya
dinamakan Ekologi Komunitas atau sinekologi (synecology) dan jika penelaahan
berkaitan dengan satu jenis atau populasi hewan kajiannya disebut Ekologi Populasi
atau autekologi (autecology).
BAGIAN-BAGIAN HEWAN DENGAN LINGKUNGANNYA DAN FAKTOR
PEMBATAS.

Permodel
an Dalam
Ekologi
Hewan

Indikato Konsep
r- faktor-
indikator faktor
Ekologi pembatas

Hukum
Minimu
Liebig
Toleransi
Shelford
Permodelan Dalam Ekologi
Hewan/ekologi masa kini

Sekitar Perang Dunia II adalah masa-masa transisi bagi pengembangan ekologi karenapada masa
sebelum tahun enam puluhan merupakan masa bagi kebanyakan para ahli ekologi untuk
berkonsentrasi dan mengembangkan pengetahuan ekologi komunitas dan distribusi makhluk
hidup di berbagai bagian dunia, misalnya uraian yang terdapat pada buku Bio-ecology yang
ditulis oleh Clements dan Shelford pada tahun 1939.
Pada saat ini ekologi sebagai ilmu pengetahuan modern mulai berkembang bersamaan dengan
pemanfaatan matematika, statistik dan ilmu komputer, yang dapat digunakan untuk analisis
korelasi dan regresi serta pembuatan model (modeling) dan simulasi data kuantitatif dan
kualitatif dari lapangan yang bermanfaat untuk memprediksi berbagai fenomena ekologi (Brewer,
1994).
Bersumber dari berbagai kegiatan penelitian, para ahli ekologi kemudian secara berlanjut
memanfaatkan data dan informasi data spasial dan temporal dari bermacam-macam fenomena
ekologi yang erat hubungannya dengan masalah kehidupan yang terus berkelanjutan sepanjang
masa. Karena konsep ekologi untuk masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang mempunyai
peranan sangat penting untuk memelihara dan melestarikan ekosistem sebagai penunjang
kehidupan di bumi.
Ekologi bersifat interdisipliner (lintas disiplin ilmu) karena untuk mengetahui dan memahami
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya, harus diperhatikan beberapa pengertian
dari berbagai sudut bidang keilmuan yang saling berkaitan. Ekologi secara khusus terkait dengan
fisiologi, evolusi, genetika sehingga para ahli ekologi haruslah memanfaatkan berbagai informasi
dari berbagai bidang yang erat hubungannya dengan halhal yang dilakukan untuk memecahkan
masalah-masalah ekologis.
Konsep ekologi sering dapat dikelompokkan bersama menjadi ekologi terapan (applied
ecology) yang memanfaatkan pengetahuan ekologi secara praktis dan digunakan untuk
memenuhi berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia, misalnya untuk pengelolaan satwa
liar, pelestarian hutan dan satwanya, pengendalian hama dan epidemiologi, pertanian dan
peternakan. Penerapan dan pemikiran secara ekologis untuk memecahkan berbagai masalah
sosial pada masa kini adalah salah satu arah yang penting dari pemanfatan ekologi. Tiga hal
yang menjadi agenda utama untuk kajian ”masyarakat ekologi” (Sustainable Biosphere
Initiative) pada akhir abad ke-20, adalah 1. Aspek ekologi dalam perubahan biosfer secara
global. 2. Konservasi ekosistem dan keanekaragaman hayati. 3. Strategi pembangunan
dengan sistem ekologi yang berkelanjutan. Memahami konsep keanekaragaman hayati
(biodiversitas) pada saat ini adalah sangat penting artinya untuk pelestarian makhluk hidup.
Karena berbagai aktivitas manusia pada saat ini cenderung menimbulkan berbagai masalah
sehingga terjadi perusakan lingkungan dan penurunan keanekaragaman hayati. Pada saat ini
terdapat 2 hal yang menentukan arah pengembangan ekologi sebagai ilmu, yaitu 1.
Meningkatkan pengertian tentang fenomena ekologis dalam kaitannya dengan proses
evolusi. 2. Meningkatkan disiplin ekologi secara ketat (scientific rigor).
Faktor Pembatas
• Keadaan yang mendekati atau melampaui batas toleransi.
• Kondisi batas = faktor pembatas
• Yang merupakan faktor pembatas :
1. Unsur dan senyawa essensial yang berada dalam keadaan minimum.
2. Batas toleransi organisme.

Faktor-faktor lingkungan yang membatasi hidup organisme selanjutnya disebut sebagai


faktor pembatas, seperti suhu lingkungan, kadar garam, kelembaban, dan sebagainya.
Berdasarkan pengaruhnya terhadap kehidupan organisme, faktor pembatas memiliki rentang,
nilai minimum, nilai maksimum, dan rentang optimum. Nilai minimum ialah nilai terendah
suatu organisme dapat hidup, di bawah nilai tersebut organisme akan mati. Nilai maksimum
ialah nilai tertinggi suatu faktor pembatas, di atas nilai tersebut, organisme akan mati.
Rentang optimum ialah rentang suatu nilai faktor pembatas dimana organisme dapat hidup
secara optimal dalam arti semua proses fisiologi tubuhnya berjalan secara optimal sehingga
organisme dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Sebagai contohnya, spesies hewan
B memiliki rentang hidup pada suhu 10-250 C. Suhu 10o C merupakan suhu minimum atau
terendah spesies B masih dapat hidup. Suhu 250 C merupakan suhu maksimum atau tertinggi
spesies B masih dapat hidup. Suhu optimal berada pada kisaran antara rentang 10-250 C,
misalnya pada rentang suhu 17-200 C.
Faktor pembatas
• Semua faktor fisik alami tidak hanya merupakan faktor pembatas dalam arti yang
merugikan, tetapi merupakan faktor pembatas dalam arti yang menguntungkan, •
Sehingga komunitas selalu dalam keadaan seimbang (homeostatis). Di alam
organisme tidak hanya beradaptasi terhadap lingkungan fisik dalam arti toleransi saja,
• Akan tetapi juga memanfaatkan periodesitas alami untuk mengatur kegiatan dan
memprogram kehidupannya. • Konsep faktor pembatas tidak hanya berupa faktor
fisik saja, • Akan tetapi juga adanya interaksi yang penting untuk mengontrol
distribusa dan jumlah populasi.

Contoh Organisme dapat mengadakan adaptasi dan mengubah keadaan lingkungan


fisik untuk mengurangi efek hambatan terhadap pengaruh suhu, cahaya, air dan
sebagainya.
hewan unta mempunyai tempat penyimpanan air di punuknya agar tahan tidak
minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama.
Anjing laut mempunyai lapisan lemak yang tebal di tubuhnya untuk bertahan di
daerah dingin.
Hukum minimum Leibig Ditemukan oleh Justus Liebig (1840) yang menyatakan bahwa
•Berhasilnya suatu organisme pada sebuah lingkungan ditentukan oleh faktor minimum
•Pada keadaan serba kekurangan* (di tanah kritis), tanaman tidak ditentukan oleh keberadaan
unsur yang melimpah (seperti CO2 dan H2O), tetapi ditentukan oleh unsur yang jumlahnya
minimum dan diperlukan sedikit oleh tanaman, seperti N, Mg, Boron, Zn, dsb
•Unsur yang ketersediaannya dalam jumlah minimum tersebut bertindak sebagai faktor pembatas
•Hukum Minimum Liebig hanya dapat diterapkan bagi ekosistem atau habitat yang MANTAP,
dimana arus energi dan materi yang masuk sama dengan yang keluar (Taylor 1934)
Hukum toleransi Shelford
Organisme memiliki batas bawah minimum dan batas atas maksimum dimana organisme
tersebut masih dapat hidup pada rentang tersebut Kisaran minimum sampai maksimum tersebut
disebut sebagai batas toleransi (Hk Toleransi Shelford).
Kisaran toleransi organisme
• Organisme – organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang lebar bagi satu faktor (disebut
eury) dan kisaran toleransi yang sempit untuk faktor lainnya (disebut steno). • Contohnya : Ikan
nila memiliki kisaran toleransi yang lebar untuk perubahan salinitas (euryhalin) tetapi memiliki
kisaran toleransi yang sempit untuk perubahan suhu (stenothermal). Ecotypes • Organisme
dengan kisaran – kisaran toleransi yang luas untuk semua faktor • akan memiliki penyebaran yang
paling luas • karena spesies ini bisa beradaptasi secara lokal dengan lingkungan setempat.
Indikator biologi / ekologi
• Kita dapat menentukan keadaan lingkungan fisik dari organisme yang ditentukan pada
suatu daerah.
• Contohnya :
• Jika di suatu perairan tawar banyak terdapat cacing tubifex,
• maka keberadaan cacing tubifex dapat dijadikan sebagai indikator ekologi
• bahwa perairan tawar tersebut sudah tercemar oleh bahan organik.
KONSEP HABITAT DAN RELUNG BIOLOGI
Habitat adalah semua aspek dari suatu wilayah
yang ditinggali oleh suatu organisme.
 Faktor biotik
 Faktor abiotik
 Relung atau niche adalah cara hidup dari mahluk hidup dalam
habitatnya. Niche (relung) ekologis meliputi semua faktor
yang diperlukan suatu spesies untuk bertahan
hidup dengan sehat, dan bereproduksi
– Makanan seperti burung ada yang memakan buah atau biji dan ada pula yang
memakan ulat atau semut atau memakan ikan, kodok dll.
– Kondisi abiotik Cara hidup organisme tersebut dinamakan relung atau niche. Niche ada
– Perilaku yang bersifat umum ada pula yang spesifik. Seperti ayam termasuk memiliki
niche umum karena dapat memakan padi, cacing, daging, ikan dan pakan
lain.
Pengertian Asas Persaingan dan Pemisahan Relung Ekologi

Di alam atau di lingkungan sekitar, dapat ditemui berbagai jenis makhluk hidup berupa
hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Didalam tanah yang lembab dan gembur,
sering ditemukan cacing tanah, diperairan sungai sering di temukan berbagai jenis ikan,
di rerumputan sering ditemukan belalang, di semak belukar sering ditemukan ular.
Hewan-hewan tersebut sering ditemukan di tempat tertentu, bukan disembarang
tempat. (Dharmawan, 2004)

asas eksklusi persaingan adalah suatu relung ekologi tidak dapat ditempati pada waktu
yang bersamaan secara terus menerus oleh populasi stabil lebih dari satu spesies.
Pemisahan relung ekologi dilihat dari berbagai aspek relung ekologi yang menyangkut
dimensi sumberdaya, khususnya yang vital untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan, dan aspek waktu aktif
Kehadiran suatu populasi di dalam suatu tempat dan
penyebaran (distribusi) spesies hewan tersebut dimuka
bumi, selalu berkaitan dengan masalah habitat dan
relung ekologi.

Habitat secara umum merupakan corak lingkungan


yang ditempati populasi hewan, sedangkan relung
ekologi menunjukkan dimana dan bagaimana
kedudukan populasi hewan terhadap faktor biotic dan
abiotic di lingkungan tersebut. Habitat dapat dianggap
sebagai “alamat” dari populasi hewan, sedangkan
relung ekologi ialah “profesi” di alamat tersebut.
(Dharmawan, 2004)
Contoh:
Kanguru, hanya ditemukan di Australia. Hal ini
disebabkan oleh faktorfaktor yang
mempengaruhi pendistibusiannya. Faktor
tersebut ialah faktor biotic atau faktor-faktor
hidup (semua organisme yang merupakan bagian
dari lingkungan suatu individu), dan faktor
abiotik atau faktor-faktor tak hidup (semua
faktor kimiawi dan fisik, misalnya suhu, cahaya,
air dan nutrient) yang mempengaruhi distribusi
dan kelimpahan organisme. (Campbell, 2010)
Dampak dari Pemisahan Relung Ekologi
Pemisahan relung ekologi dicontohkan oleh berbagai spesies yang berkohabitasi seperti
serumpun padi dapat menjadi sumberdaya berbagai jenis spesies hewan.

Misalnya : Orong-orong (Gryllotalpa africana) memekan akarnya, walang sangit


(Leptocorisa acuta) memakan buahnya, ulat tentara kelabu (Spodoptera maurita)
yang memakan daunnya, ulat penggerek batang (Chilo supressalis) yang menyerang
batangnya, hama ganjur (Pachydiplosis oryzae) menyerang pucuknya, wereng coklat
(Nilaparvata lugens) dan wereng hijau (Nephotettix apicalis) yang menghisap cairan
batangnya.

Tiap jenis hama tersebut masing-masing telah teradaptasi khusus untuk


memanfaatkan tanaman padi sebagai sumberdaya makanan pada bagian-bagian yang
berbeda-beda. (Dharmawan, 2004)

Hal ini disebabkan karena setiap spesies dalam habitat yang sama memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda. Sehingga spesies tersebut dapat hidup lebih lama
karena pemenuhan kebutuhan untuk hidup pada spesies-spesies tersebut mampu
diperoleh dengan baik
Ekivalen Ekologi
Pengertian Ekivalen ekologi adalah
Jenis-jenis hewan yang menempati
relung ekologi yang sama (ekivalen)
dalam habitat yang serupa didaerah
zoogeografi yang berbeda.
Contoh

Cacing tanah yang secara morfologi


mempunyai bentuk yang sama, namun
sebenarnya mereka berbeda spesies.
Cacing tanah di Jawa (Pheretina javanica)
serupa dengan cacing tanah di Amerika
(Lumbricus terestis)
Biasanya kekerabatan taksonomi dari
ekivalen-ekivalen ekologi sangat dekat, namun
tidak selalu demikian.

Contoh lain dari hewan yang ekivalen-ekivalen


ekologi antara lain; ular Chrysopelea, Boiga dan
Trimeresurus yang hidup disemak-semak dan
pohon hutan daerah Orientalia adalah ular Boiga
dan Chondrophytondi daerah Australo-papua,
Pergeseran Ciri

Spesies-spesies hewan yang berkerabat dekat


dapat ditemukan pada habitat atau daerah
penyebaran yang sama (simpantrik) atau
ditemukan pada habitat atau daerah
penyebaran yang berbeda (alopatrik)

Jika spesies-spesies hewan yang berkerabat


dekat (kogenerik) ditemukan dalam keadaan
simpantrik, seleksi alam akan menghasilkan
ciri-ciri tubuh yang semakin mencolok
perbedaannya diantara spesies-spesies itu
atau dikatakan mengalami evolosi devergen
Dalam keadaan alopatrik seleksi alam
akan menghasilakan evolusi konvergen
sehingga perbedaan ciri-ciri itu makin
kabur

Evolusi yang menghasilkan pergeseran


ciri pada spesies-spesies hewan dalam
keadaan simpantrik mempunyai dua
kepentingan adaptif bagi spesies-spesies
yang bersangkutan
Salah satu contoh
fenomena
pergeseran ciri adalah
yang terjadi
pada dua spesies
burung dari genus
Sitta, yakni Sitta
tephronota dan Sitta
neumayer .
RESPON DAN ADAPTASI HEWAN

Respon
Dasar
Hewan

Respons dan
Adaptasi Aklimatisasi
Perilaku dan Adaptasi

Adaptasi Adaptasi
Morfologis Fisiologis
PENGERTIAN
Respon merupakan akibat dari suatu
tindakan atau dapat dikatakan akibat dari
suatu stimulus atau rangsangan. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia respon
diartikan sebagai suatu tanggapan, reaksi
atau jawaban.
Adaptasi merupakan kemampuan atau
kecenderungan makhluk hidup dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan
baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.
MACAM & JENIS RESPON PADA HEWAN
RESPON REVERSIBEL

RESPON

RESPON IREVERSIBEL
RESPON REVERSIBEL
Tipe respon dasar hewan yang reversible dan paling
sederhana adalah respon pengaturan (regulatori). Proses
berlangsungnya cenderung cepat.
Tipe respon lain yang bersifat reversible adalah respon
penyesuaian (aklimatori), berlangsung lebih lama dari
respon regulatori karena proses fisiologi yang melandasinya
melibatkan perubahan struktur dan morfologi hewan.

12/15/2022
Makanan dan Hubungan Makan

Analisis
Koevolusi
Makana
Hubunga
n Makan
n Hewan

Nisbah
Pemangsaa
n
Populasi

Cir
i- De
cir fin
i isi
Da Po
sar
pul
Po asi
pul
asi
Presentasi Jurnal yang berhubungan dengan
Populasi

JURNAL

Anda mungkin juga menyukai