KELOMPOK V
NAMA
PENDAHULUAN
Justus von Liebig (1840) adalah seorang ilmuwan yang mempelajari faktor – faktor
lingkungan dan menjelaskan bahwa pertumbuhan dari tanaman tergantung pada
sejumlah bahan makanan yang berada dalam kuantitas terbatas atau sedikit sekali.
Penemuannya kemudian lebih dikenal sebagai "hukum minimum Liebig".
Hukum minimum hanya berperan dalam air untuk materi kimia yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan reproduksi. Liebig tidak mempertimbangkan peranan faktor
lainnya, tetapi penelitian lainnya mengembangkan pernyataan yang menyangkut faktor
suhu dan cahaya. Sebagai hasil penelitiannya mereka menambahkan dua pernyataan
yaitu:
1. Hukum ini berlaku hanya dalam kondisi keseimbangan yang dinamis atau stesdy-
state. Apabila masukan dan keluar energi dan materi dari yang diperlukan akan
berubah terus dan hukum minimum tidak berlaku.
2. Hukum minimum harus memperhitungkan juga adanya interaksi di antara faktor –
faktor lingkungan. Konsentrasi yang tinggi atau ketersediaan yang melimpah dari
suatu substansi mungkin akan mempengaruhi laju pemakaian dari substansi lain
dalam jumlah yang minimum. Sering juga terjadi organisme hidup memanfaatkan
unsur kimia tambahan yang mirip dengan yang diperlukan yang ternyata tidak ada di
habitatnya. Contoh yang baik adalah tidak adanya kalsium di suatu habitat tetapi
stronsium melimpah, beberapa moluska mampu memanfaatkan stronsium ini untuk
membentuk cangkangnya.
B. Hukum Toleransi Shelford
1. Organisme-organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang lebar bagi satu faktor
dan kisaran yang sempit untuk lainnya.
2. Organisme-organisme dengan kisaran-kisaran toleransi yang luas untuk semua
wajar memiliki penyebaran yang paling luas.
3. Apabila keadaan-keadaan tidak optimum bagi suatu jenis mengenai suatu fator
ekologi, batas-batas toleransi terhadap faktor-faktor ekologi lainnya dapat
dikurangi berkenaan dengan faktor-faktor ekologi lainnya.
4. Seringkali ditemukan bahwa organisme-organisme di alam sebenarnya tidak
hidup pada kisaran optimim berkenaan dengan faktor fisik tertentu.
5. Periode reproduksi biasanya merupakan periode yang gawat apabila faktor-faktor
lingkungan bersifat membatasi.
Shelford menyatakan bahwa jenis – jenis dengan kisaran toleransi yang luas
untuk berbagai faktor lingkungan akan menyebar secara luas. Ia juga
menambahkan bahwa dalam fase reproduksi dari daur hidupnya faktor – faktor
lingkungan lebih membatasinya.
Hasil dari shelford telah memberikan dorongan dalam kajian berbagai ekologi
toleransi. Berbagai percobaan dilakukan di laboratorium untuk mendapatkan atau
menentukan kisaran toleransi dari individu suatu jenis terhadap pencemar air yang
akan sedikit memberikan gambaran dalam penyebarannya.
Shelford juga melihat kenyataan bahwa sering organisme hidup, tumbuhan dan
atau hewan, hidup berada pada kondisi tempat yang tidak optimum. Karena
berada pada kondisi yang tidak optimum ini akibat kompetisi dengan jenis
lainnya, sehingga berada pada keadaan yanng lebih efektif dalam hidupnya.
Misalnya berbagai tumbuhan di padang pasir sesunggguhnya akan tumbuh lebih
baik di tempat yang lembab, tetapi mereka memilih padang pasir karena adanya
keuntungan ekologi yang lebih. Demikian juga dengan anggrek sebenarnya
kondisi optimumnya berada pada keadaan penyinaran yang langsung, tetapi
mereka hidup di bawah naungan karena faktor kelembaban sangat
menguntungkan.