EKOLOGI TUMBUHAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
EKOLOGI TUMBUHAN.
Dosen Pengampu :
YUSNITA ANWAR NASUTION,M.pd
Disusun Oleh :
Ramandha Putri Daulay ( 2219009 )
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufiq,
serta hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan ini.
Shalawat dan salam selalu penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah memberikan petunjuk hingga akhir zaman untuk kita umatnya.
Dalam penyusunan makalah ini tentu penulis mengalami masalah, namun itu
semua dapat teratasi dengan berbagai dukungan dan bimbingan dari pihak lain.
Demikian penyusunan dari makalah ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari Dosen
Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan guna menjadi acuan bekal pengalaman bagi
penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang dan demi kesempurnaan dari
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekosistem merupakan suatu kesatuan di dalam alam yang terdiri dari
semua organisme yang berfungsi bersama-sama di suatu tempat yang berinteraksi
dengan lingkungan fisik yang memungkinkan terjadinya aliran energi dan
membentuk struktur biotik yang jelas dan siklus materi di antara komponen hidup
dan tak hidup.
Setiap organisme di dalam habitatnya selalu dipengaruhi oleh berbagai hal
disekitarnya. Setiap faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan organisme
tersebut disebut dengan faktor lingkungan. Lingkungan mempunyai dimensi
ruang dan waktu, yang berarti kondisi lingkungan tidak mungkin seragam baik
dalam arti ruang maupun waktu. Kondisi lingkungan akan berubah sejalan dengan
perubahan ruang, dan akan berubah pula sejalan dengan waktu.
Lingkungan organisme tersebut merupakan suatu kompleks dan variasi
faktor yang beraksi berjalan secara simultan, selama perjalan hidup organisme itu,
ada kalanya tidak sama sekali, hal ini tidak saja bergantung pada besaran
intensitas faktor itu dan faktor – faktor lainnya dari lingkungan, tetapi juga
kondisi organisme itu, baik tumbuhan maupun hewan.
Faktor - faktor tersebut dinamakan faktor pembatas, dengan mengetahui
faktor pembatas (Limiting Factor) suatu organisme dalam suatu ekosistem maka
dapat diantisipasi kondisi-kondisi di mana organisme tidak dapat bertahan hidup.
Umumnya suatu organisme yang mempunyai kemampuan untuk melewati atau
melampaui faktor pembatasnya maka ia memiliki toleransi yang besar dan kisaran
geografi penyebaran yang luas pula. Sebaliknya jika organisme tersebut tidak
mampu melewatinya maka ia memiliki toleransi yang sempit dan memiliki
kisaran geografi penyebaran yang sempit pula. Tidak sedikit didapati pula bahwa
ada organisme tertentu yang tidak hanya beradaptasi dengan faktor pembatas
lingkungan fisik saja, tetapi mereka bisa memanfaatkan periodisitas alami untuk
mengatur dan memprogram kehidupannya guna mengambil keuntungan dari
keadaan tersebut. Di sini kami akan mengurai lebih dalam lagi mengenai Hukum
Shelford dan prinsip – prinsip yang berhubungan dengan konsep faktor pembatas
tersebut.
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami Hukum Toleransi Shelford
2. Untuk mengetahui Konsep Faktor Pembatas pada Tumbuhan
BAB II
PEMBAHASAN
2. Cahaya
Cahaya adalah sumber energi, tetapi juga suatu pembatas pada kedua tingkat
maksimum dan minimum. Oleh karena itu cahaya sebagai faktor pembatas dan
pengontrol. Intensitas cahaya mengontrol seluruh ekosistem melalui pengaruhnya
pada produksi primer. Berdasarkan kebutuhan cahaya dikenal:
a. Tumbuhan perlu cahaya penuh (light demanding)
b. Tumbuhan yang toleran dan setengah toleran.
3. Air
Air untuk fungsi fisiologis perlu bagi semua protoplasma. Dari sudut
ekologis terutama sebagai faktor pembatas curah hujan sebagian besar ditentukan
oleh geografi dan pola gerakan udara yang besar atau sistem iklim. Penyebaran
curah hujan sepanjang tahun merupakan faktor pembatas yang sangat penting
untuk organisme.
Lingkungan mikro merupakan habitat organisme dengan faktor-faktor fisik
lingkungan sekitar yang banyak dipengaruhi oleh iklim mikro dan perbedaan
topografi.
o Perbedaan iklim mikro ini dapat menghasilkan komunitas yang ada
menjadi berbeda.
o Suatu faktor lingkungan sering menentukan organisme yang akan
ditemukan pada suatu daerah.
o Sebaliknya dapat ditentukan keadaan lingkungan fisik dari organisme yang
ditemukan pada suatu daerah. Organisme inilah yang disebut indikator
ekologi (indikator biologi/bioindikator).
Dengan mengetahui faktor pembatas (limiting factor) suatu organisme
dalam suatu ekosistem maka dapat diantisipasi kondisi-kondisi di mana organisme
tidak dapat bertahan hidup (Champbell, 2000). Umumnya suatu organisme yang
mempunyai kemampuan untuk melewati atau melampaui faktor pembatasnya
maka ia memiliki toleransi yang besar dan kisaran geografi penyebaran yang luas
pula. Sebaliknya jika organisme tersebut tidak mampu melewatinya maka ia
memiliki toleransi yang sempit dan memiliki kisaran geografi penyebaran yang
sempit pula.
Tidak sedikit didapati pula bahwa ada organisme tertentu yang tidak hanya
beradaptasi dengan faktor pembatas lingkungan fisik saja, tetapi mereka bisa
memanfaatkan periodisitas alami untuk mengatur dan memprogram kehidupannya
guna mengambil keuntungan dari keadaan tersebut. Faktor pembatas fisik bagi
suatu organisme kita kenal secara luas di antaranya faktor cahaya matahari, suhu,
ketersediaan sejumlah air, gabungan antara faktor suhu dan kelembaban, dan lain
sebagainya.
Faktor pembatas nonfisik adalah unsur-unsur nonfisik seperti zat kimia
yang terdapat dalam lingkungan akan menjadi faktor pembatas bagi organisme-
organisme untuk dapat hidup dan berinteraksi satu sama lainnya (Hutagalung,
2010).
Kondisi lingkungan perairan (aquatic) berbeda dengan kondisi lingkungan
daratan (terrestrial), terutama ditinjau dari keberadaan unsur kimiawi seperti; O 2,
CO2, dan gas-gas terlarut lainnya yang dapat diperoleh organisme di
lingkungannya (Hutagalung, 2010).
Garam biogenik adalah garam-garam yang terlarut dalam air, seperti karbon
(C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), posfor (P), kalium (K),
kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Zat kimia ini merupakan unsur vital bagi
keberlanjutan organisme tertentu (Hutagalung, 2010).
Tanah terdiri atas bahan induk, bahan organik, dan mineral yang hasil
pencampurannya dapat membentuk tekstur tanah tertentu. Ruang-ruang antara
hasil pencampuran bahan-bahan tadi diisi oleh gas dan air. Kondisi tekstur dan
kemampuan tanah inilah yang akan menentukan ketersediaan unsur hara bagi
tumbuhan dan hewan di atasnya (Soeraatmadja,1987).
Tumbuhan perdu yang mempunyai daun lebar lebih tahan terhadap
keterbatasan sinar matahari, sedangkan pada tumbuhan rerumputan sangat
membutuhkan sinar matahari. Lebar atau kecil daun berpengaruh langsung
terhadap kemampuan tumbuhan untuk melakukan kegiatan fotosintesis dan
penguapan (transpirasi). Semakin lebar daun semakin tinggi kemampuan
fotosintesis dan semakin besar pula penguapan. Faktor cahaya, temperatur, dan
kadar garam dalam ekosistem perairan akan berinteraksi bersama menjadi faktor
pembatas utama terhadap keberadaan organisme. Hal ini dapat dilihat jelas pada
perbedaan jenis organisme yang biasa didapati di dekat muara sungai dengan yang
terdapat di lepas pantai atau laut dalam (Hutagalung, 2010).
(19). َو اَأْلْر َض َم َدْد َناَها َو َأْلَقْيَنا ِفيَها َر َو اِس َي َو َأْنَبْتَنا ِفيَها ِم ْن ُك ِّل
َش ْي ٍء َم ْو ُز وٍن
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung
dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran (Q.S Al-Hijr: 19)
(20). َو َج َعْلَنا َلُك ْم ِفيَها َم َعاِيَش َو َم ْن َلْس ُتْم َلُه ِبَر اِزِقيَن
Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan
(Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan
pemberi rezki kepadanya Q. S Al-Hijr : 20)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Hukum minimum (Justus Von Liebig, 1840), kehidupan makhluk hidup
ditentukan (sangat dipengaruhi) oleh unsur-unsur yang berada atau tersedia
dalam jumlah yang sedikit atau minimum.
2. Hukum Toleransi (Shelford), setiap organisme mempunyai batas-batas
toleransi tertentu (maksimum dan minimum) untuk setiap faktor alam.
3. Faktor pembatas, adalah faktor-faktor alam yang berada pada atau
melampaui titik minimum atau maksimum daya toleransi suatu organisme.
4. Daya dukung lingkungan (carrying capacity), kemampuan suatu areal
tanah atau lahan untuk memberikan jaminan (mendukung) kehidupan
orgaisme.
5. Faktor alam yang holocoenotic, di alam ini ternyata tidak hanya antara
organisme dan lingkungannya saja terjadi interaksi, akan tetapi antara
sesama faktor-faktor lingkungan itu sendiri juga terjadi hubungan tersebut.
6. Habitat dan niche,habitat adalah tempat dimana organisme hidup. Niche
adalah peranan suatu makhluk hidup di habitatnya.
DAFTAR PUSTAKA