Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN EKOLOGI

FAKTOR FISIK YANG MENJADI FAKTOR


PEMBATAS

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6

1. GEDE HERU SETIADI (1903016051)


2. KHOTIMAH (1903016043)
3. LILIK NURJANAH (1903016049)
4. NAZWA NUR MAULIDA Q.K (1903016057)
5. MARIA NOVY (1903015075)
6. RIKI RAHMADI (1903016047)
7. TEGAR FATURRAHMAN (1903016053)
8. WIDYA PUTERI SYAIDA (1903016055)
9. WINDRI NOV`RIANI (1903016041)
10. YOSUA KALIMANTO (1903016045)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Setiap organisme didalam habitatnya selalu dipengaruhi oleh berbagai
hal disekelilingnya. Setiap faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan
organisme tersebut disebut faktor lingkungan.Lingkungan mempunyai
dimensi ruang dan waktu, yang berarti kondisi lingkungan tidak mungkin
seragam baik dalam arti ruang maupun waktu. Kondisi lingkungan akan
berubah sejalan dengan perubahan ruang, dan akan berubah pula sejalan
dengan waktu. Organisme hidup akan bereaksi terhadap variasi lingkungan
ini, sehingga hubungan nyata antara lingkungan dan organisme hidup ini akan
membentuk komunitas dan ekosistem tertentu, baik berdasarkan ruang
maupun waktu.
Lingkungan organisme tersebut merupakan suatu kompleks dan variasi
faktor yang beraksi berjalan secara simultan, selama perjalanan hidup
organisme itu. Ada kalanya tidak sama sekali, hal ini tidak saja bergantung
pada besaran intensitas faktor itu dan faktor-faktor lainnya dari lingkungan,
tetapi juga kondisi organisme itu, baik tumbuhan maupun hewan. Faktor-
faktor tersebut dinamakan faktor pembatas dengan mengetahui faktor
pembatas (limiting factor) suatu organisme dalam suatu ekosistem maka
dapat diantisipasi kondisi-kondisi dimana organisme tidak dapat bertahan
hidup.
Umumnya suatu organisme yang mempunyai kemampuan untuk
melewati atau melampaui faktor pembatasnya, maka ia memiliki toleransi
yang besar dan kisaran geografi penyebaran yang luas. Sebaliknya, jika
organisme tersebut tidak mampu melewatinya, maka ia memiliki toleransi
yang sempit dan memiliki kisaran geografi penyebaran yang sempit juga.
Hubungan antara organisme dan lingkungan sangat rumit, namun
demikian tidak semua faktor sama pentingnya pada setiap situasi untuk
organisme. Setiap kondisi yang mendekati atau melebihi batas-batas
toleransinya dinyatakan sebagai kondisi yang membatasi atau dikenal dengan
Faktor Pembatas.Adapun beberapa faktor pembatas yang umumnya penting
bagi tanaman, seperti air dan cahaya.
Air merupakan komponen yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dan
memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai pelarut, pengangkut dan
menjaga tekanan sel tumbuhan. Sedangkan cahaya mempengaruhi tumbuhan
karena merupakan sumber energi utama dalam proses fotosintesis yang
menghasilkan karbohidrat bagi tanaman.
Berdasarkan uraian di atas maka dalam kesempatan kali ini kami
melakukan pengamatan tentang Faktor Pembatas untuk mengetahui dampak
dari faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman, faktor-faktor pembatas bagi
pertumbuhan tanaman, faktor pembatas cahaya dan air.Dengan demikian,
dapat ditelusuri dan memantau adanya faktor pembatas yang terjadi secara
langsung.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan faktor pembatas?
2. Apa saja yang terdapat di dalam faktor pembatas?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan faktor pembatas.
2. Untuk mengetahui apa saja yang terdapat di dalam faktor pembatas.
BAB II
PEMBAHASAN

(Khotimah 1903016043)
A. Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan
menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang
melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi
suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.Matahari sebagai
sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-
sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan
beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga
memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini
didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: “organisme, kususnya mikrooganisme,
bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem control
yang menjaga keadaan dibumi cocok umtuk kehidupan. Hal ini mengarah
pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali
dan sangat berbeda dengan planet lainnya dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem
di tentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor
kimiawi dan fisik yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi
oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi.Misalnya :
toleransi yang luas terhadap suhu namun memiliki toleransi yang sempit
terhadap makanannya, yaitu bumbu. Dengan demikian panda dapat hidup
diekosistem dengan kondisi apapun.
B. KONSEP FAKTOR PEMBATAS DI DALAM EKOSISTEM

Pertumbuhan organisme yang baik dapat tercapai bila faktor lingkungan


yang mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan.
Bila salah satu faktor lingkungan tidak seimbang dengan faktor
lingkungan lain, faktor ini dapat menekan/kadang-kadang menghentikan
pertumbuhan organisme
a. Faktor lingkungan yang paling tidak optimum akan menentukan
tingkat produktivitas organisme.
b. Prinsip ini disebut sebagai prinsip faktor pembatas.
c. Justus Von Liebig mempelajari pengaruh macam2 faktor terhadap
pertumbuhan organisme(tanaman).
d. Liebig menemukan bahwa prtumbuhan tanaman akan trbatas karena
trbatasnya unsur hara yang diperlukan dalam jumlah kecil dan
ketersediaan di alam hanya sedikit.

(Widya Puteri Syaida1903016055)


C. FAKTOR PEMBATAS EKOLOGI

Faktor pembatas :
a. tergantung kepadatan : makanan dan ruangan
b. tidak tergantung kepadatan :iklim dan bencana alam
HUKUM TOLERANSI: Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu
spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya
serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran
yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut.

D. Konsep gabungan mengenai faktor-faktor pembatas

Kehadiran dan keberhasilan suatu organisme atau golongan organisme-


organisme tergantung kepada keadaan kompleks keadaan.
Azas lingkungan Holocoenotik
a. Keadaan yang manapun yang mendekati atau melampaui batas-batas
toleransi dinamakan sebagai membatasi atau faktor pembatas.
b. Bilamana suatu faktor pembatas dapat diatasi, maka akan timbul
faktor pembatas lain
c. Bilamana salah satu faktor lingkungan diubah, perubahan ini akan
mempengaruhi atau merubah komponen-komponen lain . Contoh: Suhu
udara rumah kaca dinaikkan 10 derajat celcius,maka udara dlm rmh kaca
banyak mengandung uap air, sehingga penguapan meningkat,kadar air
tanah berkurang, tanah menjadi kering .
d. Lingkungan merupakan kumpulan macam-macam faktor lingkungan
yang saling berinteraksi. Jika satu faktor diubah, hampir semua faktor
lainnya ikut berubah
e. Hubungan antara komunitas makhluk hidup dengan lingkungannya
bersifatholocoenotik Artinya tidak ada dinding pemisah antara faktor2
lingkungan dan dengan organisme di dalamnya Eksosisem sebagai satu
keseluruhan, sulit untuk memisahkan satu faktor/organisme di alam tanpa
mengganggu komponen ekosistem lain

 Faktor-Faktor Fisis sebagai Faktor-Faktor Pembatas

(Maria Novy 1603015075)

1. Temperature/suhu

Beberapa organisme dapat hidup pada temperatur yang rendah sekali.


Sedangkan beberapa microorganisme, terutama bakteri dan algae dapat
hidup dan berkembang pada musim-musim semi yang panas kira-kira 88C
Organisme yang hidup di air umumnya mempunyai batas toleransi lebih
sempit trhdp suhu daripada hewan yang hidup di darat, sehingga
temperatur penting dan sering kali merupakan faktor pembatas. Semua
proses-proses kimia dalam metabolisme seperti difusi,pembentukan
dinding sel tergantung pada suhu. Kalau temperatur melampaui minimum,
pernafasan dapat berhenti dan menyebabkan kematian.Pengaruh
temperatur di dalam metabolisme, tidak hanya tentang lajunya tetapi juga
mengenai produk yang dihasilkannya.Pengaruh temperatur tampak juga
pada dan susunan jenis vegetasi.
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat
yang diperlukan organisme untuk hidup.Ada jenis-jenis organisme yang
hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.Makhluk hidup memiliki
suhu optimum untuk kelangsungan hidupnya.Hal ini disebabkan karena
reaksi kimia dalam tubuh organisme dipengaruhi oleh kualitas suhu
lingkungan. Pada umumnya organisme senang hidup di tempat yang
suhunya antara 00-400C sebab pada suhu di atas 400C kebanyakan protein
akan terurai dan rusak. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi suhu
adalah lamanya penyinaran, kedudukan matahari tehadap bumi, dan cuaca.

Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh


terhadap kehidupan makhluk hidup, termasuk tumbuhan.Suhu dapat
memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak
langsung.Menurut Rai dkk (1998) suhu dapat berperan langsung hampir
pada setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses
kimia dalam tumbuhan tersebut, sedangkan berperan tidak langsung
dengan mempengaruhi faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Suhu
akan mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak saja
keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air dari organisme.

Sebenarnya sangat sulit untuk memisahkan secara mandiri pengaruh suhu


sebagai faktor lingkungan.Misalnya energi cahaya mungkin diubah
menjadi energi panas ketika cahaya diabsorpsi oleh suatu substansi.Suhu
sering berperan bersamaan dengan cahaya dan air untuk mengontrol
fungsi- fungsi dari organisme.

Relatif mudah untuk mengukur suhu dalam suatu lingkungan tetapi sulit
untuk menentukan suhu yang bagaimana yang berperan nyata, apakah
keadaan maksimum, minimum atau keadaan harga rata- ratanya yang
penting.

1.Variasi suhu

Sangat sedikit tempat- tempat di permukaan bumi secara terus- menerus


berada dalamkondisi terlalu panas atau terlalu dingin untuk sistem
kehidupan, suhu biasanya mempunyai variasi baik secara ruang maupun
secara waktu.Variasi suhu ini berkaitan dengan garis lintang, dan sejalan
dengan ini juga terjadi variasi local berdasarkan topografi dan jarak dari
laut.
Terjadi juga variasi dari suhu ini dalam ekosistem, misalnya dalam hutan
dan ekosistem perairan. Perbedaan yang nyata antara suhu pada
permukaan kanopi hutan dengan suhu di bagian dasar hutan akan terlihat
dengan jelas. Demikian juga perbedaan suhu berdasarkan kedalaman air.

Seperti halnya dengan faktor cahaya, letak dari sumber panas ( matahari ),
bersama- sama dengan putarannya bumi pada porosnya akan menimbulkan
variasi suhu di alam tempat tumbuhan hidup.

Jumlah panas yang diterima bumi juga berubah- ubah setiap saat
tergantung pada lintasan awan, bayangan tumbuhan setiap hari, setiap
tahun dan gejala geologi.

Begitu matahari terbit pagi hari, permukaan bumi mulai memperoleh lebih
banyak panas dibandingkan dengan yang hilang karena radiasi panas
bumi, dengan demikian suhu akan naik dengan cepat. Setelah beberapa
jam tercapailah suhu yang tinggi sekitar tengah hari, setelah lewat petang
mulailah terjadi penurunan suhu maka bumi ini akibat reradiasi yang lebih
besar dibandingkan dengan radiasi yang diterima. Pada malam hari
penurunan suhu muka bumi akan bertambah lagi, panas yang diterima
melalui radiasi dari matahari tidak ada, sedangkan reradiasi berjalan terus,
akibatnya ada kemungkinan suhu permukaan bumi lebih rendah dari suhu
udara disekitarnya. Proses ini akan menimbulkan fluktuasi suhu seharian,
dan fluktuasi suhu yang paling tinggi akan terjadi di daerah antara ombak
di tepi pantai.

Berbagai karakteristika muka bumi penyebab variasi suhu :

1. Komposisi dan warna tanah, makin terang warna tanah makin banyak
panas yang dipantulkan, makin gelap warna tanah makin banyak panas
yang diserap.
2. Kegemburan dan kadar air tanah, tanah yang gembur lebih cepat
memberikan respon pada pancaran panas daripada tanah yang padat,
terutama erat kaitannya dengan penembusan dan kadar air tanah,
makin basah tanah makin lambat suhu berubah.
3. Kerimbunan Tumbuhan, pada situasi dimana udara mampu bergerak
dengan bebas maka tidak ada perbedaan suhu antara tempat terbuka
dengan tempat tertutup vegetasi. Tetapi kalau angin tidak menghembus
keadaan sangat berlainan, dengan kerimbunan yang rendah mampu
mereduksi pemanasan tanah oleh pemancaran sinar matahari.
Ditambah lagi kelembaban udara dibawah rimbunan tumbuhan akan
menambah banyaknya panas yang dipakai untuk pemanasan uap air,
akibatnya akan menaikan suhu udara. Pada malam hari panas yang
dipancaran kembali oleh tanah akan tertahan oleh lapisan kanopi,
dengan demikian fluktuasi suhu dalam hutan sering jauh lebih rendah
jika dibandingkan dengan fluktuasi di tempat terbuka atau tidak
bervegetasi.
4. Iklim mikro perkotaan, perkembangan suatu kota menunjukkan adanya
pengaruh terhadap iklim mikro. Asap dan gas yang terdapat di udara
kota sering mereduksi radiasi. Partikel- partikel debu yang melayang di
udara merupakan inti dari uap air dalam proses kondensasinya uap air
inilah yang bersifat aktif dalam mengurangi pengaruh radiasi matahari
tadi.
5. Kemiringan lereng dan garis lintang, kemiringan lereng sebesar50
dapat mereduksi suhu sebanding dengan 450 km perjalanan arah ke
kutub.

Variasi suhu berdasarkan waktu/ temporal terjadi baik musiman maupun


harian, kesemua variasi ini akan mempengaruhi penyebaran dan fungsi
tumbuhan.

1. Suhu dan Tumbuhan

Kehidupan di muka bumi ini berada dalam suatu bahan kisaran suhu
antara 00 C sampai dengan 500 C, dalam kisaran suhu ini individu
tumbuhan mempunyai suhu minimum, maksimum dan optimum yang
diperlukan untuk aktifitas metabolismenya. Suhu- suhu tadi yang
diperlukan organisme hidup dikenal dengan suhu kardinal.

Suhu tumbuhan biasanya kurang lebih sama dengan suhu sekitarnya


karena adanya pertukaran suhu yang terus- menerus antara tumbuhan
dengan udara sekitarnya.

Kisaran toleransi suhu bagi tumbuhan sangat bevariasi, untuk tanaman di


tropika, semangka, tidak dapat mentoleransi suhu di bawah 150 – 180 C,
sedangkan untuk biji- bijian tidak bisa hidup dengan suhu di bawah minus
20 C – minus 50 C. Sebaliknya konifer di daerah temperata masih bisa
mentoleransi suhu sampai serendah minus 300 C. Tumbuhan air umumnya
mempunyai kisaran toleransi suhu yang lebih sempit jika dibandingkan
dengan tumbuhan di daratan.

Secara garis besar semua tumbuhan mempunyai kisaran toleransi terhadap


suhu yang berbeda tergantung pada umur, keseimbangan air dan juga
keadaan musim.

(Nazwa Nur M.Q.K 1903016057)

2. Air
Air merupakan faktor lingkungan yang penting, semua organisme hidup
memerlukan kehadiran air ini. Perlu dipahami bahwa jumlah air di sistem
bumi kita ini adalah terbatas dan dapat berubah- ubah akibat proses
sirkulasinya. Pengeringan bumi sulit untuk terjadi akibat adanya siklus
melalui hujan, aliran air, transpirasi dan evaporasi yang berlangsung secara
terus menerus.Bagi tumbuhan air adalah penting karena dapat langsung
mempengaruhi kehidupannya.Bahkan air sebagai bagian dari faktor iklim
yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur
dan organ tumbuhan. Untuk lebih rinci perhatikan peranan air bagi
tumbuhan di bawah ini :

a) Struktur Tumbuhan
Air merupakan bagian terbesar pembentuk jaringan dari semua makhluk
hidup (tak terkecuali tumbuhan). Antara 40% sampai 60% dari berat
segarpohon terdiri dari air, dan bagi tumbuhan herba jumlahnya mungkin
akan mencapai 90%. Cairan yang mengisi sel akan mampu menjaga
substansi itu untuk berada dalam keadaan yang tepat untuk berfungsi
metabolisma.
b) Sebagai Penunjang
Tumbuhan memerlukan air untuk penunjang jaringan-jaringan yang tidak
berkayu. Apabila sel – sel jaringan ini mempunyai cukup air maka sel – sel
ini akan berada dalam keadaan kukuh. Tekanan yang diciptakan oleh
kehadiran air dalam sel disebut tekanan turgor dan sel akan menjadi
mengembang, dan apabila jumlah air tidak memadai maka tekanan turgor
berkurang dan isi sel akan mengerut dan terjadilah plasmolisis.
c) Alat Angkut
Tumbuhan memanfaatkan air sebagai alat untuk mengangkut materi
disekitar tubuhnya.Nutrisi masuk melalaui akar dan bergerak ke bagian
tumbuhan lainnya sebagai substansi yang terlarut dalam air. Demikian
juga karbohidrat yang dibentuk di daun diangkut ke jaringan – jaringan
lainnya yang tidak berfotosintesis dengan cara yang sama.
d) Pendingin
Kehilangan air dari tumbuhan oleh transpirasi akan mendinginkan
tubuhnya dan menjaga dari pemanasan yang berlebihan. putaran per menit
selama 30 – 40 menit.

(Lilik Nurjanah 1903016049)

3. Cahaya
Protoplasma yang terbuka langsung kena cahaya menyebabkan kematian
cahaya adalah sumber energi, cahaya bukan hanya faktor yang vital, tetapi
juga suatu pembatas pada kedua tingkat maksimum dan minimum. Oleh
karena itu cahaya sebagai faktor pembatas dan pengontrol. Radiasi terdiri
atas gelombang-gelombang elektromagnetik. Dua berkas panjang
gelombang menembus atmosfer bumi, berkas gelombang yang banyak
tampak bersama dengan beberapa bagian berkas dan frekuensi yang
rendah dan dengan panjang gelombang lebih besar 1 cm. Radiasi matahari
yang menembus atmosfer terdiri atas gelombang-gelombang
elektromagnetik yang berkisar panjangnya dari 0,3 micron sampai 10
micron atau 300 sampai 10000 mµ atau 3000 sampai 100.000 A0.
Menurut mata manusia, cahaya tampak terletak antara 3900 sampai 7600
A0. ultra violet lebih kecil dari 3900 A0 dan inframerah di atas 7600 A0.
Energi tinggi dari radiasi gelombang pendek dapat berperan sebagai
faktor-faktor pembatas.
Laju fotosintetis berbeda-beda dengan panjang gelombang yang berbeda.
Intensitas cahaya mengontrol seluruh ekosistem melalui pengaruhnya pada
produksi primer. Hubungan intensitas dengan proses fotosintetis pada
kedua tumbuhan darat dan air mengikuti pola umum yang sama dari
penambahan linier sampai optimum atau jenuh cahaya yang diikuti oleh
pengurangan intensitas sinar matahari.
Terjadinya faktor kompensasi, karena individu dan komunitas tumbuhan
beradaptasi pada intensitas cahaya yang berbeda sehingga menjadi
adaptasi naungan (mencapai kejenuhan pada intensitas yang rendah) atau
adaptasi cahaya matahari. Diatome dapat mencapai kecepatan cahaya
kurang dari 5 persen cahaya matahari penuh dan dapat mempertahankan
produksi bersih kurang dari 1 persen (Taylor, 1964). Diatome hanya
sedikit dihalangi oleh intensitas cahaya yang tinggi. Fitoplankton
sebaliknya adalah adaptasi naungan dan besar sekali dihalangi oleh
intensitas cahaya yang tinggi.
Berdasarkan kebutuhan cahaya dikenal:
- tumbuhan yang perlu cahaya penuh (light demanding)
- tumbuhan yang toleran dan setengah toleran.

Kebutuhan akan cahaya tampak pada perkecambahan, sehingga dalam


hutan tropik basah hampir tidak dijumpai rumput, karena graminae
membutuhkan cahaya yang banyak. Cahaya menekan pertumbuhan
vegetatif, karena membatasi hormon pertumbuhan (auxin). Sebaliknya
cahaya menyokong alat-alat reproduksi pembungaan. Di daerah beriklim
sedang dikenal:
- Tumbuhan hari panjang 14 – 16 lamanya siang.
- Tumbuhan hari pendek 10 – 14 jam lamanya siang.
Jadi ada dua kepentingan:
- Penyebaran secara buatan akan menghadapi kegagalan yaitu
fotoperiodisitas dibatasi.
- Kalau tumbuhan hari panjang ditanam di tempat yang siangnya pendek
akan menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang luar biasa. Sebaliknya
tumbuhan hari pendek ditanam di daerah harinya panjang, mengakibatkan
pembungaan luar biasa.

(Riki Rahmadi 1903016047)

4. Kekeruhan, warna, dan bau.


Kekeruhan disebabkan oleh partikel-partikel tanah, partikel bahan organik
dan biota renik,maka kecerahan air menjadi rendah. Warna air ditentukan
warna senyawa atau bahan terlarut dan melayang di dalam air misal warna
coklat dan kekeruhan tinggi,kecerahan rendah maka banyak terdapat
partikel tanah. Warna hijau sampai hijau tua atau hijau abu-abu maka
banyak mengandung plankton.
Bau disebabkan oleh bau dari senyawa atau materi dan gas-gas. Misal air
tambak yang mengandung bahan organik spt sisa pakan, pupuk organik
dsb akan berbau busuk dari gas sulfida, gas resin serta amonia.
Kekurangan partikel tanah dapat mengakibatkan insang udang terselaputi
partikel tanah shgga udang dapat mati lemas atau anoxia, nafsu makan
udang berkurang sehingga laju pertumbuhan terhambat.Udang terganggu.
Kadar partikel tanah 80mg/l atau lebih kurang mendukung dan kadar
sampai 800mg/l tidak dignkan untuk budi daya udang.
Air hijau dan kecerahan sangat rendah kurang 40mg/l terjadi blooming
plankton maka kehidupan udang terganggu.

(Windri Nov' Riani 1903016041)

5. Gas atmosfer (kadar oksigen dan karbondioksida).


Atmosfer adalah selubung gas atau lapisan udara yang menyelimuti
permukaan bumi.Gaya gravitasi memiliki peran penting dalam
pembentukan gas di atmosfer. Sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, atmosfer
terbentuk dengan didominasikan oleh hidrogen, helium, metana, dan
amonia. Lapisan atmosfer diperkirakan memiliki ketebalan sekitar 500 km
dimana 99% gas yang menyusun atmosfer berada di bawah ketinggian 32
km. Atmosfer memanjang lebih dari 560 km di atas permukaan bumi yang
terbagi
Udara di atmosfer mempunyai kemampuan homeostasis yang sangat
tinggi, kandungan CO2 dan O2 di udara relatif tetap, yaitu 0.03% dan
21%.Oksigen didalam tanah menurun dengan bertambahnya kedalaman,
sebaliknya CO2.oksigen dan CO2di air mempunyai variasi yang tinggi
pada kedalaman dan waktu. Oksigen menjadi faktor pembatas di danau
serta sungai dengan masukkan bahan organik yang tinggi.Suhu dan garam
terlarut dalam air berpengaruh pada kelarutan O2 dalam air.

6. Unsur hara.
Unsur hara adalah sumber nutrisi atau makanan yang dibutuhkan tanaman,
baik itu unsur hara yang tersedia di alam (organik) maupun yang sengaja
ditambahkan.Seperti halnya makhluk hidup lainnya, tanaman memerlukan
nutrisi lengkap dalam kelangsungan pertumbuhannya.Ketersediaan unsur
hara sangat menentukan kualitas tanaman, yang meliputi pertumbuhan,
perkembangan dan produktifitas tanaman.Sebenarnya unsur hara sudah
tersedia di alam, baik diudara maupun pada tanah sebagai media
tanam.Namun terkadang ketersediaan unsur hara tersebut tidak mencukupi
dan tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman.Karena itu diperlukan
pemberian unsur hara tambahan.
Setidaknya ada 16 jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk
menunjang pertumbuhannya.Tiga diantaranya sudah tersedia diudara dan
air, yaitu Oksigen (O2), Hidrogen (H), dan Karbon (C). Secara garis besar,
unsur hara di bedakan menjadi 2 jenis yaitu ; Unsur Hara Makro dan
Unsur Hara Mikro.
1. Unsur Hara Makro.
Unsur hara makro merupakan sumber makanan pokok bagi tanaman, yang
ketersediaannya dibutuhkan dengan jumlah yang banyak.Sumber unsur
hara makro banyak tersedia dalam bahan-bahan organik maupun pupuk
kimia.Sumber unsur hara organik misalnya sisa-sisa pelapukan bahan
organik/kompos, pupuk kandang atau kotoran hewan dan sisa-sisa
mahkluk hidup.
2. Unsur Hara Mikro.
Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dengan
jumlah yang sedikit.Namun demikian unsur hara mikro sangat diperlukan.
Jika tanaman kekurangan salah satu unsur hara maka pertumbuhannya
tidak akan optimal.

Pada umumnya, nitrogen dan fosfor merupakan faktor pembatas, terutama fosfor,
karena kaitannya dengan unsur struktural organisme.Terdapat 10 unsur esensial
untuk tumbuhan yaitu:
Untuk fotosynthesis : Mn, Fe, Cl, Zn, dan V
Untuk metabolisme nitrogen : Mo, B, Co, dan Fe
Untuk fungsi metabolisme lain : Mo, B, Co, Cu, dan Si

(Yosua Kalimanto 1903016045)

7. Arus dan tekanan air

Arus air tidak hanya mempengaruhi konsentrasi gas dalam air, tetapi
juga secara langsung sebagai faktor pembatas.
Misal perbedaan organisme sungai dan danau sering
disebabkan oleh arus yang deras pada sungai. Tumbuhan dan binatang
di sungai harus mampu
menyesuaikan diri terhadap arus baik secara morfologis dan fisiologis

 Faktor Kimiawi dan Nonfisik Ekosistem.


Faktor pembatas nonfisik adalah unsur-unsur nonfisik seperti zat kimia
yang terdapat dalam lingkungan akan menjadi faktor pembatas bagi
organisme-organisme untuk dapat hidup dan berinteraksi satu sama
lainnya.
Kondisi lingkungan perairan (aquatic) berbeda dengan kondisi lingkungan
daratan (terrestrial), terutama ditinjau dari keberadaan unsur kimiawi
seperti; O2, CO2, dan gas-gas terlarut lainnya yang dapat diperoleh
organisme di lingkungannya.
Garam biogenik adalah garam-garam yang terlarut dalam air, seperti
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), posfor (P),
kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Zat kimia ini merupakan
unsur vital bagi keberlanjutan organisme tertentu.
Tanah terdiri atas bahan induk, bahan organik, dan mineral yang hasil
pencampurannya dapat membentuk tekstur tanah tertentu.Ruang-ruang
antara hasil pencampuran bahan-bahan tadi diisi oleh gas dan air. Kondisi
tekstur dan kemampuan tanah inilah yang akan menentukan ketersediaan
unsur hara bagi tumbuhan dan hewan di atasnya.
Tumbuhan perdu yang mempunyai daun lebar lebih tahan terhadap
keterbatasan sinar matahari, sedangkan tumbuhan rerumputan sangat
membutuhkan sinar matahari.Lebar atau kecil daun berpengaruh langsung
terhadap kemampuan tumbuhan untuk melakukan kegiatan fotosintesis
dan penguapan (transpirasi).Semakin lebar daun semakin tinggi
kemampuan fotosintesis dan semakin besar pula penguapan.
Faktor cahaya, temperatur, dan kadar garam dalam ekosistem perairan
akan berinteraksi bersama menjadi faktor pembatas utama terhadap
keberadaan organisme. Hal ini dapat dilihat jelas pada perbedaan jenis
organisme yang biasa didapati di dekat muara sungai dengan yang terdapat
di lepas pantai atau laut dalam.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga. Erlangga; Jakarta.

Hutagalung, RA., 2010. Ekologo Dasar. Erlangga; Jakarta.

Soeraatmadja. 1987. Ilmu Lingkungan. ITB; Bandung.

Suwasono, Heddy. 1986. Pengantar Ekologi. Universitas Brawijaya;


Malang.

http://eltracytaocktora.blogspot.com/2012/09/v-
behaviorurldefaultvmlo.html?m=1

https://slideplayer.info/slide/2802990/

Anda mungkin juga menyukai