Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum

Dasar-Dasar Ekologi

FAKTOR PEMBATAS

NAMA : WORODIAH ARGA NINGTYAS


NIM : G011181008
KELAS : DASAR-DASAR EKOLOGI E
KELOMPOK : E.1
ASISTEN : 1. ANNASTYA NUR FADHILAH
2. ST. FATIMAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTNIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu organisme di dalam perkembangan dan pertumbuhannya akan ditentukan
oleh bahan atau faktor penting yang dalam keadaan minimum, faktor inilah yang
disebut faktor pembatas. Untuk dapat bertahan dan hidup di dalam keadaan tertentu
suatu organisme harus memiliki bahan-bahan penting yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan. Dibawah keadaan mantap bahan penting yang
tersedia dalam jumlah yang mendekati minimum cenderung merupakan pembatas.
Hukum ini pertama kali dikemukakan oleh Justus Von Liebig. Liebig merupakan
perintis dalam pengkajian pengaruh berbagai faktor terhadap pertumbuhan tanaman.
Liebig menemukan bahwa hasil tanaman seringkali dibatasi bukan oleh hara yang
diperlukan dalam jumlah banyak, seperti misalnya karbondioksida dan air tetapi oleh
beberapa bahan mentah seperti boron yang diperlukan dalam jumlah sedikit dan
sangat langka di dalam tanah. Pernyataan bahwa "pertumbuhan suatu tanaman
tergantung pada jumlah bahan makanan yang disediakan baginya dalam jumlah
minimum" terkenal Sebagai Hukum Minimum Liebig.
Taylor Mengatakan bahwa faktor yang ada dalam keadaan minimum tidak hanya
unsur hara saja tetapi juga faktor lingkungan, misalnya temperatur, termasuk juga
elemen waktu. Hukum minimum Liebig diterapkan hanya dibawah keadaan mantap,
artinya bila arus masuk dan material seimbangdengan arus keluarnya. Sebagai contoh
misalnya dianggap bahwa karbondioksida merupakan faktor pembatas pada danau,
produktivitas seimbang dengan laju Suplai karbondioksida yang datang dari
perombakan bahan organik.
Dalam hal ini dianggap bahwa sinar, nitrogen, fosfor dan lain-lain tersedia
berlebihan dalam keadaan mantap. Bila terjadi angin ribut membawa lebih banyak
karbondioksida ke dalam danau, maka laju produksi akan berubah dan akan
bergantung pada faktor yang lain. Sementara laju produksi berubah maka tidak ada
lagi keadaan mantap dan tidak ada unsur pokok minimum. Sebaliknya reaksi akan
bergantung pada konsentrasi semua unsure pokok yang ada. Laju produksi akan
berubah cepat sekali Sambil berbagai unsur habis terpakai mungkin karbondioksida
menjadi pembatas lagi, dan sistem danau akan berjalan pada laju yang dikendalikan
oleh Hukum Minimum.
Proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup pada dasarnya akan dipengaruhi
dan mempengaruhi faktor-faktor lingkungan. Dalam ekologi tumbuhan faktor
lingkungan sebagai faktor ekologi dapat dianalisis menurut bermacam-macam faktor.
Satu atau lebih dari faktor-faktor tersebut dikatakan penting jika dapat
mempengaruhi atau dibutuhkan, bila terdapat pada taraf minimum, maksimum atau
optimum menurut batas-batas toleransinya.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilaksanakan percobaan faktor pembatas
untuk mengetahui pengaruh faktor pembatas terhadap pertumbuhan tanaman.
1.2 Tujuan Dan Kegunaan Praktikum
Praktikum faktor pembatas bertujuan untuk mengetahui aspek faktor pembatas
cahaya dan air sebagai komponen utama lingkungan tanaman dan pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman pada tahap awal, sedangkan kegunaan dari
praktikum faktor pembatas ini yaitu memberikan pengetahuan tentang aspek faktor
pembatas cahaya dan air sebagai komponen utama lingkungan tanaman dan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman pada tahap awal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman


Air merupakan faktor lingkungan yang sangatlah memiliki peranan penting bagi
tumbuhan, semua organisme hidup memerlukan kehadiran air ini. Perlu dipahami
bahwa jumlah air di sistem bumi kita ini adalah terbatas dan dapat berubah–ubah
akibat proses sirkulasinya. Pengeringan bumi sulit untuk terjadi akibat adanya siklus
melalui hujan, aliran air, transpirasi dan evaporasi yang berlangsung secara terus
menerus. Bagi tumbuhan air adalah penting karena dapat langsung mempengaruhi
kehidupannya. Bahkan air sebagai bagian dari faktor iklim yang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur (Mapegau, 2006):
Menurut Mapegau (2006), yang menyatakan bahwa peranan air bagi tumbuhan
adalah sebagai berikut :
a. Struktur tumbuhan, air merupakan bagian terbesar pembentuk jaringan dari
semua makhluk hidup (tak terkecuali tumbuhan). Antara 40% sampai 60% dari
berat segar pohon terdiri dari air, dan bagi tumbuhan herba jumlahnya mungkin
akan mencapai 90%. Cairan yang mengisi sel akan mampu menjaga substansi itu
untuk berada dalam keadaan yang tepat untuk berfungsi metabolisma.
b. Sebagai penunjang, tumbuhan memerlukan air untuk penunjang jaringan-jaringan
yang tidak berkayu. Apabila sel-sel jaringan ini mempunyai cukup air maka sel-
sel ini akan berada dalam keadaan kukuh. Tekanan yang diciptakan oleh
kehadiran air dalam sel disebut tekanan turgor dan sel akan menjadi
mengembang, dan apabila jumlah air tidak memadai maka tekanan turgor
berkurang dan isi sel akan mengerut dan terjadilah plasmolisis.
c. Alat angkut, tumbuhan memanfaatkan air sebagai alat untuk mengangkut materi
disekitar tubuhnya. Nutrisi masuk melalaui akar dan bergerak ke bagian
tumbuhan lainnya sebagai substansi yang terlarut dalam air. Demikian juga
karbohidrat yang dibentuk di daun diangkut ke jaringan-jaringan lainnya yang
tidak berfotosintesis dengan cara yang sama.
d. Pendingin, kehilangan air dari tumbuhan oleh transpirasi akan mendinginkan
tubuhnya dan menjaga dari pemanasan yang berlebihan. putaran per menit
selama 30-40 menit.
2.2 Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber energi
utama bagi ekosistem. Struktur dan fungsi dari ekosistem utamanya sangat
ditentukan oleh radiasi matahari yang sampai di sistem ekologi tersebut, tetapi
radiasi yang berlebihan dapat pula menjadi faktor pembaas, menghancurkan sistem
jaringan tertentu (Zainuri, 2006).
Menurut Zainuri (2006), Ada tiga aspek penting yang perlu dibahas dari faktor
cahaya ini, yang erat kaitannya dengan sistem ekologi, yaitu :
a. Kualitas Cahaya
Radiasi matahari secara fisika merupakan gelombang-gelombang
elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang. Tidak semua gelombang-
gelombang dapat menembus lapisan atas atmosfer untuk mencapai permukaan
bumi. Yang dapat mencapai permukaan bumi adalah gelombang-gelombang
dengan ukuran 0,3-10 mikron, gelombang yang dapat dilihat mata 0,39-7,60
mikron, gelombang ultraviolet (<0,39 mikron), dan gelombang infrared (>7,60
mikron). Umumnya kualitas cahaya tidak memperlihatkan perbedaan yang
mencolok antara satu tempat denan tempat lainnya, sehingga tidak selalu
merupakan faktor ekologi yang penting. Meskipun demikian adanya respon
kehidupan terhadap berbagai panjang gelombang cahaya ini.
b. Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya dalam suatu ekosistem adalah bervariasi. Kanopi suatu vegetasi
akan menahan dan mengabsorpsi sejumlah cahaya sehingga ini akan menentukan
jumlah cahaya yang mampu menembus dan merupakan sejumlah energi yang
dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dasar. Dalam ekosistem perairan, air
memantulkan dan menyerap cahaya dengan efisiens sekali. Pada air yang bening
dan tidak bergerak 50% cahaya mampu mencapai kedalaman lebih dari 15 meter.
Intensitas cahaya yang berlebihan dapat berperan sebagai faktor pembatas.
Cahaya yang kuat sekali dapat merusak ensima akibat foto-oksidasi, ini
mengganggu metabolisme organisme-organisme terutama kemampuan dalam
sintesis protein.
c. Lamanya Penyinaran
Lama penyinaran relative antara siang dan malam dalam 24 jam akan
mempengaruhi fungsi dari tumbuhan secara luas. Jawaban dari organism hidup
terhadap lamanya siang hari dikenal dengan fotoperiodisma. Dalam tetumbuhan
jawaban/respon ini meliputi perbungaan, jatuhnya daun dan dormansi. Di daerah
sepanjang khatulistiwa lamanya siang hari atau fotoperioda akan konstan
sepanjang tahun, sekitar 12 jam. Di daerah temperate/bermusim panjang hari
lebih dari 12 jam pada musim panas, tetapi akan kurang dari 12 jam pada musim
panas, tetapi akan kurang dari 12 jam pada musim dingin. Perbedaan yang
terpanjang antara siang dan malam akan terjadi di daerah dengan garis lintang
tinggi.
2.3 Kebutuhan Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Ketersediaan air merupakan salah satu cekaman abiotik yang dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Tanaman tidak akan hidup tanpa air,
karena air merupakan faktor utama yang berperan dalam proses fisiologi tanaman.
Air merupakan bagian dari protoplasma dan menyusun 85-90% dari berat
keseluruhan jaringan tanaman. Air juga merupakan reagen yang penting dalam
fotosintesis dan dalam reaksi-reaksi hidrolisis. Di samping itu air juga merupakan
pelarut garam, gas-gas dan zat-zat lain yang diangkut antar sel dalam jaringan untuk
memelihara pertumbuhan sel dan mempertahankan stabilitas bentuk daun. Air juga
berperan dalam proses membuka dan menutupnya stomata pada daun (Banyo, 2011).
Menurut Banyo (2011), jumlah air yang dibutuhkan dalam pertumbuhan
tanaman bervariasi, tergantung pada jenis tanaman. Adapun peran air dalam
kehidupan tanaman yaitu:
1. Sebagai pelarut unsur-unsur hara yang terkandung dalam tanah, sehingga    dapat
diambil oleh tanaman dengan mudah melalui akar dan diangkut ke bagian
tanaman yang membutuhkan (termasuk daun yang berfotosintesis) melalui
pembuluh xilem.
2. Sebagai pelarut hasil fotosintesis untuk didistribusikan keseluruh bagian
tanaman melalui floem dan fotosintat tersebut akan digunakan oleh tanaman
untuk proses pertumbuhan.
2.4 Faktor Pembatas Pada Tanaman
Faktor lingkungan menjadi faktor pembatas, baik itu abiotik maupun biotik.
Pengertian tentang faktor lingkungan sebagai faktor pembatas kemudian dikenal
sebagai Hukum faktor pembatas, yang dikemukakan oleh F.F Blackman, yang
menyatakan: jika semua proses kebutuhan tumbuhan tergantung pada sejumlah
faktor yang berbeda-beda, maka laju kecepatan suatu proses pada suatu waktu,
ditentukan oleh faktor yang pembatas pada suatu saat(Rohmani, 2013).
Menurut Rohmani (2013), yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat
membatasi pertumbuhan tanaman yaitu sebagai berikut:
a. Cahaya, merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber
energi utama bagi ekosistem. Struktur dan fungsi dari ekosistem utamanya sangat
ditentukan oleh radiasi matahari yang sampai di sistem ekologi tersebut, tetapi
radiasi yang berlebihan dapat pula menjadi faktor pembaas, menghancurkan
sistem jaringan tertentu.
b. Suhu, merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap organisme hidup. Berperan langsung hampir
pada setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia
dalam tumbuhan tersebut, sedangkan peran tidak langsung dengan
mempengaruhi faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Suhu akan
mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan
tetapi juga laju kehilangan air dari organisme hidup. Suhu sering berperan
bersamaan dengan cahaya dan air untuk mengontrol fungsi-fungsi dari
organisme.
c. Air, merupakan faktor lingkungan yang penting, semua organisme hidup
memerlukan kehadiran air ini. Perlu dipahami bahwa jumlah air di sistem bumi
kita ini adalah terbatas dan dapat berubah-ubah akibat proses sirkulasinya.
Pengeringan bumi sulit untuk terjadi akibat adanya siklus melalui hujan, aliran
air, transpirasi dan evaporasi yang berlangsung secara terus menerus. Bagi
tumbuhan air adalah penting karena dapat langsung mempengaruhi
kehidupannya. Bahkan air sebagai bagian dari faktor iklim yang sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan.
d. Unsur hara, tumbuhan untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik membutuhkan
sejumlah nutrien tertentu (misalnya unsur-unsur nitrat dan fosfat) dalam jumlah
minimum. Jika hal tersebut tidak terpenuhi maka pertumbuhan dan
perkembangannya akan terganggu. Dalam hal ini unsur-unsur tersebut sebagai
faktor ekologi berperan sebagai faktor pembatas
e. Tanah, tanah dapat didefinisikan sebagai bagian atas dari lapisan perak bumi
yang mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan dan hewan.
Definisi ina didasarkan atau ditekankan pada hubungan yang erat antara tanah
dan organism hidup, yang keduaya dipengaruhi oleh iklim dan topografi. Tanah
membentuk suatu bagian yang kompleks dari ekosistem yang ditempati oleh
organisme-organisme dengan toleransi yang luas. Kajian dari tanah dikenal
dengan pedologi.
2.5 Hukum Faktor Pembatas
Menurut Abdurachman (2002), ada beberapa teori klasik mengenai pembatasan
faktor pertumbuhan dan respon tanaman antara lain yaitu:
a. Liebig “Hukum Minimum”
Hukum minimum disebut juga “konsep tong”, menyatakan faktor pertumbuhan
yang paling sedikit keberadaannya menentukan kapasitas hasil produksi suatu
tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti iklim,
tanah, biologis dan genetik jika dalam keadaan tidak seimbang antara satu
dengan lainnya, dapat menekan atau menghentikan pertumbuhan tanaman.Jika
ketersediaan salah satu faktor kursial untuk tanaman berada dalam jumlah yang
kecil, maka faktor tersebut menjadi pembatas faktor yang lain. Sehingga tanpa
adanya penambahan terhadap faktor pembatas itu maka pertumbuhan tanaman
pun tidak mengalami peningkatan.
b. Blacman “Faktor Optima dan Pembatas”
Apabila suatu proses kecepatan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, maka
kecepatan proses itu dibatasi oleh faktor yang paling lambat. Dengan kata lain
kecepatan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh
kecepatan dari faktor-faktor yang berperan dalam proses tersebut, dimana cepat
atau lambatnya proses pertumbuhan dan perkembangan searah dengan faktor
yang paling lambat, Bila salah satu faktor tersebut menjadi terbatas maka terjadi
penghentian mendadak dari proses fotosintesis.
c. Mitscherlich “Hukum mengenai pengembalian yang makin kecil”
Hubungan antara pertumbuhan dengan pemasokan faktor pertumbuhan yaitu,
laju pertumbuhan akan berimbang dengan faktor yang paling terbatas.
Pertumbuhan tanaman akan mengalami peningkatan dengan tambahan riap
unsur yang paling terbatas tersebut. Akan tetapi respon peningkatan
pertumbuhan tidak sama dengan jumlah atau kuantitas penambahan unsur yang
kurang tersebut. Melainkan besarnya respon peningkatan pertumbuhan akan
semakin mengecil dari waktu kewaktu yaitu sekitar setengah dari respon yang
sebelumnya dengan bentuk kurvilinier.

d. Macy “Persentase Kritikal”


Teori Macy merupakan teori yang menginterpretasikan teori Liebig dan
Mitscherlich. Hubungan antara kecukupan nutrisi dengan respon tanaman dalam
hal hasil panen dan konsentrasi nutrisi dalam jaringan tanaman, dibagi menjadi
tiga kisaran yang saling berhubungn, yaitu kisaran persentase minimum,
penyesuaian-kemiskinan dan tingkatan konsumsi mewah.Dalam kisaran
persentase minimum jaringan merupakan interpretasi dari hukum Liebig.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Faktor Pembatas dilaksanakan di Teaching Farm Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin, pada hari Sabtu, 20 Oktober 2018 pukul 08.00 WITA –
selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Faktor Pembatas ini yaitu, cangkul, sekop,
ember, dan alat tulis menulis.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pupuk kandang, label, polybag
(30x40 cm), benih jagung (Zea mays), dan tanah.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini, yaitu :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Merendam benih jagung selama 40-50 menit sebelum ditanam.
3. Membersihkan lahan yang akan digunakan tanahnya.
4. Mencampur tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1.
5. Masukkan campuran tersebut kedalam 12 polybag sebanyak kurang lebih 3/4
bagian polybag.
6. Masukkan benih jagung kedalam polybag A1 (tanpa pencahayaan), A2 (dengan
pencahayaan), B1 (pemberian air setiap hari), B2 (pemberian air 3 hari sekali),
B3 (pemberian air setiap 5 hari sekali), dan B4 (pemberian air 7 hari sekali).
7. Lakukan penyiraman pada hari yang ditentukan sesuai perlakuan pada polybag.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman. 2002. Strategi dan Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Mendukung


Pengadaan Pangan Nasional. Bogor: Jurnal Agrikultur, Vol XII.

Banyo, Yunia. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air
Pada Tanaman: Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2. Universitas
Samratulangi. Manado.

Mapegau. 2006. Pengaruh Cekaman Air terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Kedelai. Jambi: Jurnal Pertanian Vol XXI.

Rohmani, Yudi. 2013. Faktor Pembatas. Jakarta: Jurnal Faktor Pembatas, Vol I (1)
hal 1-6.

Zainuri, Muhammad. 2006. Pengaruh Pengaturan Intensitas Cahaya yang Berbeda


Terhadap Kelimpahan Dunaliella sp. dan Oksigen Terlarut dengan
Simulator TRIAC dan Mikrokontroller AT89S52.Semarang: Jurnal
Kelautan Vol XI.

Anda mungkin juga menyukai