PENDAHULUAN
2.1 Pakcoy
Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah salah satu sayuran daun yang banyak
disukai oleh masyarakat di indonesia, sehingga sangat perlu untuk dikembangkan.
Sayuran pakcoy mengandung gizi yang cukup tinggi, yaitu kalori, protein, lemak,
karbohidrat, serat, Ca, Mg, P, Fe, vitamin A, vitamin B , Vitamin C, Vitamin E
dan Vitamin K (Syah, et al. 2021). Pakcoy (Brassica rapa L.) jenis sayuran hijau
yang masuk pada golongan sawi. Pakcoy akrab disebut dengan sawi sendok
karena memiliki bentuk morfologi yang menyerupai sendok. Pakcoy biasa banyak
terlihat digunakan sebagai bahan makanan sup atau penghias pada makanan ini
berasal dari negara Cina (Surya, 2021).
Menurut Deswati et al. (2018), klasifikasi dalam tata nama tanaman
Pakcoy (Brassica rapa L) termasuk ke dalam :
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Dicotyledon
Order : Rhoeadales
Family : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa L.
Pakcoy merupakan kelompok tanaman sayuran yang banyak mengandung
zat gizi yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak untuk menjaga kesehatan.
Pakcoy juga dapat dikonsumsi masyarakat dalam keadaan mentah sebagai lalapan
maupun dalam bentuk olahan lainnya. Produksi pakcoy dengan kualitas serta
kuantitas tinggi secara kontinyu dapat dilakukan melalui budidaya dengan sistem
hidroponik menggunakan larutan nutrisi (Sulistyowati dan Nurhasanah, 2021).
Pakcoy merupakan jenis tanaman dengan akar tunggang dengan cabang-
cabang akar berbentuk bulat panjang yang menyebar ke semua arah pada
kedalaman 30-50 cm. Batang dari pakcoy memiliki ukuran yang pendek dan
berfungsi menompang daun. Daun pakcoy memiliki ukuran yang lebar dan tekstur
permukaan yang halus, tidak berbulu dan tidak berbentuk krop (Surya, 2021).
2.2 Hidroponik
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu Hydro: air dan Ponos: daya.
Hidroponik lebih dikenal sebagai budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah,
namun memanfaatkan air sebagai pemenuhan kebutuhan nutrisi pada tanaman.52
Dapat di tarik kesimpulan bahwa budidaya tanaman yang dilakukan tanpa
menggunakan tanah sebagai media dapat disebut hidroponik. Budidaya tanaman
dengan sistem hidroponik memiliki beberapa macam sistem atau model. Beberapa
model tersebut adalah sistem sumbu (Wick system), irigasi (drip system), pasang
surut (ebb and flow), NFT (nutrient film technique), rakit apung (water cultur) dan
aeroponik.Dari beberapa macam sistem hidroponik tersebut salah satu diantaranya
terdapat sistem yang mudah bagi pemula yaitu sistem sumbu (Surya, 2021).
Hidroponik adalah sistem budidaya yang memanfaatkan air atau daya air,
tanpa adanya penggunaan tanah. Salah satu sistem yang dapat digunakan untuk
budidaya secara hidroponik yaitu sistem rakit apung (floating hidroponic system).
Menurut Maghfoer, Roedy dan Misky (2015), sitem hidroponik rakit apung
(floating hidroponic system) merupakan suatu budidaya tanaman dengan cara
menanam tanaman pada lubang box styrofoam hidroponik yang mengapung di
atas permukaan larutan nutisi dalam bak penampung dengan akar menyentuh air.
Hidroponik merupakan salah satu sistem pertanian masa depan karena
dapat diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota, di lahan terbuka, atau
di atas apartemen sekalipun. Luas tanah yang sempit, kondisi tanah kritis, hama
dan penyakit yang tak terkendali, keterbatasan jumlah air irigasi, musim yang
tidak menentu, dan mutu yang tidak seragam bisa ditanggulangi dengan sistem
hidroponik. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa mengenal
musim. Oleh karena itu, harga jual panennya tidak khawatir akan jatuh.
Pemeliharaan tanaman hidroponik pun lebih mudah karena tempat budidayanya
relatif bersih, media tanamnya steril, tanaman terlindung dari terpaan hujan,
serangan hama dan penyakit relatif kecil, serta tanaman lebih sehat dan
produktivitas lebih tinggi (Aziz, 2020).
2.3 Nutrisi Hidroponik
Larutan nutrisi adalah larutan yang berisi zat-zat yang dibutuhkan
tanaman. Larutan nutrisi yang umum digunakan dalam sistem budidaya tanaman
dengan cara hidroponik adalah pupuk padat yang dinamakan AB mix yang
nantinya dilarutkan dengan sejumlah air sesuai dengan yang direkomendasikan
oleh produsennya. Secara umum, pupuk AB mix mengandung hara makro dan
hara mikro yang dibutuhkan tanaman. Hara makro N, P, K, Ca, Mg, S dan hara
mikro Cu, Mn, Zn, Fe dibutuhkan tanaman untuk proses metabolisme agar
tanaman dapat tumbuh dan berkembang (Sulistyowati dan Nurhasanah, 2021).
Konsentrasi larutan nutrisi yang digunakan dalam budidaya dengan sistem
hidroponik merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan. Hal ini karena
setiap jenis tanaman memerlukan tingkatan konsentrasi hara yang berbeda.
Konsentrasi larutan nutrisi menunjukkan kepekatan zat-zat yang ada di dalamnya.
Larutan nutrisi dengan kepekatan terlalu rendah ataupun terlalu tinggi dapat
menghambat pertumbuhan tanaman (Sulistyowati dan Nurhasanah, 2021).
Nutrisi hidroponik dapat tersedia di pasaran yang dapat langsung digunakan
dan yang biasa petani gunakan untuk pemupukan tanaman. Semua kebutuhan
nutrisi pada budidaya hidroponik diupayakan tersedia dalam jumlah yang tepat
dan mudah diserap oleh tanaman. Pemberian nutrisi dapat melalui pemupukan
media tanam atau akar tanaman. Nutrisi yang diberikan dalam bentuk larutan yang
berasal dari bahan organik dan anorganik yang mengandung nutrisi hara makro
dan mikro. Dalam budidaya tanaman secara hidroponik diperlukan 6 unsur makro,
yaitu unsur makro (N, P, K, Ca, Mg dan S) dan 7 unsur mikro (Fe, Cl, Mn, Cu,
Zn, B dan Mo) untuk mendukung pertumbuhan tanaman (Wahyuningsih, 2017).
2.4 Pupuk Organik Cair (POC)
Pembuatan pupuk organik cair dapat memanfaatkan kombinasi limbah
pertanian dan peternak (Sirajuddin et al. 2021). Kotoran sapi dan batang pisang
nantinya dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan POC. Untuk
mempercepat proses pengomposan dan meningkatkan kualitas pupuk,
ditambahkan Effective Microorganisms (EM4) kedalam campuran bahan baku
POC (Fabiani et al. 2020). Dalam proses pembuatan pupuk yang berkualitas,
dibutuhkan standar kadar pH, dan suhu yang sesuai.
Keterbatasan pembelian pupuk dan kelangkaan pupuk membuat petani
beralih kepada Pupuk Organik Cair (POC) sebagai alternatif pemenuhan
kebutuhan pupuk. Di toko pertanian pada umumnya, POC memiliki harga jual
yang cukup tinggi untuk kalangan buruh tani. Berdasarkan permasalahan yang
telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa buruh pabrik yang mengalami
pemutusan hubungan kerja dan kelangkaan pupuk bagi petani dan buruh tani
menjadi permasalahan yang kursial bagi masyarakat.
Ciri-ciri dari pembuatan pupuk cair organik yang berhasil diantaranya
yaitu baunya seperti anggur, serta adanya bercak-bercak putih (semakin banyak,
semakin bagus) dan warnanya kuning kecoklatan (seperti minyak goreng yang
sudah dipakai). Adapun pupuk organik cair yang telah berhasil ditandai dengan
bau seperti tapai yaitu ketika telah difermentasi selama 60 hari. Jika pupuk
organik cair berbau busuk dan menyengat maka dinyatakan belum berhasil
(Yanto, 2020). Namun, dalam pembuatan pupuk cair ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan dan kegagalannya seperti, penggunaan
bahan, teknik pembuatan pupuk cair, peletakan tempat pembuatan pupuk cair,
kelembapan lingkungan mikroba, dan aerasi timbunan.
2.5 AB Mix
Faktor penting yang menentukan keberhasilan budidaya hidroponik adalah
larutan nutrisi. Kebutuhan nutrisi yang terpenuhi bagi tanaman dapat membuat
pertumbuhan menjadi lebih optimal. Secara umum hidroponik memerlukan unsur
hara yang lengkap dan mengandung unsur hara esensial yang terdiri dari makro
dan mikro. Banyak pupuk komplek yang tersedia saat ini, salah satunya adalah
AB Mix yang sudah diformulasikan khusus untuk hidroponik (Syah, et al. 2021).
Saat ini banyak jenis nutrisi yang digunakan dalam budidaya tanaman
secara hidroponik, salah satunya adalah nutrisi AB mix agrifarm. Larutan
nutrisi AB mix agrifarm merupakan larutan hara yang lengkap terdiri dari
larutan hara stok A yang berisi unsur hara makro dan stok B berisi larutan
unsur hara mikro. Pemberian nutrisi AB mix agrifarm pada tanaman akan
memenuhi unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat tumbuh
dengan baik dan sehat. Untuk kebutuhan tersebut pemberian dosis yang tepat pada
nutrisi AB mix agrifarm sangat perlu dilakukan pengujian pada berbagai jenis
tanaman-tanaman sayuran (Sukasana, 2019).
Larutan stok A yang berisi unsur hara makro yaitu Nitrogen (N), Fosfor
(P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S) serta stok B
yang berisi hara mikro yaitu Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Tembaga (Cu),
Zeng (Zn) dan Molibdenum (Mo). Pemberian beberapa konsentrasi pupuk AB
Mix mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman budidaya. Hasil penelitian
Sundari et al. (2016), pemberian AB Mix berpengaruh sangat nyata terhadap
pertumbuhan dan hasil panen pakcoy. Perlakuan AB Mix 1.800 ppm memberikan
hasil tertinggi terhadap bobot pertanaman.
BAB III
METODOLOGI
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
AZIZ, Angga Hafizul, et al. Pemberdayaan Mayarakat Desa Klampok Pada Masa
Pandemi Covid-19 Melalui Kegiatan Edukasi Budidaya Sayuran Pakcoy
(Brassica rapa L.) Dengan Teknik Hidroponik Secara Daring.
Gomies, L., Herman Rehatta, and Jean Jean Nendissa. "Pengaruh pupuk organik
cair ri1 terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Kubis Bunga
(Brassica oleracea var. botrytis L.)." Agrologia 1.1 (2018).
Sirajuddin, Sitti Nurani, Siti Nurlaelah, Ilham Rasyid, Jamilah Mustabi, and
Rosmawaty Rosmawaty. (2021). Proses Pembuatan Pupuk Organik dari
Limbah Pertanian dan Limbah Sapi di Kelompok Tani Sipakainge,
Kecamatan Barru, Kab. Barru. IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat,
2: 8–15- 8–15.
Sundari, R. Ince, dan S. H. Untung. 2016. Pengaruh POC dan AB Mix terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica chinensis L.) dengan
Sistem Hidroponik. Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Kutai Kartanegara, 16(2): 9- 19.
Syah, Muhammad Fuad, Et Al. Pemberian Pupuk Ab Mix Pada Tanaman Pakcoy
Putih (Brassica Rapa L.) Dengan Sistem Hidroponik Rakit
Apung. Dinamika Pertanian, 2021, 37.1: 17-22.
Yanto, Tri, Jumini Jumini, and Rika Husna. "Pengaruh Konsentrasi Pupuk
Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Mentimun
(Cucumis sativus L.)." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian 5.4 (2020): 10-
19.