Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Faktor pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan
perkembangan suatu ekosistem (Setiko. 2019). Menurut F.F Blackman, faktor penghambat
yakni jika semua proses kebutuhan tumbuhan tergantung pada sejumlah faktor yang berbeda-
beda, maka laju kecepatan suatu proses pada suatu waktu akan di tentukan oleh faktor yang
pembatas pada suatu saat (Marjono. 2010). Faktor pembatas juga merupakan faktor-faktor
alam yang berada pada atau melampau titik minimum atau maksimum daya toleransi suatau
organisme (Supriyono. 2003).
Faktor pembatas berfungsi untuk membatasi dan mentolerir pertumbuhan organisme
dalam ekosistem (Farkan.2017). Faktor pembatas (cahaya mataari) juga berfungsi sebagai
sumber energi dalam ekosistem. Cahaya matahari, baik dalam jumlah banyak ataupun sedikit
dapat menjadi faktor pembatas bagi organisme tertentu (Nuriyanti. 2017). Faktor pembatas
(suhu) berperan untuk mengontrol proses-proses metabolisme dalam tubuh serta ber pengaruh
pada faktor-faktor lainnya terutama suplay udara (Mustaqim. 2018).
Berdasarkan pernyataan di atas, praktikum kali ini dimaksudkan untuk
memperkenalkan praktikan terhadap faktor penghambat aatau pembatas ekosistem. Faktor
pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan perkembangan suatu
ekosistem. Dengan mengetahui apa saja faktor penghambat dalam ekosistem, kita dapat
mengantisipasi kondisi-kondisi dimana organisme tidak dapat bertahan hidup agar dapat di
mengembangkan lingkungan yang memungkinkan atau merangcang sedemikian rupa suatu
lingkungan yang memungkinkan agar organisme tersebut dapat bertahan hidup, hal ini dapat
dijadikan solusi dalam permasalahan hidup agar kita dapat membantu, menjaga, dan
melestarikan ekosistem yang berlimpah di negeri ini.

1.2 Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui aspek faktor pembatas cahaya dan air
sebagai komponen utama lingkungan tanaman dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan
tanaman pada tahap awal.
44
1.3 Manfaat Praktikum
Dapat mengetahui aspek faktor pembatas cahaya dan air sebagai komponen utama
lingkungan tanaman dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman pada tahap awal.

45
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Faktor Fisik sebagai Pembatas dalam Ekosistem

Dengan mengetahui faktor pembatas (limiting factor) suatu organisme dalam suatu
ekosistem maka dapat diantisipasi kondisi-kondisi di mana organisme tidak dapat bertahan
hidup.(Champbell. 2000).
Umumnya suatu organisme yang mempunyai kemampuan untuk melewati atau
melampaui faktor pembatasnya maka ia memiliki toleransi yang besar dan kisaran geografi
penyebaran yang luas pula. Sebaliknya jika organisme tersebut tidak mampu melewatinya
maka ia memiliki toleransi yang sempit dan memiliki kisaran geografi penyebaran yang sempit
pula.
Tidak sedikit didapati bahwa ada organisme tertentu yang tidak hanya beradaptasi
dengan faktor pembatas lingkungan fisik saja, tetapi mereka bisa memanfaatkan periodisitas
alami untuk mengatur dan memprogram kehidupannya guna mengambil keuntungan dari
keadaan tersebut. Faktor pembatas fisik bagi suatu organisme kita kenal secara luas di
antaranya faktor cahaya matahari, suhu, ketersediaan sejumlah air, gabungan antara faktor suhu
dan kelembaban, dan lain sebagainya (Hutagalung R.A. 2010)

2.2 Faktor Kimiawi dan Nonfisik Ekosistem

Faktor pembatas nonfisik adalah unsur-unsur nonfisik seperti zat kimia yang terdapat
dalam lingkungan akan menjadi faktor pembatas bagi organisme-organisme untuk dapat hidup
dan berinteraksi satu sama lainnya.(Hutagalung RA. 2010).
Kondisi lingkungan perairan (aquatic) berbeda dengan kondisi lingkungan daratan
(terrestrial), terutama ditinjau dari keberadaan unsur kimiawi seperti; O2, CO2, dan gas-gas
terlarut lainnya yang dapat diperoleh organisme di lingkungannya.
Garam biogenik adalah garam-garam yang terlarut dalam air, seperti karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), dan

46
magnesium (Mg). Zat kimia ini merupakan unsur vital bagi keberlanjutan organisme
tertentu.(Hutagalung RA. 2010).
Tanah terdiri atas bahan induk, bahan organik, dan mineral yang hasil
pencampurannya dapat membentuk tekstur tanah tertentu. Ruang-ruang antara hasil
pencampuran bahan-bahan tadi diisi oleh gas dan air. Kondisi tekstur dan kemampuan tanah
inilah yang akan menentukan ketersediaan unsur hara bagi tumbuhan dan hewan di atasnya.
Tumbuhan perdu yang mempunyai daun lebar lebih tahan terhadap keterbatasan sinar
matahari, sedangkan tumbuhan rerumputan sangat membutuhkan sinar matahari. Lebar atau
kecil daun berpengaruh langsung terhadap kemampuan tumbuhan untuk melakukan kegiatan
fotosintesis dan penguapan (transpirasi). Semakin lebar daun semakin tinggi kemampuan
fotosintesis dan semakin besar pula penguapan. (Soeraatmadja. 1987).
Faktor cahaya, temperatur, dan kadar garam dalam ekosistem perairan akan
berinteraksi bersama menjadi faktor pembatas utama terhadap keberadaan organisme. Hal ini
dapat dilihat jelas pada perbedaan jenis organisme yang biasa didapati di dekat muara sungai
dengan yang terdapat di lepas pantai atau laut dalam.(Hutagalung RA. 2010).

2.3 Faktor Nonfisik sebagai Pembatas Ekosistem.

Faktor pembatas nonfisik adalah unsur-unsur nonfisik seperti zat kimia yang terdapat
dalam lingkungan akan menjadi faktor pembatas bagi organisme-organisme untuk dapat hidup
dan berinteraksi satu sama lainnya. Kondisi lingkungan perairan (aquatic) berbeda dengan
kondisi lingkungan daratan (terrestrial), terutama ditinjau dari keberadaan unsur kimiawi
seperti; O2, CO2, dan gas-gas terlarut lainnya yang dapat diperoleh organisme di
lingkungannya. (Hutagalung RA. 2010).
Garam biogenik adalah garam-garam yang terlarut dalam air, seperti karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), dan
magnesium (Mg). Zat kimia ini merupakan unsur vital bagi keberlanjutan organisme
tertentu.(Hutagalung RA. 2010).
Tanah terdiri atas bahan induk, bahan organik, dan mineral yang hasil
pencampurannya dapat membentuk tekstur tanah tertentu. Ruang-ruang antara hasil

47
pencampuran bahan-bahan tadi diisi oleh gas dan air. Kondisi tekstur dan kemampuan tanah
inilah yang akan menentukan ketersediaan unsur hara bagi tumbuhan dan hewan di
atasnya.(Soeraatmadja. 1987).
Tumbuhan perdu yang mempunyai daun lebar lebih tahan terhadap keterbatasan sinar
matahari, sedangkan tumbuhan rerumputan sangat membutuhkan sinar matahari. Lebar atau
kecil daun berpengaruh langsung terhadap kemampuan tumbuhan untuk melakukan kegiatan
fotosintesis dan penguapan (transpirasi). Semakin lebar daun semakin tinggi kemampuan
fotosintesis dan semakin besar pula penguapan. (soeraatmadja.1987).
Faktor cahaya, temperatur, dan kadar garam dalam ekosistem perairan akan
berinteraksi bersama menjadi faktor pembatas utama terhadap keberadaan organisme. Hal ini
dapat dilihat jelas pada perbedaan jenis organisme yang biasa didapati di dekat muara sungai
dengan yang terdapat di lepas pantai atau laut dalam.(Hutagalung RA. 2010).

2.4 Hukum Minimum Leibig dan Hukum Toleransi

Hukum Leibig menyebutkan bahwa "sesuatu organisme tidak lebih kuat dari pada
rangkaian terlemah dari rantai kebutuhan ekologinya". Hukum Leibig adalah hukum atau
ketentuan fenomena alam pada ekosistem tertentu yang menyatakan bahwa organisme tertentu
hanya dapat bertahan hidup pada kondisi faktor tertentu dalam keadaan minimum
Hukum Toleransi Shelford menyatakan bahwa organisme tertentu dapat bertahan
hidup tidak hanya ditentukan oleh faktor pembatas minimum saja, tetapi juga ditentukan oleh
faktor pembatas maksimum. Dengan mengetahui batas toleransi suatu organisme maka hal ini
dapat membantu memahami pola dan penyebaran organisme pada ekosistem tertentu.Untuk
menyatakan batas toleransi suatu organisme sering dipakai istilah yang umum, yaitu berawalan
steno yang berarti sempit dan eury yang berarti lebar/luas (Hutagalung RA. 2010).
Untuk dapat bertahan dan hidup di dalam keadaan tertentu, suatu organisme harus
memiliki bahan-bahan penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Keperluan-keperluan dasar ini bervariasi antara jenis dan dengan keadaan tertentu. Apabila
keperluan mendasar ini hanya tersedia dalam jumlah yang paling minimum maka akan
bertindak sebagai faktor pembatas. Walaupun demikian, seandainya keperluan mendasar yang

48
hanya tersedia minimum berada dalam waktu "sementara" tidak dapat dianggap sebagai faktor
minimum karena pengaruhnya dari banyak bahan sangat cepat berubah.(Uya. 2010)
Ternyata kondisi minimum dari suatu kebutuhan mendasar bukan merupakan
satusatunya faktor pembatas kehidupan suatu organisme, tetapi juga dalam keadaan terlalu
maksimumnya kebutuhan tadi sehingga dengan kisaran minimum-maksimum ini dianggap
sebagai batas-batas toleransi organisme untuk dapat hidup. Namun, dalam kenyataan tidak
sedikit organisme yang mempunyai kemampuan untuk "relatif" mengubah keadaan lingkungan
fisik guna mengurangi efek hambatan terhadap pengaruh lingkungan fisiknya.(Uya. 2010).

49
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Pelaksanaan Praktikum


a. Waktu Praktikum
Jumat, 5 November 2021
b. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Biologi Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
a. Alat Praktikum
Nama Alat Fungsi

Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan


Meteran/ Penggaris Untuk mengukur panjang tanaman
Oven Untuk mengeringkan tanaman
Timbangan Analitik Untuk menimbang tanaman
Wadah plastik transparan ukuran + Untuk menanam benih
12x17x8 cm

b. Bahan Praktikum
1. Amplop
2. Benih tanaman kacang hijau
3. Kapas
4. Kertas label

3.3 Prosedur Kerja


1. Direndam benih yg akan digunakan 1x24 jam.

2. Diisi wadah plastik dengan media kapas secukupnya dan diberi air hingga menggenangi
media kapas.
50
3. Diletakkan benih kacang (10-15 biji/ gelas) yang sudah direndam di atas media kapas,
masing-masing praktikan memiliki 2 wadah tanaman percobaan.
4. Dieletakkan 1 wadah tanaman di tempat gelap/ tidak ada matahari dan 1
wadah tanaman lainnya di tempat terang/ mendapat cahaya matahari langsung.
5. Dilakukan penyulaman jika ada tanaman yang mati.

6. Dilakukan penyiangan jika ada gulma/ jamur.

7. Dilakukan penyiraman pada pagi/ sore hari sesuai perlakuan pemberian air sampai kapas
basah dengan air tapi tidak sampai tergenang.
8. Dilakukan pengamatan mulai 4 HST (Hari Setelah Tanam), hingga hari H praktikum.
Pengukuran tinggi tanaman dan jumlah helai daun dilakukan per 2 hr sekali. Dalam 1
wadah ada 2 tanaman yang di amati (tanaman sampel diberi label), sehingga masing-
masing praktikan mengamati 4 tanaman (2 tanaman di wadah terang dan 2 tanaman di
wadah gelap) dan sesuai dengan perlakuan air. Komponen yang diamati adalah: tinggi
tanaman (cm) dan jumlah daun (helai).
9. Dilakukan pemanenan (bagian pucuk hingga akar tanaman) pada hari H, semua tanaman
pada wadah di timbang. Digabungkan semua tanaman setiap praktikan menjadi 8 amplop
sesuai perlakuan Cahaya dan Air yang diberikan.
10. Dicatat berat basah setiap perlakuan.

11. Dioven semua amplop pada suhu 45oC hingga mencapai berat konstan, umumnya 3-4 hari.
12. Diilakukan pengecekan berat tanaman setiap hari hingga mencapai berat konstan.
13. Dicatat hasil penimbangan dalam tabel.

51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HasilPengamatan
Tabel 4.1.1 Data Pengamatan individu untuk penyiraman setiap hari di tempat terang dan gelap
C0 (0% cahaya) C1 (100% cahaya)
Faktor
Pembatas S1 S1
(Penyiraman (Penyiraman
Pengukuran
setiap hari) setiap hari)
TinggiTanamanperHST(cm) T1 T2 T1 T2
4HST 9,6 cm 10 cm 19,2 cm 18,0 cm
6HST 21,5 cm 20,1 cm 19,5 cm 18,9 cm
8HST 24,2 cm 27,4 cm 20,2 cm 19,6 cm
10HST 25 cm 32,5 cm 20,5 cm 20 cm
JumlahHelaiDaun(helai) T1 T2 T1 T2
4HST 2 2 2 2
6HST 2 2 2 2
8HST 2 2 2 2
10HST 2 2 2 2

Tabel 4.1.2 Data Pengamatan Kelompok Untuk Tinggi Tanaman dan jumlah Helai Daun
Faktor C0 (0% cahaya) C1 (100% cahaya)
Pembatas S1 S3 S5 S7 S1 S3 S5 S7
(Penyiram (Penyira (Penyira (Penyira (Penyira (Penyira (Penyira (Penyira
Pengukuran an setiap man 3 man 5 man 7 man man 3 man 5 man 7
hari) hari hari hari setiap hari hari hari
sekali) sekali) sekali) hari) sekali) sekali) sekali)
Tinggi T1 T2 T1 T2 T1 T2 T1 T2 T1 T2 T1 T2 T1 T2 T1 T2
Tanaman
4 HST 9,6 cm 10 7 cm 8,5 4 cm 4,5 15 13,1 19,2 18,0 10,2 11,2 5 cm 4 cm 4 cm 4,5
cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm
6 HST 21,5 20,1 8 cm 19,6 6,8 7 cm 19,1 19 19,5 18,9 12,6 13 7,5 6 cm 6 cm 6 cm
cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm
8 HST 24,2 27,4 22 23,8 9 cm 10 21 20,1 20,2 19,6 14 15 8,5 9 cm 10,8 `8
cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm
10 HST 25 cm 32,5 29,1 29,1 16,6 18 29,8 27,9 20,5 20 19 20,5 10 12 12 9,5
cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm
52
Jumlah T1 T1 T2 T1 T2 T1 T2 T1 T2 T1 T2 T1 T2 T1 T2
Helai Daun
4 HST 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6 HST 2 22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
8 HST 2 22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
10 HST 2 22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

4.2 Analisis Data


4.2.1 Grafik Perlakuan 0% Cahaya dan Pengukuran/ Tinggi Tanaman (HST)

0% Cahaya

S1 (cm) S3 (cm) S5 (cm) S7 (cm)


Pengukuran/Tinggi Tanaman (HST)
T1 T2 T1 T2 T1 T2 T1 T2

4 9,6 10 7 8,5 4 4,5 15 13,1

6 21,5 20,1 8 19,6 6,8 7 19,1 19

8 24,2 27,4 22 23,8 0 10 21 20,1

10 25 32,5 24 29,1 16,6 18 29,8 27,9


53
4.2.2 Grafik Perlakuan 100% Cahaya dan Pengukuran/ Tinggi Tanaman (HST)

100% Cahaya

S1 (cm) S3 (cm) S5 (cm) S7 (cm)


Pengukuran/Tinggi Tanaman (HST)
T1 T2 T1 T2 T1 T2 T1 T2
4 19,2 18 10,2 11,2 5 4 4 4,5

6 19,5 18,9 12,6 13 7,5 6 6 6

8 20,2 19,6 14 15 8,5 9 10,8 8

10 20,5 20 19 10,5 8,5 12 12 9,5

4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengamatan mengenai faktor pembatas. Faktor
pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan perkembangan suatu
ekosistem. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui aspek faktor pembatas cahaya
dan air sebagai komponen utama lingkungan tanaman dan pengaruhnya terhadap
54
pertumbuhan tanaman pada tahap awal. Air dan cahaya juga mempengaruhi berat kering
pada tanaman. air memiliki tegangan permukaan yang tinggi yang menyebabkan air
memiliki sifat membasahi suatu bahan secara baik. Berdasarkan hasil praktikum pada
pengamatan yang dilakukan, maka didapatkan hasil berupa perbandingan tinggi tanaman,
jumlah helai daun dan berat kering pada setiap plot yang memiliki perlakuan yang berbeda-
beda. Adanya perbedaan dari masing-masing plot menunjukkan adanya hasil dari faktor yang
membatasi pertumbuhan pada tanaman. Umumnya, tumbuhan memiliki 2 faktor pembatas
utama yaitu cahaya dan air, apabila salah satunya tidak didapatkan atau kekurangan maka
akan menghambat pertumbuhan tanaman. air dan cahaya merupakan komponen yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman dan memiliki fungsi utama diantaranya sebagai pelaku utama
fotosintesis.
Perlakuan C0 (Frekuensi cahaya 0 %) pada tanaman kacang hijau mengakibatkan
tidak adanya tanaman yang tumbuh. Penyebab tanaman tidak tumbuh pada plot C0 adalah
karena tidak adanya cahaya yang diterima oleh tanaman sehingga tidak terjadi proses
fotosintesis secara maksimal. Seperti yang diketahui bahwa fotosintesis adalah proses
tanaman mensintesis makanannya sendiri, tidak adanya cahaya akan membuat proses
fotosintesis terhambat. tanaman antara jenis satu dengan jenis yang lainnya memiliki respon
yang berbeda-beda terhadap cahaya, ada tanaman yang daya toleransi nya lebih besar dan
adapula yang daya toleransinya sedikit. Tanaman bayam dan kangkung adalah tanaman yang
intoleran terhadap cahaya atau tanaman yang tidak mampu tumbuh dalam keadaan cahaya
yang terbatas sehingga tanaman tersebut tidak tumbuh pada plot C0.
Plot C1 atau frekuensi cahaya 100 % pada kedua tanaman sangat subur, kesuburan
di indikasikan oleh banyaknya jumlah daun dan tinggi tanaman yang terdapat pada plot
tersebut. Pada plot C1 disebut juga sebagai contoh proses fotosintesis lengkap karena
kebutuhan akan air dan cahaya tidak dibatasi sehingga tanaman tersebut menjadi yang paling
banyak memperlihatkan helai daun dan tinggi tanaman yang ada. Plot C1 juga memiliki
komponen perlakuan yang berbeda namun memperoleh cahaya matahari secara terusmenerus
dan mendapat pasokan air setiap harinya. Pada plot S3, tanaman kacang hijau diberi
perlakuan pemberian air setiap 3 hari sekali. tanaman tumbuh seperti yang diharapkan,
namun pada tanaman kacang hijau 0% cahaya pertumbuhannya sangat lambat dikarenakan
55
pasokan air yang kurang membuktikan bahwa tanaman juga memiliki daya toleransi yang
berbeda-beda terhadap air dan memiliki toleransi yang rendah karena membutuhkan air
lebih banyak. berkurangnya air dalam tanah akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Sedangkan, pada tanaman kacang hijau 100% cahaya masih memperlihatkan pertumbuhan
yang normal meski hanya disiram setiap 3 hari. Bukti lain yang menyatakan tanaman
intoleran terhadap air adalah pada plot S7 (pemberian air setiap 7 hari) tanaman kacang hijau
mati dari pengamatan pertama. Dari hasil dapat diketahui bahwa daya toleransi tanaman
100% cahaya terhadap air lebih besar dari pada daya toleransi tanaman 0% cahaya terhadap
air.
Berat kering daun yang didapatkan dari hasil diatas menunjukkan bahwa bahwa
permukaan yang tinggi juga memungkinkan terjadinya sistem kapiler, yaitu kemampuan
untuk bergerak dalam pipa kapiler (pipa dengan lubang yang kecil). Dengan adanya sistem
kapiler dan sifat sebagai pelarut yang baik, air dapat membawa nutrien dari dalam tanah ke
jaringan tumbuhan sehingga memberikan nilai berat pada tanaman. Pada dasarnya,
masingmasing vegetasi tumbuhan memiliki kisaran toleransi tertentu terhadap semua kondisi
faktor lingkungan abiotik. Setiap organisme mempunyai suatu minimum dan maksimum
ekologis yang merupakan batas bawah dan batas atas dari kisaran toleransi organisme itu
terhadap kisaran faktor lingkungannya. Daerah antara batas terbawah dan batas teratas inilah
yang menjadi daerah optimum yang merupakan kondisi fisiologisyang paling baik bagi
vegetasi tumbuhan. Apabila vegetasi tumbuhan berada pada kondisi faktor lingkungan yang
mendekati batas kisaran toleransinnya, maka vegetasi tumbuhan tersebut akan mengalami
tekanan atau berada dalam kondisi kritis menetukan vegetasi tumbuhan untuk tumbuh.

56
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa setiap
tanaman memiliki daya toleran yang berbeda-beda terhadap cahaya dan air. Adanya
perbedaan ini menunjukkan adanya varietas tumbuhan dan memungkinkan tanaman satu
dengan yang lainnya dapat saling terbatas jika saling kekurangan cahaya maupun air.
Tanaman kacang hijau 100% cahaya memiliki kemampuan berupa daya toleransi yang tinggi
terhadap air dan cahaya dari pada tanaman kacang hijau 0% cahaya.

5.2 SARAN
Saat pengamatan, praktikan diharapkan serius merawat tanaman agar tidak terjadi
kekeliruan dan penempatan perlakuan yang salah. Praktikan juga diharapkan memperhatikan
arahan dari asisten masing-masing agar tidak terjadi kesalahan pemberian perlakuan.

57

Anda mungkin juga menyukai