PENDAHULUAN
Untuk mengetahui aliran energi dan materi yang terbentuk dalam ekosistem di
sekitar kita beserta hubungan timbal baliknya.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Aliran energi dalam ekosistem adalah proses perputaran energi dari matahari
sebagai sumber utama kehidupan, kemudian diambil oleh organisme autotrop
(tumbuhan=produsen), energi pindah lagi ke konsumen, lalu pengurai. Dalam proses
aliran energi dalam ekosistem dapat membentuk rantai makanan, jaring makanan
komplek dan perputaran semuanya komponen dikenal dengan siklus biogeokimia
(Reece,dkk. 2004).
Daur materi merupakan siklus perubahan dan perpindahan materi yang terjadi
dalam suatu rantai makanan. Sumber materi utama adalah planet bumi. Materi (H 2O / air
dan CO2 / karbondioksida) yang diserap oleh tumbuhan akan diubah menjadi karbohidrat
melalui proses fotosintesis yang terjadi di daun dengan bantuan klorofil dan energi dari
matahari. Secara sederhana reaksinya adalah:
Secara berturut- turut materi tersebut akan berpindah dari makhluk hidup yang satu ke
makhluk yang lain dan suatu saat akan kembali ke bumi. Setelah mengalami berbagai
16
proses akan kembali menjadi air (H2O) dan CO2 yang dapat dimanfaatkan kembali oleh
tumbuhan hijau, selanjutnya akan memasuki tubuh organisme lain. Jadi materi memiliki
siklus, misalnya siklus Karbon atau daur karbon (Soemarwoto,dkk. 2004).
Sumber energi utama bagi kehidupan adalah cahaya matahari. Energi cahaya
matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen (organisme fotoautotropik)
yang diubah menjadi energi kimia tersimpan di dalam senyawa organik. Energi kimia
mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat tropik melalui jalur rantai
makanan. Energi kimia tersebut digunakan organisme untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Kemampuan organisme-organisme dalam ekosistem untuk menerima dan
menyimpan energi dinamakan produktivitas ekosistem (Beny, 2001).
17
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Waktu Praktikum
b. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Ekologi dan Biosistematika Hewan, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, universitas Mataram
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
a. Alat-alat Praktikum
b. Bahan-bahan Praktikum
18
Tali Rafia berfungsi Sebagai pembatas dalam penyusunan plot agar luas area yang
diamati lebih akurat.
a. Dipakailah data pada Tabel 4.1 (Acara 1) untuk menyusun rantai makanan,
jaring jaring makanan, dan piramida jumlah pada masing masing ekosistem
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Tabel 4.1.1 Produsen pada ekosistem padang rumput
20
Ketapang Terminalia catappa 1
Magenta Peristrophe bivalvis 3
Maman Lanang Cleome rutidosperma 10
Mentimun Mini Melothria pendula 62
Mint Coklat Mentha spicata 5
Morning Glory Putih Ipomoe lacunose 1
Oregano Oregano vulgare 20
Pegagan Centella asiatica 72
Pohon Akasia Acasia. Sp 2
Rumput Gajah Paitan Axonopus compresssus 950
Rumput Israel Asystasia gangetica 20
Rumput Nimblewill Muhlenbergia schereberi 50
Rumput Peking Agrostis stolonifera 30
Rumput Ranggitan Cyathula prostrata 3
Rumput Teki Carex sylvativa 420
Sambiloto Andrographis paniculata 10
Stephania Stephania venosa 13
Sisik Betok Desmodium triflorum 6
Talas Colocasia esculenta 25
Tanaman Galing Cayratia trifolia 7
Teki Ladang/Ilalang Cyperus rotundus 90
Kecil
Virginia Creeper Parthenocissus 3
quinquefolia
21
Burung Gereja Passer montanus 4
Burung Walet Collocalia vestila 4
Cicak Kayu Hemidactylus frenatus 1
Gonggok Lawa Harpaphe haydeniana 1
Jangkrik Rumah Acheta domesticus 6
Kadal Pohon Hijau Dasia olivacea 1
Kaki Seribu Trigoniulus corallinus 1
Kepik Hemiptera sp. 5
Kumbang Coleoptera sp. 4
Kupu kupu Putih Pieris rapae 3
Laba laba Pertapa Loxosceles reclusa 5
Coklat
Laba laba Rumput Agelenopsis 26
pennsylvanica
Laba laba Serigala Lycosidae 5
Lalat Buah Bactrocera carambolae 13
Lalat Rumah Musca domestica 2
Ngengat Tawon Amata huebneri 1
Nyamuk Kebon Aedes albopictus 24
Rayap Kayu Coptotermes gestroi 150
Semut Hitam Kebon Lasius niger 300
Semut Hitam Kecil Monomorium minimum 233
Semut Merah Oecophylla smaragdina 450
Besar/Semut Rangrang
Semut Merah Monomorium pharaonis 125
Kecil/Semut Firaun
Tonggeret Cicadidae 1
Undur Undur Dendroleon pantheormis 25
22
Tabel 4.1.3 Dekomposer pada ekosistem padang rumput.
Tabel 4.1.4 Hasil pengukuran komponen abiotik pada ekosistem hutan/padang rumput
4.2 Pembahasan
23
Gambar 4.2.1 Rantai makanan pada ekosistem padang rumput.
Rantai makanan selalu berawal dari produsen, produsen adalah makhluk hidup
yang dapat membuat makanannya sendiri, dengan kata lain, organisme yang dapat
melakukannya tak lain ialah tumbuhan. Produsen menempati trofik paling bawah karena
mereka berperan sebagai penyedia makanan bagi trofik di atas mereka, maka dari itu
populasi mereka sangat banyak dan mudah dijumpai. Contohnya disini ialah kayu pohon
yang menempati posisi sebagai produsen. Kayu pohon menyediakan nutrisi dan sumber
makanan bagi trofik trofik yang diatasnya. Hadirnya kayu pohon menjadi kunci
terjadinya rantai makanan di ekosistem padang rumput ini.
Kemudian terdapat konsumen I yaitu rayap. Sumber makanan rayap
semuanya berasal dari kayu yang juga menjadi tempat tinggal mereka. Walaupun jumlah
rayap jauh lebih banyak dari kayu itu sendiri (hanya 1), tetapi nutrisi yang diberikan 1
kayu tersebut mampu memberi makan seluruh koloni rayap di dalamnya. Sehingga rasio
perbandingan jumlah kayu tetap lebih banyak daripada rayap yang memakannya.
Konsumen II ditempati oleh cicak. Cicak memangsa rayap yang merupakan konsumen I.
Kehadiran cicak tidak hanya sekedar untuk memakan rayap, tetapi juga mengontrol
populasi koloni rayap tersebut. Apabila cicak dihilangkan, maka populasi rayap akan
meledak dan tidak terkendali sehingga menjadikannya hama terhadap bangunan.
Kemudian terdapat konsumen III yang ditempati oleh kadal. Konsumen III disini
menempati posisi paling atas. Karena berada di trofik paling tinggi, dapat dikatakan
bahwa kadal merupakan predator puncak dalam ekosistem ini. Kadal menyeimbangkan
populasi dengan memakan cicak agar rayap tidak punah. Walaupun berperan sebagai
predator puncak, jumlah kadal tidak sebanyak cicak maupun rayap sehingga
keseimbangan ekosistem tetap terjaga.
Terakhir terdapat dekomposer. Dekomposer adalah organisme yang memakan
organisme mati dan produk-produk limbah dari organisme lain. Dengan hadirnya
24
dekomposer seperti cacing dan jamur, dapat membantu siklus nutrisi kembali ke
ekosistem lainnya. Dekomposer membuat tanah kaya dengan menambahkan senyawa
organik dengan itu. Senyawa organik ini kemudian diserap oleh pohon yang merupakan
produsen, sehingga dekomposer merupakan komponen yang memutar kembali siklus
perpindahan energi dari konsumen ke produsen kembali. Pada dasarnya, struktur
terbentuknya rantai makanan merupakan sesuatu yang terbatas karena rantai makanan
hanya terdiri dari 1 aliran saja. Apabila aliran ini terputus, maka keseimbangan
komponen yang lain tidak bisa terjaga. Suatu ekosistem tidak akan bisa berjalan dengan
hanya mengandalkan 1 aliran rantai makanan saja, untuk itu diperlukan peran peran aliran
rantai makanan lain sehingga dapat membentuk apa yang disebut jaring jaring makanan.
25
pertama, kedua, dan seterusnya. Hasil pengamatan yang sudah dilakukan menunjukkan
terdapat 8 rantai perumput yang produsennya berasal dari rumput, bunga mentimun mini,
dan kayu pohon. Rantai terpanjang yang dimiliki mencapai 5 trofik, salah satunya yaitu
rantai Rumput Jangkrik Cicak Kadal Dekomposer. Jumlah rantai 5 trofik
yang diamati diketahui mencapai 7 rantai.
Sedangkan rantai dentritus adalah mata rantai yang dimulai dari sisa sisa
organisme lain menuju konsumen konsumen berikutnya. Dalam pengamatan ini, didapat
1 rantai dentritus di ekosistem padang rumput, yaitu Serasah Daun Semut Cicak
Kadal Dekomposer. Hadirnya berbagai tipe tipe dalam rantai makanan ini
menunjukkan bukti bahwa jaring jaring makanan benar benar tersusun atas rantai yang
tersebar di ekosistem. Jaring jaring makanan memberi gambaran bahwa siklus makan dan
dimakan tidak akan selalu berhenti apabila suatu tingkatan trofik menghilang, karena di
dalam ekosistem tersebut terdiri dari berbagai macam rantai yang saling berhubungan dan
menopang satu sama lain. Contohnya apabila belalang menghilang di ekosistem, cicak
masih dapat bertahan hidup karena dia tidak hanya mengandalkan belalang sebagai
sumber makanannya. Cicak masih bisa mendapatkan makanan dari jangkrik, nyamuk,
dan serangga lainnya yang berada di ekosistem tersebut.
26
Gambar 4.2.3 Piramida makanan pada ekosistem padang rumput.
Bentuk piramida memiliki dasar yang kuat dan kokoh, yang kemudian akan
semakin mengerucut ketika berada di tingkatan paling atas. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkatan trofik yang paling bawah memiliki populasi dan jumlah biomassa paling
banyak dibandingkan dengan tingkatan di atasnya. Jumlah produsen akan selalu lebih
banyak daripada konsumen I, konsumen I akan selalu lebih banyak daripada konsumen
II, dan seterusnya. Apabila salah satu tingkatan tingkatan trofik bawah memiliki jumlah
yang lebih sedikit daripada yang di atasnya, besar kemungkinan piramida dalam
ekosistem tersebut menjadi tidak seimbang dan akan runtuh dengan sendirinya. Konsep
piramida makanan biasanya hanya melibatkan produsen dan konsumen saja, dekomposer
ditempatkan di luar piramida karena perannya yang bisa langsung mendaur ulang
komponen komponen yang ada di dalam piramida.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengertian aliran energi adalah rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu
ke bentuk energi yang lainnya. Salah satu bentuk perpindahan energi dalam ekosistem
adalah rantai makanan. Rantai makanan adalah proses makan dan dimakan yang terjadi
pada makhluk hidup secara linier untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Rantai
makanan juga bisa diartikan sebagai tingkatan atau urutan makan dan dimakan antara
27
makhluk hidup. Rantai makanan biasa berawal dari Produsen Konsumen I
Konsumen II Konsumen III Dekomposer. Rantai makanan tidak hanya terjadi
dalam 1 jalur, melainkan berbagai jalur yang melibatkan seluruh komponen ekosistem.
Peristiwa ini dinamakan dengan jaring jaring makanan. Jaring jaring makanan memberi
gambaran bahwa siklus makan dan dimakan tidak akan selalu berhenti apabila suatu
tingkatan trofik menghilang, karena di dalam ekosistem tersebut terdiri dari berbagai
macam rantai yang saling berhubungan dan menopang satu sama lain. Tingkatan trofik
memiliki penggambaran tersendiri mengenai perbandingan jumlah komposisi biomassa
dan energi. Penggambaran ini dilakukan dengan pembuatan piramida makanan yang
menunjukkan perbedaan populasi dari masing masing komponen ekosistem. Tingkatan
trofik yang paling bawah memiliki populasi dan jumlah biomassa paling banyak
dibandingkan dengan tingkatan di atasnya. Jumlah produsen akan selalu lebih banyak
daripada konsumen I, konsumen I akan selalu lebih banyak daripada konsumen II, dan
seterusnya. Apabila salah satu tingkatan tingkatan trofik bawah memiliki jumlah yang
lebih sedikit daripada yang di atasnya, besar kemungkinan piramida dalam ekosistem
tersebut menjadi tidak seimbang dan akan runtuh dengan sendirinya.
5.2 SARAN
28