Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum Termodinamika I menyatakan bahwa energi dapat berubah dari satu


bentuk ke bentuk lainnya tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Sedangkan
Hukum Termodinamika II menyatakan bahwa ada sebagian energi yang hilang selama
terjadi transformasi energi (Utomo, dkk. 2012). Menurut (Maknun. 2017), energi adalah
segala sesuatu yang dapat melakukan pekerjaan (energi panas, energi potensial, energi
kimia). Namun menurut (Utomo 2015) energi diartikan sebagai sesuatu yang mempunyai
kemampuan untuk melakukan kerja.
Berdasarkan fungsi ekologi ekosistem terdiri dari 4 komponen, yakni produsen
konsumen pengurai, dan unsur abiotik. Produsen, konsumen dan pengurai disebut sebagai
"three functional kingdoms of nature", karena ketiga komponen tersebut dipisahkan
berdasarkan tipe nutrisi dan sumber energi yang digunakan (Utomo, dkk. 2018). Interaksi
timbal balik ini dengan sendirinya akan membentuk suatu sistem, kemudian kita kenal
sebagai sistem ekologi atau ekosistem (Utomo, 2017). Di dalam ekosistem terjadi rantai
makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia (Maknun 2017).
Berdasarkan pernyataan diatas, praktikum ini dimaksudkan untuk
memperkenalkan praktikan terhadap aliran energi dan materi dalam ekosistem Aliran
energi terjadi karena adanya rantai makanan Dengan mengetahui peran perilaku dan
fungsi unsur unsur dalam ekosistem, kita dapat membantu, menjaga, dan melestarikan
ekosistem yang berlimpah di negeri ini.

1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk menggambarkan aliran energi dan materi


dalam ekosistem melalui rantai makanan.

1.3 Manfaat Praktikum

Untuk mengetahui aliran energi dan materi yang terbentuk dalam ekosistem di
sekitar kita beserta hubungan timbal baliknya.

15
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aliran Energi Dalam Ekosistem

Aliran energi dalam ekosistem adalah proses perputaran energi dari matahari
sebagai sumber utama kehidupan, kemudian diambil oleh organisme autotrop
(tumbuhan=produsen), energi pindah lagi ke konsumen, lalu pengurai. Dalam proses
aliran energi dalam ekosistem dapat membentuk rantai makanan, jaring makanan
komplek dan perputaran semuanya komponen dikenal dengan siklus biogeokimia
(Reece,dkk. 2004).

2.2 Aliran Energi dan Daur Materi

Satu-satunya cara untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang dikerjakan


ekosistem itu sendiri ialah dengan menjaga perputaran energi serta nutrisi yang telah
diterima dari sumber luar, yakni cahaya matahari. Cahaya matahari ditangkap tumbuhan
dan dipakai guna pertumbuhannya. Peran cahaya dalam pengaruh pertumbuhan tanaman
ialah menjadi salah satu syarat mengalami fotosintesis. Dalam proses tersebut energi
matahari berubah bentuk energi kimia yang bisa dipakai heterotrof lewat rantai makanan
(Campbell. 2008).

2.3 Daur Materi

Daur materi merupakan siklus perubahan dan perpindahan materi yang terjadi
dalam suatu rantai makanan. Sumber materi utama adalah planet bumi. Materi (H 2O / air
dan CO2 / karbondioksida) yang diserap oleh tumbuhan akan diubah menjadi karbohidrat
melalui proses fotosintesis yang terjadi di daun dengan bantuan klorofil dan energi dari
matahari. Secara sederhana reaksinya adalah:

6 H2O + 6 CO2 -------> C6H12O6 + 6 O2

Secara berturut- turut materi tersebut akan berpindah dari makhluk hidup yang satu ke
makhluk yang lain dan suatu saat akan kembali ke bumi. Setelah mengalami berbagai

16
proses akan kembali menjadi air (H2O) dan CO2 yang dapat dimanfaatkan kembali oleh
tumbuhan hijau, selanjutnya akan memasuki tubuh organisme lain. Jadi materi memiliki
siklus, misalnya siklus Karbon atau daur karbon (Soemarwoto,dkk. 2004).

2.4 Sumber Energi

Sumber energi utama bagi kehidupan adalah cahaya matahari. Energi cahaya
matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen (organisme fotoautotropik)
yang diubah menjadi energi kimia tersimpan di dalam senyawa organik. Energi kimia
mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat tropik melalui jalur rantai
makanan. Energi kimia tersebut digunakan organisme untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Kemampuan organisme-organisme dalam ekosistem untuk menerima dan
menyimpan energi dinamakan produktivitas ekosistem (Beny, 2001).

17
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pelaksanaan Praktikum

a. Waktu Praktikum

Jum’at, 30 September 2021

b. Tempat Praktikum

Lantai III, Laboratorium Ekologi dan Biosistematika Hewan, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, universitas Mataram
3.2 Alat dan Bahan Praktikum

a. Alat-alat Praktikum

Nama Alat Fungsi


Alat Tulis Menulis dan mencatat data yang terdapat di lapangan
Ayakan Memisahkan bagian yang tidak diinginkan berdasarkan
ukurannya dari dalam pasir atau bubuk
Cangkul Mengangkat atau menggali tanah yang akan diamati
Hygrometer Mengukur tingkat kelembapan pada suatu tempat
Jaring Ayun Menangkap serangga atau hewan hewan kecil lainnya.
Lup Memperbesar objek yang akan diamati
Lux Meter Mengukur intensitas cahaya
PH Meter Mengukur kadar pH atau tingkat keasaman suatu benda.
Termometer Mengukur suhu lingkungan atau objek
Teropong Melihat dan memperjelas benda yang terletak sangat
jauh

b. Bahan-bahan Praktikum

18
Tali Rafia berfungsi Sebagai pembatas dalam penyusunan plot agar luas area yang
diamati lebih akurat.

3.3 Prosedur Kerja

a. Dipakailah data pada Tabel 4.1 (Acara 1) untuk menyusun rantai makanan,
jaring jaring makanan, dan piramida jumlah pada masing masing ekosistem

b. Dibuatlah laporan praktikum dengan membahas hal hal berikut:

- Apakah yang terjadi dalam peristiwa makan dan dimakan (rantai


makanan)?
- Berapakah jumlah mata rantai (panjang rantai makanan) yang paling
panjang
yang saudara dapatkan? Mengapa rantai makanan panjangnya terbatas?
- Pada ekosistem mana jumlah rantai makanan lebih banyak serta jaring
jaring
makanan yang lebih kompleks? Apa maknanya bagi masing masing
ekosistem tersebut?
- Apakah yang tergambar dari piramida jumlah masing masing ekosistem
yang saudara dapatkan? Apa maknanya bagi masing masing ekosistem?

19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Tabel 4.1.1 Produsen pada ekosistem padang rumput

Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah


Anthurium Tusuk Dorstenia elata 6
Konde
Api Costus Costus specious 10
Balsam Poplar Populus balsamifera 2
Daun Asam Oxalis dillenii 20
Kecil/Semanggi
Fournwort Berbulu Tetramerium nervosum 17
Jotang Kuda Synedrella nodiflora 5
Keladi Tikus Typhonium flagelliforme 1

20
Ketapang Terminalia catappa 1
Magenta Peristrophe bivalvis 3
Maman Lanang Cleome rutidosperma 10
Mentimun Mini Melothria pendula 62
Mint Coklat Mentha spicata 5
Morning Glory Putih Ipomoe lacunose 1
Oregano Oregano vulgare 20
Pegagan Centella asiatica 72
Pohon Akasia Acasia. Sp 2
Rumput Gajah Paitan Axonopus compresssus 950
Rumput Israel Asystasia gangetica 20
Rumput Nimblewill Muhlenbergia schereberi 50
Rumput Peking Agrostis stolonifera 30
Rumput Ranggitan Cyathula prostrata 3
Rumput Teki Carex sylvativa 420
Sambiloto Andrographis paniculata 10
Stephania Stephania venosa 13
Sisik Betok Desmodium triflorum 6
Talas Colocasia esculenta 25
Tanaman Galing Cayratia trifolia 7
Teki Ladang/Ilalang Cyperus rotundus 90
Kecil
Virginia Creeper Parthenocissus 3
quinquefolia

Tabel 4.1.2 Konsumen pada ekosistem padang rumput.

Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah


Belalang Batu Asiotmethis limbatus 1
Belalang Kayu Valanga nigricornis 6

21
Burung Gereja Passer montanus 4
Burung Walet Collocalia vestila 4
Cicak Kayu Hemidactylus frenatus 1
Gonggok Lawa Harpaphe haydeniana 1
Jangkrik Rumah Acheta domesticus 6
Kadal Pohon Hijau Dasia olivacea 1
Kaki Seribu Trigoniulus corallinus 1
Kepik Hemiptera sp. 5
Kumbang Coleoptera sp. 4
Kupu kupu Putih Pieris rapae 3
Laba laba Pertapa Loxosceles reclusa 5
Coklat
Laba laba Rumput Agelenopsis 26
pennsylvanica
Laba laba Serigala Lycosidae 5
Lalat Buah Bactrocera carambolae 13
Lalat Rumah Musca domestica 2
Ngengat Tawon Amata huebneri 1
Nyamuk Kebon Aedes albopictus 24
Rayap Kayu Coptotermes gestroi 150
Semut Hitam Kebon Lasius niger 300
Semut Hitam Kecil Monomorium minimum 233
Semut Merah Oecophylla smaragdina 450
Besar/Semut Rangrang
Semut Merah Monomorium pharaonis 125
Kecil/Semut Firaun
Tonggeret Cicadidae 1
Undur Undur Dendroleon pantheormis 25

22
Tabel 4.1.3 Dekomposer pada ekosistem padang rumput.

Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah


Cacing Tanah Lumbricus rubelus 21
Jamur Conecap Conocybe apala 11
Jamur Xanthoparmelia sp. 106
Kerak/Linchen
Jamur Kincir Polyporus arcularis 16
Kecoa Amerika Periplaneta americana 1

Tabel 4.1.4 Hasil pengukuran komponen abiotik pada ekosistem hutan/padang rumput

4.2 Pembahasan

4.2.1 Rantai Makanan


Nama Komponen Abiotik Hasil Pengukuran/Pengamatan
Rantai
Intensitas Cahaya 6100 Lux
makanan 
Kelembapan Udara 60%
merup akan
Suhu Udara 29°c
proses makan dan
dimakan yang terjadi pada makhluk hidup secara linier untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Rantai makanan juga bisa diartikan sebagai tingkatan atau urutan
makan dan dimakan antara makhluk hidup. Dalam pengamatan ini setidaknya ditemukan
9 rantai makanan, salah satu yang terpanjang dapat dilihat pada Gambar 4.2.1

23
Gambar 4.2.1 Rantai makanan pada ekosistem padang rumput.

Rantai makanan selalu berawal dari produsen, produsen adalah makhluk hidup
yang dapat membuat makanannya sendiri, dengan kata lain, organisme yang dapat
melakukannya tak lain ialah tumbuhan. Produsen menempati trofik paling bawah karena
mereka berperan sebagai penyedia makanan bagi trofik di atas mereka, maka dari itu
populasi mereka sangat banyak dan mudah dijumpai. Contohnya disini ialah kayu pohon
yang menempati posisi sebagai produsen. Kayu pohon menyediakan nutrisi dan sumber
makanan bagi trofik trofik yang diatasnya. Hadirnya kayu pohon menjadi kunci
terjadinya rantai makanan di ekosistem padang rumput ini.
Kemudian terdapat konsumen I yaitu rayap. Sumber makanan rayap
semuanya berasal dari kayu yang juga menjadi tempat tinggal mereka. Walaupun jumlah
rayap jauh lebih banyak dari kayu itu sendiri (hanya 1), tetapi nutrisi yang diberikan 1
kayu tersebut mampu memberi makan seluruh koloni rayap di dalamnya. Sehingga rasio
perbandingan jumlah kayu tetap lebih banyak daripada rayap yang memakannya.
Konsumen II ditempati oleh cicak. Cicak memangsa rayap yang merupakan konsumen I.
Kehadiran cicak tidak hanya sekedar untuk memakan rayap, tetapi juga mengontrol
populasi koloni rayap tersebut. Apabila cicak dihilangkan, maka populasi rayap akan
meledak dan tidak terkendali sehingga menjadikannya hama terhadap bangunan.
Kemudian terdapat konsumen III yang ditempati oleh kadal. Konsumen III disini
menempati posisi paling atas. Karena berada di trofik paling tinggi, dapat dikatakan
bahwa kadal merupakan predator puncak dalam ekosistem ini. Kadal menyeimbangkan
populasi dengan memakan cicak agar rayap tidak punah. Walaupun berperan sebagai
predator puncak, jumlah kadal tidak sebanyak cicak maupun rayap sehingga
keseimbangan ekosistem tetap terjaga.
Terakhir terdapat dekomposer. Dekomposer adalah organisme yang memakan
organisme mati dan produk-produk limbah dari organisme lain. Dengan hadirnya

24
dekomposer seperti cacing dan jamur, dapat membantu siklus nutrisi kembali ke
ekosistem lainnya. Dekomposer membuat tanah kaya dengan menambahkan senyawa
organik dengan itu. Senyawa organik ini kemudian diserap oleh pohon yang merupakan
produsen, sehingga dekomposer merupakan komponen yang memutar kembali siklus
perpindahan energi dari konsumen ke produsen kembali. Pada dasarnya, struktur
terbentuknya rantai makanan merupakan sesuatu yang terbatas karena rantai makanan
hanya terdiri dari 1 aliran saja. Apabila aliran ini terputus, maka keseimbangan
komponen yang lain tidak bisa terjaga. Suatu ekosistem tidak akan bisa berjalan dengan
hanya mengandalkan 1 aliran rantai makanan saja, untuk itu diperlukan peran peran aliran
rantai makanan lain sehingga dapat membentuk apa yang disebut jaring jaring makanan.

4.2.2 Jaring Jaring Makanan


Jaring-jaring makanan adalah sebuah proses makan memakan yang terdiri atas
beberapa rantai makanan. Dalam pengamatan ini terdapat jaring jaring makanan yang
terbentuk dari 9 rantai makanan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2.2

Gambar 4.2.2 Jaring jaring makanan pada ekosistem padang rumput.


Berdasarkan jaring jaring makanan yang sudah disusun, terdapat dua tipe
rantai makanan di dalamnya, yaitu rantai perumput dan rantai dentritus. Rantai perumput
adalah mata rantai yang dimulai dari produsen (tumbuhan) dan diteruskan ke konsumen

25
pertama, kedua, dan seterusnya. Hasil pengamatan yang sudah dilakukan menunjukkan
terdapat 8 rantai perumput yang produsennya berasal dari rumput, bunga mentimun mini,
dan kayu pohon. Rantai terpanjang yang dimiliki mencapai 5 trofik, salah satunya yaitu
rantai Rumput  Jangkrik  Cicak  Kadal  Dekomposer. Jumlah rantai 5 trofik
yang diamati diketahui mencapai 7 rantai.
Sedangkan rantai dentritus adalah mata rantai yang dimulai dari sisa sisa
organisme lain menuju konsumen konsumen berikutnya. Dalam pengamatan ini, didapat
1 rantai dentritus di ekosistem padang rumput, yaitu Serasah Daun  Semut  Cicak 
Kadal  Dekomposer. Hadirnya berbagai tipe tipe dalam rantai makanan ini
menunjukkan bukti bahwa jaring jaring makanan benar benar tersusun atas rantai yang
tersebar di ekosistem. Jaring jaring makanan memberi gambaran bahwa siklus makan dan
dimakan tidak akan selalu berhenti apabila suatu tingkatan trofik menghilang, karena di
dalam ekosistem tersebut terdiri dari berbagai macam rantai yang saling berhubungan dan
menopang satu sama lain. Contohnya apabila belalang menghilang di ekosistem, cicak
masih dapat bertahan hidup karena dia tidak hanya mengandalkan belalang sebagai
sumber makanannya. Cicak masih bisa mendapatkan makanan dari jangkrik, nyamuk,
dan serangga lainnya yang berada di ekosistem tersebut.

4.2.3 Piramida Makanan


Piramida makanan adalah piramida yang menggambarkan perbandingan
komposisi jumlah biomassa dan energi dari produsen sampai konsumen puncak dalam
suatu ekosistem. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 4.2.3

26
Gambar 4.2.3 Piramida makanan pada ekosistem padang rumput.

Bentuk piramida memiliki dasar yang kuat dan kokoh, yang kemudian akan
semakin mengerucut ketika berada di tingkatan paling atas. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkatan trofik yang paling bawah memiliki populasi dan jumlah biomassa paling
banyak dibandingkan dengan tingkatan di atasnya. Jumlah produsen akan selalu lebih
banyak daripada konsumen I, konsumen I akan selalu lebih banyak daripada konsumen
II, dan seterusnya. Apabila salah satu tingkatan tingkatan trofik bawah memiliki jumlah
yang lebih sedikit daripada yang di atasnya, besar kemungkinan piramida dalam
ekosistem tersebut menjadi tidak seimbang dan akan runtuh dengan sendirinya. Konsep
piramida makanan biasanya hanya melibatkan produsen dan konsumen saja, dekomposer
ditempatkan di luar piramida karena perannya yang bisa langsung mendaur ulang
komponen komponen yang ada di dalam piramida.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengertian aliran energi adalah rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu
ke bentuk energi yang lainnya. Salah satu bentuk perpindahan energi dalam ekosistem
adalah rantai makanan. Rantai makanan adalah proses makan dan dimakan yang terjadi
pada makhluk hidup secara linier untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Rantai
makanan juga bisa diartikan sebagai tingkatan atau urutan makan dan dimakan antara
27
makhluk hidup. Rantai makanan biasa berawal dari Produsen  Konsumen I 
Konsumen II  Konsumen III  Dekomposer. Rantai makanan tidak hanya terjadi
dalam 1 jalur, melainkan berbagai jalur yang melibatkan seluruh komponen ekosistem.
Peristiwa ini dinamakan dengan jaring jaring makanan. Jaring jaring makanan memberi
gambaran bahwa siklus makan dan dimakan tidak akan selalu berhenti apabila suatu
tingkatan trofik menghilang, karena di dalam ekosistem tersebut terdiri dari berbagai
macam rantai yang saling berhubungan dan menopang satu sama lain. Tingkatan trofik
memiliki penggambaran tersendiri mengenai perbandingan jumlah komposisi biomassa
dan energi. Penggambaran ini dilakukan dengan pembuatan piramida makanan yang
menunjukkan perbedaan populasi dari masing masing komponen ekosistem. Tingkatan
trofik yang paling bawah memiliki populasi dan jumlah biomassa paling banyak
dibandingkan dengan tingkatan di atasnya. Jumlah produsen akan selalu lebih banyak
daripada konsumen I, konsumen I akan selalu lebih banyak daripada konsumen II, dan
seterusnya. Apabila salah satu tingkatan tingkatan trofik bawah memiliki jumlah yang
lebih sedikit daripada yang di atasnya, besar kemungkinan piramida dalam ekosistem
tersebut menjadi tidak seimbang dan akan runtuh dengan sendirinya.

5.2 SARAN

Saat pengamatan, praktikan diharapkan serius agar tidak terjadi kekeliruan.


Praktikan juga diharapkan memperhatikan arahan dari asisten masing-masing
agar tidak terjadi kesalahan.

28

Anda mungkin juga menyukai