KETENTUAN PIDANA
SANKSI PELANGGARAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT. Atas
segala limpahan rahmatnya sehingga buku ajar Ekosistem ini dapat kami
terbitkan. Buku ini kami hadirkan sebagai pendamping dan pendukung
kegiatan belajar peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar peserta
didik.
Kehadiran buku ini tidak lepas dari tekad kami untuk memberian
kontribusi nyata kepada dunia pendidikan Indonesia. Semoga dengan
kehadiran modul ini memberikan sumbangan yang nyata dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia dan mencetak peserta didik
yang cerdas, mandiri, memiliki etos kerja, kreatif, beriman, serta
berakhlak mulia.
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................i
HALAMAN SAMPUL...........................................................................ii
HALAMAN FRANCIS..........................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................v
PETA KONSEP......................................................................................vi
A. Ekologi.........................................................................................1
B. Jenis Ekosistem............................................................................4
C. Arus Energi..................................................................................7
D. Tingkat Trofik..............................................................................10
E. Daur Biogeokimia........................................................................14
RANGKUMAN......................................................................................24
UJI KOMPETENSI.................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................27
PETA KONSEP
EKOSISTEM
Daur Nitrogen
Cahaya
Jaring-Jaring
Produsen Air Makanan
Konsumen Suhu Daur Belerang
Dekomposer Topografi
Piramida
Daur Fosfor
Ekologi
Daur Air
Piramida Piramida Piramida
A. Ekologi
Kegiatan 1
B. Jenis Ekosistem
Ekosistem terbagi menjadi dua jenis yaitu ekosistem alami
dan buatan. Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk
tanpa adanya campur tangan manusia, komponen di dalamnya
lebih lengkap dan dapat memelihara dirinya sendiri tanpa bantuan
manusia. Ekosistem alami terdiri dari ekosistem akuatik dan
ekosistem terestial.
1. Ekosistem Akuatik (Perairan)
Berdaarkan salinitasnya, ekosistem akuatik dibedakan
menjadi ekosistem perairan air tawar dan ekosistem perairan air
laut.
a. Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan
lentik. Ekosistem air tawar lotik memiliki ciri airnya berarus.
Contohnya adalah sungai. Organisme yang hidup pada ekosistem
ini dapat menyesuaikan diri dengan arus air. Sedangkan
ekosistem air tawar lentik merupakan ekosistem dengan air
tergenang seperti kolam dan danau.
Sumber: gurugeografi.com
Gambar 1. Ekosistem
b.danau
Ekosistem Laut
Ciri-ciri ekosistem perairan laut antara lain, salinitas
tinggi terutama di daerah tripis dan iklim tidak berpengaruh.
Sumber: eskipaper.com
Gambar 2. Ekosistem laut
Aliran air laut
dipengaruhi oleh pola angin dan perpuratan bumi.
Berdasarkan kedalamanya ekosistem laut dipidahkan
menjadi daerah pasang surut, daerah litoral, daerah batial,
daerah abisal, dan daerah hadal.
2. Ekosistem Terestial (Daratan)
Ekosistem terestrial (darat) adalah suatu tipe ekosistem
yang sebagian besar lingkungan fisiknya berupa daratan.
Ekosistem terrestrial memiliki bagian daerah yang luas dengan
habitat dan komunitas tertentu, disebut bioma.
Sumber: vacaconines.com
Gambar Ekosistem savana
3. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Contoh ekosistem
buatan misalnya bendungan, hutan tanaman produksi seperti jati
dan pinus, agroekosistem berupa sawah tadah hujan, sawah
irigasi, perkebunan sawit, perkebunan kopi, serta pemukiman
seperti ekosistem kota dan desa.
Sumber: infosawit.com
Gambar Ekosistem perkebunan sawit
C. Arus Energi
Arus energi adalah perpindahan energi pada makhluk hidup
dari zat kimia yang terkandung dalam produsen yang
berfotosintesis baik secara langsung maupun tidak langsung. Energi
pertama kali diproduksi oleh produsen yang berasal dari tumbuhan
hijau dengan menggunakan energi dari sinar matahari dan diubah
dalam bentuk energi potensial. Energi potensial adalah energi yang
tersimpan dalam bentuk bahan kimia seperti protein, karbohidrat
dan lemak yang digunakan untuk melakukan kerja. Energi kinetik
adalah energi yang keluar dari organisme dalam bentuk energi
gerak.
Produksi primer merupakan pemasukan dan pemindahan
energi dari cahaya matahari menjadi energi kimia oleh produsen.
Produksi sekunder adalah penggunaan energi oleh binatang atau
mikroba. Dalam proses fotosintesis, tumbuhan tidak mengambil
semua energi dari cahaya matahari. Sebagian energi akan
digunakan untuk metabolismenya sendiri sedangkan sisanya akan
dilepaskan ke alam. Energi yang dibentuk dari metabolisme
tumbuhan akan ditransfer ke organisme autotrof dengan cara
mengkonsumsi tumbuhan hijau. Dengan kata lain, aliran energi
adalah perpindahan materi kimia dari produsen ke knsumen, dan
energi akan kembali ke alam setelah organisme mati.
Bentuk-bentuk energi yang berguna bagi organisme seperti
energi mekanik, energi kimia, energi radiasi, dan energi panas.
Energi di alam bebas tunduk kepada Hukum Termodinamika I dan
II.
Hukum Termodinamika I berbunyi “setiap terjadi perubahan
bentuk energi, pasti terdapat degradasi energi dari bentuk energi
yang terpusat menjadi bentuk energi yang terpencar, dan di dalam
proses transformasi energi selalu melepaskan panas dalam bentuk
energi yang tidak dapat digunakan”. Contohnya benda panas akan
menyebarkan energi panas ke lingkunganya tetapi dalam suhu yang
lebih rendah.
Konsep penting dalam energi adalah bahwa energi tidak
dapat dimusnahkan, tetapi dapat diubah menjadi bentuk energi lain.
Hal ini sesuai dengan bunyi Hukum Termodinamika II yaitu
“meskipun energi itu tidak pernah musnah dari alam tetapi sebagian
energi tersebut dapat berubah menjadi energi yang kurang
bermanfaat”.
Sumber: pinterst.com
Gambar Aliran energi
Sumber: pakpadi.co.ic.com
Gambar Rantai makanan perumput
Sumber: pmfias.com
Gambar Rantai makanan detritus
D. Tingkat Trofik
Sumber: pengertianku.com
Gambar 1 Piramida jumlah
2. Piramida Biomassa, dihitung berdasarkan pengukuran massa
individu dalam berat kering (gram/m2), makin ke atas
biomassa juga makin sedikit.
Sumber: pengertianku.com
Gambar Piramida biomassa
3. Piramida Energi, dihitung berdasarkan pada energi yang
dikeluarkan oleh individu (mg/m2/hari), makin ke atas
Sumber: pengertianku.com
Gambar Piramida energi
E. Daur Biogeokimia
Konsep Penting
Semua unsur kimia dapat beredar berulang-ulang melewati
ekosistem secara tidak terbatas. Unsur kimia tersebut beredar
melalui siklus tertentu, dari lingkungan ke organisme dan
sebaliknya. Peredaran unsur abiotik dari lingkungan melalui unsur
biotik dan kembali lagi ke lingkungan dikenal dengan siklus (daur)
biogeokimia.
Daur biogeokimia merupakan perpindahan unsur-unsur
kimia melalui makhluk hidup dan lingkungan abiotik. Dalam daur
biogeokimia dikenal ada dua macam daur yaitu daur edafik dan
daur atmosferik. Daur edafik adalah daur yang unsur kimia pada
daur tersebut tidak pernah membentuk gas di udara. Daur
atmosferik adalah daur yang unsur kimia pada daur tersebut
mengalami fase berbentuk gas di udara.
Daur biogekimia berfungsi untuk mengatur keseimbangan
ekosistem. Artinya, keseimbangan ekosistem bergantung pada
pengulangan yang terjadi secara berputar pada unsur-unsur kimia
tertentu. Unsur-unsur kimia yang dapat mengalami daur
biogeokimia meliputi karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur
serta fosfor.
1. Daur Karbon
Siklus karbon dimulai dari karbon yang ada di atmosfer
bumi berpindah melalui tumbuhan hijau (produsen), konsumen
dan organisme pengurai, kemudian kembali ke atmosfer. Di
atmosfer, karbon terikat dalam bentuk karbondioksida (CO2).
Karbondioksida diubah menjadi karbon organik melalui proses
fotosintesis.
Unsur C (karbon) diserap tumbuhan dalam bentuk CO2.
tumbuhan tidak dapat menyerap unsur C dalam bentuk gula atau
zat tepung. Sebaliknya, hewan hanya dapat memanfaatkan karbon
dalam bentuk persenyawaan organic. Unsur C dan O selalu
Sumber: Moriforent.blogspot.com
Gambar 6 Daur Nitrogen
Nitrat (NO3) kemudian akan diserap oleh akar tanaman,
tahap ini disebut asimilisi. Selanjuntya nitoen akan diasimilasi
menjadi protein tanaman, kemudian akan dimakan oleh herbivora
dan oleh metabolisme tubuhnya akan diubah menjadi protein
hewani. Penguraian protein pada bahan organik yang
terdekomoposisi menjadi asam amino dan amonia disebut
amonifikasi. Organisme yang melakukan aktofitas amonifikasi
adalah golongan cendawan pelapuk dan bakteri.
Pengikatan nitrogen secara kimiawi memalui proses
pengikatan elektrokimia yang memerlukan energi halilintar .
Halilintar melalui udara memberikan energi yang cukup untuk
menyatukan nitrogen dan oksigen sehingga terbentuk nitrogen
dioksida (NO2) yang bereaksi oleh air membentuk asam nitrat.
Sebagian ion asam nitrat akan diserap oleh akar tanaman,
sebagian asam nitrat akan mengalami denitrifikasi dan lainya
akan menumpuk di endapan
3. Daur Belerang
Belerang terdapat di atmosfer dalam bentuk gas SO2 yang
dibentuk selama ada aktivitas vulkanis dan pembakaran bahan
bakar fosil. Belerang juga terdapat dalam bentuk gas H2S yang
terbentuk akibat proses pembusukan bahan organik atau
pembusukan dalam tanah dan air. Unsur belerang tersedia bagi
tumbuhan dalam bentuk anion sulfat (SO42-) di tanah Di dalam
tanah belerang terdapat dalam bentuk sulfat, sulfida, dan belerang
anorganik.
Aktivitas vulkanis dan penggunaan bahan bakar fosil akan
melepaskan belerang ke atmosfer dalam bentuk gas SO 2. Gas SO2
di udara akan mengalami oksidasi membentuk gas sulfat (SO 4).
Dalam pembusukan bahan organik yang dilakukan oleh
organisme akan melepaskan belerang dalam bentuk H2S, baik ke
atmosfer maupun ke tanah. Organisme pengurai yang berperan
merombak protein dalam bahan organik dan melepaskan H 2S
adalah Aspergillus sp., Neurospora sp., Escherichia sp., dan
Proteus sp. Organisme yang berperan merombak karbohidrat
dalam bahan organik adalah Vibrio desulphuricans, Aerobacter
dan Desulphovibrio.
Gas H2S akan mengalami oksidasi di atmosfer
membentuk gas sulfat SO4. Gas sulfat akan kembali memasuki
tanah bersama dengan prestipasi (curah hujan), oleh karena itu
bila kandungan gas sulfat di udara sangat banyak, maka prestipasi
yang dihasilkan akan sangat asam dan disebut hujan asam.
Gas H2S di dalam tanah akan mengalami reduksi
menghasilkan elemen sulfur (S) yang kemudian akan mengalami
oksidasi oleh bakteri Thiobacillus denitrificans dan Thiobacillus
thiooxidans menghasilkan SO4, kemudian SO4 di dalam tanah
akan tereduksi kembali menjadi H2S oleh bakteri Thiobacillus
thioparus.
4. Daur Fosfor
Secara alami, keberadaan fosfor di alam berasal dari
pelapukan batuan mineral atau batuan fosfat dan sebagian dari
pelapukan bahan organik. Selain dari batu-batuan, sumber deposit
fosfat dalam jumlah banyak juga bersumber dari kotoran maupun
tulang-tulang hewan, misalnya ikan laut, dan burung-burung
merupakan hewan yang ikut bertanggung jawab terhadap
terbentuknya deposit fosfat.
Meskipun sumber fosfor di alam cukup banyak, tetapi
tumbuhan masih dapat mengalami kekurangan fosfor karena
sebagian besar fosfor terikat secara kimia oleh unsur lainya yang
sukar larut dalam air, sehingga diperkirakan hanya 1% fosfor
yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Fosfor yang dapat
Sumber: Geografiku.wordpress.com
Gambar Daur Fosfor
dimanfaatkan oleh tumbuhan jauh lebih rendah dari nitrogen.
Rasio fosfor terhadap nitrogen di dalam air alam adalah 1 : 23,
sehingga fosfor sering menjadi faktor pembatas bagi tumbuhan
dan organisme lainya. Pemberian pupuk fosfat dalam pertanian
dilakukan agar unsur fosfat tidak menjadi faktor pembatas bagi
pertumbuhan tumbuhan. Pada penggunaan pupuk fosfor terjadi
pengembalian unsur fosfor ke tanah dan kegiatan tersebut
termasuk ke siklus fosfor
Keberadaan hutan menjadi bagian penting dalam mata
rantai siklus fosfor. Fosfor terdapat diseluruh sel tumbuhan yang
berfungsi membentuk asam nukleat, menyimpan dan
memindahkan energi serta bagian penting dalam protoplasma..
RANGKUMAN
UJI KOMPETENSI
Prof. Dr. Ir. Zoer’aini Djamal Irwan, M.Si. 2007. Prinsip Prinsip Ekologi
Ekosistem. Lingkungan dan pelestariannya. PT Bumi Aksara :
Jakarta.