Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PERCOBAAN VII
RESPIRASI

OLEH :
NAMA : ASADDUL IZZAN
STAMBUK : F1D1 18 009
KELOMPOK : IV
ASISTEN PEMBIMBING : ANDRI RIFALDI

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ciri-ciri makhluk hidup salah satunya adalah bernapas (respirasi). Sistem

pernapasan merupakan suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dan

karbondioksida (CO2) pada makhluk hidup. Tumbuhan berbiji seperti kacang

hijau, oksigen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses

perkecambahan. Oksigen berperan pada proses respirasi, dimana respirasi

tanaman merupakan proses perombakan gula (karbohidrat) hasil fotosintesis

menjadi ATP sebagai sumber energi utama untuk melakukan aktivitas

absorpsi, transpirasi, transportasi, pembelahan sel, pembungaan maupun

fotosintesis.

Tumbuhan melakukan proses respirasi untuk kegiatan pembongkaran

atau pembakaran suatu zat sumber energi di dalam tubuh untuk mendapatkan

energi. Zat makanan yang mengandung sumber tenaga paling utama adalah

karbohidrat. Tumbuhan sangat penting melakukan proses respirasi karena

untuk mempertahankan kehidupannya dengan menyediakan energi. Energi-

energi tersebut terbentuk dari energi kimia yang terbentuk dalam suatu

molekul organik yang sudah disintesis pada proses fotosintesis. Tumbuhan

berfotositesis maka glukosa sedang diproduksi yang nantinya akan digunakan

oleh sel tumbuhan untuk melakukan respirasi selular. Tumbuhan memiliki alat

respirasi diantaranya yaitu stomata, lenti sel,dan ujung akar.

Fungsi utama respirasi adalah dalam rangka memproduksi energi

melalui metabolisme aerobik dalam hal tersebut terkait dengan konsumsi


oksigen. Kurangnya ketersediaan oksigen akan memperlambat laju respirasi

sehingga dapat menghambat perkecambahan pada biji. Gula cadangan yang

terlarut (glukosa, fruktosa, sukrosa), lemak, protein, dan asam organik dapat

berfungsi sebagai substrat respirasi. Glukosa merupakan substrat respirasi

utama di dalam sel tumbuhan. Berdasarkan uaraian di atas, maka dilakukan

praktikum respirai.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana mengukur

kecepatan respirasi tumbuhan?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui cara mengukur

kecepatan respirasi tumbuhan.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah dapat mengetahui cara mengukur

kecepatan respirasi tumbuhan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Respirasi

Respirasi berasal dari kata latin respirare, yang secara harfiah berarti

bernapas. Sel yang aktif terus menerus melakukan respirasi. Respirasi bukan

hanya sekedar pertukaran gas, tetapi merupakan reaksi oksidasi-reduksi yaitu

senyawa (substrat respirasi) dioksidasi menjadi CO2, sedangkan O2 yang

diserap direduksi membentuk H2O. Respirasi adalah suatu proses biologis,

yaitu oksigen diserap untuk digunakan pada proses pembakaran (oksidatif)

yang menghasilkan energi diikuti oleh pengeluaran sisa pembakaran berupa

gas karbondioksida dan air. Substrat yang paling banyak diperlukan tanaman

untuk proses respirasi dalam jaringan tanaman adalah karbohidrat dan asam-

asam organik bila dibandingkan dengan lemak dan protein (Wiraatmaja,

2016).

B. Tahapan Proses Respirasi

Proses respirasi melalui beberapa tahapan, yaitu 1. Glikolisis merupakan

peristiwa penguraian glukosa (suatu senyawa dengan 6 atom karbon) menjadi

dua asam piruvat (suatu senyawa dengan 3 atom karbon). 2. Pembentukan

asetil koenzim A dimana molekul glukosa dioksidasi menjadi 2 gugus asetil

dan 2 molekul Co2. Hydrogen yang dilepaskan mereduksi NAD + menjadi

NADH, 3. siklus krebs atau siklus asam sitrat dimana pirivat dirubah menjadi

asam laktat, etanol, dan sebagian asetat, 4. Transpor elektron dimana molekul

hasil siklus krebs tersebut mengalami rangkaian reaksi oksidasi reduksi


(Redoks) yang terjadi secara berantai dengan melibatkan beberapa zat

perantara masuk menghasilkan ATP dan H2O (Wahyuni, 2013).

Proses respirasi dapat berjalan dengan baik karena adanya enzim sebagai

kalisator. Enzym yang memegang peranan ialah enzym dehidrogenase yang

merupakan golongan terbesar dari enzym oksidoreduktase. Enzym

dehidrogenase berfungsi sebagai katalisator oksidasi substrat dengan

memindahkan elektron melalu ETS. Enzym dehidrogenase yang berperan di

dalam sistem ETS terdapat pada membran sel mikrobia atau pada mikrosoma

dan mitochondria sel eukaryotik dan disebut enzym NADH dehidrogenase,

suksinat dehidrogenase dan cytochrom (Novitasari, 2017).

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Respirasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi suatu organisme

antara lain: umur atau usia organisme tersebut, bobot dari kegiatan yang

dilakukan, ukuran organisme itu sendiri, keadaan lingkungan sekitar, serta

cahaya juga mempengaruhi rata-rata pernapasan. Kadar oksigen dan

karbondioksida juga sangat mempengaruhi, dimana O2 sangat dibutuhkan

dalam siklus kreb sebagai penerima electron. Ketersediaan garam-garam

organik juga sangat dibutuhkan karena berguna untuk transpirasi jaringan

tumbuhan untuk diransfer dari air ke larutan garam-garaman tersebut (Solikah,

2018).
D. Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)

Tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) berbatang tegak dengan

ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya.

Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu.

Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang cokelat muda.

Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Daun

berbentuk lonjong dengan bagian ujung runcing. Warna daunnya hijau muda

sampai hijau tua. Bunga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu berwarna

kuning pucat atau kehijauan tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta

batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Bunganya termasuk jenis hemaprodit

atau berkelamin sempurna. Polong menyebar dan menggantung berbentuk

silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Polong

berwarna hijau sewaktu muda dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat.

Polong berisi 10-15 biji. Polong menjadi tua sampai 60-120 hari setelah tanam

(Fadjryani, 2016).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari dan bertempat di Laboratorium

BiologiUnit Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universutas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaan


No. Nama Kegunaan
Bahan
1 2 3
1. Kecambah Sebagai objek pengamatan
kacang hijau
(Phaseolus
vulgaris)
2. Aluminium Sebagai penutup Erlenmeyer
foil
3. Lilin Sebagai penguji CO2 yang dihasilkan pada
saat respirasi
4. Gabus Sebagai penyangga lilin

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Erlenmeyer Sebagai wadah penyimpanan kecambah
2. Stopwatch Untuk wadah sampel
3. Korek api Untuk menyalakan lilin
4. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
5. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil
pengamatan
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan dua buah Erlenmeyer, Erlenmeyer I tanpa menggunakan

kecambah ditutup dengan aluminium foil selama 30 menit.

2. Memasukkan sejumlah kecambah kacang hijau (Phaseolus vulgaris) ke

dalam Erlenmeyer II, kemudian ditutup dengan menggunakan aluminium

foil selama 30 menit.

3.  Setelah 30 menit, memasukkan lilin yang masih menyala dengan posisi

terbalik pada kedua Erlenmeyer secara bersamaan.

4.  Membandingkan proses yang terjadi pada kedua lilin tersebut pada masing-

masing Erlenmeyer dan dilihat mana lilin yang paling cepat mati di natara

kedua Erlenmeyer tersebut.

5.  Mencatat dan mendokumentasikan hasil pengamatan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada prakikum ini dpat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengamatan respirasi kacang hijau


No. Massa (gr) Perpindahan (cm)

2 menit 4 menit 6 menit


1 2 1 cm 2 cm 3.2 cm
2 4 1.9 cm 3.1 cm 3.8 cm
3 6 2 cm 3.2 cm 4 cm
4 8 2.8 cm 3.5 cm 5.9 cm
5 10 3.5 cm 5 cm 6.5 cm

B. Pembahasan

Respirasi adalah suatu proses pengambilan oksigen (O2) untuk memecah

senyawa-senyawa organik menjadi karbondioksida (CO2), air (H2O) dan

energi. Respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat

dioksidasi menjadi karbondioksida (CO2) sedangkan oksigen (O2) yang

diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi air (H2O). Substrat

respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi,

atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif

banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi karbondioksida (CO 2)

dan air (H2O).

Pengamatan respirasi dilakukan dengan menggunakan kecambah kacang

hijau (Phaseolus radiatus L.). Alasan mengapa bahan yang digunakan adalah

kecambah kacang hijau, karena tumbuhan ini merupakan suatu organisme

yang walaupun ia masih belum berkembang dengan sempurna tetapi sudah


bisa melakukan pernapasan, hal ini terbukti dari hasil percobaan yang telah

diamati dimana kecambah kacang hijau sebagai bahan percobaan mampu

melakukan respirasi. Hal ini sesuai dengan Anggrahini (2009) yang

menyatakan bahwa kacang hijau yang baru berkecambah belum banyak

melakukan fotosintesis sehingga lebih banyak melakukan respirasi untuk

membakar makanan yang terdapat pada endosperma. kecambah melakukan

pernapasan untuk mendapatkan energi yang dilakukan dengan melibatkan gas

oksigen (O2) sebagai bahan yang diserap/diperlukan dan menghasilkan gas

karbondioksida (CO2), air (H2O) dan sejumlah energi.

Proses respirasi pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan energi yang

digunakan dalam metabolisme dan proses pertumbuhan serta perkembangan

untuk menjadi sebuah tanaman dewasa. Tanaman yang semakin besar, maka

makin besar pula kebutuhannya akan energi sehingga dalam respirasinya

memerlukan oksigen yang banyak pula. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Haryanti & Budihastuti (2015) bahwa semakin besar ukuran dan massa

organisme berbanding lurus dengan kebutuhan oksigen untuk respirasi.

Banyaknya jumlah polpulasi tumbuhan dalam suatu lingkungan juga turut

mempengarui proses respirasinya, seperti pada hasil pengamatan yang

diproleh bahwa semakin banyak kecambah kacang hijau maka semakin cepat

pula proses respirasi yang terjadi.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini adalah untuk mengukur

kecepatan respirasi pada tumbuhan dapat dilakukan dengan memasukkan

tumbuhan seperti kecabah kacang hijau ke dalam suatu wadah, kemudian

amatilah uap air yang muncul, jika terdapat uap air itu artinya kecambah

kacang hijau sedang melakukan respirasi.

B. Saran

Saran yang dapat saya ajukan dalam praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk laboratorium agar peralatan dalam praktikum lapangan dapat

dilengkapi.

2. Untuk asisten pembimbing agar dapat bekerja sama lebih baik lagi dengan

praktikan.

3. Untuk praktikan agar dapat melakukan praktikum dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Anggrahini, S., (2009), Pengaruh Lama Perkecambahan terhadap Kandungan


Tokoferol dan Senyawa Proksimat Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus L.), Jurmnal Agritech, 27(4): 15

Fadjryani, 2016, Rancangan Percobaan Pengamatan Berulang untuk Analisis


Pengaruh Interaksi Cahaya dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Perkecambahan Kacang Hijau, Jurnal Ilmiah Matematika
dan Terapan, 13(1): 83

Haryanti, S. dan Budihastuti, R., (2015), Morfoanatomi, Berat Basah Kotiledon


dan Ketebalan Daun Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus vulgaris L.)
pada Naungan yang Berbeda, Buletin Anatomi Dan Fisiologi dh Sellula,
23(1): 47-56.

Novitasari, R., 2017, Proses Respirasi Seluler pada Tumbuhan, Universitas


Ahmad Dahlan Yogyakarta, Yogyakarta.

Sholikah, N., Kurnia W.R. dan Setiyo, P., 2018, Pengembangan Respirometer
Sederhana dari Bahan Daur Ulang, Indonesian Journal of Natural Science
Education, 1(1): 45

Wahyuni, 2013, Diagnosis Tingkat Kesulitan Belajar Siswa terhadap Pokok


Bahasan Metabolisme Siswa Kelas XII IPA MA Syekh Yusuf Kabupaten
Gowa, Skripsi, UIN Alaudin Makassar, Makassar.

Wiraatmaja, I.W., 2016, Respirasi dan Fotoresiparasi, Universitas Udayana, Bali.

Anda mungkin juga menyukai