PERCOBAAN VI
SISTEM KARDIOVASKULAR
OLEH :
STAMBUK : F1D118009
KELOMPOK : I (SATU)
JURUSAN BIOLOGI
KENDARI
2020
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buah kelapa dapat dimanfaatkan menjadi bahan pangan atau bahan baku
industri, dimana akhir-akhir ini pemanfaatan buah kelapa sudah sangat bervariatif,
salah satunya yaitu daging buah kelapa dapat dimanfaatkan menjadi Virgin Coconut
Oil (VCO). Minyak kelapa murni atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil
produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening,
berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12
bulan.
VCO (Virgin Coconut Oil) adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa tua.
menggunakan zat kimia organik dan pelarut minyak. VCO mempunyai kadar air dan
kadar asam lemak bebas yang rendah, berbau harum, serta mempunyai daya simpan
yang cukup lama. VCO bila dibandingkan dengan minyak nabati lainnya seperti
minyak sawit, minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari, maka
VCO memiliki beberapa keunggulan yaitu kandungan asam laurat yang tinggi. Asam
laurat di dalam tubuh akan diubah menjadi monolaurin yaitu sebuah senyawa
Pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) salah satunya dapat dilakukan dengan
Enzim yang dimaksud adalah enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme, salah
secara fermentasi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana pembuatan VCO (Virgin
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui cara
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah dapat mengetahui cara
A. Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku
Arenan atau Arecace. Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna karena seluruh
bagian tanaman ini bermanfaat bagi kehidupan manusia. Daging kelapa merupakan
bagian terpenting dari kelapa yang mempunyai komposisi yang sangat baik sebagai
bahan pangan. Kelapa yang sudah tua mengandung kalori yang cukup tinggi dan air
yang cukup rendah dengan kandungan kalori sebesar 345 kal per 100 gram, yang
berasal dari minyak kurang lebih 33%. Kelapa yang sudah tua memiliki banyak
manfaat salah satunya diolah menjadi minyak dan diolah menjadi masakan. Berbeda
dengan kelapa tua berdasarkan hasil analisis kimia daging kelapa muda mengandung
kadar air yang cukup tinggi di atas 80% dan kadar lemak diatas 5% (Ningrum, 2019).
B. Minyak Kelapa
Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa, dimana
kandungan minyak pada daging buah kelapa tua sebanyak 34,7%. Minyak kelapa
digunakan sebagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng. Minyak kelapa
dapat diekstrak dari daging kelapa segar atau diekstrak dari daging kelapa yang telah
dikeringkan atau yang biasa disebut kopra. Pengolahan minyak kelapa dilakukan
dengan cara kering dan basah, dimana cara kering dilakukan dengan pengepresan
kopra yang biasa dilakukan di pabrik pengolahan minyak kelapa karena memerlukan
investasi yang cukup besar untuk pembelian alat dan mesin-mesin. Cara basah
dilakukan dengan membuat santan dari daging kelapa dan dipanaskan untuk
C. VCO
Minyak kelapa murni atau dalam bahasa ilmiah dikenal dengan virgin coconut
oil adalah minyak perawan yang berasal dari sari pati kelapa, diproses secara higienis
tanpa sentuhan api secara langsung dan bahan kimia tambahan. Warna minyak kelapa
murni jauh lebih bening seperti air mineral, kadar air dan asam lemak bebasnya kecil,
serta kandungan asam lauratnya tinggi. Minyak kelapa murni mengandung anti
oksidan bebas sehingga mampu menjaga kekebalan tubuh. VCO harus berwarna
jernih, dimana hal ini menandakan bahwa di dalamnya tidak tercampur oleh bahan
dan kotoran lain, sehingga apabila didalamnya masih terdapat kandungan air,
biasanya akan ada gumpalan berwarna putih sehingga keberadaan air ini akan
krim santan. Jika ikatan peptida tersebut terhidrolisis akan menyebabkan sistem
emulsi menjadi tidak stabil maka minyak dapat keluar dari sistem emulsi. Pemecahan
emulsi santan dapat terjadi dengan adanya enzim proteolitik. Enzim ini dapat
minyak kelapa dengan fermentasi, krim yang didapatkan dicampurkan dengan ragi
menghasilkan enzim protease dan lipase yang dapat menghidrolisis minyak dengan
karakteristik yaitu sel berbentuk silindris dengan ukuran 5-20 mikron lebih besar dari
bakteri, bereproduksi secara vegetatif dengan pertunanasan, dinding sel lebih kuat dari
bakteri, dapat hidup dalam keadaan aerob maupun anaerob, tidak melakukan
Praktikum ini dilaksanakan pada Hari Minggu, tanggal 06 Dovember 2020 pada
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
C. Alat Praktikum
D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
2. Menuang air kedalam baskom berisi parutan kelapa tua sambil melakukan peremasan
4. Menyimpan santan yang telah diperoleh di dalam wadah tertutup, diamkan selama 6-
12 jam.
5. Mengambili krim santan yang terbentuk pada bagian atas sedikit demi sedikit.
7. Melarutkan ragi roti dengan air dan kemudian dituang kedalam kantung plastik berisi
8. ikat dengan rapat kemudian diamkan selama 24 jam hingga terbentuk minyak VCO.
9. Mengambil minyak VCO yang telah terbentuk dengan menggunakan pipet, dengan
cara pipet ditusukkan pada bagian kantung plastik yang terdapat minyak VCO.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Krim
1 2. Skim
2
2. Setelah fermentasi
1.Lapisan Minyak
1 2.Lapisan Protein
2 (Blondo)
3.Lapisan Air
3
B. Pembahasan
Minyak kelapa murni atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO)
dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau
harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.
Pembuatan VCO dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya adalah
starter untuk proses pemecahan emulsi santan atau krim sehingga mendapatkan VCO
yang diinginkan.
menyiapkan daging buah kelapa segar, agar nantinya dapat diperoleh minyak kelapa
murni VCO, sebagaimana diungkapkan Salsabila (2016) bahwa minyak kelapa dapat
diekstrak dari daging kelapa segar atau diekstrak dari daging kelapa yang telah
dikeringkan atau yang biasa disebut kopra. Daging buah kelapa kemudian diparut dan
diperas agar nantinya dapat diperoleh santan kelapa yang berwarna putih susu, dimana
santan merupakan emulsi minyak dalam air yang distabilisasi secara alamiah oleh
protein (globulin dan albumin) dan fosfolipida. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Kumolontang (2015) bahwa coconut milk (santan kelapa) merupakan emulsi lemak
dalam air yang berwarna putih susu, mengandung protein serta zat-zat gizi lainnya.
Santan kelapa yang telah diperoleh kemudian disimpan di dalam wadah tertutup
untuk kemudian didiamkan selama 6-12 jam. Penyimpanan ini bertujuan untuk
memisahkan antara skim dan krim santan, karena yang akan diolah lebih lanjut adalah
krim santan. Krim santan merupakan bentuk emulsi minyak dalam air dengan protein
sebagai stabilisator emulsi yang membungkus minyak. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Edam (2019) bahwa di dalam sistem emulsi minyak air, protein
tersebut tidak dapat bergabung menjadi satu fase kontinyu. Butir-butir minyak dapat
bergabung menjadi satu fase kontinyu jika sistem emulsi dipecah dengan jalan
senyawa lebih sederhana, sehingga protein yang mengikat lemak (minyak) dari santan
kelapa akan rusak juga. Minyak kelapa ini kemudian akan bebas dari ikatan-ikatan
menjadi satu. Protein tersebut dikenal dengan nama blondo (tahi minyak), kemudian
dapat mengkonfersi krim santan menjadi VCO. Ngatemin (2019) menyatakan bahwa
asam akan menurunkan pH santan sampai mencapai titik isoelektrik protein sehingga
Ragi roti dilarutkan kedalam air baru kemudian dimasukkan kedalam krim
santan untuk kemudian didiamkan selama 24 jam. Fermentasi dalam waktu yang lama
akan sangat mempengaruhi kualitas VCO yang dihasilkan, dimana semakin lama
waktu fermentasi maka semakin baik pula kualitas VCO yang diperoleh. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Ngatemin (2013) bahwa optimasi lama fermentasi
VCO sangat mempengaruhi kualitas VCO, dimana lama fermentasi 20 jam dihasilkan
tingkat kesukaan mencapai 3,267, sedangkan lama fermentasi 5 jam dihasilkan tingkat
A. Kesimpulan
B. Saran
seputar praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, M.M., 2016, Uji Angka Kapang/Khamir (AKK) dan Angka Lempeng Total (ALT)
pada Jamu Gendong Temulawak di Pasar Tarumanegara Magelang, Skripsi, Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Edam, M., Nova, K. dan Judith, M., 2019, Metode Pemecahan Emulsi Krim Santan untuk
Produksi Konsentrat Protein Blondo, Jurnal Riset Teknologi Industri, 13(2): 174
Kumolontang, N., 2015, Pengaruh Penggunaan Santan Kelapa dan Lama Penyimpanan
terhadap Kualitas “Cookies Santang", Jurnal Penelitian Teknologi Industri, 7(2): 70
Ngatemina, Nurrahmana dan Joko, T.I., 2013, Pengaruh Lama Fermentasi pada Produksi
Minyak Kelapa Murni (Virgin Caconut Oil) terhadap Sifat Fisik, Kimi dan
Organoleptik, Jurnal Pangan dan Gizi, 4(8): 10
Ningrum, M.S., 2019, Pemanfaatan Tanaman Kelapa (Cocos nucifera) oleh Etnis Masyarakat
di Desa Kelambir dan Desa Kubah Sentang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang, Skripsi, Universitas Medan Area, Medan.
Pratiwi, R.T., 2018, Pengaruh Konsentrasi Starter Saccharomyces cerevisiae dan Waktu
Fermentasi Umbi Suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson) terhadap
Kadar Alkohol dan Uji Nyala Api (Flash Point) sederhana sebagai Bahan Bakar
Nabati (BBN), Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Rahmawatia, E. dan Nida, K., 2018, Pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) dengan Proses
Fermentasi dan Enzimatis, Journal of Food and Culinary, 1(1):2
Salsabila, M., 2016, Pembuatan Minyak Kelapa dengan Pengasaman (Jeruk Nipis) dan
Penetralan dengab NaHCO3 beserta Uji Kualitasnya, Skripsi, Universitas Negeri
Semarang.
Zulfadli, T., 2018, Kajian Sistem Pengolahan Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil)
dengan Metode Pemanasan, International Journal of Natural Sciences and
Engineering, 2(1): 35