Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

PENGAMATAN KAPANG DENGAN METODE SLIDE CULTURE

OLEH :

NAMA : ASADDUL IZZAN


STAMBUK : F1D118009
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN PEMBIMBING : FITRIYANTI ROBIYATUL ADZAWIYAH

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
Khamir merupakan jamur mikroskopis, eukariotik dan uniseluler, dimana ukuran sel

khamir pada umumnya lebih besar dibandingkan dengan sel bakteri. Khamir memiliki

dua mekanisme reproduksi yaitu reproduksi seksual dan aseksual. Semua khamir dapat

berkembang biak secara aseksual, tetapi tidak semua khamir dapat melakukan reproduksi

seksual (Emiliasari, 2015). Sehingga berdasarkan jenis perkembangbiakannya khamir

dapat dibagi menjadi tiga golongan besar yaitu Ascomycetous, Basidiomycetous dan

khamir imperfect. Khamir Ascomycetous melakukan perkembangbiakan seksual dengan

membentuk ascospore, khamir Basidiomycetous dengan membentuk basidiospore,

sedangkan khamir imperfect tidak melakukan perkembangbiakan seksual selama siklus

hidupnya (Alfian, 2018).

Khamir dikenal sebagai mikroorganisme yang mampu melakukan fermentasi

terhadap senyawa-senyawa tertentu sehingga sering digunakan dalam produk industri.

Khamir yang bersifat fermentatif dapat melakukan fermentasi ethanol yaitu memecah

gula menjadi ethanol dan gas. Disamping itu, terdapat juga khamir yanv bersifat oksidatif

(respirasi) yang akan menghasilkan karbon dioksida dan air. Penggunaan khamir pada

produk pangan telah banyak dilakukan dan salah satu satunya adalah sebagai agen

fermentasi. Begitupula penelitian tentang penggunaan khamir sebagai agen pemecah gula

(glukosa) menjadi ethanol telah banyak dikaji, namun demikian potensi khamir lokal

masih perlu dilakukan penelitian mendalam (Pratama, 2017).

Sifat khamir yang mikroskopis sehingga morfologinya harus diamati menggunaakan

mikroskop. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5

mikrometer sampai 20 mikrometer dan lebar 1-10 mikrometer. Bentuk sel khamir

bermacam-macam yaitu bulat, oval, silinder atau batang, segitiga melengkung, berbentuk

botol, bentuk apikulat atau lemon, membentuk pseudomiselium dan sebagainya. Sel

vegetatif yang berbentuk apikulat atau lemon merupakan karakteristik grup khamir yang
ditemukan pada tahap awal fermentasi alami buah-buahan dan bahan lain yang

mengandung gula, misalnya Hanseniaspora dan Kloeckera. Bentuk ogival adalah bentuk

memanjang di mana salah satu ujung bulat dan ujung yang lainnya runcing. Bentuk ini

merupakan karakteristik dari khamir yang disebut Brettanomyces. Khamir yang

berbentuk bulat misalnya Debaryomyces, berbentuk oval misalnya Saccharomyces, dan

yang berbentuk triangular misalnya Trygonopsis. Khamir tidak mempunyai flagela atau

organ lain untuk bergerak (Jumiyati, 2012).

Dengan bentuk dan struktur khamir yang begitu beragam sehingga perlu dilakukan

identifikasi untuk mengklasifikasikan setiap jenis khamir. Spesies fungi sebagian besar

(termasuk khamir) dideskripsikan secara konvensional berdasarkan morfologi. Salah satu

karakter morfologi adalah penampakan makroskopik koloni. Penampakan makroskopik

dapat diamati dari morfologi koloni, meliputi bentuk, tekstur, warna, permukaan, dan

elevasi. Sedangkan, karakter mikroskopik yang meliputi bentuk sel, tipe pertunasan,

ukuran sel, keberadaan miselium palsu atau sejati, dan tipe reproduksi seksual atau

aseksual (Suryaningsih, 2018).


DAFTAR PUSTAKA

Afrina, Abdillah, I.N. dan Cut, I.S., 2017, Gambaran Morfologi Candida albicans setelah
Terpapar Ekstrak Serai (Cymbopogon citratus) pada berbagai Konsentrasi, Jurnal
Cakradonya Dent, 9(2): 108

Alfian, A.R., 2018, Isolasi dan Identifikasi Khamir yang Berasosiasi dengan Bunga Apel
(Malus sylvestris Mill.) dan Potensinya dalam Fermentasi Karbohidrat, Skripsi,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Ashliha, I.N. dan Nur, H.A., Karakterisasi Khamir dari Pulau Poteran Madura, Jurnal Sains
dan Seni Pomits, 3(2): 51

Emiliasari, M., 2015, Uju Potensi Khamir yang diisolasi dari Kawasan Mangrove Pantai
Kenjeran Surabaya dalam Mendegradasi Selulosa, Skripsi, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya

Jiwintarum, Y., Rohmi dan I Dewa, P.M.P., 2016, Buah Naga (Hylocereus Polyrhizus)
sebagai Pewarna Alami untuk Pewarnaan Bakteri, Jurnal Kesehatan Prima, 10(2):
1732

Jumiyati, Siti, H.B. dan Ibnul, M., 2012, Isolasi dan Identifikasi Khamir secara Morfologi di
Tanah Kebun Wisata Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Biosaintifika, 4(1): 28

Mutiawati, V.K., 2016, Pemeriksaan Mikrobiologi pada Candida albicans, Jurnal


Kedokteran Syah Kuala, 16(1): 54,59

Pratama, A., Anita, F., Hartati, C. dan Trianing, T., 2017, Isolasi dan Screnning Yeast Isolat
Lokal dari Dendeng Sapi dan Ayam yang memiliki Potensi Fermentasi Glukosa,
Jurnal Ilmu Ternak, 17(1): 10

Suryaningsih, V., Rejeki, S.F. dan Endang, K., 2018, Karakteristik Morfologi, Biokimia dan
Molekuler Isolat Khamir IK-2 Hasil Isolasi dari Jus Buah Sirsak (Annona muricata
L.), Jurnal Biologi, 7(1): 19

Widiastutik, N. dan Nur, H.A., 2014, Isolasi dan Identifikasi Yeast dari Rhizosfer Rhizophora
mucronata Wonorejo, Jurnal Sains dan Seni Pomits, 3(1): 14

Anda mungkin juga menyukai