OLEH :
khamir pada umumnya lebih besar dibandingkan dengan sel bakteri. Khamir memiliki
dua mekanisme reproduksi yaitu reproduksi seksual dan aseksual. Semua khamir dapat
berkembang biak secara aseksual, tetapi tidak semua khamir dapat melakukan reproduksi
dapat dibagi menjadi tiga golongan besar yaitu Ascomycetous, Basidiomycetous dan
Khamir yang bersifat fermentatif dapat melakukan fermentasi ethanol yaitu memecah
gula menjadi ethanol dan gas. Disamping itu, terdapat juga khamir yanv bersifat oksidatif
(respirasi) yang akan menghasilkan karbon dioksida dan air. Penggunaan khamir pada
produk pangan telah banyak dilakukan dan salah satu satunya adalah sebagai agen
fermentasi. Begitupula penelitian tentang penggunaan khamir sebagai agen pemecah gula
(glukosa) menjadi ethanol telah banyak dikaji, namun demikian potensi khamir lokal
mikroskop. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5
mikrometer sampai 20 mikrometer dan lebar 1-10 mikrometer. Bentuk sel khamir
bermacam-macam yaitu bulat, oval, silinder atau batang, segitiga melengkung, berbentuk
botol, bentuk apikulat atau lemon, membentuk pseudomiselium dan sebagainya. Sel
vegetatif yang berbentuk apikulat atau lemon merupakan karakteristik grup khamir yang
ditemukan pada tahap awal fermentasi alami buah-buahan dan bahan lain yang
mengandung gula, misalnya Hanseniaspora dan Kloeckera. Bentuk ogival adalah bentuk
memanjang di mana salah satu ujung bulat dan ujung yang lainnya runcing. Bentuk ini
yang berbentuk triangular misalnya Trygonopsis. Khamir tidak mempunyai flagela atau
Dengan bentuk dan struktur khamir yang begitu beragam sehingga perlu dilakukan
identifikasi untuk mengklasifikasikan setiap jenis khamir. Spesies fungi sebagian besar
dapat diamati dari morfologi koloni, meliputi bentuk, tekstur, warna, permukaan, dan
elevasi. Sedangkan, karakter mikroskopik yang meliputi bentuk sel, tipe pertunasan,
ukuran sel, keberadaan miselium palsu atau sejati, dan tipe reproduksi seksual atau
Afrina, Abdillah, I.N. dan Cut, I.S., 2017, Gambaran Morfologi Candida albicans setelah
Terpapar Ekstrak Serai (Cymbopogon citratus) pada berbagai Konsentrasi, Jurnal
Cakradonya Dent, 9(2): 108
Alfian, A.R., 2018, Isolasi dan Identifikasi Khamir yang Berasosiasi dengan Bunga Apel
(Malus sylvestris Mill.) dan Potensinya dalam Fermentasi Karbohidrat, Skripsi,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Ashliha, I.N. dan Nur, H.A., Karakterisasi Khamir dari Pulau Poteran Madura, Jurnal Sains
dan Seni Pomits, 3(2): 51
Emiliasari, M., 2015, Uju Potensi Khamir yang diisolasi dari Kawasan Mangrove Pantai
Kenjeran Surabaya dalam Mendegradasi Selulosa, Skripsi, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya
Jiwintarum, Y., Rohmi dan I Dewa, P.M.P., 2016, Buah Naga (Hylocereus Polyrhizus)
sebagai Pewarna Alami untuk Pewarnaan Bakteri, Jurnal Kesehatan Prima, 10(2):
1732
Jumiyati, Siti, H.B. dan Ibnul, M., 2012, Isolasi dan Identifikasi Khamir secara Morfologi di
Tanah Kebun Wisata Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Biosaintifika, 4(1): 28
Pratama, A., Anita, F., Hartati, C. dan Trianing, T., 2017, Isolasi dan Screnning Yeast Isolat
Lokal dari Dendeng Sapi dan Ayam yang memiliki Potensi Fermentasi Glukosa,
Jurnal Ilmu Ternak, 17(1): 10
Suryaningsih, V., Rejeki, S.F. dan Endang, K., 2018, Karakteristik Morfologi, Biokimia dan
Molekuler Isolat Khamir IK-2 Hasil Isolasi dari Jus Buah Sirsak (Annona muricata
L.), Jurnal Biologi, 7(1): 19
Widiastutik, N. dan Nur, H.A., 2014, Isolasi dan Identifikasi Yeast dari Rhizosfer Rhizophora
mucronata Wonorejo, Jurnal Sains dan Seni Pomits, 3(1): 14