Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

EKOSISTEM

Disusun Oleh:

Muhammad Hadi Al-Aziz (11200163000021)

Kelompok 6

Fauzi Ramadhan (11200163000046)

Rahmadita Aulia Ismi (11200163000061)

Siti Muthmainnah (11200163000040)

Fenti Algiantoro (11200163000047)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENDIDIKAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021
EKOSISTEM

A. Tujuan
1. Menganalisis komponen-komponen dalam ekosistem, serta kedudukannya dalam
ekosistem.
2. Mengetahui komponen biotik dan abiotik yang mempengaruhi ekosistem.
3. Memahami hubungan komponen abiotik dengan komponen biotik dalam suatu ekosistem.

B. Teori

Ekosistem adalah tempat tinggal makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya.
Proses terjadinya ekosistem disebut suksesi ekologi. Suksesi diawali dengan tumbuhnya vegetasi
perintis, lalu bryopita, pterydopyta, suksesi sudah dapat dikatakan pada stasiun klimaks, dan
keadaannya sudah tidak akan berubah lagi, kecuali jika masih ada perubahan lingkungan.
Perubahan lingkungan dapat terjadi karena faktor ulah manusia. Adanya polutan dapat
menyebabkan punahnya ekosistem. Pemanfaatan ekosistem oleh manusia dapat dicermati dampak-
dampak yang terjadi nantinya. Penjagaan ekosistem harus dilaksanakan secara teratur terutama
subtansi-subtansi abiotik yang ada di dalam ekosistem (Prawirohartono, 2006).

Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh Tansley (1935). Ia mengemukakan bahwa
hubungan timbal balik antara komponen biotik (tumbuhan, hewan, manusia, mikroba) dengan
komponen abiotik (cahaya, udara, air, tanah, dsb.) di alam, sebenarnya merupakan hubungan antara
komponen yang membentuk suatu sistem (Mulyadi, 2010). Pada pengertian lain tentang ekosistem
menurut Soemarwoto (2014) Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Tumbuhan, hewan, dan lingkungan tempat mereka hidup membentuk suatu ekosistem. Dalam
tiap ekosistem terdapat interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya maupun
dengan lingkungannya. Ketika melakukan fotosintesis tumbuhan mengubah energi cahaya menjadi
energi kimia. Tumbuhan dimakan hewan lalu energi berpindah. Dalam tiap rantai makanan
diperkirakan 10% energi asli akan hilang (Rachel, 2006).
Pengurai merupakan organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari
organisme mati (bahan organisme Kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan lagi oleh
produsen. Yang termasuk pengurai adalah bakteri, jamur dan lain-lain (Warsito dan Setyawan,
2007).

Proses-proses arus energi dan kimia menunjang organisme ekosistem dan bertanggung jawab
terhadap identitas fungsional dari ekosistem tersebut. Di dalam tiap ekosistem akan terjadi interaksi
antara organisme yang akan mengubah dan mentransfer energi serta zat-zat kimia. Sumber utama
adalah sinar matahari, foton-foton tertentu dari matahari akan digunakan untuk energi kimia
melalui proses fotosintesis. Produsen primer adalah organisme-organisme yang berperan sebagai
sumber energi pertama dengan mengubah sinar menjadi energi kimia. Tanaman hijau merupakan
produsen primer utama baik di darat maupun di laut (Pringgoseputro,2008).

Dalam suatu ekosistem terdapat suatu keseimbangan yang dinamakan homeostasis, yaitu
kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan.
Dengan kemampuan seperti ini ekosistem mampu mendukung manusia dan makhluk hidup yang
lainnya untuk hidup secara normal dan wajar. Kemampuan seperti ini akan memberikan dukungan
secara maksimum terhadap populasi dalam habitat tertentu, tanpa berdampak mengganggu
produktivitas habitat tersebut. Kemampuan lingkungan untuk mendukung manusia dan
perikehidupan yang lainnya, bukanlah terfokus pada maksimum populasi, tetapi maksimum
“beban” lingkungan yang dapat terjaga.Semua ekosistem, baik ekosistem terestrial (daratan)
maupun akuatik (perairan) terdiri atas komponen-komponen yang dapat dikelompokkan
berdasarkan segi trofik atau nutrisi dan segi struktur dasar ekosistem (Odum, 2003).

Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat ekosistem perairan dan
ekosistem buatan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut
serta. (Safitri, 2013).

a. Ekosistem darat

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak
geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu
bioma gurun, bioma padang rumput, bioma hutan basah, bioma hutan gugur, bioma taiga, dan
bioma tundra (Safitri, 2013).

b. Ekosistem air tawar

Ekosistem air tawar dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan lentik. Ekosistem air tawar lotik
memiliki ciri airnya berarus. Organisme yang hidup pada ekosistem ini dapat menyesuaikan
diri dengan arus air, contohnya ikan belida, serangga air, dan diatom yang menempel pada batu.
Ekosistem air tawar lentik memiliki diri airnya tidak berarus. Ekosistem air tawar lentik
meliputi rawa air tawar, rawa gambut, padang rumput rawa, kolam, dan danau. Rawa
didominasi oleh vegetasi (tumbuhan) berkayu. Rawa gambut didominasi oleh lumut
Sphagnum. Ekosistem danau dan kolam terdiri dari tiga wilayah horizontal , yaitu litoral,
limnetik, dan profundal (Kimball, 2000).

c. Ekosistem air laut

Menurut Purnomo (2013), ekosistem air laut terdiri dari lautan, pantai, estuari dan terumbu
karang Lautan: Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan
ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan
besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.
Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah
disebut daerah termoklin. Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan
osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi
beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air
dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang
secara aktif.

d. Ekosistem buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Contohnya bendungan, agroekosistem berupa sawah tadah hujan, serat sawah irigasi (Aryulina,
2004).
C. Rumusan Masalah
1. Apa saja penyusun komponen abiotik dan biotik di kawasan sekitar anda?
2. Hubungan apa yang terjadi antara komponen abiotik dengan biotik serta biotik dengan
biotik?
3. Bagaimana daur materi di sekitar ekosistem yang anda amati?
4. Bagaimanakah rantai makanan yang terbentuk?

D. Hipotesis
1. Ekosistem tersusun atas komponene biotik dan abiotik
2. Terdapat interaksi antara komponen abiotik dan biotik di didalam ekosistem
3. Rantai makanan di dalam eksositem terbentuk berdasarkan struktur tropik organisme-
organisme di dalamnya.

E. Alat dan Bahan

NO Nama Alat dan Bahan Gambar Jumlah

1. Ekosistem terrestrial Satu


yang diamati

2. Alat pengukur iklim Satu buah


(hygrometer,
hermometer, wind
meter, lux meter)
3. Kantong plastik Satu buah

4. Patok besi atau kayu Satu buah

5. Pembatas Satu buah

F. Cara Kerja

No Gambar Cara Kerja

1 Tentukan lokasi pengamatan yang ada di


darat

2 Buat dua plot berukuran 10 x 10 meter

3 Tiap plot amati dan catat serta hitung semua


jenis organisme baik yang terdapat di
permukaan atas tanah maupun di serasah
(tumbuhan, hewan, fungi, detrivor, dan lain-
lain)
4 Tentukan materi dan energy yang mengalami
proses daur

5 Hitung kondisi lingkungan seperti


kelembaban, suhu dan intensitas cahaya

6 Tentukan bentuk tanahnya

7. Tentukan interaksi yang terjadi di ukuran


plot 10 x 10 meter tersebut

G. Hasil Pengamatan

Tabel 1 Pengamatan komponen Biotik Hewan

No Nama Hewan Peranan di Ekosistem Jumlah

1 Konsumen 2 4

Ayam

2 Konsumen 1 7

Kupu kupu
Tabel 2 Pengamatan komponen Biotik Tumbuhan

No Nama Tumbuhan Peranan di Ekosistem Jumlah

1 Produsen 6

Talas

2 Produsen 49

Rumput

3 Produsen 16

Bunga

Tabel 3 Pengamatan komponen Biotik Dekomposer

No Jenis Lainnya Peranan di Ekosistem Jumlah

1 Dekomposer 5

Cacing

2 Dekomposer 30

Rayap
Tabel 4 Pengamatan komponen Abiotik

No. Jenis abiotik Gambar

1. Tanah Humus

Jenis serasah Humus

Warna tanah coklat kehitaman

Tekstur sedikit kasar

Struktur tanah subur

keasaman (pH meter) 5,6

2, Iklim (kondisi udara) segar

Suhu 33,1 C

Kelembaban relatif 43,3%

Intensitas cahaya 32767 luxx


Tabel 5 Pengamatan Interaksi Biotik dan Abiotik

Gambar Rantai Makanan

Gambar Jaring-Jaring Makanan


H. Pembahasan

Pada praktikum ini yaitu mengenai ekosistem, yang membahas tentang komponen-komponen
penyusun ekosistem yang diamati secara langsung. Ekosistem yang diamati adalah ekosistem darat,
dengan objek yang diamati berasal dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik dapat
berupa benda mati atau apa saja yang tidak hidup yang ada dalam ekosistem tersebut. Sedangkan
komponen biotik merupakan komponen yang berupa makhluk hidup yang terdapat pada ekosistem
tersebut.

Langkah awal dari pengamatan ini adalah penentuan daerah pengamatan yang di lakukan di
halaman rumah, kemudia membuat kuadaran 10 x 10 m2, untuk memberi batas bagi ekosistem
yang akan diamati. Pengamatan di darat mencakup daerah darat dan juga udara yang dibatasi oleh
kuadaran tersebut. Sehingga apabila ada makhluk hidup yang melintas melalui kuadran tersebut
termasuk ke dalam komponen ekosistem tersebut. Dari hasil pengamatan terdapat bermacam-
macam komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik yang didapat dari pengamatan adalah 3
ekor ayam , 7 ekor kupu-kupu, , rumput A sebanyak 49 buah, rumput B sebanyak 33 buah, dan
bunga sebanyak 21 buah.

Komponen abiotik yang di dapat dari pengamatan adalah tanah, batu 210 buah, daun kering 22
buah, kondisi lingkungan ( seperti: pH, kelembapan, intensitas cahaya, kesuburan, suhu tanah)
yang diperoleh dari pengukuran menggunakan alat. Kelembaban yang diperoleh 39%, kelembaban
tanah 61%, intensitas cahaya 5690 Cd, pH 7, kesuburan tanah too little. Pada pengukuran
kesuburan yang menunjukkan too little maksudnya adalah tanah tersebut mengandung nitrogen 50
ppm, phosphorous 4 ppm, dan potash 50 ppm. Untuk pengukuran suhu tanah diperoleh sebesar
33,1ºC. Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi
matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah.
Dengan ini menunjukkan suhu 33,1º diperoleh dari interaksi radiasi matahari, kerapatan tanaman,
distribusi cahaya, dan kandungan lengas tanah.

Cahaya dan tumbuhan saling berinteraksi, cahaya matahari ditangkap oleh tumbuhan untuk
membantu proses fotosintesis. Hasil dari fotosintesis yang berupa oksigen digunakan untuk
respirasi tumbuhan itu sendiri dan oraganisme lain.dengan ini terbentuklah hubungan timbal balik
antara komponen biotik dan komponen abiotik. Interaksi yang terjadi antara dua populasi yang
berbeda disebut sebagai intra spesifik toritik. Populasi dua spesies dapat berinteraksi yang
pengaruhnya dapat menguntungkan, merugikan, atau populasi tersebut tidak terpengaruh.

Kelembaban udara untuk luasan satu dengan luasan lainnya yang kita amati cukup tinggikarena
kelembaban di atas rata – rata. Untuk pH Tanah masih dikisaran rata –rata karena pH rata –ratanya
5,6 yang mendekati pH 7 . Untuk suhu udara antara luasan satu dengan luasanlainnya yang kita
amati ternyata cukup tinggi , ini adalah percobaan yang tepat , karena padasaat kita melakukan
percobaan , memang benar suhu di atas rata – rata . Untuk suhu tanahantara luasan satu dengan
luasan lainnya yang kita amati ternyata cukup tinggi , ini kemungkinan diakibatkan oleh terik
matahari yang sangat panas dan juga suhu udara yang ada.

Data pengamatan terlihat bahwa suhu bergantung terhadap intentitas cahaya. Karena semakin
besar intentitas berarti semakin besar pula suhunya , dan Jumlah jenis produsen yangditemukan
lebih banyak dari pada jumlah jenis konsumennya.Hubungan antara faktor biotik dan faktor abiotik
yang kita amati , sangatlah berhubunganerat . karena faktor biotik tanpa faktor abiotik tidak dapat
berdiri sendiri , dan juga faktorabiotik tanpa faktor biotik

I. Kesimpulan

Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antar
komponen biotik seperti tumbuhan, hewan, manusia dengan komponen abiotik seperti suhu,
kecepatan angin, kelembapan, tanah, air (kondisi lingkungan) yang menunjang keberadaan
ekosistem.

J. Daftar Pustaka

Aryulina, D., dkk. (2004). Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis.

Kimball. 2000. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.

Mulyadi. (2010). Evaluasi dan Karakterisasi Fauna Akuatik yang Berasosiasi dengan Ekosistem
Mangrove di Suaka Margasatwa Muara Angke, Pusat Penelitian Biologi- LIPI, Jakarta.
Odum, E.P. 2003. Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Purnomo, Dwito, et al., (2013). Pengaruh Penggunaan Modul Hasil Penelitian Pencemaran
Lingkungan di Sungai Pepe Surakarta sebagai Sumber Belajar Biologi Pokok Bahasan Pencemaran
Lingkungan terhadap Hasil Belajar Siswa. FKIP UNS.

Safitri, Ririn. 2013. Buku Siswa Biologi untuk SMA/MA XII. Jakarta : Mediatam.

Soemarwanto, Otto. (2014). Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.

Prawirohartono.2006. Penelitian pada komponen ekosistem hutan. Jurnal Agronomi 2:133-137.

Pringgoseputro, S. Dan Sringgodono.2008. Ecology. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Rachel, F.J.2006. Producent and factor structur fish assemblages along structural gradient.

Ecology Journal 4: 76-79.

Warsito dan Setyawan. 2007. Komposisi ginerla tanah yan telah lama disawahkan. Jurnal Tanah

Tropika 2: 131-138.

Anda mungkin juga menyukai