Anda di halaman 1dari 4

Saudara, pada modul 3 FAKTOR PEMBATAS EKOLOGI kita sama-sama mempelajari

tentang beberapa hal yang terkait. Satu topik yang dijelaskan adalah mengenai HUKUM
TOLERANSI SHELFORD.

Pertanyaan: Jelaskan pengertian dari hukum toleransi Shelford.

 Hukum Toleransi Shelford menyatakan bahwa untuk setiap faktor lingkungan suatu jenis organisme
mempunyai suatu kondisi minimum dan maksimum yang mampu diterimanya, diantara kedua harga
ekstrim tersebut merupakan kisaran toleransi dan didalamnya terdapat sebuah kondisi yang optimum.
 Dengan demikian setiap organisme hanya mampu hidup pada tempat-tempat tertentu saja, yaitu tempat
yang cocok yang dapat diterimanya.
 Diluar daerah tersebut organisme tidak dapat bertahan hidup dan disebut daerah yang tidak toleran.

Konsep hukum toleransi Shelford : Setiap organisme mempunyai batas maksimum dan minimum
ekologis yang merupakan batas-batas dari kisaran toleransinya

Kisaran toleransi dapat dinyatakan dalam bentuk ‘kurva lonceng’ dan akan berbeda untuk setiap jenis
terhadap faktor lingkungan yang sama atau mempunyai kurva yang berbeda untuk satu jenis organisme
terhadap faktor-faktor lingkungan yang berbeda. Misalnya jenis A mungkinmempunyai batas kisaran yang
lebih luas terhadap suatu suhu tetapi mempunyai kisaran yang sempit terhadap kondisi tanah

Untuk memberikan gambaran terhadap kisaran toleransinya ini biasanya dipakai awalan ‘steno’
(kisaran toleransi sempit) dan diawali ‘yuri (kisaran toleransi luas). Shelford menyatakan bahwa jenis yang
kisaran toleransi yang luas untuk berbagai faktor lingkungan akan menyebar secara luas dan
menambahkan bah wa dalam fase reproduksi dari daur hidup tumbuhan maka faktor-faktor lingkungan
lebih membatasi : biji, telur, embrio mempunyai kisaran yang sempit jika dibandingkan dengan fase
dewasanya.

Beberapa asas tambahan terhadap hukum toleransi Shelford dapat dinyatakan sebagai berikut :

 Organisme-organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang lebar bagi satu faktor dan kisaran yang
sempit untuk lainnya.
 Organisme - organisme dengan kisaran-kisaran toleransi yang luas untuk semua faktor wajar memiliki
penyebaran paling luas.
 Apabila keadaan-keadaan tidak optimal bagi suatu jenis mengenai satu faktor ekologi, batas-batas
toleransi terhadap faktor – faktor batas toleransi terhadap faktor - faktor ekologi lainnya dapat dikurangi
berkenaan dengan faktor-faktor ekologi lainnya. Misalnya, Penman (1956) melaporkan bahwa apabila
nitrogen tanah merupakan pembatas, ketahanan rumput terhadap kekeringan dikurangi. Dengan kata
lain, dia menemukan bahwa lebih banyak air yang diperlukan untuk menjaga kelayuan pada tingkat
nitrogen yang rendah daripada tingkat yang tinggi.
 Sering kali ditemukan bahwa organisme – organisme di alam sebenarnya tidak hidup pada kisaran
optimum berkenaan dengan faktor fisik tertentu.
 Periode reproduksi biasanya merupakan periode yang gawat apabila factor - faktor lingkungan bersifat
membatasi
Contoh hukum toleransi shelford :

- Telur, larva atau pupa kupu-kupu berkembang 7 sampai 8 persen lebih cepat di bawah
temperatur yang tetap.
- Ikan kerapu termasuk kelompok ikan stenohaline (Breet dan Groves, 1979), oleh karena itu
jenis ikan ikan ini mampu beradaptasi pada lingkungan perairan yang berkadar garam
rendah
- Tanaman Spartina alterniflora yang mempunyai filter khusus di bagian akar untuk
menghilangkan kandungan garam dari air yang diserapnya. Tanaman tersebut juga mengusir
kelebihan garam dari daunnya. Sementara itu, hewan Euryhaline yang hidup di muara harus
mengubah perilaku mereka sesuai dengan salinitas perairan di sekitarnya untuk bertahan
hidup

http://materi.rizkibio.com/2016/09/hukum-toleransi-shelford.html, diakses tanggal 08 maret 2017

https://www.academia.edu/23726966/BAB._2_FAKTOR_LINGKUNGAN_DALAM_EKOLOGI_TUMBUHAN,
diakses tanggal 08 Maret 2017

https://coklatbelgia.files.wordpress.com/2016/10/kul-5-faktor-pembatas.pdf, diakses tanggal 09 Maret


2017

Pada tahun 1913 Victor Shelford mengemukakan hukum toleransi, yang menyatakan bahwa untuk
setiap faktor lingkungan suatu jenis mempunyai suatu kondisi minimum dan maksimum yang dapat dipikulnya,
diantaranya kedua harga ekstrim ini merupakan kisaran toleransi dan termasuk kondisi optimum.
Kisaran toleransi dapat dinyatakan dalam bentuk kurva lonceng, dan akan berbeda untuk setiap jenis
terhadap faktor lingkungan yang sama atau mempunyai kurva yang berbeda untuk satu jenis organisme
terhadap factor - faktor lingkungan yang berbeda. Misalnya jenis A mungkin mempunyai batas kisaran yang
lebih luas terhadap suatu suhu tetapi mempunyai kisaran yang sempat terhadap kondisi tanah.
Meskipun hukum Shelford ini pada dasarnya benar, tetapi sekarang para pakar ekologi berpendirian
bahwa pendapat ini terlalu kaku. Akan lebih bermanfaat apabila menggabungkan konsep minimum dengan
konsep toleransi untuk mendapatkan gambaran yang lebih umum. Hal ini didasarkan kenyataan gambaran
yang lebih umum lagi. Hal ini di dasarkan kenyataan bahwa kehadiran dan keberhasilan dari organisme hidup
itu tergantung pada kondisi - kondisi yang tidak sederhana. Organisme hidup di alam dikontrol tidak hanya oleh
suplai materi yang minimum diperlukan tetapi juga oleh faktor - faktor lainnya yang keadaan kritis. Faktor
apapun yang kurang atau melebihi batas toleransinya mungkin akan merupakan pembatas dalam perubahan
jenis. Memang sulit untuk menentukan di alam faktor - faktor pembatas ini, karena masalah yang erat kaitannya
dengan pemisahan pengaruh setiap komponen lingkungan secara terpisah dihabitatnya. Nilai lebih dari
penggabungan konsep faktor pembatas adalah dalam memberikan pola atau arahan dalam kajian hubungan-
hubungan yang kompleks dari faktor lingkungan ini.
Para pakar ekologi sekarang menyadari bahwa terlalu banyak perhatian yang ditujukan pada kajian
kisaran toleransi dan faktor - faktor pembatas itu sendiri. Kajian hendaknya diarahkan untuk mempelajari
bagaimana tumbuhan dan hewan berkembang untuk menguasai habitat tertentu dan menghasilkan kisaran
toleransi - toleransi terhadap faktor - faktor lingkungan untuk mempertahankan diri. Kajian ekologi toleransi yang
didasarkan oleh pemikiran Liebig dan Shelford pada umumnya tidak menjawab pertanyaan mendasar ekologi,
bagaimana jenis-jenis teradaptasi terhadap beberapa faktor pembatasnya. Pandangan ekologi yang lebih
berkembang adalah memikirkan perkembangan jenis untuk mencapai suatu kehidupan dengan
memperhatikan kisaran toleransi sebagai hasil sampingan dari persyaratan yang dipilih dalam pola kehidupan.
Pendekatan ini menekankan pentingnya evolusi yang membawa pergantian yang lebih baik hubungannya
antara individual suatu jenis dengan habitatnya.

Contoh hukum toleransi shelford :

- Telur, larva atau pupa kupu-kupu berkembang 7 sampai 8 persen lebih cepat di bawah
temperatur yang tetap, pada umumnya kisaran suhu yang efektif adalah suhu minimum 150C,
suhu optimum 250C dan suhu maksimum 450C

- Ikan kerapu termasuk kelompok ikan stenohaline (Breet dan Groves, 1979), oleh karena itu jenis
ikan ikan ini mampu beradaptasi pada lingkungan perairan yang berkadar garam rendah.
Sunyoto (1994) menyatakan bahwa ikan kerapu menyenangi air laut berkadar garam 33 – 35
ppt dan 25 – 30 ppt. Namun menurut Sunyoto (1994) maupun Supratno dan Kasnadi (2003) dari
hasil 20 penelitian membuktikan bahwa pada salinitas 5,15, 25 dan 35 ppt masih mampu
memberikan respon toleransi positif terhadap pertumbuhan kerapu bebek

- Tanaman Spartina alterniflora yang mempunyai filter khusus di bagian akar untuk
menghilangkan kandungan garam dari air yang diserapnya. Tanaman tersebut juga mengusir
kelebihan garam dari daunnya. Sementara itu, hewan Euryhaline yang hidup di muara harus
mengubah perilaku mereka sesuai dengan salinitas perairan di sekitarnya untuk bertahan hidup

Sumber :

https://nurrohmanhadi.wordpress.com/2011/08/30/biologi-serangga/
http://expaindonesia.blogspot.co.id/2013/04/blog-post.html

Anda mungkin juga menyukai