ALEL GANDA
Biasanya sebuah gen itu hanya memiliki satu alel saja, misalnya gen dominan R
(merah) mempunyai alel r (putih), gen T (tinggi) mempunyai alel t (pendek), gen
B (bulat) mempunyai alel b (oval). Namun kenyataannya menunjukkan bahwa
sebuah gen dapat memiliki lebih dari satu alel. Peristiwa ini disebut multipel
alelomorfi, sedangkan alel-alelnya dinamakan alel ganda.
P ♀ C +C + x ♂ CchCch
kelabu chinchila
F1 c+cch
kelabu
F2 C+ C+ = kelabu
C+Cch = kelabu
C+Cch = kelabu
CchCch = chinchilla
Orang yang tidak memiliki antigen–A maupun antigen–B, tetapi memiliki anti–A
dan anti–B dalam serum darah atau plasma darah, dimasukkan ke golongan darah
O. Adapun orang yang memiliki antigen-A maupun antigen –B, tetapi tidak
memiliki anti-A maupun anti-B didalam serum atau plasma darah, dimasukkan
dalam golongan darah AB. Untuk menghindari jangan sampai terjadi
pengumpalan darah, maka sebelum dilakukan tranfusi darah, baik darah si-
pemberi (donor) maupun darah si-penerima (resipien) harus diperiksa terlebih
dahulu berdasarkan sistem ABO. Interaksi yang terjadi selama transfusi darah
antara berbagai macam antigen dalam eritrosit dengan zat anti dalam serum atau
dalam plasma darah dapat diikuti pada Gambar 12-5.
Hal yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, bagaimana antigen–A dan antigen-
B itu diwariskan dari orang tua kepada keturunannya? Setelah melalui banyak
penyelidikan, akhirnya pada tahun 1925 F. Bernstein menegaskan bahwa antigen
diwariskan oleh tiga alel dari sebuah gen. Gen ini disebutkan gen I, sedangkan
alel-alelnya ialah i, IA dan IB. Alel i adalah resesip terhadap IA dan IB. Akan tetapi
IA dan IB merupakan alel kodominan, sehingga IA tidak dominan terhadap IB,
demikian pula sebaliknyab IB tidak dominan terhadap IA.
Produk tertentu dari gen I ialah suatu molekul protein (dinamakan
Isoagglutinin) yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Orang yang
memiliki alel IA mampu untuk membentuk antigen–A, sedangkan yang memiliki
alel IB mampu untuk membentuk antigen–B. Orang yang tidak memiliki alel
IA maupun IB, melainkan hanya memiliki alel I saja, maka ia tidak akan memiliki
antigen–A maupun antigen–B. Interaksi antara alel-alel IA, IB dan i menyebabkan
terjadinya 4 fenotip (golongan darah), yaitu: O, A, B, dan AB (Tabel 12-5).
Tabel 12-5 Interaksi antara alel IA, IB dan i yang menyebabkan terjadinya 4
golongan darah, yaitu: O, A, B , dan AB.
Golongan darah Antigen dalam Alel dalam Genotip
( fenotip ) eritrosit kromosom
O -- I ii
A
A A I I I atau IAi
A A
F1 ii (Golongan O)
P ♀O x ♂ A
ii i i atau iAi
A A
F iAi = golongan A
ii = golongan O
F IBIB = golongan B
IBi = golongan B
IBi = golongan B
Ii = golongan O
Bagian terbesar dari anak-anak akan bergolongan darah B seperti orang tua
mereka. Akan tetapi ada kemungkinan (meskipun kecil, hanya kira-kira 25%)
anaknya bergolongan darah O.
Dengan adanya tambahan 3 sub-alel untuk alel IA, maka untuk golongan
darah sistem ABO ada kemungkinan 15 genotip dan fenotip (Tabel 12.7).
Suami istri masing-masing bergolongan darah A2 ternyata dapat mempunyai
anak golongan darah A3, yaitu sbb:
P ♀ x ♂
Gol. A2 Gol. A2
IBIB
A2 B
i IBi
A3 ii O
Berbeda dengan golongan darah sistem ABO, golongan darah Sistem MN,
serum atau plasma darah orang tidak mengandung anti-M dan anti-N. Oleh karena
itu, golongan darah sistem MN tidak penting untuk keperluan transfusi darah
karena tidak ada bahaya penggumpalan darah.
Landsteiner dan Levine menyatakan bahwa kedua jenis antigen M dan N
ditentukan oleh sebuah gen yang memiliki dua alel. Alel LM menentukan adanya
antigen-M dalam eritrosit, sedangkan antigen-N ditentukan oleh alel LN.
Tabel 12.9. Kemungkinan genotip dan fenotip seseorang dalam golongan darah
sistem MN
P :♀ M x ♂ M
M M M M
L L L L
F1 : LMLM
Golongan M
F1 : LMLN = golongan MN
LNLN = golongan M
P :♀ MN x ♂ MN
LMLN LMLN
F1 : LMLM = golongan M
LMLN = golongan MN
LMLN = golongan MN
LNLN = golongan N
Sebagian besar dari anak-anak (yaitu 50%) akan memiliki golongan darah
seperti orang tuanya.
Pada tahun 1947 Race dan Sanger menemukan adanya sub bagian Ss dari
golongan darah MN, sehingga menurunnya golongan MN tidak semudah seperti
diduga semula. Kombinasi MN dan Ss diwariskan sebagai kesatuan, seperti MS,
Ms, NS, Ns. Race dan Sanger menegaskan bahwa selain gen yang menentukan
fenotip M dan N masih terdapat gen lain yang letaknya amat dekat. Gen ini
memiliki 2 alel pula. Berhubung dengan itu golongan darah sistem MN kini
biasanya disebut sistem MNSs. Tabel 12.10 memperlihatkan perbedaan
pengelompokan orang berdasarkan sistem MN dan MNSs.
Tabel 12-10 Pengelompokan jenis darah berdasarkan sistem MN dan MNSs
P ♀ MNSs x ♂ NS
LMSLNs LNSLNS
F1 LMSLNS = Golongan MNs
LNSLNs = Golongan NSs
P ♀ MNSs x ♂ NS
NS NS
LMsLNS L L
Ms NS
F1 L L = Golongan MNSs
LNSLNS = Golongan NS
Lain lagi, Race dan Fisher dan beberapa penyelidik lainnya berpendapat bahwa
golongan darah Rh ditentukan oleh 3 pasang gen (C, D, dan E). Gen-gen ini
demikian). Kalau menurut Wiener ditulis RzR0 atau R1R2, dsb. orang Rh- dapat
mempunyai genotip atau . Menurut Wiener ditulis r”r”,ryr’, sedangkan
a. Transfusi Darah. Jika seorang perempuan Rh- menerima darah dari seorang
Rh+, maka darah donor membawa antigen-Rh. Serum dan plasma darah
perempuan itu distimulir untuk membentuk anti-Rh. Jadi serum dan plasma
darah resipien (penerima) yang semula tidak mengandung anti-Rh, kini
memiliki anti anti-Rh. Lebih-lebih jika transfusi darah demikian itu dilakukan
lebih dari sekali, maka anti-Rh yang dibentuk akan bertambah banyak.
Berhubung dengan itu orang Rh- harus selalu ditransfusi dengan darah Rh-.
b. Lewat Perkawinan. Apabila seorang perempuan Rh- (genotip rr) menikah
dengan laki-laki Rh+ (bergenotip homozigotik RR) dan perempuan tersebut
hamil. Janin dari pasangan ini tentunya akan bergolongan darah Rh+ (genotip
Rr) yang diwarisi dari ayahnya. Sebagian kecil darah janin yang mengandung
antigen-Rh tersebut akan menembus plasenta dan masuk kedalam tubuh
ibunya. Serum dan plasma darah ibu distimulir untuk membentuk anti-Rh
sehingga darah ibu yang mengalir kembali ke janin mengandung anti-Rh
(Gambar-13-3). Sel darah merah dari bayi diliputi oleh anti-R, sehingga rusak
(hemolisa) dan bayi menderita anemia. Jika ibu itu hamil untuk pertama
kalinya, maka anti Rh yang dibentuk oleh ibu itu masih sedikit, sehingga
konsentrasinya belum membahayakan kondisi bayi. Maka bayi yang pertama
lahir biasanya masih selamat. Akan tetapi apabila ibu itu hamil untuk kedua
kalinya dan tentunya bayinya akan bersifat Rh+ lagi, maka serum dan plasma
darah ibu akan mengandung lebih banyak anti-Rh. Eritrosit bayi bertambah
banyak yang rusak dan darah bayi mengandung sejumlah besar eritoblast (sel-
sel darah merah yang muda dan berinti). Biasanya bayi mati dalam
kandungan ibu. Penyakit ini terkenal dengan nama eritroblastosis fetalis.
Keadaan demikian itu akan selalu terulang pada waktu ibu hamil berikutnya.
Meskipun anak yang pertama Rh+ dan menstimulir pembentukan anti-Rh, jika
bayi yang ke dua Rh-, anti-Rh yang telah ada di dalam darah ibu tidak akan
bereaksi pada sel-sel darah merah dari bayi Rh- itu.
Di Negara-negara yang maju, maka dokter ahli obstetric dan ginekologi yang
mengetahui bahwa pasiennya itu seorang perempuan Rh- yang mempunyai suami
Rh+, pada waktu-waktu tertentu akan memeriksa darah pasiennya itu tentang
pengandunga anti-Rh. Dengan demikian dokter dapat memberi nasehat kepada
pasiennya atau setidak-tidaknya berjaga-jaga terhadap adanya kenmungkinan
diadakannya transfusi darah kepada bayi setelah lahir.
2. Golongan Darah Lain
Selain sistem golongan darah ABO, MN, dan Rh, telah ditemukan sistem
golongan darah lain (Tabel 12.13). Kira-kira separoh dari sistem golongan darah
yang telah dikenal itu ditentukan oleh alel ganda.
Tabel 12.13 Empat belas golongan darah yang kini umum dikenal
Sistem glongan Tahun Ditemukan oleh Kemungkinan
darah ditemukan jumlah alel
ABO 1900 Landsteiner 7
MNSs 1927 Landsteiner dan Levine 16
P 1927 Landsteiner dan Levine 4
Rh 1940 Landsteiner dan Wiener 18
Lutheran 1945 Callender, dkk 2
Kell 1946 Coombs, dkk 4
Lewis 1946 Mourant 2 atau 3
Duffy 1950 Cutbush, dkk 3
Kidd 1951 Allen, dkk 2
Diego 1955 Layrisse, dkk 2
I 1956 Wiener, dkk 2
2. ABO inkompatibilitas
Segera setelah peranan Rh inkompatibilitas yang menyebabkan eritroblastosis
fetalis diketahui, para penyidik mulai menaruh perhatian lebih mendalam pada
golongan darah ABO. Timbul pertanyaan, apakah eritrosit bayi yang memiliki
antigen-A tidak akan rusak oleh hadirnya anti A dari darah ibu? Misalnya saja
serang Ibu bergolongan darah O (mempunyai anti–A dan Anti-B), suami A, bayi
yang dikandung bergolongan darah A (mempunyai Antigen–A). Penyelidikan
membuktikan bahwa memang sejumlah besar Anti-A dari serum darah ibu
merusak eritrosit bayi dalam kandungannya yang memiliki antigen-A. Dengan
alasan di atas para ahli menyatakan bahwa matinya janin (embrio) atau terjadi
keguguran (abortus) berkali-kali secara spontan itu disebabkan adanya ABO
Inkompatibilitas. Tidak jarang embrio hilang saat awal secara misterius, sebelum
ibu menyadari bahwa ia hamil.
Mengingat hal itu, sesungguhnya perkawinan dapat dibedakan atas:
F1 : IBi = golongan B
(memiliki antigen-B)
Jelaskan kiranya bahwa anti-B dari darah ibu akan bertemu dengan Antigen–B
dari eritrosit bayi
b. Perkawinan kompatibel (perkawinan yang sesuai) ialah perkawinan yang
mengakibatkan zat anti dari serum darah ibu tidak bertemu dengan antigen-
dari eritrosit bayi dalam kandungan. Pada contoh perkawinan ini zat anti-A
dari serum darah itu tidak akan bertemu dengan antigen-B dari eritrosit bayi
dalam kandungan.
Contohnya:
P : ♀ B x ♂O
iB iB
(memiliki anti-A)
F1 : IBi = golongan B
(memiliki antigen-B)
Ternyata perkawinan antara perempuan golongan darah O dan laki-laki
golongan B mempunyai akibat yang berbeda dari pada antara perempuan
golongan darah B dengan laki-laki golongan O .
Ada pula pendapat perkawinan kompatibel menyebabkan sterilitas artinya
perkawinan itu tidak menghasilkan anak .
Eritrosit embrio memiliki Antigen–A, Antigen Rh. Apabila sel sel ini masuk
dalam sirkulasi darah ibu, sel-sel itu dapat dirusak oleh anti-A, dari ibu. Dengan
demikian Antigen-Rh dalam eritrosit bayi tidak mungkin menstimulir ibu untuk
membentuk Anti-Rh. Akibatnya tidak akan terjadi reaksi Antigen-Rh bayi
dengan Anti-Rh ibu, sehingga tidak ada kemungkinan timbul eritroblastosis
pada bayi atau setidak-tidaknya kemungkinan itu akan diperkecil.
Jawabnya:
Keluarga S: Berdasarkan golongan darah sistem ABO:
P ♀ A x ♂ O
A A A Ii
I I /I i
P ♀ M x ♂ M
M M M M
L L L L
F1 LMLM = Golongan M
Berdasarkan golongan darah sistem Rh:
P ♀ Rh- x ♂ Rh-
rr rr
F1 rr = Rh-
Keluarga T: Berdasarkan golongan darah sistem ABO:
P ♀ AB x ♂ O
A B ii
I I
A
F1 I i = golongan A
IBi = golongan B
Berdasarkan glongan darah sistem MN.
P ♀ M x ♂ MN
M M
L L LMLN
F1 LMLM = Golongan M
LMLN = Golongan MN
Berdasarkan golongan darah sistem Rh:
P ♀ Rh+ x ♂ Rh-
RR/Rr rr
F1 Rr = Rh+
rr = Rh-
Kesimpulannya:
Jika diikuti pembahasan di atas, behwa keluarga T tidak mungkin mempunyai
anak bergolongan darah O. Jadi bayi Y lebih cocok untuk keluarga S., sedangkan
bayi X untuk keluarga T. Dengan demikian maka pendapat keluarga S. bahwa
kedua bayi itu tertukar adalah benar.
G. Latihan
1. Pada hari ulang tahunnya, anak saya menerima hadiah dari pamannya berupa 4
ekor kelinci yang katanya berasal dari satu induk. Keempat ekor kelinci tsb
terdiri dari 2 ekor kelinci kelabu normal, seekor kelinci chinchilla dan seekor
kelinci albino. Bagaimana kemungkinan genotip dan fenotip kedua induknya?
3. Pada marmot, salah satu dari gen-gen yang mempengaruhi warna kulit
mempunyai beberapa alel yang berlainan. Marmot yang homozigotik untuk
alel-alel tersebut mempunyai fenotip sbb:
CC= hitam cdcd = kekuningan
k k
c c = coklat tua caca = albino
Alel-alel tersebut memperlihatkan dominansi C>ck>cd>ca.
Sebutkan beberapa bagian dari masing-masing fenotip dapat diharapkan dalam
keturunan dari perkawinan-perkawinan berikut ini:
(a) Hitam homozigotik x coklat tua homozigotik;
(b) Hitam homozigotik x kekuningan homozigotik;
(c) Hitam homozigotik x albino;
(d) Coklat tua homozigotik x kekuningan homozigotik;
(e) F1 dari (a) x F1 dari (c)
(f) F1 dari (b) x F1 dari (d)
5. Golongan darah apa saja yang tidak mungkin dimiliki ayah berdasarkan
ketentuan dibawah ini?
10. Misalkan golongan darah sistem Rh ditentukan oleh sepasang alel R dan r.
Seorang perempuan Rh- mempunyai suami Rh+ dan telah mempunyai
seorang anak puteri Rh-. Berapakah kemungkinannya bahwa anak nomor dua
akan (a) Rh-positip; (b) Rh-negatip lagi; (c) menderita eritrblastosis fetalis?
11. Seorang gadis Rh- secara kebetulan mengetahui bahwa kekasihnya ternyata
mempunyai kakak perempuan, yang meninggal waktu lahir akibat
eritroblastosis fetalis. Gadis itu merasa cemas bahwa kelak setelah menikah
akan mengalami kejadian itu pula. Berhubung dengan itu ia minta agar
kekasihnya pergi ke dokter untuk memeriksakan diri mengenai golongan
darah Rh. Kekasih itu merasa tidak dipercaya dan dipermainkan oleh
gadisnya, maka dengan marah ia menjawab: “saya tidak mau pergi ke dokter.
Jika kau tidak lagi percaya lagi kepadaku, ya sudah lah kita berpisah di sini
saja. Coba pikirkan, ibu-ibu lainnya tidak pernah memikirkan soal golongan
darah Rh sebelum mereka menikah.” gadis itu sangat bingung dan bertanya
12. Suami istri yang terkenal sangat kaya meninggal dunia bersama-sama dengan
tiga orang anaknya sebagai korban musibah pesawat udara yang mereka
tumpangi. Tidak ada anggota keluarga lainnya yang dikenal. Sesuai dengan
ini surat wasiat yang diketemukan, maka semua kekayaannya akan
diserahkan kepada palang merah Indonesia. Akan tetapi dikemudian hari
seorang laki-laki menyatakan bahwa ia adalah anak almarhum keluarga itu,
yang telah meninggalkan rumah di waktu usia muda. Teman-teman terdekat
dari keluarga itu memang mengetahui bahwa keluarga itu pernah mempunyai
4 orang anak, akan tetapi seingat mereka anak itu telah meninggal dunia lebih
dulu. Laki-laki itu berpendapat dan menuntut bahwa ia adalah satu-satunya
yang berhak menerima kekayaan itu sebagai warisan. Dari berbagai rumah
sakit, dokter dan PMI akhirnya dapat diketahui data mengenai golongan darah
mereka yang bersangkutan yaitu:
- Laki-laki yang meninggal : A, MNSs, Rh+
- Istri yang meninggal : B, MNS, Rh-
- Laki-laki yang menuntut : O, MNs, Rh+
Bagaimanakah pendapat saudara mengenai tuntutan itu?
14. Suatu tanaman membawa alel-alel mandul sendiri S2S4. Apabila serbuk sari
dari bunga tanaman:
1. S1S2 4. S2S4
2. S2S3 5. S3S4
3. S1S3 6. S1S4
Berturut-turut diberikan kepada putik dari tanaman tersebut di atas,
bagaimanakah (a) genotip dari keturunannya; (b) genotip dari endosperm
keturunannya?