Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN LENNGKAP

MODUL VIII

DAERAH FOTIK

Disusun oleh :

Nama : Jihan winarti

Stambuk : A22122029

Kelas :A

Kelompok : Dua (II)

Asisten : Nur Hikmah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Dasar teori

Daerah fotik adalah wilayah di dalam kolom air atau laut yang

menerima cahaya matahari yang cukup untuk mendukung fotosintesis oleh

fitoplankton dan alga. Daerah ini memiliki kedalaman yang bervariasi

tergantung pada kejernihan air, tingkat kekeruhan, dan penyerapan cahaya

oleh partikel di dalam air (Falkowski, 2013).

Kehidupan di daerah fotik sangat tergantung pada cahaya matahari

sebagai sumber energi. Cahaya matahari terdiri dari berbagai panjang

gelombang, tetapi hanya sebagian kecil cahaya yang bisa menembus

permukaan air dan mencapai lapisan atas kolom air. Panjang gelombang

cahaya yang paling efektif dalam mendukung fotosintesis adalah dalam

rentang 400 hingga 700 nanometer, yang biasa disebut sebagai cahaya

tampak (Carpenter, 2011).

Kedalaman maksimum daerah fotik tergantung pada kejernihan air.

Air yang jernih akan memungkinkan cahaya untuk menembus lebih dalam,

sedangkan air yang keruh atau mengandung partikel akan membatasi

kedalaman cahaya yang mencapai lapisan bawah. Partikel seperti sedimen,

plankton, atau polutan dapat menyebabkan penyerapan cahaya dan

membuat daerah fotik lebih dangkal (Carpenter, 2011).


1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pengamatan tentang daerah fotik ini yaitu Untuk

mengetahui tingkat penyinaran cahaya matahari (transparansi) pada daerah

profundal
BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun waktu dan tempat pengamatan tentang daerah fotik ini

yaitu:

Hari/Tanggal : Sabtu, 03 Juni 2023

Tempat : Desa Salumbone, Kec. Labuan

Waktu : 13.00 – selesai

2.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pengamatan ini sebagai

berikut:

1. Meteran 1 buah

2. Termometer 1 buah

3. Cakram Secchi 1 buah

4. Perahu 1 buah

5. Kamera 1 buah

6. pH meter 1 buah

7. Refraktometer 1 buah

8. Lux meter 1 buah

9. Tali nilon 10 m
3.2 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dari pengamatan ini yaitu sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Memilih lokasi pengamatan

3. Merangkai alat cakram secchi dengan mengikatkan tali nilon pada

alat tersebut serta beri pemberat. (minta petunjuk asisten)

4. Menenggelamkan cakram secchi tersebut kedalam air sampai tidak kelihatan.

5. Kemudian menarik secara pelan-pelan sampai pertama kali kelihatan.

6. Menandai tali sampai batas permukaan air, kemudian mengukur

kedalamn air dengan menggunakan meteran.

7. Melakukan pula pengukuran :

- Salinitas air dengan menggunakan salinometer

- Kadar oksigen teralarut dengan menggunakan DO-meter.

- Tingkat keasaman air dengan menggunakan Ph meter/kertas lakmus

- Mengukur suhu

- Intensitas cahaya

8. Memasukkan data yang anda peroleh kedalam tabel hasil pengamatan


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang kami peroleh pada pengamatan

daerah fotik ini yaitu sebagai berikut:

3.1.1 Tabel Pengamatan

No Pengamatan Hasil Pengukuran

1. Salinitas air 35%

2. pH air 7,72 A/m

3. Kedalaman air 6,35 m

4. Suhu 30℃
3.2 Pembahasan

Daerah fotik adalah wilayah di dalam kolom air atau laut yang menerima

cahaya matahari yang cukup untuk mendukung fotosintesis oleh fitoplankton dan

alga. Daerah ini memiliki kedalaman yang bervariasi tergantung pada kejernihan

air, tingkat kekeruhan, dan penyerapan cahaya oleh partikel di dalam air

(Falkowski, 2013).

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pengamatan daerah fotik ini

yaitu, meteran berfungsi untuk mengukur panjang tali nilon, termometer berfungsi

untuk mengukur suhu air, cakram secchi berfungsi untuk mengukur tingkat

kekeruhan air, perahu berfungsi sebagai alat transportasi di laut, tali nilon

berfungsi untuk penanda kedalaman air, kamera berfungsi untuk mengambil

dukomentasi pada saat pengamatan, pH meter berfungsi untuk mengukur pH air

dan refraktormeter berfungsi untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan

terlarut.

Pada pengamatan tentang daerah fotik dapat diperoleh datanya yaitu, pada

salinitas air didapatkan sebesar 35%, pada pH air didapatkan sebesar 7,76 A/m,

pada kedalaman air di peroleh sebesar 6,35 m dan pada suhu air tidak di peroleh.

Maka, tingkat penyinaran cahaya matahari (transparansi) di dalam air laut tersebut

sedang, dikarenakan semakin dalam pengukuran kedalaman air maka semakin

kecil tingkat penyinaran cahaya matahari (transparansi) di dalam air laut.


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum daerah fotik yang dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa transparansi air memainkan peran penting dalam penyinaran cahaya

matahari daerah profundal (zona terdalam di bawah permukaan air). Semakin

rendah transparansi air, semakin sedikit cahaya matahari yang dapat mencapai

dasar laut dan mempengaruhi kehidupan organisme di sana. Hal ini dapat

mempengaruhi komunitas yang hidup di daerah profundal karena mempengaruhi

kecukupan sumber daya yang diperlukan untuk kelangsungan hidup mereka. Oleh

karena itu, pengukuran transparansi air perlu dilakukan secara berkala untuk

memonitor kondisi ekosistem laut dan memastikan keseimbangan ekologi terjaga.

4.2 Saran

Saya harap untuk prakikum selanjutnya untuk mengurangi aktifitas

dimalam hari lewat di jam 21.00 dan untuk kak Hikma jika masih menjadi asisten

pada praktikum selanjutnya pilih kelas A untuk jadi praktikanya hehe.


DAFTAR PUSTAKA

Carpenter, S. R. (2011). Ecology of Freshwater and Marine Plankton.


Princeton University Press.

Falkowski, P. G., & Raven, J. A. (2013). Aquatic Photosynthesis

(2nd ed.). Princeton University Press.

Kirk, J. T. O. (2011). Light and Photosynthesis in Aquatic Ecosystems


(3rd ed.). Cambridge University Press.
LAMPIRAN

Proses pengamatan daerah fotik pinggir


pantai

Proses pengukuran suhu air laut

Proses Pengukuran Salinitas


air

Anda mungkin juga menyukai