“GEOLISTRIK”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
DOSEN PEMBIMBING:
Evino Sugriarta, SKM, M.Kes
Mukhlis, MT
Instruktur:
Akhirul Desman, S.T
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
tentang Geolistrik .Terimakasih kepada Bapak/Ibu yang membimbing kami dalam
pratikum geolistrik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak dalam rangka
penyempurnaan untuk pembuatan laporan berikutnya.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Air tanah merupakan salah satu sumber udara yang dapat
mendukung kehidupan makhluk di muka bumi. Air tanah adalah air yang
terdapat dalam suatu lapisan tertentu di dalam tanah. Air tanah terdapat
dalam ruang antar butiran batuan ataupun rekahan batuan. Ruang antar
butir, rongga batuan serta rekahan pada batuan merupakan tempat unituk
menyimpan dan mengalirkan udara dalam tanah. Air tanah dapat bergerak
secara vertikal maupun lateral yang dipengaruhi oleh keadaan morfologi,
hidrologi, dan keadaan geologi setempat. Pengaruh geologi antara lain
adalah bentuk dan penyebaran besar butir, perbedaan dan penyebaran
lapisan batuan dan struktur geologi. Penyelidikan air tanah sangat penting
dilakukan untuk mencari alternatif tambahan sumber udara.
Beberapa metode penyelidikan permukaan tanah yang dapat
dilakukan, di antaranya adalah metode geologi, metode gravitasi, metode
magnit, metode seismik, dan metode geolistrik. Dari metode-metode
tersebut, metode geolistrik merupakan metode yang banyak digunakan dan
hasilnya cukup baik. Geolistrik memiliki peranan penting pada banyak
bidang seperti hidrogeologi, pertambangan, dan geoteknik. Pada bidang
hidrogeologi, geolistrik sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan
adanya lapisan akuifer, yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan
pembawa air.
Umumnya lapisan akuifer yang dicari adalah akuifer tertekan yaitu
yang berada diantara lapisan kedap air pada bagian bawah dan atasnya.
Mengingat banyak sekali manfaat dari geolistrik maka penting untuk
memahami dasar dan cara kerja dari instrumentasi ini. Laporan ini dibuat
untuk memberikan gambaran singkat mengenai instrumentasi geolistrik
dan pengaplikasiannya.
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pendugaan air tanah menggunakan sistem
geolistrik dengan metode schlumberger.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang cara kerja alat pratikum
pendugaan air tanah dengan geolistrik
b. Untuk mempraktekan secara langsung pendugaan air tanah
menggunakan Geolistrik
c. Untuk mengetahui perhitungan resistifitas pendugaan air
tanah menggunakan metode geolistrik
C. Manfaat
Sebagai informasi (instansi terkait), mahasiswa dan para masyarakat
dalam pengetahuan tentang pendugaan air tanah menggunakan geolistrik
dan Sebagai referensi ilmiah untuk pendidikkan mahasiswa khususnya
jurusan kesehatan lingkungan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air Tanah
Meskipun keterdapatan airtanah di dalam bumi tidak dapat dilihat
dari permukaan tanah, namun keberadaan, potensi dan karakteristiknya di
suatu daerah dapat diketahui dengan mengaplikasikan metode
penyelidikan air tanah. Sudah lama manusia mencoba mengetahui keadaan
air di bawah permukaan tanah. Mereka antara lain menggunakan ranting
bercabang dengan kedua ujung cabang dipegang dengan kedua tangan.
Bila melewati daerah yang mengandung air, ranting tersebut akan
menunjuk ke bawah. Tidak setiap orang mampu melakukannya karena
perlu penguasaan tenaga supranatural. Metode ini sering disebut Water
Witching atau Dowsing.
Secara ilmiah ada dua jenis penyelidikan airtanah, yaitu
penyelidikan dari permukaan tanah dan di bawah permukaan tanah.
Penyelidikan dari permukaan tanah antara lain terdiri atas metode geologi,
penginderaan jauh serta metode geofisika. Penyelidikan airtanah dengan
metode geologi adalah penggunaan data geologi dan penelitian lapangan
untuk mengetahui kondisi air tanah. Metode penginderaan jauh
menggunakan foto udara dan citra yang diambil dari pesawat terbang atau
satelit untuk menginterpretasi kondisi air tanah. Metode geofisika yaitu
pengukuran sifat-sifat fisik tanah atau batuan untuk mengetahui kondisi air
tanah.
1. Literatur
Menurut Hardjowigeno (2003), Definisi lapisan tanah
adalah penggolongan atas sifat fisik tanah yang dijelaskan dengan
sistematika susunan ruangan partikel tanah dengan membentuk
agregat dari hasil proses pedogenesis.
2. Lapisan tanah
a. Tanah Vulkanis
Tanah vulkanis adalah lapisan jenis tanah yang
terdapat di sektiran gunungapi, dimana untuk tanah
3
vulkanis sendiri merupakan tanah endapan hasil erosi yang
mengeras serta mengandung unsur hara tanah yang tinggi.
Adapun untuk pembagian tanah vulkanis, antara lain;
a. Andosol
Tanah andosol merupakan pelapukan tanah hasil
dari abu vulkanis. Warna dari tanah andosol ini adalah
kelabu kekuningan. Tanah andosol peka terhadap erosi,
artinya tanah andosol berada mengikuti arah laju erosi.
Tanah andosol merupakan tanah yang subur dan dapat
dengan mudah dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
Selain menjadi lahan pertanian, contoh pemanfaatan
tanah andosol dapat dijadikan sebagai hutan pinus dan
hutan pohon cemara. Persebaran tanah andosol adalah
membentang dari Sumatra, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara
Barat.
b. Regosol
Tanah regosol adalah tanah yang memiliki bentuk
butir kasar dari endapan abu vulkanis. Tanah regosol
memiliki karakteristik warna kelabu kekuningan.
Pemanfaatan tanah regosol adalah dijadikan sebagai ladang
perkebunan. Tanaman yang cocok ditanami pada kebun
yang mengandung tanah regosol adalah tanaman palawija.
Tanah regosol biasa ditemukan pada lereng gunungapi.
Persebaran tanah regosol ini bervariasi dari mulai Sumatra,
Jawa bagian selatan, Kalimantan Barat, Bali, Nusa
Tenggara, dan Sulawesi.
c. Tanah Alluvial
Tanah alluvial adalah tanah yang terbentuk dari
endapan hasil erosi gunungapi. Tanah alluvial berwarna
kelabu kehitaman kadang juga kelabu cerah. Tanah alluvial
peka terhadap erosi yang sedang berlangsung. Jadi
pergerakan tanah alluvial mengikuti erosi. Tanah alluvial
4
biasa ditemukan di lereng gunung api dan pinggiran sungai
atau di pinggiran sawah irigasi. Persebaran tanah alluvial
ini terbagi dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali,
Nusa Tenggara, hingga Papua.
d. Tanah Organosol
Tanah organosol dapat disimpulkan yaitu tanah
yang terbentuk dari hasil bahan organik yang terdapat di
dasar tanah. Tanah organosol mempunyai tingkat
kesuburan sedang hingga tinggi tergantung dimana lapisan
tanah tersebut berada. Adapun untuk pembagian tanah
organosol terbagi 2 yaitu, yaitu;
1) Organosol Humus
Tanah organosol humus merupakan tanah yang
berasal dari pembusukan bahan organik.
Pembusukan bahan organik tersebut dibantu oleh
mineral-mineral yang terdapat pada kandungan
tanah. Tanah organosol humus memiliki
karakteristik warna hitam kecoklatan gelap dan
memiliki tekstur basah. Tingkat kesuburan tanah
organosol humus cenderung tinggi dan dapat
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Persebaran
tanah organosol humus meliputi Lampung, Jawa,
Kalimantan, dan Sulawesi.
2) Organosol Gambut
Tanah organosol gambut merupakan tanah yang
berasal dari pembusukan bahan organik yang
terdapat pada air rawa-rawa. Tanah organosol
gambut memiliki kaakteristik asam dan berwarna
coklat cerah kekuningan. Tanah organosol gambut
memiliki unsure hara yang rendah sehingga kurang
baik dimanfaatkan sebagai perkebunan atau
pertanian. Tanah organosol gambut bisa
5
dimanfaatkan pada bidang pertanian khusus, yaitu
pertanian pasang surut. Pertanian pasang surut yaitu
pertanian yang menanami tanaman khas rawa-rawa
seperti enceng gondok. Untuk persebaran tanah
organosol gambut tersebar dari Sumatra bagian
utara, Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat,
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Papua Barat.
e. Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan tanah hasil pelapukan
batuan beku dan sedimen. Tanah litosol mempunyai tekstur
yang kasar dan bentuknya beraneka ragam. Tanah litosol
sekilat berbentuk pasir namun jika dilihat dari dekat maka
akan terlihat jelas bahwa pasir tersebut adalah tanah latosol.
B. Pengertian Geolistrik
Geolistrik merupakan metode penyelidikan airtanah dari
permukaan bumi yang paling populer dalam bidang hidrologi airtanah.
Pada dasarnya geolistrik merupakan alat untuk mendeteksi perlapisan
batuan di dalam bumi. Prinsip utamanya adalah bahwa tiap perlapisan
batuan mempunyai tahanan yang berbeda-beda bila dialiri listrik yang
disebut tahanan jenis (resistivity).
Metode geolistrik merupakan salah satu metode survei geofisika
aktif untuk menginvestigasi kondisi di bawah permukaan tanah
berdasarkan prinsip bahwa setiap jenis batuan atau material mempunyai
nilai tahanan jenis. Tujuan dari survei geolistrik adalah untuk mengetahui
kondisi di bawah permukaan berdasarkan distribusi nilai tahanan jenis dari
setiap jenis batuan.
Pada metode geolistrik terdapat metode geolistrik-resistivitas yang
memiliki prinsip bahwa dengan menginjeksikan arus listrik ke bawah
permukaan tanah menggunakan elektroda arus, kemudian dari elektroda
potensial didapat nilai beda potensial. Dengan data arus yang diinjeksikan
serta data beda potensial yang didapat tersebut sehingga dapat diketahui
6
nilai tahanan jenis dari kondisi bawah permukaan. Pada umumnya, metode
geolistrik resistivitas hanya baik untuk eksplorasi dangkal, sekitar 100 m.
Hal tersebut dikarenakan jika diinginkan kedalaman yang lebih harus
diperpanjang juga pada bentangan lintasan. Jika bentangan terlalu panjang
maka kekuatan arus akan melemah sehingga data yang diperoleh kurang
akurat. Karena itu, metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi dalam
seperti eksplorasi minyak bumi. Metode resistivitas lebih banyak
digunakan untuk eksplorasi dangkal seperti penentuan kedalaman batuan
dasar, pencarian reservoir air, pendeteksian intrusi air laut, serta pencarian
ladang geothermal.
Prinsip fisika yang digunakan pada metoda geolistrik secara
sederhana dapat dianalogikan dengan rangkaian listrik. Jika arus dari suatu
sumber dialirkan ke suatu beban listrik (misalkan kawat seperti terlihat
pada gambar) maka besarnya resistansi R dapat diperkirakan berdasarkan
besarnya potensial sumber dan besarnya arus yg mengalir. Potensial listrik
batuan adalah potensial listrik alam atau potensial diri disebabkan
terjadinya kegiatan elektrokimia atau kegiatan alam. Faktor pengontrol
dari semua kejadian ini adalah air tanah. Potensial ini berasosiasi dengan
pelapukan mineral pada bodi sulfida, perbedaan sifat batuan (kandungan
mineral) pada kontak geologi, kegiatan bioelektrik, dan materi organik
korosi, gradient termal, serta gradient tekanan. Dalam metode geolistrik ini
digunakan definisi-definisi :
a. Resistansi : R = V/I (Ώ)
b. Resistivitas : ρ/J (Ώm )
c. Konduktivitas : σ = 1/ρ (1/Ώm)
Keterangan :
V = beda potensial antara dua buah titik
I = besar arus listrik yang mengalir 4
E = medan listrik
J = rapat arus listrik (arus listrik persatuan luas)
7
Umumnya, Metode geolistrik tahanan jenis/resistivitas
lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya
dangkal, karena jarang memberikan informasi lapisan di
kedalaman lebih dari 300 m atau 450 m. Oleh karena itu metode ini
jarang digunakan untuk eksplorasi minyak tetapi lebih banyak
digunakan dalam bidang engineering geology seperti penentuan
kedalaman batuan dasar, pencarian reservoar air, juga digunakan
dalam eksplorasi geothermal.
8
bawah permukaan yang dilalui arus listrik.Bila satu set hasil pengukuran
tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang terpanjang
tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak AB/2
sebagai sumbu-X dan tahanan jenis semu sebagai sumbu Y, maka akan
didapat suatu bentuk kurva data geolistrik. Dari kurva data tersebut bisa
dihitung dan diduga sifat lapisan batuan di bawah permukaan.
D. Rangkaian Geolistrik
1) Rangkaian Schlumberger
Untuk mengetahui kedalaman dan ketebalan lapisan batuan
ke arah dalam atau vertikal digunakan rangkaian Schlumberger.
Prinsipnya adalah arus listrik searah dialirkan ke dalam tanah
melalui dua buah elektroda arus yang ditancapkan ke dalam tanah.
Besarnya kuat arus yang mengalir ke dalam tanah diukur
dengan amperemeter. Perubahan potensial tanah (DV) akibat arus
listrik tersebut diukur melalui dua buah elektroda potensial yang
ditancapkan diantara kedua elektroda arus CC. Susunan elektroda
arus CC serta elektroda potensial PP diubah-ubah mulai jarak
terpendek (1,5 meter)hingga jarak terjauh yang diinginkan. Pada
jarak elektroda arus CC yang pendek berarti tahanan jenis yang
terukur hanya pada permukaan tanah saja (sedalam ½ jarak CC).
Semakin jauh jarak CC berarti tahanan jenis lapisan tanah yang
terukur juga akan semakin dalam.
9
Untuk menentukan harga tahanan jenisnya, dihitung dengan rumus
DV
R = K ------------
-----------------------------------------------------------
1 1 1 1
2) Rangkaian Wenner
Rangkaian Wenner digunakan untuk mengetahui sebaran
airtanah secara horisontal pada kedalaman tertentu.. Prinsipnya dua
pasang eletroda arus (C) dan potensial (P) ditancapkan ke dalam
tanah dengan jarak elektroda sama sesuai dengan kedalaman
pengukuran yang diinginkan. Arus listrik searah (DC) dialirkan
melalui kedua elektroda arus. Besarnya kuat arus diukur dengan
amperemeter. Beda potensial antara dua elektroda potensial diukur
dengan menggunakan voltmeter. Jika satu titik pendugaan selesai
diukur, seluruh rangkaian elektroda dipindah sejauh jarak dua
elektroda yang berdekatan. Demikian seterusnya hingga pendugaan
selesai.
10
V = potensial tanah P = elektroda potensial
C = elektroda arus
V
ra = 2 . a --
I
I = kuat arus
11
dan ketebalan lapisan Batman, sedangkan garis mendatar menunjukkan
harga tahanan.
12
2. Eksplorasi Geothermal
Dalam eksplorasi panas bumi digunakan metode geolistrik tahanan
jenis untuk memetakan harga tahanan jenis batuan di daerah penelitian
dalam rangka menentukan daerah konduktif yang merupakan batas
reservoir sistem panas bumi. Peninjauan yang dilakukan dengan cara
profiling untuk memperoleh gambaran umum daerah prospek panas
bumi.
3. Eksplorasi Mineral
Dalam eksplorasi mineral digunakan metode geolistrik polarisasi
terimbas. Mengenai polarisasi yang terjadi pada batuan dan tanah
adalah melingkupi penyebaran atau difusiionion menuju mineral-
mineral logam dan pergerakan ion-ion didalam pore-filling elektrolit.
13
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
2. Elektroda arus 2
Besi
3. Elektroda potensial 2
Tembaga
14
4. Baterai Seperlunya
6. Kabel elektroda 2
potensial
7. Kabel accu 2
8. Palu
9. Meteran 1
15
C. Prosedur Kerja
1. Tentukan lokasi, arah, dan coordinator pengukuran
2. Siapkan alat utama dan alat pendukung yang dibutuhkan
3. Menyusun rangkaian alat resistivity meter
4. Hidupakan alat dengan menekan tombol ON dan kalibrasi display arus
dari potensial jadi 0, dengan menekan tombol corse dan fine
5. Tekan tombol start untuk memulai pengukuran dan hold untuk
merekan hasil pengukurn
6. Atur jarak kabel potensial, letakkan sejajar lalu tanamkan elektroda 0,5
m (besi)
7. Atur jarak kabel arus letakkan sejajar lalu tanamkan elekroda 1,5 m
(tembaga)
8. Pasangkan kabel pendek di masing-masing kabel arus dan potensial
9. Lalu ujung-ujung kabel pendek dipasangkan ke alat 1) Kabel arus
dipasangkan ke display arus (current) 2) Kabel potensial dipasangkan
ke display potensial
10. Setelah itu sambungkan ke sumber arus (aki)
11. Kemudian hidupkan alat dengan menekan tombol power
12. Lakukan pengaturan arus
13. Untuk memperbesar arus (corse)
14. Untuk memperkecil arus tombol fine
15. Kalibrasi angka mulai dari nol
16. Kemudian baru tekan start 10. Setelah angka muncul di layar monitor
alat lalu tekan hold untuk menyimpan data 1
17. Lakukan 2 kali pengukuran pada setiap titiknya
18. Catat hasil pengukuran pada blanko pengukuran schlumberger
19. Lakukan pengelolaan data dengan aplikasi IP2WIN
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Data Pendugaan Geolistrik Metode Schlumberger
Titik sounding :1
Tanggal : 16 September 2023
Lokasi : Belakang ITP
Arah : Utara – Selatan
Koordinat : 0898747,100.364782
17
8 4001 39 2.355,814 100 531 17 49.447,46
7 19
1
4001 29 512 49
18
Titik sounding :2
Tanggal : 16 September 2023
Lokasi : Belakang ITP
Arah : Utara – Selatan
Koordinat : -0.900224,100.369881
(M) (M) (mV) (mA) (Ωm) (M) (M) (mV) (mA) (Ωm)
1187 22 751 24
1 0.5 1.5 13
1137 23 324,327 30 630 24 16148,34
1451 23 739 25
2 14
2.0 1301 23 704,153 40 579 25 26.383,065
1263 22 760 25
3 15
2.5 1242 23 1048,76 50 606 22 45516,13
1251 22 616 17
4 16
4.0 1170 23 2660,41 60 535 16 78717,06
770 21 2914 16
5 17
5.0 716 21 2749,63 75 1239 21 85744,372
1064 40 669 21
6 18
6.0 1122 40 3.067,36 5.0 75 632 19 34547,388
1039 45 1745 6
7 19
8.0 941 45 4.403,85 100 942 24 49497,461
819 50 457 5
8 20
10 846 50 5.215,02 10 100 426 5 137.244,69
19
1466 36 1575 25
9 21
12 929 36 15.014,48 125 1021 25 126.551,10
6
865 22 829 8
10 22
15 723 19 27333,54 25 125 638 8 86.369,625
829 23 892 27
11 23
20 710 19 45994,6 150 777 16 53.320,66
576 5
12 2,5
20 553 5 27.917,34
20
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengukuran deteksi air tanah menggunakan
metode geolistrik resistivitas konfigurasi Schlumberger di belakang ITP
hasil yang didapat pada titik sounding yaitu, kandungan air tebanyak
terdapat pada lapisan ke 5 dengan ρa 98949 Ωm dengan ketebalan 18.72 m
dan kedalaman 35.96 m sehingga bisa dimanfaatkan dengan pembuatan
sumur bor.
21
Kurva dan tabel titik 1 :
22
Kurva dan tabel titik 2:
23
VES Gabungan titik 1 dan 2 :
24
Profil Vertikal Lapisan Batuan
ρ= 1339 Ωm
-0.9
ρ= 121607 Ωm
-1.881
ρ= 345458 Ωm
-3.931
ρ= 1.3E+6 Ωm
-17.241
ρ= 98949 Ωm
-35.961 ρ= 25768 Ωm
25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
28