Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN GEOLOGI TATA LINGKUNGAN

DAERAH REKOMENDASI PETA SKL FISIK


KABUPATEN MAJALENGKA, PROVINSI JAWA BARAT

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Lilo Bayu Setiaji 072001600023


Muhammad Ali Reza 072001600032

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRUSAKTI
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Geologi Tata Lingkungan yang berjudul “Daerah
Rekomendasi Peta SKL Fisik Kabupaten Majalengka”. Laporan ini membahas tentang
keadaan geologi suatu daerah yang meliputi peta litologi, bentang alam, daya dukung,
tata air dan bahan galian.

Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan ini
masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini menjadi lebih sempurna.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga Laporan Geologi Tata


Lingkungan ini dapat memberikan gambaran dan menjadi acuan bagi penelitian lebih
lanjut pada daerah tersebut.

Jakarta, 15 Juni 2020

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

COVER........ ............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ ......1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Maksud Dan Tujuan.................................................................... 1
1.3 Lokasi Penelitian ........................................................................ 1
1.4 Metodologi dan Tahap Penelitian ................................................ 2
1.5 Diagram Alir............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
2.1 Peta Geomorfologi ...................................................................... 3
2.2 Peta Kelompok Litologi .............................................................. 4
2.3 Peta Daya Dukung ...................................................................... 4
2.4 Peta Tata Air............................................................................... 5
2.5 Peta Bahan Galian....................................................................... 6
2.6 Peta SKL Fisik ............................................................................ 7
2.7 Peta Bencana .............................................................................. 9
2.8 Peta Kendala ............................................................................. 10
BAB III KESIMPULAN ................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan wilayah pada dasarnya merupakan usaha untuk
memanfaatkan potensi sumberdaya lahan semaksimal mungkin untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pendapatan daerah tanpa meninggalkan
aspek konservasi juga tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian daya dukung
sumberdaya alam yang berkaitan dalam ekosistem. Pengembangan wilayah
menerapkan konsep geologi dalam perencanaan pengembangan wilayah suatu
daerah, berdasarkan evaluasi geologi. Diharapkan dengan pengembangan wilayah,
suatu daerah dapat berkembang sesuai dengan kondisi geologi dan lingkungannya,
serta dapat memberikan manfaat yang tepat bagi masyarakatnya. Informasi geologi
berupa bencana dan potensi sumberdaya geologi merupakan informasi awal untuk
analisis risiko terjadinya bencana geologi dan bencana ikutan lainnya, upaya
penanggulangan serta sebagai acuan dasar untuk pembangunan fisik,
pengembangan infrastruktur, dan pengembangan wilayah. Selanjutnya
perencanaan dan pengembangan wilayah industri daerah untuk jangka waktu
tertentu dapat dilaksanakan secara terencana, terpadu, dan berkesinambungan
sekaligus mewaspadai dan memperkecil kerugian terhadap kemungkinan
terjadinya bencana geologi atau dampak-dampak yang ditimbulkan dan kurang
menguntungkan di kemudian hari.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi geologi
tata lingkungan di daerah, guna memeberikan informasi antara lain, bantuan
airtanah, tata guna lahan, pemanfaatan bahan galian industri, dan mengetahui
kendala geologi.
1.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian mencakup wilayah Kabutapeten Majalengka, Provinsi
Jawa Barat.

1
1.4 Metodelogi Penelitian
Metode penelitian dalam menyelesaikan tugas ini adalah dengan cara
melakukan studi pustaka untuk mendapatkan data penunjang untuk menentukan
peta rekomendasi tata guna lahan atau Peta SKL Fisik. Studi Pustaka yang
dilakukan adalah dengan mencari data dasar seperti Peta Topografi
(Tanahair.indonesia), Peta Geologi Lembar Ardjawinangun ( Djuri, 1973 ) dan
Tasikmalaya ( T.Buditrisna, 1986 ), Peta Potensi Bencana ( Badan Geologi/Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ). Dari berapa data dasar tersebut akan
dibuat SKL seperti Peta Kelompok Litologi, Peta Geomorfologi, Peta Daya
Dukung, Peta Tata Air, Peta Bahan Galian. Setalah itu peta yang didapat dilakukan
pembobotan dari bobot tertinggi – terendah sebagai parameter untuk menentukan
potensi serta kendala pada daerah peta metaan sehingga menjadi Peta SKL Fisik
Kabupaten Majalengka.
1.5 Diagram Alir

Gambar 1.1 Diagram alir penelitian

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Peta Geomorfologi

Penentuan geomorfologi bedasarkan kenampakan kenampakan topografi,


beda tinggi, kelurusan kontur, dan pola aliran pada daerah penelitian. Setelah
dilakukan anailisis didapatkan 5 satuan geomorfologi diantaranya Satuan
Geomorfologi Dataran Denudasional, Satuan Geomorfologi Pegunungan
Vulkanisme, Satuan Geomorfologi Perbukitan Struktural, Satuan Geomorfologi
Perbukitan Bergelombang Struktural, dan Satuan Geomorfologi Perbukitan
Vulkanisme. Berdasarkan kemudahan untuk melakukan pekerjaan pada Peta
Geomorfologi ini dilakukan pembobotan dan penilaian diaman Peta Geomorfologi
ini memiliki bobot yang paling tinggi yaitu 4.
Tabel 2.1 Nilai dan bobot Peta Geomorfologi

3
2.2. Peta Kelompok Litologi

Gambar 2.1 Peta SKL kelompok litologi


Penetuan kelompok litologi daerah penelitian mengacu pada Peta Geologi
Regional Arjawinagun ( Djuri, 1973 ) dan Tasikmalaya ( T.Buditrisna, 1986 ).
Berdasarkan peta geologi regional didapat 9 satuan kelompok litologi yaitu
Lempung, Aliran Lava, Andesit Hipersten, Batulempung, Batulempung seling
Batupasir, Batulempung sisipan Batupasir Tufaan, Batupasir, dan Batupasir
Tufaan. Penentuan satuan kelompok litologi sendiri bedasarkan litologi dominan
pada setiap formasi yang ada pada daerah Kabupaten Majalengka.
2.3. Peta Daya Dukung
Penentuan daya dukung berdasarka data persebaran data kelompok litologi
pada daerah penilitian. Daya dukung dilihat dari resistensi batuan yang didapat 3
satuan yaitu Daya Dukung Tinggi yang didominasi dengan litologi Breksi, Daya
Dukung Sedang yang didominasi Batupasir, dan Daya Dukung rendah yang
didominasi dengan litologi Batulempung-lempung. Daya dukung menempati

4
posisi 3 dalam pembobotan. Karena untuk membuat area budidaya harus selain
memperhatikan morofologi harus memperhatikan daya dukung pada setiap
wilayah sehingga dapat diketahui pemanfaat lahan yang sesuai dengan daya
dukung yang ada pada setiap wilayah.

Gambar 2.2 Peta Daya Dukung


Tabel 2.2 Nilai dan bobot daya dukung

2.4. Peta Tata Air


Penentuan tata air bedasarkan peta kelompok litologi serta daerah aliran
sungai pada daerah penelitian. Litologi yang baik untuk dijadikan akuifer adalah
batuan dengan porositas baik. Berdasarkan analisis didapat 3 sataun yaitu Air
Sedikit dengan litologi pengontrol adalah Breksi, Air Sedang dengan litologi
pengontrolnya adalah batu lempung, meskipun lempung memiliki porositas yang
buruk akan tetapi pada arean ini merupak area daerah aliran sungai, dan Air

5
melimpah yang dikontrol oleh litologi Batupasir yang memiliki porositas yang
baik untuk dijadian akuifer.

Gambar 2.3 Peta Tata Air


Tabel 2.3 Nilai dan bobot tata air

2.5. Peta Bahan Galian


Penentuan bahan galian berdasarkan peta kelompok litologi dengan melihat
litologi batuan yang mungkin dapat digunakan sebagai bahan galian seperti
Batupasir, Breksi, dan Batuandesit yang dapat digunakan sebagai bahan
bangunan. Bahan galian sendiri ditujukkan untuk meningkatkan perekonomian
pada daerah kabupaten Majalengka. Berdasarkan analisis didapat 2 bahan galian

6
yaitu Bahan Galian Sirtu dan Bahan Galian Batu andesit. Bahan galian menempati
posisi 4 pada pembobotan.

Gambar 2.4 Penyebaran Bahan Galian


Tabel 2.4 Nilai dan bobot bahan galian

2.6. Peta Potensi atau SKL Fisik


Peta SKL Fisik ini merupakan hasil dari penggabungan paramater peta yang telah
dilakukan penilaian dan pembobotan yang memghasilkan potensi untuk dijadikan
lahan. Pada penelitian ini dibagi menjadi 2 kawasan yaitu potensi Kawasan
Budidaya ( Pemukiman, Persawahan, dan Perkebunan) dan Kawasan Non
Budidaya ( Hutan dan Bahan Galian ) dengan klasifikasi range yaitu :

7
Tabel 2.5 Klasifikasi Peta SKL Fisik / Potensi
Range Klasifikasi Jenis
23 - 27 Pemukiman Budidaya
17 – 22 Persawahan dan Perkebunan Budidaya
10 - 16 Hutan dan Bahan Galian Non Budidaya

Gambar 2.5 Peta SKL Fisik

8
Tabel 2.6 Nilai dan bobot seluruh peta

2.7. Peta SKL Bencana


Pembuatan Peta SKL bencana dibuat berdasarkan Peta Potensi Gerakan
tanah yang dikularkan oleh Badan Geologi ( Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi,2017 ) yang dilukan digitasi ulang untuk memperoleh Peta
Potensi Bencana daerah penelitian.

Gambar 2.6 Peta Potensi Bencana ( Gerakan Tanah )

9
2.8. Peta SKL Kendala
Setelah didapat Peta SKL Fisik atau Potensi dilakukan penambahan
parameter bencana untuk mengetahui kendala serta mengetahui apakah potensi
yang disarankan dapat direalisasikan atau tidak. Sehingga tidak terjadi bencana
yang dapat merugikan dimasa yang akan datang.

Gambar 2.6 Overlay Peta SKL Fisik dan Peta Bencana

10
BAB III KESIMPULAN
Berdasarkan Analisis yang dilakukan pada Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa
Barat guna mengetahui Tata Guna Lahan dapat disimpulkan sebagai berikut :
3.1 Peta Rekomendasi Tataguna Lahan didasarkan atas bobot dan nilai tertinggi –
terendah yaitu : Peta Bentang Alam, Peta Daya Dukung, Peta Tata Air, dan Peta
Bahan Galian.
3.2 Pada hasil akhir didapat rekomendasi tata guna lahan Kawasan Budidaya (
Pemukiman, Persawahan, dan Perkebunan) dan Kawanan Non Budidaya ( Bahan
Galian dan Hutan ).
3.3 Area dengan rekomendasi pemukiman memiliki range total bobot keseluruhan
parameter peta 23 – 27.
3.4 Area dengan rekomendasi persawahan dan perkebunan bobot keseluruhan
parameter peta 17 – 22.
3.5 Area dengan rekomendasi pemukiman memiliki range total bobot keseluruhan
parameter peta 10 - 16

11
DAFTAR PUSTAKA
Budhitrisna.T, 1973. Peta Geologi Ardjawinangun, Jawa Barat, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi: Bandung.

Djuri, 1973. Peta Geologi Ardjawinangun, Jawa Barat, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi: Bandung.

https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web diakses pada tanggal 14 juni 2020


https://vsi.esdm.go.id/ diakses pada tanggal 14 juni 2020

Anda mungkin juga menyukai