Anda di halaman 1dari 21

LOKASI :

KP. CIBUBUAY
DESA PINGGIR SARI
KECAMATAN ARJASARI
KABUPATEN BANDUNG
JAWA BARAT

TEAM GEOPHYSICS
BANDUNG
2019
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK

Daftar Isi ........................................................................................................................... i


Daftar Tabel ...................................................................................................................... i
Daftar Gambar .................................................................................................................. ii
Lampiran ...................................................................................................................... ii
BAB 1. Pendahuluan........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................................. 2
1.3 Waktu Dan Lokasi Penyelidikan .......................................................................... 2
1.4 Peralatan Penyelidikan ........................................................................................ 2
BAB 2. Geologi dan Hidrogeologi................................................................................... 4
2.1 Geologi Daerah Penyelidikan .............................................................................. 4
2.2 Hidrogeologi ........................................................................................................ 4
2.3 Siklus Hidrogeologi.............................................................................................. 4
2.4 Kualitas Air tanah ................................................................................................ 6
BAB 3. Penyelidikan Cara Tahanan Jenis ...................................................................... 7
3.1 Teori Dasar ......................................................................................................... 7
3.2 Aliran Arus Listrik Pada Lapisan Bumi Medium Homogen isotropis ..................... 9
BAB 4. Hasil Penafsiran dan Pembahasan .................................................................... 10
4.1 Tabel Korelasi Tahanan Jenis ............................................................................. 10
4.2 Penampang Tegak Tahanan Jenis ...................................................................... 10
BAB 5. Kesimpulan dan Saran ........................................................................................ 13
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 13
5.2 Saran .................................................................................................................. 13

Daftar Tabel

Tabel 4.1 Korelasi Tahanan Jenis .................................................................................. 9


Tabel 4.2 Hasil Interpretasi dan Korelasi Antara Geologi, Hidrogeologi
dan Pendugaan Geolistrik di Lokasi Penyelidikan ........................................... 11

TEAM GEOPHYSICS i
Bandung, Juni 2019
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK

Daftar Gambar

Gambar 1.1 Lokasi Pendugaan Geolistrik ....................................................................... 3


Gambar 2.1 Siklus Hidrologi ........................................................................................... 4
Gambar 2.2 Peta Hidrogeologi ....................................................................................... 5
Gambar 3.1 Konfigurasi Elektroda Schlumberger ........................................................... 7
Gambar 3.2 Aliran Arus Tunggal Pada Medium Homogen Isotropis ............................... 9
Gambar 4.1 Penampang Tegak Tahanan Jenis .............................................................. 11

Lampiran-Lampiran

1. Lampiran Kurva
2. Lampiran Foto Kegiatan

TEAM GEOPHYSICS ii
Bandung, Juni 2019
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK

1.1. LATAR BELAKANG


Secara umum proses terbentuknya air tanah dikarenakan peresapan air permukaan kedalam tanah.
Pada prosesnya material batuan penyusun lapisan tanah dipengaruhi oleh bentuk atau ukuran butir,
susunan butir, pemadatan dan sementasi. Air permukaan yang telah mengalami peresapan
kedalam tanah, akan bergerak bebas mengisi pori – pori dan celah – celah dari butiran batuan
tersebut.

Penyebaran air tanah tidak hanya terdeskripsikan secara vertical, untuk mengetahui secara
horizontal dapat diketahui melalui penyebaran formasi geologi yang bertindak sebagai akuifer.
Akuifer merupakan lapisan batuan yang dapat bertindak sebagai pembawa air (permeable) yaitu
batuan yang mempunyai susunan butiran sedemikian rupa sehingga dapat mengalirkan air.
Sebaliknya lapisan kedap air (Impermeable) atau akuiclud adalah batuan yang dapat menyimpan
air tanah tetapi tidak dapat mengalirkan dalam jumlah yang berarti. Sedangkan lapisan batuan yang
tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air disebut akuifug. Kondisi lapisan akuifer dipengaruhi
oleh sifat batuan terutama tingkat porositas dan tingkat permeabilitas.

Kita ketahui bersama air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan manusia, baik
untuk kebutuhan sehari-hari, pertanian, perternakan, dan juga perindrustrian. Sejalan dengan
pertambahan penduduk dan perkembangan pembangunan, kebutuhan akan air juga semakin
meningkat, sedangkan ketersediaanya sangat terbatas.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka untuk mengetahui kondisi geologi dan hidrogeologi perlu
dilakukan suatu kajian studi dengan menggunakan suatu metoda yang dapat mempelajari kondisi
lapisan batuan, meliputi jenis dan sifat batuan serta penyebaranya. Metoda yang digunakan disini
ialah metoda pendugaan geolistrik.

TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 1
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Pendugaan geolistrik bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penyebaran lapisan batuan
serta menginformasikan keberadaan lapisan batuan yang berfungsi sebagai akuifer (lapisan
pembawa air), dimana hasil pendugaan geolistrik ini akan memberikan gambaran umum mengenai
kondisi lapisan batuan dibawah permukaan tanah seperti ketebalan, kedalaman, serta penyebaran
lapisan batuan sehingga nantinya akan membantu perencanaan dalam pembuatan sarana air
bersih di lokasi penyelidikan.

1.3. WAKTU DAN LOKASI PENYELIDIKAN


Pendugaan geolistrik dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2019 di lokasi Kp. Cibubuay, Desa Pinggir
Sari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dengan menghasilkan 2 (dua) titik
duga geolistrik.

1.4 PERALATAN PENYELIDIKAN


Adapun peralatan yang digunakan merupakan seperangkat alat geolistrik buatan lokal yang terdiri
dari :
• Resistivitimeter GSR G.001
• 2 (dua) buah elektroda arus.
• 2 (dua) buah elektroda potensial.
• 2 (dua) buah kabel arus @ 250 meter.
• 2 (dua) buah kabel potensial @ 50 meter.
• 3 (tiga) buah palu
• GPS
• Accu
• Kalkulator dan alat – alat tulis.

TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 2
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK

GL.1 S. 07 04’ 57.08”


E. 107 39’ 39.51”
GL.2 S. 07 04’ 50.94”
E. 107 39’ 37.11”

Keterangan
Titik duga geolistrik

Gambar 1.1 Lokasi Pendugaan Geolistrik


TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 3
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK

2.1 GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN


Secara vertikal maupun lateral, satuan batuan yang menyusun daerah ini adalah:
Endapan volkanik muda terdiri dari tufa, lahar, breksi dan lava andesit sampai basal.
Kelulusan tinggi hingga sedang; berkelulusan tinggi terutama pada endapan lahar dan aliran lava
vesikuler.

2.2 HIDROGEOLOGI
Bila dikaitkan dengan geologi regional maka hidrogeologi atau muka air tanah daerah
penyelidikan berkaitan dengan kondisi batuan yang terbentuk di sekitar daerah ini. Kondisi
hidrogeologi, umumnya berkaitan erat dengan sistem akuifer tertentu.
Hasil pengamatan hidrologi setempat, termasuk ke dalam sistem akuifer dengan aliran
melalui ruang antar butir. Akuifer dengan produktivitas sedang dan penyebaran luas. (Akuifer
dengan keterusan sangat beragam; kedalaman muka airtanah umumnya dalam).

2.3 SIKLUS HIDROLOGI


Siklus hidrologi merupakan salah satu faktor penting dalam proses terjadinya air tanah, siklus
hidrologi ini meliputi proses evaporasi/evapotransporasi dan kondensasi.

Gambar 2.1. Siklus Hidrologi

TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 4
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK

Lokasi Penyelidikan

TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 5
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK

2.4 KUALITAS AIR TANAH


Air (H2O) dialam ini tidak selalu murni, bahkan air hujanpun tidaklah murni seperti anggapan masa
lalu. Pada saat ini air permukaan dan air bawah tanah banyak mengandung unsur - unsur gas dan
zat – zat padat yang terlarut. Kualitas dan kuantitas dari unsur tersebut tergantung kepada faktor
alam (geologi) dan faktor lingkungan (Kegiatan Manusia) yang secara bertahap mengalami
perubahan sebagai akibat dari reaksi hubungan air dengan unsur tersebut.

Dalam penentuan kualitas air untuk berbagai keperluan, seperti air minum, industri dan pertanian
maka kualitas air tersebut harus diuji (tes) terlebih dahulu. Pada umumnya pengujian kualitas air
meliputi unsur kimia, fisika, biologi dan radiology. Hasil pengujian kemudian dibandingkan dengan
ketentuan/standar yang berlaku sesuai dengan kebutuhan, karena ada kalanya air yang memenuhi
syarat untuk air minum tidak sama dengan syarat untuk air tambak dan sebagainya.

Berdasarkan perlakuan batuan terhadap airtanah (menyimpan dan meloloskan air) batuan dapat
dibedakan menjadi:
1) Akuifer
Akuifer adalah lapisan pembawa air, lapisan batuan ini mempunyai susunan sedemikian
rupa sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air yang cukup berarti di bawah kondisi lapang.
Batuan dari akuifer ini bersifat permeable, contoh batuan permeable adalah pasir, kerikil, batu pasir
yang retak-retak batu gamping yang berlobang-lobang.
2) Akuiklud (aquiclude)
Akuiklude adalah lapisan batuan yang jenuh (dapat menyimpan air) tetapi tidak dapat
meloloskan air dalam jumlah yang berarti. Contoh lempung, shale, tuf halus, silt dan berbagai
batuan yang berstruktur lempung.
3) Aquifug (aquifuge)
Akuifug adalah lapisan batuan yang tidak dapat menyimpan air, dan meloloskan air. Contoh
granit dan batuan yang kompak dan padat.
4) Akuitar
Akuitar adalah lapisan atau formasi batuan yang dapat menyimpan air tetapi hanya dapat
meloloskan air dalam jumlah yang terbatas

TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 6
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK

3.1 TEORI DASAR


Penyelidikan geolistrik dilakukan atas dasar sifat fisika batuan terhadap arus listrik, dimana

setiap jenis batuan yang berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda pula. Hal ini

tergantung pada beberapa faktor, diantaranya umur batuan, kandungan elektrolit, kepadatan

batuan, jumlah mineral yang dikandungnya, porositas, permeabilitas dan lain sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut di atas apabila arus listrik searah (Direct Current) dialirkan ke

dalam tanah melalui 2 (dua) elektroda arus A dan B, maka akan timbul beda potensial antara kedua

elektroda arus tersebut. Beda potensial ini kemudian diukur oleh pesawat penerima (receiver)

dalam satuan miliVolt.

Dalam penyelidikan geolistrik ini telah digunakan susunan elektroda dengan menggunakan

susunan aturan Schlumberger dimana kedua elektroda potensial MN selalu ditempatkan diantara 2

buah elektroda arus (Gambar 3).

Sumber
arus
I

Potensiometer V

Electrode Arus
Electroda Permukaan
Electrode
Potensial Bumi
Arus M N B
A
M

Garis arus

Garis Ekipotensial

LK/IV/2002

Gambar 3.1 Konfigurasi Elektroda Schlumberger

TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 7
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK

Pada setiap pengukuran, elektroda arus AB selalu dipindahkan sesuai dengan jarak yang

telah ditentukan, sedangkan elektroda potensial MN hanya bisa dipindahkan pada jarak-jarak

tertentu dengan syarat bahwa jarak MN/2  1/5 jarak AB/2.

Oleh karena jarak elektroda selalu berubah pada setiap pengukuran, maka Hukum Ohm

yang digunakan sebagai dasar setiap penyelidikan geolistrik dalam memperoleh harga tahanan

jenis semu harus dikalikan dengan faktor jaraknya (K-Factor). Sehingga rumus untuk memperoleh

harga tahanan jenis semu dapat ditulis sebagai berikut :

 AB 2 MN 2 V
ρa= ) −(
[( ) ]
2( MN ) 2 2 I

dapat ditulis juga sebagai :

V
ρa = K .
I
dimana :

a = Tahanan jenis semu

K = Konstanta faktor geometrik,

(K = .{ (AB/2)2 - (MN/2)2 }/MN)

V = Beda potensial yang diukur (volt)

I = Besar arus yang digunakan (Ampere)

AB = Jarak elektroda arus AB (meter)

MN = Jarak elektroda potensial MN (meter)

TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 8
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK

3.2 ALIRAN ARUS LISTRIK PADA LAPISAN BUMI MEDIUM HOMOGEN


ISOTROPIS
Jika sebuah titik elektroda arus yang mengalir (C 1) terletak pada permukaan medium homogen
isotropis, maka arus tersebut akan tersebar ke segala arah dengan sama besar. Arus yang
mengalir akan menimbulkan medan equipotensial dan medan equipotensial tersebut memiliki jarak r
(gambar 4)
Karena harga konduktivitas udara adalah nol, maka ketika arus mengalir di bawah permukaan
maka akan menimbulkan medan equipotensial berupa luas keliling setengah bola. Maka arus
tunggal yang mengalir pada permukaan medium homogen isotropis adalah:
I = −2r 2V ..................................................................(1)

Gambar 3.2 Aliran Arus Tunggal Pada Medium Homogen Isotropis

TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 9
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK

4.1 TABEL KORELASI TAHANAN JENIS


Tabel 4.1 Korelasi Tahanan Jenis
BATUAN BEKU

BATUAN UBAHAN

LEMPUNG

SERPIH LUNAK

SERPIH KERAS

PASIR

BATUPASIR

GAMPING POROS

GAMPING PADAT

Skala tahanan jenis 1 10 100 1.000 10.000 100.000


(ohm-meter)

4.2 PENAMPANG TEGAK TAHANAN JENIS


Dari hasil interpretasi pendugaan geolistrik dan telah dikorelasikan dengan data geologi

dan hidrogeologi setempat, di daerah penyelidikan pendugaan geolistrik ini bertahanan jenis antara

41 – 239 Ohm-meter. Dan dari kisaran harga tahanan jenis tersebut secara umum dapat

dikelompokkan dengan berdasarkan perbedaan kontras harga tahanan jenisnya, yaitu :

Tahanan Jenis Perkiraan Litologi Perkiraan Hidrogeologi


< 50 Pasir tufaan Akuifer
50 – 80 Tufa pasiran Akuitar
100 – 200 Breksi
200 > Tufa bolder

TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 10
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK

Untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai keadaan lapisan batuan dibawah tanah

secara vertikal, maka dapat dibuat gambar penampang tegak tahanan jenis masing-masing titik

duga geolistrik.

GL.1 GL.2 GL.5 GL.6


0 53.8 0 40.2 0 0 0.00
239.4 203.2
10 10 10 10
184.2
20 20
142.1 20 20

30 30 30 30

40 40 40 40
57.2

50 50 50 50
48.4
60 60 60 60

70 70 70 70

80 80 80 80
86.1
90 90 90 90

100 100
83.2 100 100 0.00

110 110 110 110

120 120 120 120

130 130 130 130

140 140 140 140

150 150 150 150

160 160 41.1 160 160


139.4

170 170 170 170

180 180 180 180

190 190 190 190

200 200 200 200

Keterangan:

Tanah penutup

Pasir tufaan (Akuifer)

Tufa pasiran (Akuitar)

Tufa

Breksi

Tufa bolder

Gambar 4.1 Penampang Tegak Tahanan Jenis

TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 11
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK

Tabel 4.2 Hasil Penafsiran dan korelasi antara geologi, hidrogeologi dan pendugaan geolistrik di
lokasi penyelidikan

Hasil Penafsiran
Titik Perkiraan Perkiraan
Lapisan Tahanan
Duga Kedalaman Litologi Hidrogeologi
Jenis
1 0.00 − 2.16 53.79 Tanah penutup
2 2.16 − 8.47 239.41 Tufa bolder
3 8.47 − 34.25 142.06 Breksi
GL.1
4 34.25 − 76.39 48.41 Pasir tufaan Akuifer
5 76.39 − 124.72 83.15 Tufa
6 124.72 − ~ 139.44 Breksi
1 0.00 − 1.82 40.20 Tanah penutup
2 1.82 − 6.53 203.15 Tufa bolder
3 6.53 − 29.41 184.22 Breksi
GL.2
4 29.41 − 57.10 57.19 Tufa pasiran Akuitar
5 57.10 − 118.41 86.12 Tufa
6 118.41 − ~ 41.06 Pasir tufaan Akuifer

TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 12
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK

5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penafsiran dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut :

1. Pendugaan geolistrik telah dapat memberikan gambaran tentang keadaan lapisan batuan baik

vertikal maupun lateral.

2. Kondisi hidrogeologi di daerah penyelidikan, termasuk dalam sistem Akuifer dengan

produktivitas sedang dan penyebaran luas.

3. Batuan yang diharapkan dapat bertindak sebagai akuifer pasir tufaan dan tufa pasiran.

4. Dari hasil penyelidikan pendugaan geolistrik, dapat diketahui lapisan akuifer, yaitu :

Titik Duga Kedalaman (m) Tebal (m) Saran Bor


GL.01 34.25 – 76.39 42.14 ± 100 m
29.41 – 57.10
GL.02 59.28 ± 150 m
118.41 – 150.00

5.2 SARAN
1. Dari hasil pengukuran geolistrik di lokasi dan yang telah dianalisa di lapangan serta disesuaikan

dengan peta hidrogeologi setempat, bahwa lokasi pengukuran geolistrik bisa dilakukan

pengeboran sumur dalam di sekitar titik duga GL.02 dan GL.01 dengan kedalaman pengeboran

± 100-150 meter.

2. Setelah pengeboran selesai di lokasi terpilih, maka di sarankan untuk melakukan penyelidikan

penampang sumur bor (Well Loging), guna menentukan posisi screen/saringan pada lapisan

akuifer yang akan disadap.

TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 13
LAMPIRAN Hasil Interpretasi Komputer
1000
GL.1 Depth Resistivity
2.16 53.79
8.47 239.41
34.25 142.06
76.39 48.41
124.72 83.15
139.44

100
Rho (ohm-m)

10

54 239 142 48 83 139

1
1 10 100 1000
Spacing (m)
1000
GL.2 Depth Resistivity
1.82 40.20
6.53 203.15
29.41 184.22
57.10 57.19
118.41 86.12
41.06

100
Rho (ohm-m)

10

40 203 184 57 86 41

1
1 10 100 1000
Spacing (m)
LAMPIRAN Foto Pengukuran Geolistrik
FOTO KEGIATAN GEOLISTRIK
GL.01

GL.02

Anda mungkin juga menyukai