KP. CIBUBUAY
DESA PINGGIR SARI
KECAMATAN ARJASARI
KABUPATEN BANDUNG
JAWA BARAT
TEAM GEOPHYSICS
BANDUNG
2019
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK
Daftar Tabel
TEAM GEOPHYSICS i
Bandung, Juni 2019
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK
Daftar Gambar
Lampiran-Lampiran
1. Lampiran Kurva
2. Lampiran Foto Kegiatan
TEAM GEOPHYSICS ii
Bandung, Juni 2019
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK
Penyebaran air tanah tidak hanya terdeskripsikan secara vertical, untuk mengetahui secara
horizontal dapat diketahui melalui penyebaran formasi geologi yang bertindak sebagai akuifer.
Akuifer merupakan lapisan batuan yang dapat bertindak sebagai pembawa air (permeable) yaitu
batuan yang mempunyai susunan butiran sedemikian rupa sehingga dapat mengalirkan air.
Sebaliknya lapisan kedap air (Impermeable) atau akuiclud adalah batuan yang dapat menyimpan
air tanah tetapi tidak dapat mengalirkan dalam jumlah yang berarti. Sedangkan lapisan batuan yang
tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air disebut akuifug. Kondisi lapisan akuifer dipengaruhi
oleh sifat batuan terutama tingkat porositas dan tingkat permeabilitas.
Kita ketahui bersama air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan manusia, baik
untuk kebutuhan sehari-hari, pertanian, perternakan, dan juga perindrustrian. Sejalan dengan
pertambahan penduduk dan perkembangan pembangunan, kebutuhan akan air juga semakin
meningkat, sedangkan ketersediaanya sangat terbatas.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka untuk mengetahui kondisi geologi dan hidrogeologi perlu
dilakukan suatu kajian studi dengan menggunakan suatu metoda yang dapat mempelajari kondisi
lapisan batuan, meliputi jenis dan sifat batuan serta penyebaranya. Metoda yang digunakan disini
ialah metoda pendugaan geolistrik.
TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 1
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK
TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 2
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK
Keterangan
Titik duga geolistrik
2.2 HIDROGEOLOGI
Bila dikaitkan dengan geologi regional maka hidrogeologi atau muka air tanah daerah
penyelidikan berkaitan dengan kondisi batuan yang terbentuk di sekitar daerah ini. Kondisi
hidrogeologi, umumnya berkaitan erat dengan sistem akuifer tertentu.
Hasil pengamatan hidrologi setempat, termasuk ke dalam sistem akuifer dengan aliran
melalui ruang antar butir. Akuifer dengan produktivitas sedang dan penyebaran luas. (Akuifer
dengan keterusan sangat beragam; kedalaman muka airtanah umumnya dalam).
TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 4
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK
Lokasi Penyelidikan
TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 5
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK
Dalam penentuan kualitas air untuk berbagai keperluan, seperti air minum, industri dan pertanian
maka kualitas air tersebut harus diuji (tes) terlebih dahulu. Pada umumnya pengujian kualitas air
meliputi unsur kimia, fisika, biologi dan radiology. Hasil pengujian kemudian dibandingkan dengan
ketentuan/standar yang berlaku sesuai dengan kebutuhan, karena ada kalanya air yang memenuhi
syarat untuk air minum tidak sama dengan syarat untuk air tambak dan sebagainya.
Berdasarkan perlakuan batuan terhadap airtanah (menyimpan dan meloloskan air) batuan dapat
dibedakan menjadi:
1) Akuifer
Akuifer adalah lapisan pembawa air, lapisan batuan ini mempunyai susunan sedemikian
rupa sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air yang cukup berarti di bawah kondisi lapang.
Batuan dari akuifer ini bersifat permeable, contoh batuan permeable adalah pasir, kerikil, batu pasir
yang retak-retak batu gamping yang berlobang-lobang.
2) Akuiklud (aquiclude)
Akuiklude adalah lapisan batuan yang jenuh (dapat menyimpan air) tetapi tidak dapat
meloloskan air dalam jumlah yang berarti. Contoh lempung, shale, tuf halus, silt dan berbagai
batuan yang berstruktur lempung.
3) Aquifug (aquifuge)
Akuifug adalah lapisan batuan yang tidak dapat menyimpan air, dan meloloskan air. Contoh
granit dan batuan yang kompak dan padat.
4) Akuitar
Akuitar adalah lapisan atau formasi batuan yang dapat menyimpan air tetapi hanya dapat
meloloskan air dalam jumlah yang terbatas
TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 6
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK
setiap jenis batuan yang berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda pula. Hal ini
tergantung pada beberapa faktor, diantaranya umur batuan, kandungan elektrolit, kepadatan
batuan, jumlah mineral yang dikandungnya, porositas, permeabilitas dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut di atas apabila arus listrik searah (Direct Current) dialirkan ke
dalam tanah melalui 2 (dua) elektroda arus A dan B, maka akan timbul beda potensial antara kedua
elektroda arus tersebut. Beda potensial ini kemudian diukur oleh pesawat penerima (receiver)
Dalam penyelidikan geolistrik ini telah digunakan susunan elektroda dengan menggunakan
susunan aturan Schlumberger dimana kedua elektroda potensial MN selalu ditempatkan diantara 2
Sumber
arus
I
Potensiometer V
Electrode Arus
Electroda Permukaan
Electrode
Potensial Bumi
Arus M N B
A
M
Garis arus
Garis Ekipotensial
LK/IV/2002
TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 7
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK
Pada setiap pengukuran, elektroda arus AB selalu dipindahkan sesuai dengan jarak yang
telah ditentukan, sedangkan elektroda potensial MN hanya bisa dipindahkan pada jarak-jarak
Oleh karena jarak elektroda selalu berubah pada setiap pengukuran, maka Hukum Ohm
yang digunakan sebagai dasar setiap penyelidikan geolistrik dalam memperoleh harga tahanan
jenis semu harus dikalikan dengan faktor jaraknya (K-Factor). Sehingga rumus untuk memperoleh
AB 2 MN 2 V
ρa= ) −(
[( ) ]
2( MN ) 2 2 I
V
ρa = K .
I
dimana :
TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 8
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK
TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 9
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK
BATUAN UBAHAN
LEMPUNG
SERPIH LUNAK
SERPIH KERAS
PASIR
BATUPASIR
GAMPING POROS
GAMPING PADAT
dan hidrogeologi setempat, di daerah penyelidikan pendugaan geolistrik ini bertahanan jenis antara
41 – 239 Ohm-meter. Dan dari kisaran harga tahanan jenis tersebut secara umum dapat
TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 10
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK
Untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai keadaan lapisan batuan dibawah tanah
secara vertikal, maka dapat dibuat gambar penampang tegak tahanan jenis masing-masing titik
duga geolistrik.
30 30 30 30
40 40 40 40
57.2
50 50 50 50
48.4
60 60 60 60
70 70 70 70
80 80 80 80
86.1
90 90 90 90
100 100
83.2 100 100 0.00
Keterangan:
Tanah penutup
Tufa
Breksi
Tufa bolder
TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 11
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK
Tabel 4.2 Hasil Penafsiran dan korelasi antara geologi, hidrogeologi dan pendugaan geolistrik di
lokasi penyelidikan
Hasil Penafsiran
Titik Perkiraan Perkiraan
Lapisan Tahanan
Duga Kedalaman Litologi Hidrogeologi
Jenis
1 0.00 − 2.16 53.79 Tanah penutup
2 2.16 − 8.47 239.41 Tufa bolder
3 8.47 − 34.25 142.06 Breksi
GL.1
4 34.25 − 76.39 48.41 Pasir tufaan Akuifer
5 76.39 − 124.72 83.15 Tufa
6 124.72 − ~ 139.44 Breksi
1 0.00 − 1.82 40.20 Tanah penutup
2 1.82 − 6.53 203.15 Tufa bolder
3 6.53 − 29.41 184.22 Breksi
GL.2
4 29.41 − 57.10 57.19 Tufa pasiran Akuitar
5 57.10 − 118.41 86.12 Tufa
6 118.41 − ~ 41.06 Pasir tufaan Akuifer
TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 12
LAPORAN AKHIR GEOLISTRIK
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penafsiran dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Pendugaan geolistrik telah dapat memberikan gambaran tentang keadaan lapisan batuan baik
3. Batuan yang diharapkan dapat bertindak sebagai akuifer pasir tufaan dan tufa pasiran.
4. Dari hasil penyelidikan pendugaan geolistrik, dapat diketahui lapisan akuifer, yaitu :
5.2 SARAN
1. Dari hasil pengukuran geolistrik di lokasi dan yang telah dianalisa di lapangan serta disesuaikan
dengan peta hidrogeologi setempat, bahwa lokasi pengukuran geolistrik bisa dilakukan
pengeboran sumur dalam di sekitar titik duga GL.02 dan GL.01 dengan kedalaman pengeboran
± 100-150 meter.
2. Setelah pengeboran selesai di lokasi terpilih, maka di sarankan untuk melakukan penyelidikan
penampang sumur bor (Well Loging), guna menentukan posisi screen/saringan pada lapisan
TEAM GEOPHYSIC
Bandung, Juni 2019 13
LAMPIRAN Hasil Interpretasi Komputer
1000
GL.1 Depth Resistivity
2.16 53.79
8.47 239.41
34.25 142.06
76.39 48.41
124.72 83.15
139.44
100
Rho (ohm-m)
10
1
1 10 100 1000
Spacing (m)
1000
GL.2 Depth Resistivity
1.82 40.20
6.53 203.15
29.41 184.22
57.10 57.19
118.41 86.12
41.06
100
Rho (ohm-m)
10
40 203 184 57 86 41
1
1 10 100 1000
Spacing (m)
LAMPIRAN Foto Pengukuran Geolistrik
FOTO KEGIATAN GEOLISTRIK
GL.01
GL.02