Anda di halaman 1dari 34

Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

TEKNIK UJI PEMOMPAAN BERJENJANG DAN


MENERUS SUMUR AIR TANAH
(WELL PUMPING TEST)
Oleh
Emmawan Haryono MSc
Dalam Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
PUSAT AIR TANAH DAN AIR BAKU
Semarang 17 ~ 21 April 2017

I. DASAR-DASAR PENGERTIAN PEMOMPAAN UJI


1.1. Maksud dan Tujuan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan pelaksanaan uji pemompaan
sumur dalam yang bertujuan :

A. Untuk mengetahui karakteristik sumur agar diperoleh data-data dan


gambaran mengenai :
a. Rencana konstruksi sumur pra konstruksi untuk mengetahui
prakiraan letak pipa jambang, pipa saringan dan pipa buta,
diameter masing2 pipa serta beaya pengoperasian sumur untuk
keperluan analisa ekonomi.
b. Kemampuan produktivitas akifer suatu sumur
c. Peralatan pompa yang akan dipasang
d. Rencana penempatan pompa pada kedalaman yang optimal
setelah post konstruksi.

B. Untuk mengetahui karakteristika akifer, antara lain :


a. Koefisien Keterusan (T), Koefisien Simpanan (S)
b. Luah Jenis (Sy) dalam akifer tidak tertekan

Uji pemompaan juga bisa digunakan untuk meperkirakan : Pengaruh


dari pengambilan air terhadap sumur-sumur yang ada di sekitar;
surutan dalam sumur pada waktu yang akan datang dengan berbeda
-beda; jari-jari (jarak) kerucut pengaruh daripada satu atau beberapa.

1
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

1.2. Ruang Lingkup


Pedoman ini meliputi, pengertian dan istilah, persyaratan - ketentuan
peralatan yang digunakan, metode pelaksanaan maupun metode
analisa hasil uji pemompaan, cara pelaksanaan uji pemompaan
maupun pelaksanaan analisa hasil uji pemompaan termasuk laporan.

1.3. Pengertian & Beberapa Istilah Umum


Beberapa pengertian yang ada kaitan dengan pedoman ini :
 Air Tanah
Adalah air yang terdapat dalam tanah dan mencapai lapisan yang
jenuh air, terdapat dalam ruang antar butiran batuan ataupun
rekanan batuan.
 Akifer atau lapisan pembawa air
Adalah formasi atau bagian formasi yang berupa lapisan tanah
lulus air yang dapat menyimpan dan mengalirkan ke dalam sumur
atau mata air.
 Akifer tertekan (Confined Aquifer, Non-Leaky Aquifer)
Adalah lapisan pembawa air yang sepenuhnya jenuh air, dengan
bagian atas dan bagian bawah dibatasi oleh lapisan kedap air.
Tinggi pisometris muka air tanah tertekan berada diatas posisi
akifer itu sendiri, dan apabila muncul diatas permukaan tanah
disebut sebagai air artesis.
 Akifer bocor biasa disebut Leaky Aquifer
Adalah akifer tertekan yang lapisan penekannya bisa
mengantarkan air masuk atau keluar akifer
 Akifer tidak tertekan atau akifer bebas (Unconfined Aquifer,
Phreatic Aquifer)
Ialah akifer yang hanya sebagian terisi air dan terletak pada
suatu dasar lapisan yang kedap air. Batas bagian atas adalah
muka air bebas atau muka preatik yang dipengaruhi oleh tekanan
atmosfir.
 Akifer semi tertekan (Semi Confined Aquifer)
Adalah akifer yang pada bagian atas dibatasi oleh lapisan tanah
semi lulus air dan bagian bawah merupakan lapisan kedap air.

2
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

 Aquifuge
Adalah suatu formasi kedap air yang tidak dapat menyimpan
maupun meneruskan air.
 Aquiclude
Adalah suatu formasi atau kelompok formasi yang bisa jenuh air
tetapi hanya melepaskan sedikit air ke sumur, mata air dan
rembesan.
 Aquitard
Adalah formasi buatan setengan lulus air yang menyimpan air
dan juga meneruskan cukup air walaupun masih lebih kecil dari
akifer. Namun pada area horisontal yang luas mungkin dapat
meluluskan air cukup besar. Formasi ini memperlambat tetapi
tidak mencegah pengaliran air ke atau dari akifer yang
berdampingan.
 Aliran tak Tunak (Non Steady Flow)
Yaitu aliran air yang terjadi dari saat dimulainya pemompaan air
sumur sampai tercapainya aliran lunak, biasa disebut nonsteady
flow
 Aliran Tunak (Steady Flow)
Ialah aliran yang terjadi apabila telah terwujud keseimbangan
antara debit air yang di pompa dengan pengisian kembali dari
akifer, biasa disebut steady flow.
 Aquifer Loss
Adalah kehilangan tekanan yang disebabkan oleh aliran dalam
akifer, biasa disingkat BQ.
 Daya Hantar Listrik
Disingkat DHL atau EC (electric conductivity) adalah kemampuan
suatu benda cair untuk menghantarkan listrik, biasanya sebagai
fungsi dari suhu, macam ion dan konsentrasi ion dengan satuan
µΩ/cm².
 Debit Serah atau Well Yield
Adalah volume air setiap satuan waktu yang dikeluarkan dari
suatu sumur, baik oleh pemompaan maupun oleh aliran deras.
 Koefisien Kandungan (Coefisien of Storage)
Adalah volume air yang dapat dilepaskan atau diserap dari / atau
kedalam kandungan persatuan luas permukaan akifer untuk

3
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

setiap satuan perubahan tinggi-tekan (head) pada komponen


tegak - lurus terhadap permukaan tersebut. Biasa disingkat Sp.
 Debit Jenis (Qs)
Sama dengan koefisien kandungan. Perbedaannya adalah
koefisien kandungan dipakai pada bagian yang tertekan dari
suatu akifer; sedangkan debit jenis digunakan pada bagian akifer
yang tertekan.
 Drawndown (S)
Adalah besarnya surutan / penurunan muka air tanah di dalam
sumur setelah dipompa selama waktu tertentu.
 Kapasitas khas (Specific Capacity)
Adalah besarnya debit serah setiap satuan penurunan muka air
tanah suatu sumur, biasa disingkat sebagai Sc.
 Efisiensi Sumur
Adalah suatu besaran hasil perbandingan antara kapasitas khas
yang di dapat dari pengujian di lapangan (Q/s) dengan kapasitas
khas teoritis (Q/BQ). Hubungan ini biasanya ditulis sebagai

E = { (Q/s) / (Q/BQ)} x 100 %

 Karakteristika Sumur
Adalah sifat-sifat khas yang dimiliki suatu sumur antara lain;
penurunan muka air yang stabil, penurunan maksimum dan
optimum, debit maksimum dan optimum, well loss, kapasitas
khas (specific capacity), efisiensi sumur dan kedalaman
pemasangan pompa. Sifat-sifat tersebut diperoleh setelah uji
pemompaan suatu sumur.
 Karakteristika akifer
Adalah sifat-sifat khas yang dimiliki suatu akifer antara lain;
permeabilitas (K), transmisibilitas (T), aquifer loss (BQ) dan
koefisien penyimpanan (S). Sifat - sifat tersebut diperoleh
setelah uji pemom-paan suatu sumur dan pengamatan muka air
di sumur-sumur pengamat.
 Koefisien kelulusan (Permeabilitas)
Adalah kecepatan keluluasan air dalam akifer yang dinyatakan
dalam centimeter / detik (cm/dt), dan biasa disingkat sebagai K.
 Koefisien Keterusan (Transmisibilitas)

4
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

Adalah daya lulus lapisan akifer terhadap penetrasi air yang


dinyatakan dalam m ²/detik atau m2/hari, dan merupakan
perkalian antara koefisien kelulusan (hydraulic conductivity,
permeability) rata-rata dengan ketebalan rata-rata akifer,
disingkat sebagai T.
 Muka Air Tanah Statis (MAS) / Standing Water level (SWL),
Adalah kedalaman muka air tanah didalam sumur dari permukaan
tanah pada saat belum dilakukan pemompaan, disingkat SWL
(Static Water Level). Satuan adalah panjang (meter / feet),
diberi tanda +/- apabila muka air tanah berada diatas / dibawah
permukaan tanah setempat.
 Muka Air Tanah Dinamis (MAD) / Dynamic Water Level (DWL)
atau dikenal juga sebagai Tinggi Penurunan Muka Air Tanah
(TPMA) adalah penurunan kedalaman muka air tanah dalam
sumur dihitung dari muka air tanah sebelum dipompa. Penurunan
ini mula – mula cepat kemudian melambat dan akhir berhenti
pada suatu kedalaman tertentu. TPMA ini amat dipengaruhi oleh
besarnya pemompaan, lama pemompaan dan kondisi akifer.
Satuan yang dipakai panjang (meter / feet).
 Penurunan Sisa (S’) / Residual Drawdown (S’)
adalah jarak antara kedudukan muka air pada wktu pemulihan /
kambuh dengan muka air semula. Satuan yang dipergunakan
adalah panjang (meter / feet).
 Pemulihan (S”) / Recovery (S”)
adalah jarak antara muka air sumur pada kondisi pemulihan /
kambuh, karena pemompaan telah berhenti, yang diukur pada
kala waktu tertentu dengan asumsi pemompaan uji masih
berjalan terus. Satuan yang dipergunakan adalah panjang (meter
/ feet).
 Orifice Pipe
Adalah pengukur debit pemompaan air, dengan pompa
sentrifugal, turbin dan submersible. Orifice merupakan lunbang
bulat yang tepat dan rapi pada piringan bulat dari logam / besi,
piringan dengan tebal 3 -10 mm. Pada saat pengukuran, letak
piringan harus tegak lurus memotong ujung pipa pengeluaran,
dan tinggi air atau tekanan dalam pipa discharge / buang diamati

5
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

lewat lubang dan pipa transparan kecil yang dibuat / dipasang


pada pipa buang.
 Pencucian sumur (Well Development)
Adalah pembersihan sumur terhadap sisa-sisa cutting dan mud
cake untuk meningkatkan porositas dan permeabilitas akifer
disekitar sumur, menstabilkan formasi disekeliling sumur bor,
sehingga air lebih mudah masuk kedalam sumur dan debit yang
dihasilkan akan maksimum sesuai desain yang disyaratkan.
 Uji pemompaan (Pumping Test)
Adalah pemompaan air di dalam sumur dalam jangka waktu
tertentu dengan tujuan untuk menguji / megetahui kemampuan
sumur (liter / detik) yang bersangkutan.
 Surutan muka air (Draw Down)
Adalah perbedaan dalam satuan panjang antara permukaan air
statik dan permukaan air dinamik, biasa disebut drawdown (s)
 Surutan muka air sisa (Recovery)
Adalah surutan muka air yang terjadi setelah pemompaan
dihentikan, yaitu permukaan air naik mendekati permukaan air
semula. Jadi urutan sisa berlangsung selama perioda pemulihan
kembali (recovery period)
 Permukaan air dinamik biasa disingkat DWL (Dynamic Water
Level)
Yaitu permukaan air di dalam sumur dan pisometer selama
perioda pemompaan
 Permukaan air statik disingkat SWL (Static Water Level)
Ialah permukaan air di dalam sumur, apabila tidak terdapat
pengambilan air dari akifer, baik oleh pemompaan maupun oleh
aliran bebas.
 Sumur Artesis
Yaitu sumur bor dengan muka air berada diatas muka tanah, hal
ini terjadi karena permukaan tanah letaknya lebih rendah
dibandingakan dengan muka pisometrik air tanah.
 Sumur Dalam
Adalah bor yang dibuat dengan mesin bor, kedalaman lebih dari
60 meter, pengambilan air dengan pompa turbin, disingkat
sebagai DTW (deep tube well)
 Sumur Uji (Test Well)

6
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

Yaitu sumur bor yang dibuat dengan tujuan pengujian kondisi /


perilaku air tanah / akifer. Besarnya tinggi tekanan dan bidang
pisometrik mengalami perubahan akibat pemompaan atau
injeksi.

7
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

 Sumur Pengamatan (Piezometric Well)


Adalah sumur terbuka yang menembus sebagian atau keseluruhan
formasi akifer dan digunakan untuk mengamati perilaku air tanah
selama uji pemompaan.
 V - Notch
Adalah alat pengukur debit standard yang dilengkapi dengan alat
ukur Thompson berbentuk V (bisa bersudut 22.5°, 45° atau 90° )
dan Peil Schaal. Air yang keluar dari pipa ditampung pada bak
persegi panjang, kemudian melimpah lewat ambang berbentuk
V.
 Well loss
Yaitu besarnya kehilangan tekanan yang disebabkan oleh aliran
air melalui lubang bor atau pipa saringan, disingkat CQ².

Gambar 1A. Pemompaan Uji dengan pompa turbine sedang

berlangsung

8
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

Gambar 1B. Pemompaan Uji dengan pompa turbine sedang berlangsung

2. PEMILIHAN LOKASI
2.1. Persyaratan
1). Pemilihan lokasi sumur yang akan diuji:
 Seyogyanya dihindari lokasi-lokasi yang berdekatan dengan
batas-batas hidrogeologi seperti zona sesar, sungai dan lain-lain.
 Lokasi sumur diusahakan jauh dari jalan utama karena banyak
getaran lalu lintas
 Bila memungkinkan dekat dengan saluran irigasi, agar air
pemompaan bisa dialirkan jauh lewat saluran sebelum masuk
kembali ke akifer.
2. Petugas dan pengawas yang mampu melaksanakan uji pemompaan
serta penanggungjawaban harus jelas.
3. Sebelum pelaksanaan pengujian, terlebih dulu dibuat saluran
pembuang untuk menyalurkan air yang dipompa ke tempat yang jauh,
untuk menjaga agar lokasi pemompaan bebas dari genangan air
sehingga tidak mempengaruhi pengujian.
4. Pelaksanaan pengujian hendaknya menunggu sampai muka air dalam
akifer kembali ke muka air statis (normal) setelah uji pemompaan
terdahulu.

9
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

5. Apabila pemompaan terhenti sebelum waktu yang ditentukan karena


kerusakan mesin atau kehabisan bahan bakar, maka uji pemompaan
harus diulang kembali dari awal.
6. Selama uji debit, juga harus dilaksanakan pengukuran terhadap pH,
temperatur dan electric conductivity (EC) air yang dipompa, paling
sedikit 4 kali selama pemompaan dengan selang waktu kira-kira 24
jam

2.2. Ketentuan
Guna mendapatkan ketelitian serta kelengkapan data surutan selama
uji pemompaan hendaknya diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
1. Debit pemompaan harus dijaga konstan
Bila penggerak pompa digunakan mesin diesel atau bensin, maka
perubahan kecepatan mesin akan menyebabkan terjadinya ketidak
teraturan data surut. Untuk menjaga agar mesin berjalan lebih
mantap dan menghasilkan debit lebih konstan, hendaknya dilakukan
hal-hal sebagai berikut :
 Mengatur agar debit pemompaan lebih kecil dari debit
maksimum mesin pompa dengan mengatur klep/kran yang
dipasang pada pipa keluaran dari pompa.
 Membatasi kecepatan mesin dari setengah sampai duapertiga
dari putaran per menit (rpm) maksimum, walaupun secara umum
hasilnya kurang memuaskan.
 Perubahan dalam rpm dan debit dapat dihilangkan dengan
menggunakan mesin penggerak pompa dari motor listrik
 Pengukuran debit dilakukan secara teliti dan dicatat secara
berkala.
2. Kesinambungan pengukuran surutan
Kesinambungan pengukuran surutan di dalam sumur yang dipompa
maupun di dalam sumur-sumur pengamatan merupakan hal yang
sangat penting. Yang perlu diperhatikan untuk memperoleh data
surutan secara lengkap sejak uji pemompaan mulai dilaksanakan
sampai selesai pada selang waktu tertentu, adalah :
 Pompa harus dijaga agar selalu dalam keadaan baik
 Persediaan bahan bakar harus cukup untuk selama waktu uji
pemompaan.

10
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

3. Pengaruh tekanan udara, muka air sungai dan air pasang


Perubahan tekanan udara, perubahan permukaan air sungai dan naik
turunnya air pasang yang terjadi selama pengujian kemungkinan akan
mempengaruhi data surutan.
4. Lama waktu pengujian
Pengujian dilakukan sekurang-kurangnya selama jangka waktu 24 jam
untuk akifer tertekan dan 72 jam untuk akifer tidak tertekan.
5. Data pemulihan (masa kambuh)
Masa kambuh setelah diuji pemompaan harus dicatat untuk
dibandingkan dengan surutan yang terjadi selama pemompaan.

2.3. Peralatan
1. Alat pemompaan
Jenis pompa (Turbin / Sentrifugal / Submersible) lengkap dengan
mesin penggerak dan pengatur debit dengan ketentuan sebagai
berikut :
 untuk sumur dalam (DTW), kapasitas minimal 20 lt/detik, tinggi
julang penghisap (head) minimal 40 meter
 untuk sumur menengah (ITW) kapasitas minimal 5 lt/detik, tinggi
julang penghisap (head) minimal 15 meter
2. Alat pengukur debit
Menggunakan kotak pengukur debit yang dilengkapi dengan alat ukur
Thomson tipe "V-notch" atau dengan "Orrifice weir".
3. Alat pengukur muka air
Seyogyanya digunakan tipe elektrik seperti AWLI (Electric Water Level
Indicator) dengan ketelitian pengukuran minimal 1 cm.
4. Alat pelengkap lainnya
 "Stop watch" dan jam wekker yang diperlukan untuk mencatat
waktu selama pengujian
 Alat transportasi, terutama untuk melakukan pengamatan pada
sumur-sumur pengamatan
 Tenda pelindung, meja kursi, veldbed untuk pengamat, alat
komunikasi

11
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

3. KONDISI AIR TANAH


3.1. KONDISI AIR TANAH SEBELUM DIPOMPA

Air tanah dibumi dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu : air tanah bebas (air
tanah tak tertekan) dan air tanah tertekan. Pengertian air tanah bebas adalah
air tanah yang mengalir di akifer dan air tanah pada akifer tersebut bagian
atas dibatasi oleh muka air tanah bebas (free water table); sedangkan pada
air tanah tertekan adalah air tanah yang berada pada suatu akifer bagian
atasnya mempunyai / tertutup oleh suatu lapisan kedap air.

Kondisi air tanah bebas mempunyai tekanan 1 atm sesuai dengan tekanan
udara setempat sedangkan air tanah tertekan mempunyai tekanan lebih besar
dari 1 atm. Maka apabila terdapat pemboran yang menembus suatu akifer tak
tertekan, air tanah tetap berada ditempatnya; akan tetapi apabila menembus
lapisan akifer tertekan, maka air tanah akan bergerak keatas, naik dari
kedudukan semula.

Apabila kenaikan kedudukan muka air tanah untuk mencapai garis piezometric
level melampaui muka air tanah, maka air tanah tersebut disebut artesis
positif; apabila pergerakan naik dari muka air tanah tersebut masih didalam
tanah, disebut sebagai artesis negatif.

Muka air tanah bebas mengikuti bidang topografi diatasnya, akan tetapi tidak
setajambentuk topografi diatasnya sedang muka pisometri tidak terpengaruh
oleh topografi diatasnya, melandai dari daerah imbuhan (recharge area)
kedaerah ruahnya (discharge area).

3.2. KONDISI AIR TANAH SEWAKTU PEMOMPAAN


Apabila dilakukan pemompaan baik pada air tanah bebas ataupun pada air
tanah tertekan, maka muka air tanah akan turun membentuk kerucut depresi
(depression cone) dengan radius pengaruh (radius of influence) pada jarak
tertentu. Bentuk kerucut depresi dipengaruhi oleh besar debit pemompaan,
lama waktu pemompaan dan kondisi hidrogeologi setempat seperti bentuk &
kondisi akifer, besar cadangan / potensi air tanah dlsb. Termasuk kondisi
hidrogeologi pada akifer antara lain adalah parameter akifer yang
mempengaruhi bentk kerucut depresi; yang terutama adalah nilai - nilai K
(Conductivity); T (Transmissivity) dan S (Storagetivity).

12
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

Gambar 2.
Pemompaan pada akifer tak tertekan

Gambar 3. Pemompaan pada akifer tertekan

Konduktivitas (K) dan sering disebut Permebilitas (P) akifer adalah


kemampuan akifer untuk mengalirkan air tanah, banyaknya air tanah yang
melewati satu satuan luasan akifer, tegak lurus terhadap arah aliran, dalam
satu satuan landaian, hidrolika. Konduktivitas tergantung akan lubang pori
batuan yang saling berhubungan satu sama lain.
Dimensi : isi / waktu / luas ( = panjang / waktu)
Satuan : meter / hari atau m3 / hari / m2

13
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

14
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

Transmisivitas (T) akifer adalah kemampuan akifer mengalirkan air melewati


seluruh ketebalan akifer, dalam satu satuan lebar akifer, dalam satu satuan
landaian hidrolika. Dengan demikian didapatkan rumur :

T = K x d
Atau Transmisivitas adalah konduktivitas dikalikan tebal akifer (d).
Dimensi : isi / waktu / satuan lebar ( = panjang 2 / waktu)
Satuan : meter2 / hari atau m3 / hari / m

Storativitas (S) akifer adalah banyaknya air yang dapat diambil atau disimpan
dari suatu tempat penyimpanan per satu satuan luas dibagi per satu satuan
perubahan tekanan hulu (head). Storativitas disebabkan oleh adanya tekanan
kompresi akifer dan desakan / ekspansi air tertekan, dan hal ini berhubungan
dengan elastisitas materi akifer dan volume air yang mengisinya. Storativitas
bukan petunjuk dan volume keseluruhan air yang tersimpan didalam akifer,
maka harga storativitas selalu berubah.

Pada akifer tekanan tinggi, harga S hanya 10 -7 ~ 10-5, kemudian apabila


tekanan berkurang maka harga S dapat mencapai 10 -5 ~ 10-3. dan storativitas
tidak berdimensi.

Untuk mencari harga K,T,S dilapangan dapat mencari dengan melakukan


pemompaan uji. Pemompaan uji di sumur pompa akan didapatkan harga T,
sedang pengukuran disumur pengamat yang mempunyai jarak tertentu akan
didapatkan nilai T dan S. Banyak analisa untuk mendapatkan harga T dan S
dari hasil pemompaan uji, misalnya metoda Theis, Theis’s Recovery, Walton,
Jacob, Boulton dlsb.

Mencari harga K dapat diperoleh dengan harga T dibagai dengan d, atau dapat
juga dicari kalau pemompaan uji menggunakan sumur pengamat, waktu
pemompaan lama, telah mencapai kondisi aliran tunak (equilibrium flow).
Serahan Jenis [Specific Yield (Sy)] disebut juga Koeffisien Simpan Preatik
(Phreatic Storage Coefficient) suatu akifer tidak tertekan adalah volume air
yang dapat diteruskan karena gaya beratnya dari satu satuan volume akifer.
Dengan demikian merupakan perbandingan antara volume air yang dapat
diambil / disimpan dari volume jenuh air. Kapasitas jenis akifer tak tertekan

15
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

adalah storatifitas akifer tak tertekan, tidak berdimensi dengan harga berkisar
0,1 ~ 0,3.

Kapasitas Jenis [Spesific Capacity (Qs)] adalah banyaknya air yang dapat
dihasilkan untuk satu satuan penurunan muka air, satuan yang dipergunakan
adalah : volume / waktu / panjang (contoh : liter/detik/meter).

Susut Sumur (Well Loss) adalah kedudukan muka air tanah terdalam dari
kerucut depresi yang ada disumur. Kedudukan muka air sumur ini akan dapat
lebih dalam lagi karena adanya susut sumur (well loss). Semakin dalam
turunnya muka air didalam sumur tersebut berarti semakin besar susut sumur
tersebut. Susut sumur ini terjadi dikarenakan tidak sempurnanya penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan sumur bor dibagian saringannya. Dengan berbagai
metode analisis dapat dihitung harga susut sumur tersebut, juga harga
effisiensi sumur. Rumusannya adalah :

S W = BQ + CQ 2

3.3. HUKUM DARCY


Pada tahun 1886, Darcy melakukan penelitian air mengalir melalui media
lapisan pasir di laboratorium, hasilnya secara sederhana dapat dinyatakan
dalam rumus sebagai berikut :

Q = KAH
L
dimana :
Q = banyaknya air yang mengalir lewat media (panjang3/waktu)
K = koeffisien permeabilitas media (panjang/waktu)
A = luas penampang media tegal lurus arah aliran (panjang2)
H/L disebut juga I adalah landaian hidrolika (panjang/panjang).

Terhadap aliran air tanah yang mengalir masuk kedalam sumur bor yang
dipompa, juga memakai hukum Darcy dengan penampang luas saringan
sebesar 2RM. Dimana 2R = keliling pipa saringan & m = panjang saringan)
sebagai luasan area yang dimasuki air tanah.

16
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

Konduktivitas Hidrolika
Dengan rumus sebagai dasar, maka dicari harga K dari berbagai media/jenis
batuan. Percobaan mengukur media akifer di laboratorium di USGS
memberikan angka kisaran antara 9,1 x 10-7 sampai dengan 4,5 x 10-2 meter/
hari; sedangkan kenyataan dialam antara 4 x10-2 ~ 2,5 x 10-1 meter/hari.

Konduktivitas hidrolika media tergantung dari kemudahan air mengalir melalui


pori batuan tersebut, tergantung dari diameter butir dan derajat pemilahan
butir. Kerikil terpilah baik akan mempunyai konduktivitas hidrolika lebih
tinggi dibandingkan dengan pasir terpilah baik. Besarnya konduktivitas
hidrolika tidak sama kesemua arah. Nilai arah vertikal biasanya lebih kecil
dari arah horisontal, hal ini disebabkan karena proses pengendapan materi
secara horisontal akan membentuk perlapisan. Maka lapisan kedap air
mengurangi konduktivitas hidrolika vertikal tanpa mempengaruhi
konduktivitas horisontal.

3.4. KONDISI ALIRAN AIR TANAH


Kondisi aliran air tana terbagi menjadi 2 (dua) yaitu kondisi aliran tunak dan
kondisi aliran tidak tunak, secara ringkas diterangkan sebagai berikut :
a. Aliran Air Tanah Tunak (Steady State Flow) atau aliran dalam keadaan
keseimbangan, yaitu apabila air yang keluar dari lubang bor seimbang
dengan aliran air yang masuk kedalam sistim akifer yang disedot oleh
lubang bor tersebut. Kondisi ini terjadi apabila :
 Apabila jangka waktu pemompaan pada sumur bor dalam amat lama,
sehingga jejari pengaruh (radius of influence) mencapai sumber air
diluar akifer itu sendiri, misalnya menyentuh suatu danau atau garis
pantai dan sumber air tersebut memasok air secara menerus, tetap
dan tanpa mengganggu cadangan di akifer mereka sendiri.
 Pada pemompaan yang cukup lama, akifer tersebut mendapat
pasokan dari sumber air tanah yang lain atau ada bocoran dari sistim
akifer lainnya, berarti mendapatkan pasokan air dari luar sistim
akifer yang dipompa.
Kondisi tunak atau keseimbangan ini jarang terjadi, dan dalam kenyataan
sehari-hari apabila muka air tanah yang dipompa tersebut tidak turun
lagi atau turun sedikit sekali berarti sudah dianggap telah mencapai
kondisi tunak atau keseimbangan.

17
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

b. Aliran Air Tanah Tidak Tunak (Unsteady State Flow) atau aliran
dalam kondisi tidak seimbang, yang berarti air yang keluar / dipompa
dari sumur bor tidak seimbang / tidak sama dengan air yang masuk
kedalam akifer yang disedot tersebut. Jadi selama masih ada penurunan
muka air di sumur bor tersebut, disebut aliran tidak tunak. Pada
kenyataan dilapangan, kondisi tak tunak ini adalah yang sering dijumpai
dilapangan.

4. TATA CARA & PEMAHAMAN PEMOMPAAN UJI


4.1. MAKSUD PEMOMPAAN UJI

Pemompaan uji pada sumur – sumur poemboran adalah :


 Untuk menentukan karakteristik hidrolika lapisan pembawa air (akifer)
atau disebut juga uji akifer. Hal ini karena yang diteliti adalah lapisan
akifer sendiri bukan sifat tekis pompa atau sumurnya. Pemompaan ini
untuk mencari sifat kelulusan (K), keterusan (T) dan daya penyimpanan
air (S). Untuk mencari harga (T) dan (S) dilakukan pemompaan uji
menerus (long continues pumping test) dan hasil pemompaan uji
dianalisa dan terdapat banyak metoda analisa.
 Untuk menentukan ciri / sifat teknis dari sumur itu sendiri, disebut
sebagai uji sumur yaitu berkaitan dengan pengujian kemampuan sumur
untuk mengeluakan air (debit air/Q), kapasitas jenis sumur (Qs), susut
sumur (well loss) ataupun kerugian akifer (aquifer loss). Untuk mencari
harga susut sumur maka diperlukan pemompaan uji secara berjenjang
(step pumping test), selanjutnya dengan memprgunakan metode
analisis uji pemompaan tertentu, maka dapoat dicari harga susut sumur
dan kemudian dapat dicari harga effisiensi sumur.

Dalam hubungannya dengan uji pemompaan, ada dua cara yaitu : pemompaan
satu tahap dan pemompaan beberapa tahap (dikenal dengan nama
pemompaan uji berjenjang / step drawdown test). Kedua bentuk test
termasuk kambuhnya muka sumur (recovery) dapat digambarkan dalam grafik
tercantum pada halaman 15 & 16.

Pada dasarnya pelaksanaan uji akifer itu dengan cara : sebuah sumur bor
dipompa dengan debit pemompaan yang telah ditentukan, kemudian diamati
perubahan kedudukan muka air tanah baik dari lubng sumur bor sendiri
maupun dari lubang sumur pengamat dengan kala waktu yang telah

18
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

ditentukan. Besarnya parameter ciri hidrolika akifer kemudian ditentukan


dengan memasukkan data hasil perubahan kedudukan muka air tanah serta
data debit pemompaan dan waktunya kedalam suatu persamaan hidrolika
yang sesuai.
4.2. WAKTU PEMOMPAAN UJI
Waktu pemompaan uji ditentukan oleh maksud dan peruntukan uji
pemompaan tersebut. Untuk program yang umunya dipakai oleh satker –
satker PAT, pemompaan uji berjenjang dilakukan minimal 4 (empat) jenjang
dengan kala waktu minimal 2 (dua) jam setiap jenjangnya dengan debit yang
disesuaikan dengan kemampuan sumur; sedang pemompaan uji menerus
dilakukan minimal 72 (tujuh puluh dua) jam secara menerus tanpa henti
dengan debit konstan; kemudian kesemuanya dilakukan pengamatan uji
kambuh akifer sampai muka air tanah kembali pada kedudukannya. Bentuk
formulir pengamatan pemompaan uji baik yang berjenjang maupun yang
menerus dapat diperiksa pada lampiran buku ini.

4.3. PERALATAN PEMOMPAAN UJI


Hasil analisa pemompaan uji sangat tergantung dari hasil pengamatan di
lapangan, pengamatan lapangan dibantu oleh beberapa peralatan antara lain
 Alat pengukur waktu
 Alat pengukur kedudukan muka air tanah
 Alat pengukur debit air

Diterangkan secara ringkas sebagai berikut :


a. Alat pengukur waktu
Sebaiknya untuk mencatat mempergunakan stopwatch dibantu dengan
jam wekker yang alarmnya dapat berbunyi. Pencatatan mencantumkan
hari, tanggal, jam mulai pelaksanaan pemompaan uji, waktu – waktu
pencatatan secara berkala, cuaca didaerah pemompaan uji dan lain – lain
informasi yang diperlukan.
b. Alat pengukur kedudukan muka air tanah
Cara yang biasa dipergunakan adalah pengukuran dengan memakai water
sounding, yaitu segulung meteran yang berisikan beberapa kawat listrik
berisolasi dengan ujungnya diberi sonde terbuat dari besi dan terdapat
kabel berisolator. Apabila sonde masuk kedalam air maka lampu akan
menyala atau ammeter akan bergerak.
Karena barang tersebut relatif mahal harganya, maka biasanya para
driller memakai bahan lain yaitu kabel listrik berisolasi, batere dan

19
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

elektroda. Biasanya dipakai ampere meter dan ujung kabel digantungi


pipa besi sebagai pemberat dan kedua ujung kabel yang dipisahkan
dengan isolator. Apabila kedua muka kabel listrik menyentuh air, maka
ammeter akan bergerak. Kedalaman muka air sumur dibaca pada ukuran
panjang yang ada pada kabel tersebut.
c. Alat pengukur debit pemompaan
Cara pengukuran pada debit pemompaan dapat dilakukan dengan berbagai
macam antara lain :
- Wadah
- Mulut pipa bentuk lingkaran (Orifice Pipe Weirr)
- Sekat Thomson (V Notch)
- Sekat Cipoletti
c.1. Pengukuran debit dengan wadah.
Prinsip pengukuran sederhana sekali yaitu, air yang keluar dari pipa
pipa pemompaan uji lalu ditampung dalam suatu bentuk wadah,
misalnya drum ukuran 200 liter. Waktu yang diperlukan air untuk
mengisi drum tersebut dicatat dengan akurat, misal diperlukan
waktu 3 menit 20 detik untuk mengisi penuh. Maka debit air
pemompaan uji adalah :
200 liter dibagi 3 menit 20 detik = 200 liter/200 detik
Q = 1,0 liter/detik.
c.2. Pengukur debit dengan Orifice.
Pengukuran dengan alat orifice adalah praktis, akurat, peralatannya
ringan mudah dipasang / dibongkar dan mudah dibuat dilapangan.
Alat ini cukup akurat karena perubahan sedikit dalam debit akan
menampakan suatu tanda yang mudah dilihat sehingga segera dapat
diatur agar debit tetap konstan kembali.

Gambar 4. Penampang Orifice Pipe

20
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

Bentuk peralatan adalah, pipa diameter tertentu (biasanya 6”) yang


pada ujungnya terdapat orifice atau mulut lubang atau lubang
dengan diameter tertentu yang lebih kecil dari lubang pipa.

Pembuatan alat orifice harus mengikuti ketentuan baku yaitu


lubang bulat bersih dengan pinggiran bersegi tegak lurus, tebal
bahan 1,6 mm, kemudian dibelakang mulut pipa dengan jarak 24”
(60 cm) terdapat pipa kecil horisontal diameter 3 mm sebagai
tempat sambungan pipa plastik panjang yang berdiri tegak lurus
keatas berfungsi sebagai tabung piesometer yakni pengukur tekanan
hulu yang mengalir dalam pipa yang diberi meteran sebagai alat
ukur.

Kemudian dibelakangnya diberi katub air (jarak minimal 6” atau 1,6


meter), kondisi pipa ukur ini harus horisontal. Untuk diketahui
kegunaan katub air ini adalah bahwa pada awal pemompaan uji
maka debit air yang keluar cukup besar, kemudian dengan waktu
pemompaan yang cukup lama, maka debit air akan mengecil, hal ini
tergantung dari muka air sumur yang menurun sehingga daya hisap
pompa berkurang. Maka pada awal pemompaan sebaiknya debit
tidak maksimal dengan katub ditutup sebagian dan apabila ada
kecenderungan debit menurun maka katub dibuka sedikit demi
sedikit agar debit pemompaan tetap konstan; sebagai kontrol dapat
dilihat pada pipa plastik pengukur tekanan hulu agar ketinggiannya
tetap konstant.

Gambar 5. Penampang Sekat Thomson

21
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

c.3. Pengukur debit dengan Sekat Thomson


Pengukuran dengan sukat Thomson’s (Thomson’s Weirr) atau juga
disebut ”V-Notch” adalah cukup praktis, dan peralatannya ringan
mudah dipasang / dibongkar dan mudah dibuat dilapangan juga.
Debit air keluar melalui suatu bentuk empat persegi panjang yang
ujungnya dipotong dengan bentuk ”V” dengan sudut bisa memakai
60” ataupun juga dengan sudut 90”. Air yang mengalir harus tenah
tidak bergerak, maka dibelakangnya dibuat beberapa sekat – sekat
sehingga air yang masuk kedalam kotak ini dapat mengalir dengan
tenang.

Ketinggian air yang mengalir melalui sekat ini mencerminkan besar


debit pemompaan, sebagai contoh tinggi air terukur dari dasar V
adalah 4 cm; maka untuk sekat sudut 60 0 mempunyai debit 0,263
ltr/dtk akan tetapi apabila memakai sekat sudut 90 0 akan
mempunyai debit 0,438 ltr/dtk.
c.4. Pengukur debit dengan Sekat Cipoletti.
Pengukuran dengan alat sekat cipoletti bentuknya hampir mirip
dengan sekat Thomson’s hanya dasarnya bukan bentuk segitiga akan
tetapi berbentuk penampang segi empat dengan panjang bagian
dasar dapat 30 cm, 60 cm atau juga 1,00 meter. Debit air dibaca
dengan mengukur ketinggian air yang mengalir dan dicocokan
dengan tabel yang ada.

Gambar 6. Penampang Sekat Cipoleti

22
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

Hanya dalam proses pemompaan uji kedua metode peralatan


(Thomson dan Cipoletti) kurang akurat / teliti dalam mendeteksi
perubahan debit yang keluar dari sumur bor dibandingkan dengan
memakai metode Orifice Weirr. Tabel – tabel data Orifice, Thomson
dan Cipoletti terlampir buku ini.

4.4. JENIS POMPA AIR


Untuk melakukan pemompaan uji diperlukan pompa, ada banyak macam dan
jenis pompa, baik metode kerjanya maupun spesifikasinya. Pemilihan jenis
pompa harus dipertimbangkan kemampuan daya hisap (suction head) harus
lebih besar dari kedudukan muka air tanah terdalam, diameter pompa
terutama untuk pompa selam (submersible pump) lebih kecil dari diameter
pipa dan lain sebagainya. Jenis pompa ada 4 macam yaitu : pompa pengganti
(reciprocal pump); pompa centrifugal; pompa jet dan jenis pompa putar.

Pompa jenis centrifugal sumur dalam ada macam yaitu : pompa batang turbin
vertikal lurus dan pompa turbin selam dikenal dengan nama submersible
pump. Pompa batang turbine vertikal lurus, motor penggeraknya berada
diatas tanah, menggerakkan impeller dengan batang vertikal lurus. Sedangkan
submersible pump, motor penggerak berada dibawah impeller terbenam
didalam air, dengan tenaga arus listrik yang dipasok melalui kabel.

4.5. AIR LIFT PUMP


Pemompaan uji dengan metode air lift adalah pemompaan uji memakai udara
yang bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh kompresor, udara tersebut
dimasukan kedalam sumur melaui pipa tiup (air pipe) diameter 3” dan akan
menaikkan / membawa air keatas permukaan.

23
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

Gambar 7. Pengujian akifer dengan tekanan udara (air lift test)


Teorinya adalah bahwa makin banyak udara yang dicampurkan, maka makin
besar penurunan berat jenis campuran udara – air tersebut; suatu ketika akan
tercapai keadaan dimana tekanan yang disebabkan oleh kolom campuran
udara-air didalam pipa utama setinggi h akan lebih kecil dari tekanan yang
disebabkan oleh kolom air setinggi D. Jika keadaan tersebut terjadi, maka
campuran udara-air akan tertekan keluar melalui pipa utama. Dari percobaan
diperoleh kesimpulan bahwa harga perbandingan D / (h – D) terletak diantara
4 ~ 1 dimana harga D yang berkisar antara 30 m dan 100 m. Effisiensi dari
sistim airlift pump ini berada disekitar 30 %. Dan airlift pump ini digunakan
untuk memompa air dari sumur yang dalam.

Keuntungan dari airlift pump adalah bahwa pompa tidak mempunyai bagian
yang bergerak dan kotoran – kotoran dalam sumur yang tercampur dalam air
dapat ikut terbawa keluar tanpa menyebaban kerusakan terhadap sistim.
Udara yang tertekan (Compress Air) dapat dimanfaatkan secara effektif
sebagai alat untuk melakukan pencucian sumur. Peralatan yang dipergunakan
untuk metoda ini terdiri dari :

 Kompresor udara dengan tangki penampung


 Pipa penghantar udara (air pipe)
 Pipa penghantar air (conductor pipe)

Pipa penghantar udara dan pipa penghantar air dimasukkan kedalam sumur
dengan sistim pengaturan sedemikian rupa, sehingga masing – masing
peralatan ini bisa dinaikan dan diturunkan sesuai dengan kebutuhan dimana
formasi lapisan pembawa air yang akan dibersihkan. Rangkaian pipa udara
tersebut harus pipa bertekanan tinggi dan lentur sehingga tidak mudah rusak
jika dinaik - turunkan.

Kompresor harus dilengkapi dengan pengukur tekanan dan katup pengaman


terhadap kelebihan tekanan, katup harus dapat dibuka dengan cepat dan
dipasang pada pipa keluar tangki udara untuk mengatur tekanan. Pencucian
sumur dengan udara bertekanan, jika dilaksanakan oleh operator yang
berpengalaman akan sama effektifnya dengan metoda blok pengocok. Metoda
ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain dapat dipakai untuk memompa
material halus dan pasir yang terkumpul dan tidak diperlukan unit mesin bor,
cukup dengan unit Tripod.

24
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

Gambar 8. Well development pakai tripot sedang berjalan

Gambar 9. Pemasangan pipa tiup pada Well Head Cap

25
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

Untuk keperluan pencucian sumur dengan dasar kolam air sepanjang 110
meter, akan diperlukan tekanan udara sekitar 11 kg/cm 2 atau lebih. Gambar
berikut memperlihatkan metoda pencucian sumur yang baik dalam
menempatkan pipa – pipa penghantar air dan udara didalam sumur.

Tabel 1 menunjukkan ukuran pipa penghantar air dan pipa penghantar udara
yang dianjurkan untuk dipergunakan pada bermacam – macam diameter casing
sumur. Berbagai variasi penggunaan ukuran pipa penghantar air dan udara
dapat dilakukan dalam pelaksanaan, tetapi kombinasi yang tertera pada tabel
1 dibawah menunjukkan hasil terbaik.

Tabel 1. Ukuran pipa untuk pencucian sumur (Air Lift Test)

Debit Pemompaan Ukuran Casing Pipa Penghantar Air Pipa Penghantar Udara
(Liter/detik) (inch) (inch) (inch)
1,0 ~ 3,8 4 2 0,5
3,5 ~ 5,0 5 3 1
5,0 ~ 6,3 6 3,5 1
6,3 ~ 9,5 8 4 1,5
9,5 ~ 15,8 8 5 1,5
15,8 ~ 25,2 8 6 2
25,2 ~ 44,2 10 8 2,5

Untuk sumur dengan ukuran 6 inchi, diperlukan pipa penghantar air dengan
diameter 4 inchi yang dapat mencapai + 0,5 meter diatas saringan paling
bawah. Pipa penghantar udara berdiameter 1,5 inchi dimasukkan kedalamnya
sampai + 0,5 meter diatas bagian bawah pipa penghantar air. Ujung pipa
penghantar air dihubungkan dengan penutup berukuran 100 x 75 x 100 mm
dengan reducer dan lubang dimana pipa udara dimasukkan.

Pipa pembuang (discharge pipe) berukuran 3 inch dipasang poada penutup


untuk membuang air keluar daerah kerja. Seluruh peralatan ini dipasang pada
ujung bagian atas casing dengan mempergunakan penjepit pipa yang kuat.

Peralatan lainnya berupa kompresor bertekanan 11 kg/cm 2 (156 psi) dengan


kapasitas + 290 liter/detik (600 ft3/menit), unit peralatan pemboran / tripod
dan blok rantai (chain block) kekuatan 5 ton yang berguna untuk menaik
turunkan serta menahan pipa penghantar air dan pipa penghantar udara,
kemudian piupa bertekanan tinggi dan lentur berukuran 2 inchi panjang
secukupnya digunakan untuk menghubungkan pipa udara dan tangki udara
(kompresor), pengukur tekanan dan katup pelepas tekanan darurat. Akan

26
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

sangat effektif dan baik jika melengkapi bagian bawah pipa penghantar udara
dengan ”double packer”.

Pencucian sumur dengan tekanan udara akan memberikan hasil yang sangat
baik jika perbandingan pipa udara yang terbenam (submergence) + 60 %,
artinya pipa udara yang terbenam didalam kolom air dibagi dengan total
panjang pipa keseluruhan adalah 60 %. Sebagai contoh : panjang pipa udara
60 meter dan muka air statis 20 meter dibawah permukaan tanah, panjang
bagian yang terbenam sepanjang 40 meter (66 %). Jika pencucian sumur
dengan tekanan udara dimulai dan muka air turun menjadi 24 meter, maka
panjang bagian pipa yang terbenam menjadi 36 meter (60 %).

Seorang operator pemboran yang terampil dapat memperoleh hasil yang baik
dengan perbandingan yang terbenam sampai 30 % selama pemompaan. Untuk
memulai pencucian sumur, pipa penghantar air diturunkan sampai + 60 cm
dari saringan paling bawah. Pipa penghantar udara diturunkan didalam pipa
penghantar air sehingga ujung bawah terletak sekitar 30 sampai 40 cm diatas
ujung bawah / bibir pipa penghantar air. Udara dimasukkan kedalam pipa
penghantar udara dan sumur dipompa sampai air terlihat bebas dari pasir.

Katup tangki ditutup, sampai tekanan dalam tangki mencapai 10 – 11 kg/cm 2.


Pada saat yang sama, pipa udara diturunkan sehingga ujung bawah terletak 30
cm dibawah pipa penghantar air, katup segera dibula dan udara dapat masuk
kedalam sumur secara tiba – tiba. Hal ini akan mengocok air sehingga keluar
melalui lubang saringan.

Biasanya semburan air sangat kuat tetapi singkat akan terjadi melewati casing
dan pipa penghantar air kepermukaan tanah. Jika pipa udara ditarik kdalam
pipa penghantar air setelah satu tahap pelepasan, maka udara akan tertekan
didalam sumur. Kemudian dilakukan proses pelepasan udara lagi, aliran udara
akan terbalik dan tercapai satu siklus pencucian sumur.

Siklus pengocokan diulangi terus sampai air bebas dari material halus dan
pasir. Selanjutnya peralatan diangkat pada posisi baru 50 sampai 80 cm dari
pipa saringan kedua dan prosedur pengocokan dilakukan lagi secara terus
menerus sampai seluruh pipa saringan mengalami pengkocokan. Setelah
seluruh saringan dilakukan pencucian, peralatan diturunkan didekat dasar

27
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

sumur dan dipompa untuk membersihkan material – materal yang terendapkan


didasar sumur bor.

Setelah pencucian dengan udara selesai, umur diukur kedalamannya, jika


dirasa masih ada endapan pasir yang tertinggal, maka sumur harus dipompa
dengan pompa pasir yang cocok. Metoda ini sangat cocok untuk semua tipe
saringan, khususnya saringan pipa PVC.

Gambar 10. Well Development

28
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

Contoh kasus pumping test di Jawa Timur dan Jawa Tengah sebagai berikut :

29
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

30
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

Gambar 11. Skema Pompa Centrifugal

31
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

Gambar 12 . Skema Pompa Centrifugal

32
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

Gambar 13. Skema Pompa Submersible

33
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah

Gambar 14. Skema Pompa Turbine

34
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST

Anda mungkin juga menyukai