1
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
2
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
Aquifuge
Adalah suatu formasi kedap air yang tidak dapat menyimpan
maupun meneruskan air.
Aquiclude
Adalah suatu formasi atau kelompok formasi yang bisa jenuh air
tetapi hanya melepaskan sedikit air ke sumur, mata air dan
rembesan.
Aquitard
Adalah formasi buatan setengan lulus air yang menyimpan air
dan juga meneruskan cukup air walaupun masih lebih kecil dari
akifer. Namun pada area horisontal yang luas mungkin dapat
meluluskan air cukup besar. Formasi ini memperlambat tetapi
tidak mencegah pengaliran air ke atau dari akifer yang
berdampingan.
Aliran tak Tunak (Non Steady Flow)
Yaitu aliran air yang terjadi dari saat dimulainya pemompaan air
sumur sampai tercapainya aliran lunak, biasa disebut nonsteady
flow
Aliran Tunak (Steady Flow)
Ialah aliran yang terjadi apabila telah terwujud keseimbangan
antara debit air yang di pompa dengan pengisian kembali dari
akifer, biasa disebut steady flow.
Aquifer Loss
Adalah kehilangan tekanan yang disebabkan oleh aliran dalam
akifer, biasa disingkat BQ.
Daya Hantar Listrik
Disingkat DHL atau EC (electric conductivity) adalah kemampuan
suatu benda cair untuk menghantarkan listrik, biasanya sebagai
fungsi dari suhu, macam ion dan konsentrasi ion dengan satuan
µΩ/cm².
Debit Serah atau Well Yield
Adalah volume air setiap satuan waktu yang dikeluarkan dari
suatu sumur, baik oleh pemompaan maupun oleh aliran deras.
Koefisien Kandungan (Coefisien of Storage)
Adalah volume air yang dapat dilepaskan atau diserap dari / atau
kedalam kandungan persatuan luas permukaan akifer untuk
3
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
Karakteristika Sumur
Adalah sifat-sifat khas yang dimiliki suatu sumur antara lain;
penurunan muka air yang stabil, penurunan maksimum dan
optimum, debit maksimum dan optimum, well loss, kapasitas
khas (specific capacity), efisiensi sumur dan kedalaman
pemasangan pompa. Sifat-sifat tersebut diperoleh setelah uji
pemompaan suatu sumur.
Karakteristika akifer
Adalah sifat-sifat khas yang dimiliki suatu akifer antara lain;
permeabilitas (K), transmisibilitas (T), aquifer loss (BQ) dan
koefisien penyimpanan (S). Sifat - sifat tersebut diperoleh
setelah uji pemom-paan suatu sumur dan pengamatan muka air
di sumur-sumur pengamat.
Koefisien kelulusan (Permeabilitas)
Adalah kecepatan keluluasan air dalam akifer yang dinyatakan
dalam centimeter / detik (cm/dt), dan biasa disingkat sebagai K.
Koefisien Keterusan (Transmisibilitas)
4
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
5
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
6
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
7
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
berlangsung
8
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
2. PEMILIHAN LOKASI
2.1. Persyaratan
1). Pemilihan lokasi sumur yang akan diuji:
Seyogyanya dihindari lokasi-lokasi yang berdekatan dengan
batas-batas hidrogeologi seperti zona sesar, sungai dan lain-lain.
Lokasi sumur diusahakan jauh dari jalan utama karena banyak
getaran lalu lintas
Bila memungkinkan dekat dengan saluran irigasi, agar air
pemompaan bisa dialirkan jauh lewat saluran sebelum masuk
kembali ke akifer.
2. Petugas dan pengawas yang mampu melaksanakan uji pemompaan
serta penanggungjawaban harus jelas.
3. Sebelum pelaksanaan pengujian, terlebih dulu dibuat saluran
pembuang untuk menyalurkan air yang dipompa ke tempat yang jauh,
untuk menjaga agar lokasi pemompaan bebas dari genangan air
sehingga tidak mempengaruhi pengujian.
4. Pelaksanaan pengujian hendaknya menunggu sampai muka air dalam
akifer kembali ke muka air statis (normal) setelah uji pemompaan
terdahulu.
9
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
2.2. Ketentuan
Guna mendapatkan ketelitian serta kelengkapan data surutan selama
uji pemompaan hendaknya diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
1. Debit pemompaan harus dijaga konstan
Bila penggerak pompa digunakan mesin diesel atau bensin, maka
perubahan kecepatan mesin akan menyebabkan terjadinya ketidak
teraturan data surut. Untuk menjaga agar mesin berjalan lebih
mantap dan menghasilkan debit lebih konstan, hendaknya dilakukan
hal-hal sebagai berikut :
Mengatur agar debit pemompaan lebih kecil dari debit
maksimum mesin pompa dengan mengatur klep/kran yang
dipasang pada pipa keluaran dari pompa.
Membatasi kecepatan mesin dari setengah sampai duapertiga
dari putaran per menit (rpm) maksimum, walaupun secara umum
hasilnya kurang memuaskan.
Perubahan dalam rpm dan debit dapat dihilangkan dengan
menggunakan mesin penggerak pompa dari motor listrik
Pengukuran debit dilakukan secara teliti dan dicatat secara
berkala.
2. Kesinambungan pengukuran surutan
Kesinambungan pengukuran surutan di dalam sumur yang dipompa
maupun di dalam sumur-sumur pengamatan merupakan hal yang
sangat penting. Yang perlu diperhatikan untuk memperoleh data
surutan secara lengkap sejak uji pemompaan mulai dilaksanakan
sampai selesai pada selang waktu tertentu, adalah :
Pompa harus dijaga agar selalu dalam keadaan baik
Persediaan bahan bakar harus cukup untuk selama waktu uji
pemompaan.
10
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
2.3. Peralatan
1. Alat pemompaan
Jenis pompa (Turbin / Sentrifugal / Submersible) lengkap dengan
mesin penggerak dan pengatur debit dengan ketentuan sebagai
berikut :
untuk sumur dalam (DTW), kapasitas minimal 20 lt/detik, tinggi
julang penghisap (head) minimal 40 meter
untuk sumur menengah (ITW) kapasitas minimal 5 lt/detik, tinggi
julang penghisap (head) minimal 15 meter
2. Alat pengukur debit
Menggunakan kotak pengukur debit yang dilengkapi dengan alat ukur
Thomson tipe "V-notch" atau dengan "Orrifice weir".
3. Alat pengukur muka air
Seyogyanya digunakan tipe elektrik seperti AWLI (Electric Water Level
Indicator) dengan ketelitian pengukuran minimal 1 cm.
4. Alat pelengkap lainnya
"Stop watch" dan jam wekker yang diperlukan untuk mencatat
waktu selama pengujian
Alat transportasi, terutama untuk melakukan pengamatan pada
sumur-sumur pengamatan
Tenda pelindung, meja kursi, veldbed untuk pengamat, alat
komunikasi
11
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
Air tanah dibumi dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu : air tanah bebas (air
tanah tak tertekan) dan air tanah tertekan. Pengertian air tanah bebas adalah
air tanah yang mengalir di akifer dan air tanah pada akifer tersebut bagian
atas dibatasi oleh muka air tanah bebas (free water table); sedangkan pada
air tanah tertekan adalah air tanah yang berada pada suatu akifer bagian
atasnya mempunyai / tertutup oleh suatu lapisan kedap air.
Kondisi air tanah bebas mempunyai tekanan 1 atm sesuai dengan tekanan
udara setempat sedangkan air tanah tertekan mempunyai tekanan lebih besar
dari 1 atm. Maka apabila terdapat pemboran yang menembus suatu akifer tak
tertekan, air tanah tetap berada ditempatnya; akan tetapi apabila menembus
lapisan akifer tertekan, maka air tanah akan bergerak keatas, naik dari
kedudukan semula.
Apabila kenaikan kedudukan muka air tanah untuk mencapai garis piezometric
level melampaui muka air tanah, maka air tanah tersebut disebut artesis
positif; apabila pergerakan naik dari muka air tanah tersebut masih didalam
tanah, disebut sebagai artesis negatif.
Muka air tanah bebas mengikuti bidang topografi diatasnya, akan tetapi tidak
setajambentuk topografi diatasnya sedang muka pisometri tidak terpengaruh
oleh topografi diatasnya, melandai dari daerah imbuhan (recharge area)
kedaerah ruahnya (discharge area).
12
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
Gambar 2.
Pemompaan pada akifer tak tertekan
13
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
14
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
T = K x d
Atau Transmisivitas adalah konduktivitas dikalikan tebal akifer (d).
Dimensi : isi / waktu / satuan lebar ( = panjang 2 / waktu)
Satuan : meter2 / hari atau m3 / hari / m
Storativitas (S) akifer adalah banyaknya air yang dapat diambil atau disimpan
dari suatu tempat penyimpanan per satu satuan luas dibagi per satu satuan
perubahan tekanan hulu (head). Storativitas disebabkan oleh adanya tekanan
kompresi akifer dan desakan / ekspansi air tertekan, dan hal ini berhubungan
dengan elastisitas materi akifer dan volume air yang mengisinya. Storativitas
bukan petunjuk dan volume keseluruhan air yang tersimpan didalam akifer,
maka harga storativitas selalu berubah.
Mencari harga K dapat diperoleh dengan harga T dibagai dengan d, atau dapat
juga dicari kalau pemompaan uji menggunakan sumur pengamat, waktu
pemompaan lama, telah mencapai kondisi aliran tunak (equilibrium flow).
Serahan Jenis [Specific Yield (Sy)] disebut juga Koeffisien Simpan Preatik
(Phreatic Storage Coefficient) suatu akifer tidak tertekan adalah volume air
yang dapat diteruskan karena gaya beratnya dari satu satuan volume akifer.
Dengan demikian merupakan perbandingan antara volume air yang dapat
diambil / disimpan dari volume jenuh air. Kapasitas jenis akifer tak tertekan
15
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
adalah storatifitas akifer tak tertekan, tidak berdimensi dengan harga berkisar
0,1 ~ 0,3.
Kapasitas Jenis [Spesific Capacity (Qs)] adalah banyaknya air yang dapat
dihasilkan untuk satu satuan penurunan muka air, satuan yang dipergunakan
adalah : volume / waktu / panjang (contoh : liter/detik/meter).
Susut Sumur (Well Loss) adalah kedudukan muka air tanah terdalam dari
kerucut depresi yang ada disumur. Kedudukan muka air sumur ini akan dapat
lebih dalam lagi karena adanya susut sumur (well loss). Semakin dalam
turunnya muka air didalam sumur tersebut berarti semakin besar susut sumur
tersebut. Susut sumur ini terjadi dikarenakan tidak sempurnanya penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan sumur bor dibagian saringannya. Dengan berbagai
metode analisis dapat dihitung harga susut sumur tersebut, juga harga
effisiensi sumur. Rumusannya adalah :
S W = BQ + CQ 2
Q = KAH
L
dimana :
Q = banyaknya air yang mengalir lewat media (panjang3/waktu)
K = koeffisien permeabilitas media (panjang/waktu)
A = luas penampang media tegal lurus arah aliran (panjang2)
H/L disebut juga I adalah landaian hidrolika (panjang/panjang).
Terhadap aliran air tanah yang mengalir masuk kedalam sumur bor yang
dipompa, juga memakai hukum Darcy dengan penampang luas saringan
sebesar 2RM. Dimana 2R = keliling pipa saringan & m = panjang saringan)
sebagai luasan area yang dimasuki air tanah.
16
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
Konduktivitas Hidrolika
Dengan rumus sebagai dasar, maka dicari harga K dari berbagai media/jenis
batuan. Percobaan mengukur media akifer di laboratorium di USGS
memberikan angka kisaran antara 9,1 x 10-7 sampai dengan 4,5 x 10-2 meter/
hari; sedangkan kenyataan dialam antara 4 x10-2 ~ 2,5 x 10-1 meter/hari.
17
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
b. Aliran Air Tanah Tidak Tunak (Unsteady State Flow) atau aliran
dalam kondisi tidak seimbang, yang berarti air yang keluar / dipompa
dari sumur bor tidak seimbang / tidak sama dengan air yang masuk
kedalam akifer yang disedot tersebut. Jadi selama masih ada penurunan
muka air di sumur bor tersebut, disebut aliran tidak tunak. Pada
kenyataan dilapangan, kondisi tak tunak ini adalah yang sering dijumpai
dilapangan.
Dalam hubungannya dengan uji pemompaan, ada dua cara yaitu : pemompaan
satu tahap dan pemompaan beberapa tahap (dikenal dengan nama
pemompaan uji berjenjang / step drawdown test). Kedua bentuk test
termasuk kambuhnya muka sumur (recovery) dapat digambarkan dalam grafik
tercantum pada halaman 15 & 16.
Pada dasarnya pelaksanaan uji akifer itu dengan cara : sebuah sumur bor
dipompa dengan debit pemompaan yang telah ditentukan, kemudian diamati
perubahan kedudukan muka air tanah baik dari lubng sumur bor sendiri
maupun dari lubang sumur pengamat dengan kala waktu yang telah
18
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
19
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
20
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
21
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
22
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
Pompa jenis centrifugal sumur dalam ada macam yaitu : pompa batang turbin
vertikal lurus dan pompa turbin selam dikenal dengan nama submersible
pump. Pompa batang turbine vertikal lurus, motor penggeraknya berada
diatas tanah, menggerakkan impeller dengan batang vertikal lurus. Sedangkan
submersible pump, motor penggerak berada dibawah impeller terbenam
didalam air, dengan tenaga arus listrik yang dipasok melalui kabel.
23
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
Keuntungan dari airlift pump adalah bahwa pompa tidak mempunyai bagian
yang bergerak dan kotoran – kotoran dalam sumur yang tercampur dalam air
dapat ikut terbawa keluar tanpa menyebaban kerusakan terhadap sistim.
Udara yang tertekan (Compress Air) dapat dimanfaatkan secara effektif
sebagai alat untuk melakukan pencucian sumur. Peralatan yang dipergunakan
untuk metoda ini terdiri dari :
Pipa penghantar udara dan pipa penghantar air dimasukkan kedalam sumur
dengan sistim pengaturan sedemikian rupa, sehingga masing – masing
peralatan ini bisa dinaikan dan diturunkan sesuai dengan kebutuhan dimana
formasi lapisan pembawa air yang akan dibersihkan. Rangkaian pipa udara
tersebut harus pipa bertekanan tinggi dan lentur sehingga tidak mudah rusak
jika dinaik - turunkan.
24
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
25
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
Untuk keperluan pencucian sumur dengan dasar kolam air sepanjang 110
meter, akan diperlukan tekanan udara sekitar 11 kg/cm 2 atau lebih. Gambar
berikut memperlihatkan metoda pencucian sumur yang baik dalam
menempatkan pipa – pipa penghantar air dan udara didalam sumur.
Tabel 1 menunjukkan ukuran pipa penghantar air dan pipa penghantar udara
yang dianjurkan untuk dipergunakan pada bermacam – macam diameter casing
sumur. Berbagai variasi penggunaan ukuran pipa penghantar air dan udara
dapat dilakukan dalam pelaksanaan, tetapi kombinasi yang tertera pada tabel
1 dibawah menunjukkan hasil terbaik.
Debit Pemompaan Ukuran Casing Pipa Penghantar Air Pipa Penghantar Udara
(Liter/detik) (inch) (inch) (inch)
1,0 ~ 3,8 4 2 0,5
3,5 ~ 5,0 5 3 1
5,0 ~ 6,3 6 3,5 1
6,3 ~ 9,5 8 4 1,5
9,5 ~ 15,8 8 5 1,5
15,8 ~ 25,2 8 6 2
25,2 ~ 44,2 10 8 2,5
Untuk sumur dengan ukuran 6 inchi, diperlukan pipa penghantar air dengan
diameter 4 inchi yang dapat mencapai + 0,5 meter diatas saringan paling
bawah. Pipa penghantar udara berdiameter 1,5 inchi dimasukkan kedalamnya
sampai + 0,5 meter diatas bagian bawah pipa penghantar air. Ujung pipa
penghantar air dihubungkan dengan penutup berukuran 100 x 75 x 100 mm
dengan reducer dan lubang dimana pipa udara dimasukkan.
26
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
sangat effektif dan baik jika melengkapi bagian bawah pipa penghantar udara
dengan ”double packer”.
Pencucian sumur dengan tekanan udara akan memberikan hasil yang sangat
baik jika perbandingan pipa udara yang terbenam (submergence) + 60 %,
artinya pipa udara yang terbenam didalam kolom air dibagi dengan total
panjang pipa keseluruhan adalah 60 %. Sebagai contoh : panjang pipa udara
60 meter dan muka air statis 20 meter dibawah permukaan tanah, panjang
bagian yang terbenam sepanjang 40 meter (66 %). Jika pencucian sumur
dengan tekanan udara dimulai dan muka air turun menjadi 24 meter, maka
panjang bagian pipa yang terbenam menjadi 36 meter (60 %).
Seorang operator pemboran yang terampil dapat memperoleh hasil yang baik
dengan perbandingan yang terbenam sampai 30 % selama pemompaan. Untuk
memulai pencucian sumur, pipa penghantar air diturunkan sampai + 60 cm
dari saringan paling bawah. Pipa penghantar udara diturunkan didalam pipa
penghantar air sehingga ujung bawah terletak sekitar 30 sampai 40 cm diatas
ujung bawah / bibir pipa penghantar air. Udara dimasukkan kedalam pipa
penghantar udara dan sumur dipompa sampai air terlihat bebas dari pasir.
Biasanya semburan air sangat kuat tetapi singkat akan terjadi melewati casing
dan pipa penghantar air kepermukaan tanah. Jika pipa udara ditarik kdalam
pipa penghantar air setelah satu tahap pelepasan, maka udara akan tertekan
didalam sumur. Kemudian dilakukan proses pelepasan udara lagi, aliran udara
akan terbalik dan tercapai satu siklus pencucian sumur.
Siklus pengocokan diulangi terus sampai air bebas dari material halus dan
pasir. Selanjutnya peralatan diangkat pada posisi baru 50 sampai 80 cm dari
pipa saringan kedua dan prosedur pengocokan dilakukan lagi secara terus
menerus sampai seluruh pipa saringan mengalami pengkocokan. Setelah
seluruh saringan dilakukan pencucian, peralatan diturunkan didekat dasar
27
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
28
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
Contoh kasus pumping test di Jawa Timur dan Jawa Tengah sebagai berikut :
29
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
30
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
31
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
32
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
33
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST
Kursus Pembinaan Pengawasan Pekerjaan Pemboran Air Tanah
34
EMMAWAN H. - HYDROGEOLOGIST