Anda di halaman 1dari 78

WELL LOGGING

Oleh :
Novita Kartika Sari
(110322406376)
Nurainin Yuli Daryanti
(120322420478)
Radiktyo Permono
(120322420496)
Rifko Harny Dwi Cahyo
(120322420502)

Sejarah Well Log


pertama kali dikembangkan
untuk industri minyak bumi
oleh Marcel dan Conrard
Schlumberger pada tahun 1927
Sejarah Well
Logging

Schlumberger bersaudara ini


mengembangkan alat
Resistivitas untuk mendeteksi
perbedaan dalam porositas
dari batupasir untuk lapangan
minyak di MerkwillerPechelbronn, di Perancis
bagian Timur.

Sejarah Well Log

Sejarah Well Log


Ahli

Penggunaan

geolog

well logging merupakan teknik


pemetaan untuk kepentingan eksplorasi

bawah permukaan.
petrofisis well logging digunakan untuk
is

mengevaluasi potensi produksi

hidrokarbon dari suatu reservoar.


geofisisis well logging digunakan untuk
melengkapi data yang diperoleh melalui
seismik.
reservoir menggunakan well log sebagai data
enginer

pelengkap untuk membuat simulator.

WELL
Bertujuan untuk
Merupakan suatu
LOGGING
mendapatkan
teknik untuk
informasi litologi,
mendapatkan
pengukuran
data bawah
porositas,
permukaan
pengukuran
dengan
resistivitas, dan
menggunakan
kejenuhan
alat ukur yang
hidrokarbon.
dimasukkan ke
Sedangkan tujuan
dalam lubang
utama dari
sumur, untuk
penggunaan log ini
evaluasi formasi
adalah untuk
dan identifikasi
menentukan zona,
ciri-ciri batuan di
dan
bawah
memperkirakan
permukaan
kuantitas minyak
(Schlumberger,
dan gas bumi

Macam-macam Well
Logging

Mekanik
Caliper
Logging
Sonic
Logging

Listrik
Resistivity
Logging
Spontaneo
us
Potensial
(SP)
Induced
Polarisatio
n (IP)

Radioaktif
Gamma
Ray
Logging
Neutron
Porosities
Logging
Density
Log

Caliper Log
Caliper
Logging
Caliper log adalah alat untuk
mengukur diameter dan bentuk
suatu lubang bor. Alat ini
memiliki 2, 4 atau lebih lengan
yang dapat membuka di dalam
lubang bor. Log ini digunakan
untuk mengukur diameter
lubang bor.

Caliper Log
Prinsip
Pergerakan
Kerja lengan lengan ini pada lubang akan diubah menjadi

signal elektrik oleh potentiometer. Dalam sebuah lubang bor,


diameter bersifat heterogen dari atas hingga dasar karena adanya
efek tekanan dari lapisan batuan yang berbeda beda akibat gaya
tektonik. Kondisi ini yang menjadikan perbedaan dalam jumlah
lengan caliper. Pada lubang yang lebih oval, dua lengan caliper
akan saling mengunci pada sumbu terpanjang dari oval, sehingga
akan memberikan hasil diameter yang lebih besar dibandingkan
seharusnya. Akibatnya, diperlukan caliper dengan lengan yang
lebih banyak.

Caliper Log
Hasil logging caliper diplot
pada suatu track yang
menggunakan ukuran drilling
bit sebagai perbandingan atau
dengan menggambarkan
selisih hasil pembacaan caliper
terhadap ukuran bit diameter.
Pada grafik logging, dapat
ditemukan titik tertentu yang
mengindikasikan volum dari
lubang bor. Informasi berguna
dalam mengestimasi jumlah
lumpur pemboran di dalam
lubang bor dan jumlah semen
yang dibutuhkan untuk casing
lubang.

Caliper Log
Interpretasi dasar dari
respon log caliper ini
biasanya digunakan
dalam penentuan batuan
reservoir dan nonreservoir.Misalnya pada
Shale, respon Caliper log
biasanya akan nampak sebagai
peningkatan diameter borehole,
atau dikenal dengan caving.
Dengan mengkorelasikan
terhadap log Gamma Ray (GR) ,
akan semakin jelas jika terdapat
anomali naik untuk diameter
borehole dimana nilai log GR
besar, maka dapat
diinterpretasikan secara kualitatif
sebagai lapisan shale.

Caliper Log

Caliper logging dapat digunakan untuk


kebutuhan sebagai berikut :
membantu interpretasi litologi bawah
permukaan;
indikator zona permeabilitas dan
porositas akibat adanya mudcake;
menghitung tebal mudcake;
menghitung volume lubang bor;
menghitung kebutuhan semen untuk
casing;
indikasi kualitas lubang bor;
membantu menentukan formasi
terkonsolidasi dan kedalaman

Caliper Log
Istilah
Caving

Mud Cake

Sloughing

On Gauge

Pengertian
Diameter yang besar yang dihasilkan saat drill bit
menerobos batuan yang lunak, misal coal, shale atau
batu lempung atau batuan lain yang lunak secara
spesifik.
Biasanya terjadi saat drill bit melewati batuan permeable
yang kaya fluida (formasi air biasanya). Mud cake
terbentuk saat lumpur pengeboran (drilling mud)
bertemu dengan air formasi dan kemudian menempel di
batuan permeabel tersebut sehingga terbentuk mud cake
/ kue lumpur, hasilnya diameter lubang bor akan
menyempit pada bagian ini.
atau mudahnya kita sebut dengan "tonjolan" , biasanya
disebabkan karena batuan yang sangat masif. Sloughing
ini akan dengan cepat kita kenali dengan adanya
penyempitan diameter borehole.
on gauge ini adalah kondisi dimana diameter lubang bor
= diameter drill bit. On Gauge ini yang nantinya agak
sulit untuk diinterpretasi karena gak muncul kenampakan
khusus di hasil caliper log-nya.

Log Sonic
Sonic
Logging
Yaitu log yang mengukur

Yaitu log yang mengukur


interval transit time
gelombang suara yang
melewati formasi. Signal
dikirim oleh transmitter
dan diterima oleh
receiver.Transit time pada
sonic dipengaruhi oleh
fluida, sehingga deteksi
rekahan lebih sering
diukur dari amplitudo
gelombang dan
pelemahannya.Log ini
sangat efektif untuk
menentukan porositas,
litologi dan rekahan.

Log Sonic
Prinsip
Kerja

Sonic log mengukur waktu tempuh (transit time) gelombang suara


yang merambat melalui formasi yang dipancarkan oleh transmitter
dan diterima oleh receiver pada jarak tertentu. Transit time (t)
dipengaruhi oleh jenis batuan dan porositas.

Log Sonic
Jenis Gelombang
Gelombang Primer (Pwave).

Gelombang Sekunder (Swave).

Gelombang Rayleigh.

Gelombang Stoneley.

Pengertian
Gelombang ini disebut juga gelombang
compressional (tekan), dan merupakan jenis dari
gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang
partikel-partikelnya bergetar sepanjang arah yang
sama dengan arah rambatan gelombang.
Gelombang ini disebut juga gelombang shear
(geser) atau gelombang distorsi, dan merupakan
jenis dari gelombang transversal, yaitu gelombang
yang partikel partikelnya bergetar secara tegak
lurus terhadap arah rambatan gelombang.
Gelombang ini terdapat di bidang pemisah antara
formasi dengan lumpur, dimana kecepatannya
mendekati kecepatan gelombang shear.
Gelombang ini terdapat pada lumpur karena
interaksi antara lumpur dengan formasi.
Rambatannya lebih lambat daripada gelombang
lumpur. Tidak seperti gelombang S dan gelombang
Rayleigh, gelombang Stoneley selalu hadir sebagai
gelombang dengan amplitudo tinggi pada frekuensi
yang rendah. Gelombang ini dapat digunakan untuk
memprediksi permeabilitas dan mengidentifikasi

Log Sonic

Parameter yang Terukur.


Velocity (kecepatan).
Amplitude (amplitudo).
Amplitude Attenuation
(pelemahan amplitudo).
Cycle Skipping.

Log Sonic
Harga kecepatan gelombang-gelombang tersebut tergantung
kepada parameter-parameter elastis dari medianya dan densitas
dari gelombang tersebut. Pada batuan terkonsolidasi, travel time (waktu
rambat) yang terukur merupakan rata-rata dari travel time matriks batuan yang
kompak dan travel time fluida yang berada pada pori batuan, sesuai dengan
rumus Wyllie :

tlog s t f (1 s ) t ma

Log Resistivitas
Resistivity
Log

adalah rekaman tahanan jenis formasi ketika


dilewati oleh kuat arus listrik, dinyatakan dalam
ohmmeter (Schlumberger,1989). Resistivitas ini
mencerminkan formasi batuan dan fluida atau
hidrokarbon yang terkandung di dalam pori-porinya.

Log Resistivitas
Prinsip
AlatKerja
ini mengukur kemampuan formasi untuk menghantarkan arus

listrik, semakin besar arus listrik yang dapat dialirkan, resistivity


batuan semakin kecil dan sebaliknya. Daya hantar listrik
merupakan fungsi dari batuan dan jenis fluida yang mengisi ruang
pori batuan, maka log resistivity sangat membantu dalam
menentukan jenis fluida dalam batuan. Untuk lapisan yang
mengandung minyak, gas atau air tawar akan mempunyai tahanan
jenis
lebih
besar dibanding
air asin
Dalam
penerapannya,
menurut
jenis alat terdapat dua macam log
Resistivitas, yaitu:
-Lateral Log; dirancang untuk mengukur resistivitas batuan yang
dibor dengan lumpur pemboran yang salty, dan dilakukan dengan
menggunakan sonde yang memiliki elektroda dan penyangga.
-Induction Log; prinsipnya dengan mengukur konduktivitas batuan
sehingga diperoleh nilai resistivitas. Dengan prinsip arus Eddy, di
dalam kumparan transmitter dialirkan arus bolak-balik berfrekuensi
tinggi dan amplitudo yang konstan.

Log Resistivitas
Berdasarkan
jangkauan
pengukuran
alat
Log Deep
Resistivity

Log Medium
Resistivity

Log Shallow
Resistivity

yaitu Log yang


digunakan untuk
mengukur resistivitas
pada zona uninvated /
zona yang tidak terinfasi
rentangnya sekitar > 3
feet
yaitu log yang
digunakan untuk
mengukur resistivitas
pada zona transisi
rentangnya sekitar 1.5
3 feet.
Log yang digunakan
untuk mengukur
resistivitas pada zona
yang terinfasi mud
filtrate rentangnya
sekitar 1 6 feet.

Log Resistivitas
Spesifikasi
DH-LOG (Gamma, Resistivity, SP)
Alat
Deskripsi :
DH-LOG adalah instrumen borehole
logging yang terdiri atas logging
Gamma Ray, Resistivity dan SP. Log
Gamma Ray mendeteksi partikel
gamma yang dipancarkan formasi,
clay contohnya adalah batuan
sedimen yang banyak mengandung
partikel gamma. Sehingga log
gamma biasanya digunakan untuk
mengukur besar kecilnya
kandungan lempung formasi. Log
resistivity mengukur sifat kelistrikan
dalam hal ini resistivitas formasi
dengan cara merambatkan arus ke
dalamnya. Sedangkan log SP
memanfaatkan sumber listrik di
alam. Seluruh instrumen ini di
designterekam dalam
Loggerdengan platform PC-based.

Gambar Combo Probe DH-LOG

Log Resistivitas
Spesifikasi
Alat

Spesifikasi Teknis :
Electric Resistivity Logging
- Electrode Spacing: 16 inchi, 64
inchi
- Measuring Range
- Normal: 1 to 2 KM
- Sp: +/- 1000 mV
Natural Gamma
- Detector : NaI (TL)
- Size : 25 mm dia x 92 mm
length
Physical
- 48 mm dia x 270 cm
- Weight : 12 kg
Operating Condition
- Temperature : 65 C
- Pressure : 3000 psi
- Hole depth : 2000 m
- Hole diameter : 50 - 300 mm

Aplikasi :
- Eksplorasi mineral
- Eksplorasi air tanah
- Geoteknik
- Korelasi dan evaluasi formasi
- Dll
Keutamaan :
- Digital dengan platform PC/Laptop
(dikontrol oleh PC)
- Data tersimpan dalam format ASCII
- Digunakan dalam eksplorasi mineral
seperti batubara dan eksplorasi air
tanah
- Volume detector scintilator besar
dengan sensitivitas tinggi
Komponen Standar :
- DHLOG recorder
- Combo Probe Gamma, Resistivity, SP
- Winch 300 m
- Laptop
- Software akuisisi
- Asesoris

Log Resistivitas
Contoh interpretasi HC-Water
Contact Log Resistivity (kontak
hidrokarbon-air)

Log Resistivitas
Resistivity log memiliki kegunaan lain yakni untuk mendeterminasi
tingkat saturasi air (Water Saturation). Semakin tinggi saturasi air
maka resistivity akan semakin rendah. Prediksi Water Saturation
dari Resistivity log dapat dilakukan dengan berbagai algoritma
diantaranya Persamaan Archie berikut:

S w a / F x Rw / Rt

1/ n

Tabel Resistivity

Tabel Resistivity

Adapted from Colorado School of Mines

Log SP
rekaman perbedaan potensial listrik antara
elektroda di permukaan dengan elektroda
Log SP
yang terdapat di lubang bor yang bergerak
naik-turun
Identifikasi lapisan
permeabel.
Mencari batas-batas
lapisan permeabel dan
korelasi antar sumur
berdasarkan lapisan itu.
Menentukan nilai
resistivitas formasi air
(Rw).
Memberikan indikasi
kulaitatif lapisan serpih.

Log SP
Prinsip Kerja
Log SP
Merekam beda potensial antara elektroda yang
bergerak sepanjang lubang bor dengan elektroda yang
diam di atas permukaan.
Satuan yang digunakan adalah milivolt (mV).
Perbedaan potential tersebut akan dipengaruhi oleh
perbedaan antara ion bebas fluida yang terdapat di
dalam pasir pembawa air dengan lumpur bor dimana
terdapat movable sonde
Pengukuran dengan SP Log dilakukan untuk
menentukan Vclay sehingga dapat diketahui jenis
fluida yang terdapat dalam formasi yang dianalisa
serta kandungan batuan dan kondisi dari kedalaman
formasi tersebut.

Log SP
Cara Kerja Log
SP

Sebuah elektroda (M) diturunkan


ke dalam sebuah lubang sumur
dan elektroda yang lain (N)
diturunkan di permukaan.
Terdapat baterai dan
potensiometer untuk mengatur
potensial diantara kedua
elektroda tersebut.
Dimana suatu elektroda yang
diturunkan ke dalam lubang
sumur lalu alat tersebut akan
merekam potensial listrik pada
berbagai titik dengan reference
potensial elektroda di permukaan
tanah.
Lumpur yang digunakan harus
bersifat conductif. Logging speed
yang dicapai alat ini bisa
mencapai 1500 m/hr.

Log SP
Interpretasi
untuk membedakan zona permeable dan zona impermeable
berdasarkan defleksi kurva SP:
pada zona impermeable kurva SP akan cenderung
membentuk garis lurus yang menerus (shale base line)
pada zona yang permeable kurva SP akan membentuk
defleksi baik positip (ke kanan) maupun negatif (ke kiri).

Log SP
Kurva
SP

catatan perbedaan potensial antara


elektroda yang bergerak di dalam lubang
bor pada kedalaman tertentu dengan
potensial yang bersifat tetap dari elektroda
di permukaan
Defleksi
negatif

kurva ke kiri
salinitas air
formasi lebih besar
dari filtrat lumpur

Defleksi positif

kurva ke kanan
salinitas air
formasi lebih kecil
dari filtrat lumpur

Defleksi lurus

salinitas air
formasi dan filtrat
lumpur relatif sama

Log SP
Komponen Log
SP
Elektroki
mia

Membran
Potensial

Liquid Junction
Potential

Elekinetik

terjadi karena adanya


struktur dan muatan
maka lapisan shale
bersifat permeable
terhadap kation Na+
dan kedap terhadap
anion Cl
terjadi karena adanya
perbedaan salinitas
antara air filtrat dengan
air formasi

hasil suatu aliran elektrolit yang melewati


unsure-unsur dalam media berpori. Besarnya
elektrokinetik ini tergantung dari perbedaan
tekanan yang menghasilkan aliran dan tahanan
dari elektrolit pada suatu media porous.

Log SP
Defleksi terbentuk akibat adanya hubungan antara arus listrik
dengan gaya gaya elektromotif ( elektrokimia dan
elektrokinetik ) dalam formasi. Penyimpangan SP dapat ke kiri
atau ke kanan tergantung pada kadar garam dari air formasi
dan filtrate Lumpur.
Jika pengaruh SP log melalui lapisan cukup tebal dan
kondisinya bersih dari clay, maka defleksi kurva SP akan
mencapai maksimum. Defleksi SP yang demikian disebut
statik SP atau SSP, yang dapat dituliskan dalam persamaan
sebagai berikut:

Log Induksi
Log
Induksi

log yang bekerja pada lumpur air tawar


dengan resistivitas formasi < 200 0hm m,
dan Rmf / Rw > 2.0

Penggunaan Log Induksi menguntungkan


apabila :
a) Cairan lubang bor adalah insulator
misal udara, gas, air tawar,atauoil base
mud.
b) Resistivity formasi tidak terlalu besar
Rt < 100 dan Rmf / Rw > 2.5
c) Diameter lubang tidak terlalu besar.
d) Tebal lapisan lebih dari 10 feet

Log Induksi
Cara Kerja Log
Induksi
Survei IP dilakukan dalam logging lubang bor dilakukan
dengan alat yang memiliki elektroda pada posisi tetap. Alat
induction menentukan resistivitas dengan cara mengukur
konduktivitas batuan.
Elektroda biasanya ditempatkan dalam garis lurus di area
yang akan disurvei.
Dua elektroda digunakan untuk memasok arus yang
mengalir ke bawah permukaan sekitarnya.
Dua elektroda tidak terpolarisasi tambahan ditempatkan
pada jarak tertentu dari elektroda saat ini.
Jarak antara pasangan elektroda dapat bertambah untuk
mendapatkan pengukuran memiliki peningkatan
kedalaman.
Informasi yang dikumpulkan dikompilasi menjadi bagian
semu dua dimensi.

Log Induksi

Kerja dengan frekuensi


Prinsip
Arus bolak-balik
tinggi (20000 cps) yang
mempunyai intensitas konstan
dialirkan melalui transmitter coil
yang ditempatkan pada insulating
sehingga menimbulkan arus
induksi didalam formasi.
Medan magnet ini akan
menimbulkan arus berputar yang
akan menginduksi potensial dalam
receiver coil.
Coil kedua ini ditempatkan pada
mandrel yang sama dengan jarak
tertentu dari coil pertama.
Besarnya signal yang dihasilkan
receiver akan diukur dan dicatat di
permukaan yang besarnya
tergantung pada konduktivitas
formasi yang terletak diantara
kedua coil tersebut.
Nilai konduktifitas formasi (Cf)

Log Gamma
Gamma Ray
Logging
Gamma ray adalah prinsip dasar dari perekaman
radioaktivitas atau tingkat radiasi alami dari suatu lapisn
bumi. Radioaktivitas gamma ray berasal dari 3 unsur
radioaktif yang ada dalam batuan yaitu: Uranium (U),
Thorium (Th), dan Postasium (K) yang secara kontinyu
memancarkan GR dalam bentuk pulsa pulsa energi radiasi
tinggi.
Pemanfaatan:
untuk identifikasi lapisanpermeabel disaat SP Log tidak
berfungsi karena formasi yang resistif atau ketika SP tidak
dapat merekam karena lumpur yang yang digunakan tidak
konduktif (oil base mud) atau ketika SP tidak berfungsi
(Rmf=Rw).
digunakanuntuk mendeteksi dan evaluasi terhadap mineral
radioaktif (potassium dan uranium), mendeteksi mineral
tidak radioaktif (batubara), dan dapat juga untukkorelasi
antar sumur.

Log Gamma

Cara Kerja

Detektor dimasukkan ke dalam lubang bor.


Formasi yang mengandung unsur-unsur
radioaktifakan memancarkan radiasi dimana
intensitasnya akan diterima oleh detector sensor
sinar gamma yang umumnya berupa detektor
sintilasi dan dicatat di permukaan.
Di dalam detector sinar gamma tidak dapat
diukur secara langsung tetapi melalui
prosesionisasi/ disintegrasi yaitu proses
pelepasan elektron-elektron dari atom yang
sebelumnya netral, dimana pelepasan elektron
ini akan menimbulkan pulsa atau arus listrik
yang dideteksi oleh alat persatuan waktu (cacah
GR).

Log Gamma
Prinsip
Kerja
mendeteksi arus yang ditimbulkan oleh ionisasi yang
terjadi karena adanya interaksi sinar gamma dari formasi
dengan gas ideal yang terdapat didalam kamar ionisasi
yang ditempatkan pada sonde
Besarnya arus yang diberikan sebanding dengan intensitas
sinar gamma yangbersangkutan.Didalam formasi hampir
semua batuan sedimen mempunyai sifat radioaktif yang
tinggi, terutama terkonsentrasi pada mineral clay.
Dengan adanya perbedaan sifat radioaktif dari setiap
batuan, maka dapat digunakan untuk membedakan jenis
batuan yang terdapat pada suatu formasi.

Log Gamma
Pada GR Log didapatkan suatu kurva yang menunjukkan
besarnya intensits radioaktif yang ada dalam formasi.
Dengan menarik garis GR yang mempunyai harga
minimum dan harga maksimum pada penampang log
maka kurva GR yang jatuh diantara kedua lapisan kurva
tersebut merupakan indikasi adanya lapisan shale.

Log Gamma
Contoh interpretasi lapisan batuan untuk
mendiskriminasi sandstone dari shale dengan
menggunakan log gamma ray

Log Gamma
Dikarenakan log gamma ray memiliki kapabilitas untuk mengukur
derajat kandungan shale di dalam lapisan batuan, maka didalam
industri migas gamma ray log kerap kali digunakan untuk
memprediksi besaran volume shale atau dikenal dengan Vshale
dengan formulasi:

Tabel. Karakteristik Respon Sinar Gamma


Radioaktif
sangat
rendah
(0 32,5 API)

Radioaktif
rendah
(32,5 60 API)

Radioaktif

Radioaktif

menengah

sangat

(60 100

tinggi

API)

(>100 API)

Anhidrit

Batupasir

Arkose

Batuan

Salt

Batugamping

Batuan

serpih

Batubara

Dolomit

granit

Abu

Lempungan

vulkanik

Pasiran

Bentonit

Gamping

Log Neutron
Log
Neutron

menentukan porositas total batuan tanpa


melihat apakah pori-pori diisi oleh
hidrokarbon maupunformasi air.

Pemanfaatan
Alat neutron dipakai untuk menentuka primary
porosity batuan, yaitu ruang pori pori batuan
yang terisi air, minyak bumi, atau gas.

Log Neutron
Macam-macam Log
Neutron
Thermal
neutron log
Sidewall
neutron
porosity log
(SNP)
Compensated
neutron log
(CNL)

digunakan secara optimal


untuk formasi non shaly
yangmengandung liquid
dengan porositas antara 1
% 10 %
yang mempunyai kondisi
optimum padaformasi non
shaly yang mengandung
liquid dengan porositas
kurang dari 30%
merupakan
pengembangan dari
kedua alatsebelumnya

Log Neutron
Cara Kerja
Sumber
radioaktif memancarkan partikel neutron kedalam
batuan dengan energi kira kira 5 Mev.
Setelah partikel neutron berbenturan dengan batuan, energi
neutron ini berkurang sampai ke level 0.1 10 eV (level
ephitermal).
Karena massa hidrogen yang sama dengan massa neutron,
atom hidrogen punya kemampuan paling besar dalam
memperlambat partikel neutron dibanding atom- atom lain
dalam batuan.
Kemudian partikelpartikel neutron yang kembali ditangkap
dan dihitung oleh detektor dalam alat pengukur.
Kecepatan detektor dalam menghitung partikelpartikel
neutron dipengaruhi oleh adanya konsentrasi hidrogen.
Dua buah detektor thermal dipasang 1 2 ft di atas sumber
radioaktif.
Ratio antara jumlah jumlah jumlah pulsa ( Nn / Nf )
merupakan fungsi porositas. Ratio ini mempunyai pengaruh
lubang sumur yang berkurang dan kedalaman penetrasi yang
lebih jauh dibanding dengan sistem satu detektor.

Log Neutron
Prinsip
energi
tinggi dari neutron dipancarkan secara
Kerja

kontinyu dari sebuah sumber radioaktif yang


ditempatkan didalam sonde logging yang diletakkan
pada jarak spacing pendeksekitar 10-18 inch dari
detektor.
Pada operasi logging, neutronmeninggalkan
sumbernya dengan energi tinggi, tetapi dengan cepat
akanberkurang karena bertumbukan dengan inti-inti
elemen didalam formasi.
Setelah energi neutron banyak berkurang kemudian
neutron tersebutakan menyebar didalam formasi
tanpa kehilangan energi lagi sampai tertangkap
dan terintegrasi dengan inti-inti elemen batuan
formasi, seperti klorine dansilikon. Inti-inti ini akan
terangsang untuk memancarkan sinar gamma.
Kemudiandetektor sinar gamma akan merekam
radiasi sinar gamma tersebut.

Log Neutron

Interpretasi

1) Lapisan shale akan memberikan separasi negatif berdasar


harga densitas yang besar pada Density Log dan harga
porositas neutron yang besar pada Neutron Log.
2) Lapisan hidrokarbon akan memberikan separasi positif
dimana kurva Density Log akan cenderung mempunyai
defleksi ke kiri dan Neutron Log cenderung mempunyai
defleksi ke kanan.
3) Lapisan air asin atau air tawar akan memberikan separasi
positif sehingga untuk dapat membedakan antara
separasi positif pada lapisan air dengan lapisan
hidrokarbon maka jalan terbaik adalah dengan melihat
kurva Resistivity Log dan SP Log.

Log Neutron
Faktor faktor yang
berpengaruh terhadap
Kurva N, yaitu :
Shale / clay
Kekompakan batuan
Kandungan air asin /
tawar
Kandungan minyak
Kandungan gas
Hal ini tentang defleksi
kurva log neutron,
semakin ke kanan
defleksi kurva maka
semakin banyak
hidrokarbon yang
terkandung, defleksi
yang terjauh maka
mengindikasikan
adanya gas.

Log Densitas
Log
Densitas

merupakan kurva yang menunjukan


nilai densitas (bulk density) batuan
yang ditembus lubang bor, dinyatakan
dalam gr / cc.

digunakan untuk menentukan nilai porositas


batuan tersebut. Log density bersama - sama
dengan log neutron digunakan untuk mendeteksi
adanya hidrokarbon.
Alat density yang modern juga mengukur PEF
(Photo Electric Effect) yang berguna untuk
menentukan lithologi batuan, mengidentifikasi
adanya heavy minerals dan untuk mengevaluasi
clay.

Log Densitas
Alat ini bekerja dari suatu sumber radioaktif
dari alat pengukur dipancarkan sinar gamma
Prinsip Kerja denga intensitas energi tertentu (umumnya
0.66 mev) menembus formasi / batuan.
Batuan terbentuk dari butiran mineral
Besar kecilnya
mineral yang tersusun dari atom atom
energi yang
yang terdiri dari proton dan electron. Partikel
diterima oleh
sinar gamma akan membentur electron
detector
electron dsalam batuan, sehingga
tergantung
mengalami pengurangan energi (loose
dari :
energi). Energi yang kembali (setelah
Densitas
mengalami benturan) akan diterima oleh
matriks batuan detector, terpasang dalam sebuah protector
berbentuk silinder sepanjang 3 ft,yang selalu
Porositas
menempel pada dinding sumur. Intensitas
batuan
energi yang diterima pada dasarnya
Densitas
berbanding terbalik dengan kepadatan
kandungan
electron. Makin lemah energi yang lembali
yang ada dalam maka makin banyak electron electron
batuan
dalam batuan, yang berarti makin banyak /

Log Densitas
Gambar
disamping
menunjukkan
teknik
interpretasi
porositas dan
litologi dari data
density log
(RHOB) dan
neutron porosity
(NPHI) . Pada
contoh dibawah,
jika kita memiliki
data dengan
NPHI=15% dan
RHOB=2.4 g/cc
maka porositas
yang
sesungguhnya
adalah 18% dan
batuannya
berupa SS

Log Densitas
Zona gas
ditunjukkan
dengan crossover antara
neutron dan
density. Untuk
lebih jelasnya
perhatikan
gambar di
samping ini:
Pada gambar
tersebut terlihat
pada zona
reservoir (low
gamma ray),
terdapat crossover antara
density dan
neutron., dalam
hal ini neutron
porosity lebih
rendah dari

Tabel.Nilai Rapat Massa Batuan

Jenis batuan

Rapat massa
sebenarnya (gr/cc)

Rapat massa
saat logging
(gr/cc)

Sandstone
Limestone
Dolomites
Anhidrid

2,650
2,710
2,870
2,960

2,684
2,710
2,876
2,977

Antrasite coal

1,400-1,800

1,355-1,796

Bituminous coal

1,200-1,500

1,173-1,514

Interpret
asi Data

Interpretasi log dilakukan untuk


Interpret
mengetahui harga Rw dan Sw serta
asi Data
menentukan lithologi batuannya.
Interpretasi ini dapat dibedakan menjadi
dua
penentuan lapisan
Interpretasi
permeable, penentuan
kualitatif
batas lapisan dan
penentuan zona interest.
Log yang digunakan
berupa SP Log, GR Log
dan Resistivity Log
Interpretasi
penentuan porositas dan
kuantitatif
saturasi air (Sw). Jenis Log
yang digunakan Neutron
Log, Density Log, Sonic
Log dan Resistivity Log

JURNAL NASIONAL
DAN
JURNAL
INTERNASIONAL

Jurnal Nasional
Tujuan

PENYELIDIKAN
GEOFISIKA
BATUBARA
DENGAN
METODA WELL
LOGGING
DI DAERAH MUSI
BANYUASIN ,
MUARA ENIM
PROVINSI
SUMATERA
SELATAN

untuk melengkapi
informasi geologi di
bawah permukaan dalam
rangka inventarisasi
yang berguna untuk
pengembangan potensi
batubara di Indonesia

Tempat

di daerah Nibung,
Kecamatan Batanghari
Lengko, Kabupaten Musi
Banyuasin, Provinsi
Sumatra Selatan dan
daerah Lubuk Napal ,
Kecamatan Pauh ,
Kabupaten Sarolangun,
Provinsi Jambi.

Jurnal Nasional
Metode
menggunakan metoda
lubang bor ( well
logging ) yang terdiri
dari
Logging sinar gamma
Resistivity
Self Potensial
Caliper
Alat
OYO 3030 Mark-2
buatan Jepang lengkap
dengan probe untuk
mengukur Gamma-ray,
Resistivity, Self
Potensial dan Caliper.

Peta
Lokasi

Jurnal Nasional
Hasil

Periode 1
menghasilkan 11
pengukuran well
logging pada
lubang bor, yang
terdiri dari 5 titik
di daerah Nibung
Sumatra Selatan,
yaitu RWS-1,
RWS-2, RWS-3,
RWS-4 dan RWS-5
dan 6 titik di
daerah Lubuk
Napal., yaitu
BMR-1, BMR-2,
BMR-3, BMR-4,
BMR-5 dan BMR-

Jurnal Nasional
Hasil

Periode II
menghasilkan 13
pengukuran well
logging yang terdiri
dari 7 titik di daerah
Nibung, yaitu RWS-6,
RWS-7, RWS-9, RWS10, RWS-11, RWS-12
dan RWS-13 ,
sedangkan di daerah
Lubuk Napal yaitu
BMR-7, BMR-8, BMR-9,
BMR-10, BMR-11 dan
BMR-12.

Jurnal Nasional

Jurnal Nasional
Pengukuran Sinar Gamma
1. Nilai gamma-ray di
daerah Nibung berkisar
antara 0-1.0 cps 10.0
cps, sedangkan di
daerah Lubuk Napal
adalah 1.0 cps sampai
dengan 12.5 cps.
2. Ketebalan lapisan
batubara yang
terditeksi dari gammaray pada daerah
Nibung sekitar 0.5 16.0 m, sedangkan
untuk daerah Lubuk
Napal sekitar 1.0 -

1. Nilai resistivity daerah


Pengukuran
Resistivitas
Nibung
. 15 - 35 ohm-m untuk
elektroda short Normal
( jarak elektroda 25.0
cm )
. 2.5 - 140 ohm-m untuk
elektroda long normal
( jarak elektroda 100.0
cm )
2. Nilai resistivity daerah
Lubuk Napal
. elektroda short normal
( jarak elektroda 25.0
cm ) adalah 8.0 - 30.0
ohm-m
. elektroda long normal
( jarak elektroda 100.0cm

Jurnal Nasional
Pengukuran Self
Potensial
Hasil pengukuran self
potensial tidak
memberikan kontras
yang jelas untuk
lapisan batubara
pada pengukuran di
daerah Nibung dan
Lubuk Napal.

Pengukuran
1. Pada
beberapaCaliper
lubang bor
dari hasil pengukuran
caliper terlihat adanya
pembesaran lubang pada
lapisan batubara, hal ini
menunjukan bahwa
lapisan batubara tersebut
bersifat fracture atau
brittle .
2. Beberapa bagian lapisan
batubara terlihat tidak
mengalami pembesaran
lubang dimana hal ini
menunjukan bahwa
lapisan batubara tersebut
bersifat keras atau

Jurnal Nasional
Kesimpula
n
Hasil pengukuran penampang lubang bor ( well
logging ) dengan metoda Sinar gamma (GammaRay ) memperlihatkan kontras yang jelas untuk
lapisan serta ketebalan batubara di daerah Nibung
1 dan Lubuk Napal. Nilai Gamma-Ray lapisan
batubara di daerah Nibung dan sekitarnya 1.0
. 10.0 cps dengan ketebalan lapisan antara 0.5 16.0
meter. Di daerah Lubuk Napal nilai gamma-Ray
untuk lapisan batubara sekitar 1.0-12.5 cps dengan
ketebalan lapisan antara 1.0 11.5 meter.

Jurnal Nasional
Kesimpula
n

2
.

3
.

Hasil pengukuran penampang lubang bor ( well


logging ) sangat membantu menentukan
penampang letak litologi lubang bor, terutama
terjadi loss core pada lubang bor.
Pada beberapa lubang bor dari hasil pengukuran
caliper terlihat adanya pembesaran lubang pada
lapisan batubara, hal ini menunjukan bahwa lapisan
batubara tersebut bersifat fracture atau brittle .
Beberapa bagian lapisan batubara terlihat tidak
mengalami pembesaran lubang dimana hali ini
menunjukan bahwa lapisan batubara tersebut
bersifat keras atau hard .

Jurnal Internasional

TOTAL AND SPECTRAL NATURAL


GAMMA-RAY LOGS OF
CORE SAMPLES
Abdulkadir Aksoy*
Center for Applied Physical Sciences, Research Institute
Mahmoud M. Nagadi
Department of Physics
and
Fatah Z. Khiari and Akhtar A. Naqvi
Center for Applied Physical Sciences, Research Institute
King Fahd University of Petroleum and Minerals, Dhahran,
Saudi Arabia

Jurnal Internasional

TUJUAN

menjelaskan apakah
ada pergeseran dalam
data well logging dari
pengukuran
laboratorium dan di
lapangan

LOKASI

Laboratorium
Research
Institute of King
Fahd University
of Petroleum
and Minerals,
Dhahran, Saudi
Arabia.

Jurnal Internasional

LATAR BELAKANG
Pengukuran sinar gamma digunakan untuk mendeteksi
variasi dalam radioaktivitas alami yang berasal dari
perubahan konsentrasi unsur uranium (U) dan thorium
(Th) serta perubahan konsentrasi unsur kalium (K)
pembentuk batuan besar
Logging sinar gamma merupakan alat penting untuk
pemetaan litologi dan korelasi stratigrafi. Logging sinar
gamma yang penting untuk mendeteksi zona alterasi,
dan untuk memberikan informasi mengenai jenis
batuan

Jurnal Internasional

METODE
Satu set sample standart : standart oleh Badan Energi Atom
Internasional (IAEA, Wina), dan Institut Nasional Standar dan
Teknologi (NIST, USA)
Sampel core terdiri dari dua bagian.
- Bagian pertama meliputi sampel dari interval 466-511m (15291617ft) dan memiliki celah akibatsampel yang hilang.
- Bagian kedua adalah dari kedalaman 493-511 m (1617-1677 ft) dan
kontinyu.
Total radioaktivitas gamma dari sampel pada interval kedalaman
1.529-1.677 kaki diukur
Waktu pengukuran untuk masing-masing adalah 15
menit

Gambar 1. Contoh spektrum total pengukuran sinar gamma dari sampel core. Sampel
inti adalah dari 152mm (6") panjang dan 91.6mm (4") diameter. Waktu penghitungan
adalah 15 menit.

PEMBAHASAN

Gambar 2. Total radioaktivitas sinar gamma dari sampel inti untuk interval
kedalaman 466 untuk 511m (1529-1677 ft). Hal ini terlihat dari data tersebut
untuk interval kedalaman 472-474m (1548-1.555,5) ft dan 485-486.5m

Gambar 3. Perbandingan Well-Logging dan Pengukuran Laboratorium untuk


Radioaktivitas Alami Total Sinar Gamma dari Sample Core untuk Kedalaman
493 ke 511m (1617-1677 ft).

Gambar 4 (a). Grafik Radioaktivitas spektral sinar gamma kalium dalam sampel core dan total radioaktivitas untuk
interval kedalaman dari 466 ke 511m (1529-1677 ft). Data untuk interval kedalaman 472-474m (1548-1555,5 ft)
dan 485-486.5m (1591-1596 ft) hilang.

Gambar 4 (b). Grafik Radioaktivitas spektral sinar gamma untuk Uranium dan Thorium dalam sampel core
dan total radioaktivitas untuk interval kedalaman dari 466 ke 511m (1529-1677 ft). Data untuk interval
kedalaman 472-474m (1548-1555,5 ft) dan 485-486.5m (1591-1596 ft) hilang.

Gambar 4 (c). Grafik Radioaktivitas spektral sinar gamma Uranium dan Thorium dalam
sampel core untuk interval kedalaman dari 466 ke 511m (1529-1677 ft). Data untuk interval
kedalaman 472-474m (1548-1555,5 ft) dan 485-486.5m (1591-1596 ft) hilang.

Jurnal Internasional

KESIMPUL
AN

Dalam penelitian ini total dan spektral gamma


radioaktivitas alami 120 ft sample core telah diukur.
Hasil pengukuran laboratorium dibandingkan dengan
logging data di lapangan dan korelasinya ditemukan.
Sebuah pengamatan penting adalah bahwa ada
pergeseran data antara dua jenis pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai