Anda di halaman 1dari 57

LITHOFACIES

Dr. Sugeng S Surjono


ssuryono@ugm.ac.id

Teknik Geologi UGM


References
¾ Davis, Jr., R.A., 1992, Depositional system: an
introduction to sedimentology and stratigraphy.
2nd ed. Prentice-Hall, New Jersey. Chap 7-8, pp
204-341
¾ Graham. J., 1988, Collection and analysis of
field data. In. Tucker, M. (ed.). Techniques in
sedimentology, Blackwell Scientific
Publications,London. pp 5-62.
¾ Miall, A.D., 1990, Principles of sedimentary
basin analysis. 2nd ed., Springer-Verlag,Berlin,
pp: Chap 4:pp 149-248
¾ Walker, R.G and James, N.P., 1992, Facies
models-response to sea level change,
Geological Association of Canada
Fasies:
tubuh batuan sedimen yang bisa diamati dengan
baik yang dapat diinterpretasikan dalam kaitannya
dengan proses pengendapan maupun proses
biologis (Miall, 1990).

• Litofasies (secara individu): suatu unit batuan yang


didefinisikan berdasarkan kenampakan komposisi, ukuran
butir, karakteristik perlapisan dan struktur sedimen.

• Setiap litofasies mewakili sebuah even pengendapan.

• Litofasies bisa dikelompokkan kedalam asosiasi fasies atau


kumpulan yang mempunyai lingkungan pengendapan
tertentu. Kumpulan-kumpulan tersebut menjadi dasar untuk
menyusun suatu fasies model.
Fasies
• Konsep fasies berhubungan dengan unit-unit sedimen
yang khas, dan biasanya pada skala yang kecil (cm-m)
z Litologi
z Ukuran Butir
z Struktur sedimen
z Warna
z Komposisi
z Kandungan Organik
• Lithofasies (khusus sifat fisik dan kimia)
• Biofasies (kandungan fosil makro)
• Ichnofacies (Fosil jejak)
Aspek pembagian fasies

¾ Produk batuan: fasies batupasir, fasies


batulempung
¾ Genesa/proses terbentuknya batuan:
fasies turbidit
¾ Lingkungan terbentuknya batuan: fasies
fluvial, fasies laut dangkal
¾ Tektonik: post orogenik fasies, fasies
mollase
Beberapa konsep tentang fasies
• Analisis Fasies: interpretasi suatu lapisan dalam cakupan
bahasan lingkungan pengendapan (sistem pengendapan), yang
berdasarkan pada berbagai jenis pengamatan
• Asosiasi Fasies ; terdiri dari beberapa fasies dalam berbagai
kombinasi yang mempunyai kenampakan khas hasil pengendapan
satu lingkungan pengendapan. Sangat sedikit single fasies yang
bisa digunakan untuk menentukan lingkungan pengendapan yang
spesifik.
• Urut-urutan fasies / facies successions (facies sequences)
merupakan kumpulan fasies dengan urutan vertikal yang khas
• Hukum walther (1894); menyatakan bahwa dua jenis fasies
berbeda yang ditemukan secara bertumpang tindih satu dengan
yang lain dan tidak dibatasi oleh suatu ketidakselarasan
(unconformity), maka seharusnya diendapkan di tempat yang
berdekatan antara satu dengan yang lain pada waktu yang sama
• Log Sedimen; merupakan gambaran dari vertikal suatu urut-urutan
lapisan sedimen yang ditampilkan dalam bidang 1 dimensi
• Facies models; adalah gambaran 3 dimensi yang mewakili suatu
lingkungan pengendapan tertentu yang bisa digunakan untuk
interpretasi
Kegunaan Litofasies
Analisis litofasies dan biofasies bisa dan
harus digunakan untuk membantu pada
studi stratigrafi, sebab dengan memahami
lingkungan pengendapan dan
paleogeografi pada saat suatu unit batuan
terbentuk kita akan lebih baik membuat
perkiraan dan eksplorasi tentang
perubahan lateral pada kedalaman dan
komposisinya.
Basal unit
A
Low angle-horisontallly
stratified sandstone G
Interbedded rippled F
sandstone and mudstone

Well-bedded, small-scale,
planar cross-strata
D

Scour facies B E

Planar cross- C
stratified facies

B
Sandy braded
Poorly and well
C facies; model for
defined cross-
Battery Point
stratified facies
Formation. Arah
panah:
A paleocurrent
Basal unit directions (Davis,
1992, p 241).
Analisis Litofsies
• Beberapa penamaan untuk standardisasi kode fasies
telah diusulkan, misalnya oleh Kuijpers (1972), Miall
(1985)
• Sedimentary logs/log sedimen; kenampakan satu
dimensi yang mewakili suksesi sedimen secara vertikal
• Architectural elements/elemen arsitektur; bangun
dua atau tiga dimensi suatu sedimen atau batuan
sedimen
• Sedimentary architecture/arsitektur sedimen;
pengaturan secara tiga dimensi elemen-elemen
arsitektur
• Analisis fasies telah berkembang mulai dari data satu
dimensi menjadi data tiga dimensi (analisis elemen
arsitektur, sesimik 3D), karena log sedimen tunggal saja
sangat jarang yang bisa digunakan untuk
menginterpretasi lingkungan pengendapan.
Klasifikasi Fasies
(Kuijpers, 1972;
untuk laut
dangkal)
Klasifikasi Fasies
secara umum
(Miall, 1985)
Fasies dalam log batuan sedimen
Pencatatan log sedimen
Pencatatan log sedimen
Penyajian
log sedimen
Penyajian
log sedimen
Sekuen Fasies
Sekuen fasies: seri fasies yang berubah
secara teratur ke arah vertikal dari satu
fasies ke fasies lain

Sekuen mengkasar ke atas: menunjukkan


pertambahan energi.
misal : progradasi alluvial fan, progradasi
delta
Sekuen menghalus ke atas: menunjukkan
penurunan energi transportasi
misal : lapisan turbidit, migrasi point bar
sungai, channel
Log sedimen vs Lingkungan pengendapan

Lingkungan pengendapan
Lingkungan pengendapan
Log sedimen vs Lingkungan pengendapan
Analisis sedimen untuk menentukan
lingkungan pengendapan
Fasies Model
¾ Urutan ideal dari sekuen yang secara
ringkas menunjukkan inti dari suatu
lingkungan pengendapan.
¾ Fungsi model fasies:
z Sebagai bahan acuan, untuk perbandingan
z Petunjuk dan pengarah untuk observasi masa
depan
z Sebagai peramal untuk kondisi geologi yang
sekarang
z Sebagai suatu dasar untuk menginterpretasi
lingkungan pengendapan yang diwakilinya
• Facies models are schematic, three-dimensional
representations of specific depositional environments
that serve as norms for interpretation and prediction
• Facies models are static in the sense that they focus heavily on
autogenic processes and deposits, following Walther’s Law
• Modern processes must constitute the basis for
interpreting ancient products (uniformitarianism works
in many cases, but not always)
• Unconsolidated sediments (~Quaternary) can provide
the bridge between present-day processes and ancient
sedimentary rocks (~pre-Quaternary); Quaternary
deposits are usually easy to interpret in terms of
depositional environment and have great potential for
studying 3D facies relationships and allogenic controls
Alluvial fan

Badwater Fan, Death Valley- Qblique airphoto looking SSW. Note


dendritic pattern across fan surface. Road encircling fan provides scale.
Fluvial

Sungai Oyo; Meandering river

Sungai Brahmaputra, braided river

Bengawan Solo, Meandering river


Fluvial
Braided stream

Meandering stream
Sungai bermeander (berkelok)
Kelokan pada sungai
bermeander
Overbank deposits
Perbedaan fasies model pada braided dan meandering stream (Miall, 1996. p.34)
Lingkungan delta

Nile Delta from space - Classic Δ shape. Note primarily a cuspate


(wave-dominated) delta.
Bird's Foot Delta of Mississippi River
Flooded delta plain on Mississippi Delta - Note distributaries pattern
and how at least some distributaries form from crevasse splays.
Flooded delta plain on Mississippi Delta - crevasse splay on Mississippi
River.
Tipe delta : a. Lobate (eg. Delta Danube) b. Elongate (eg. Delta Mississippi)
c. Cuspate (wave dominated, Sao Francisco) d. Estuarine (tide dominated,
Delta Gangga-Brahmaputra)
Lingkungan pesisir pantai
Lingkungan laut dangkal
Lingkungan laut dalam
Deep-sea fan model (Mutti & Ricci Lucchi,1972)
Perselingan batupasir-serpih (flysch) yang ditafsirkan hasil
endapan laut dalam.

Anda mungkin juga menyukai