Anda di halaman 1dari 28

Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

Laporan No. : PT/040/18/Rev.00 Rep.1

LAPORAN PUMPING TEST DEEP WELL-I


CIHAMPELAS WALK
JALAN CIHAMPELAS NO. 160, CIPAGANTI,
COBLONG, KOTA BANDUNG, JAWA BARAT
Oleh :

PT.ROCKSENSE INTI GEMILANG

BANDUNG, FEBRUARI 2018


Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

http://rig-rocksense.com/

LAPORAN PUMPING TEST DEEP WELL-I


CIHAMPELAS WALK
JALAN CIHAMPELAS NO. 160, CIPAGANTI, COBLONG,
KOTA BANDUNG, JAWA BARAT

Laporan No. : PT/040/18/Rev.00 Rep.1

Disahkan dan tandatangani oleh

Technical Director / Chief Executive Officer

i
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

Tanggal dikeluarkan Februari 2018

LAPORAN PUMPING TEST DEEP WELL-I


CIHAMPELAS WALK
JALAN CIHAMPELAS NO. 160, CIPAGANTI,
COBLONG, KOTA BANDUNG, JAWA BARAT
Revision History

Revision Date Description


00 Februari 2018 Final Report

Review / Approval Signatures


Reviewed by Final Report

Lutfi Abdullah Hanif Rama Baiquni Herawan


Technical Director Hidrogeologist

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya, setiap industri harus memiliki rekomendasi teknis untuk penerbitan
izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah yang berisi: lokasi dan
kedalaman pengeboran atau penggalian air tanah, jenis dan kedalaman akuifer yang
disadap, debit pengambilan air tanah, maka dilakukan pumping test (uji pemompaan)
untuk mengetahui debit pengambilan air tanah.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari pemboran eksplorasi air tanah ini adalah untuk mengetahui
potensi air tanah yang ada di Deep Well-I CIHAMPELAS WALK guna memenuhi
kebutuhan operasional sehari-hari. Juga sebagai bahan pertimbangan dalam
mengeluarkan SIPA.

1.3 Manfaat
Manfaat dari hasil pekerjaan pemboran eksplorasi ini, akan diperoleh data-data
mengenai air tanah yang otentik atau real yang diperoleh dari tahapan-tahapan
pekerjaan yang sistematis dan pembuktian yang akurat berdasarkan data dari lokasi
pekerjaan tersebut sebagai acuan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan dalam
pemanfaatan air tanah secara berkesinambungan. Selain itu data hasil pengeboran
eksplorasi juga dapat digunakan untuk penambahan data penyediaan informasi air
tanah bagi semua pihak yang berkepentingan dalam bidang air tanah.

1.4 Keluaran
Hasil dari kegiatan pemboran eksplorasi ini adalah berisi tentang :

a. Data hasil pemompaan uji sumur (pumping test), yang kemudian akan diketahui
berapa besar potensi atau tingkat produktifitas air tanah di daerah pengeboran
tersebut, juga sebagai acuan dalam menentukan besarnya debit dan jenis pompa
yang dipakai dalam pengambilan air kedepan.

1.5 Metode Kajian Eksplorasi


Metode yang digunakan dalam eksplorasi air tanah ini meliputi :

a. Studi literatur : mempelajari data geologi, data hidrogeologi, data geolistrik, dan
data pemboran (log batuan, log geofisika, dan konstruksi sumur bor), data uji
pemompaan, data muka air tanah dan data kualitas air tanah di lokasi kajian.
b. Data primer : meliputi obeservasi lapangan, dan pengukuran pumping test di
lokasi sumur pengeboran.
1 | PT/037/18/Rev.00 – A d h i m i x
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

1.6 Tahapan Kerja Eksplorasi


Tahapan kerja dalam pelaksanaan pengeboran eksplorasi ini terdiri dari 2 (dua)
tahapan, yaitu:

a. Tahapan Administrasi : meliputi pengurusan ijin lingkungan untuk pelaksanaan


pekerjaan, dan pengurusan ijin pengeboran eksplorasi.
b. Tahapan Teknis : Meliputi pengukuran geolistrik, pengeboran eksplorasi,
pengukuran hasil well logging geofisika, dan pengukuran uji pemompaan sumur
eksplorasi.

2 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Geologi Regional


Daerah penelitian masuk kedalam peta geologi Lembar Bandung oleh P.H. Silitonga
1973. Batuan tertua di daerah Bandung Selatan diketahui berdasarkan data pemboran
Pertamina (1988, vide Soeria-Armadja drr., 1994) yang melaporkan bahwa analisis K-
Ar lava andesit piroksen kapur alkali memberikan umur Miosen (12,0 ± 0,1 juta tahun).
Batuan gunung api Tersier ini dipandang sebagai batuan dasar gunung api Kuarter
Gunung Wayang.

Secara regional (Katili dan Sudradjat, 1984) daerah Bandung selatan merupakan bagian
dari kelompok gunung api Kuarter yang dibatasi oleh segi tiga sesar besar. Di bagian
barat laut terdapat zone sesar geser mengiri Sukabumi-Padalarang, di sebelah timur
laut zone sesar geser menganan Cilacap-Kuningan dan di sebelah selatan adalah sesar
turun yang berbatasan dengan Pegunungan Selatan. Dari peta geologi lembar Garut
(Alzwar drr., 1992) terlihat bahwa pola sesar di kawasan Gunung Malabar, Wayang,
Windu, dan Tilu berarah timur laut-barat daya dan sedikit barat laut-tenggara. Sesar
tersebut ada yang berupa sesar naik dan sesar turun. Pada batas antara batuan gunung
api Kuarter dengan batuan gunung api Tersier di utaranya terdapat sesar turun berarah
barat-timur.

Secara umum dari utara ke selatan, bentang alam daerah Bandung Selatan berupa
dataran tinggi Bandung, perbukitan, dan pegunungan. Puncak-puncak gunung api di
daerah ini antara lain Gunung Malabar (2321 m), Tilu (2042 m), Tanjaknangsi (1514
m), Bubut (1333 m, tinggian di sebelah utara Gunung Tanjaknangsi), Wayang (2182 m),
dan Windu (2054 m). Jauh di tepi barat terdapat puncak Gunung Kuda (2002 m),
sedangkan di sebelah timur Gunung api Malabar terdapat deretan puncak Gunung
Kendang (2817 m), Guha (2397 m), Kamasan (1815 m), dan Dogdog (1868 m). Daerah
pegunungan ini tersusun oleh batuan gunung api muda (Kuarter, Alzwar drr., 1992).
Kawasan perbukitan terletak di bagian tengah di antara pegunungan di sebelah selatan
dan dataran tinggi Bandung di sebelah utara. Morfologi perbukitan ini menempati
daerah sempit di Soreang (723 m), area di wilayah Baleendah - Arjasari yang terletak di
timur kota Banjaran - Pameungpeuk hingga di sebelah barat Majalaya - Ciparay. Puncak-
puncak perbukitan ini antara lain Gunung Kromong (908 m), Geulis (1151 m), Pipisan
(1071 m), dan Bukitcula (1013 m). Pada umumnya, bentang alam perbukitan ini
tersusun oleh batuan gunung api tua (Tersier). Dataran tinggi Bandung (lk. 700 m)
terletak di bagian utara, mulai dari daerah Banjaran di sebelah barat dan Majalaya di
sebelah timur meluas ke utara hingga Cimahi dan kota Bandung. Dataran ini tersusun
oleh endapan danau dan batuan gunung api Sunda - Tangkubanparahu. Dataran
Pangalengan (1400 m) yang relatif sempit dan terletak di bagian selatan, hampir

3 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

dikelilingi oleh puncak-puncak pegunungan, yakni Gunung Malabar di sebelah utara,


Gunung Kendang - Guha di sebelah timur, dan Gunung Kuda di sebelah barat. Hanya ke
selatan berbatasan dengan Pegunungan Selatan yang bahan penyusun utamanya adalah
batuan gunung api Tersier. Di tengah-tengah Dataran Pangalengan terdapat sebuah
danau bernama Situ Cileunca. Dataran Pangalengan ini tersusun oleh endapan
piroklastika yang sangat tebal. Kawasan perbukitan mempunyai sebaran paling luas
sehingga mendominasi daerah penelitian.

Daerah penelitian
Gambar 1. Sebagian Peta Geologi Regional Lembar Bandung

2.2 Hidrogeologi Regional


Hidrogeologi daerah penelitian meliputi tiga daerah akuifer, yaitu :

4 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

1. Akuifer produktif sedang


Yaitu akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir
2. Akuifer produktif baik
Yaitu akuifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir
3. Air tanah langka atau tidak berarti
Yaitu akuifer bercelah atau sarang dengan produktivitas kecil atau daerah air tanah
langka

2.3 Air Tanah


Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan dibawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumberdaya air selain air sungai dan
air hujan.

2.4 Muka Air Tanah


Penambahan volume air akan berhenti seiring dengan berhentinya air hujan. Air yang
tersimpan dibawah tanah disebut air tanah. Sementara air yang tidak dapat diserap dan
berada dipermukaan disebut air permukaan. Permukaan air tanah disebut water table.
Sementara lapisan tanah yang terisi air tanah disebut zona saturasi air.

Gambar 2. Water Table dan Zona Saturasi Air

Kedalaman muka air tanah memiliki efek penting pada penggunaan air muka tanah dan
pada pengembangan suplai-suplai air dari akifer bebas. Ketika muka air tanah dangkal,
maka tanah tersebut mungkin menjadi waterlogged selama musim penghujan dan tidak
cocok untuk pemukiman dan penggunaan lainnya.

Muka air tanah akan mengalami penurunan yang nantinya akan berdampak negatif bagi
makhluk hidup. Pemurunan muka air tanah dapat disebabkan berbagai factor yaitu
seperti pemompaan air tanah dalam skala besar yang dapat mengurangi ketersediaan

5 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

air tanah. Selain itu factor tektonik juga mempengaruhi, tektonik dapat menyebabkan
gempa yang menghasilkan rekahan-rekahan pada permukaan tanah sehingga air tanah
turun dan meresap ke lapisan tanah dibawahnya. Faktor lain adalah maraknya
pembukaan lahan perumahan yang mempersempit area infiltrasi air hujan yang turun,
sehingga debit air tanah yang diambil tidak seimbang dengan debit infiltrasi air hujan
kedalam tanah.

2.5 Aliran Air Tanah


Tanah yang ditumbuhi tumbuhan di atasnya memiliki pori-pori, rongga-rongga dan
celah tanah untuk air hujan sehingga air hujan dapat dengan mudah meresap ke dalam
tanah. Air itu akan turun hingga kedalaman beberapa puluh meter. Air yang berhasil
meresap ke bawah sampai air tersebut mencapai lapisan tanah atau batuan yang jarak
antar butirannya sangat-sangat sempit yang tidak memungkinkan bagi air untuk
melewatinya. Ini adalah lapisan yang bersifat impermeabel atau disebut juga lapisan
aquitard. Air tidak bisa lagi turun ke bawah, maka air tadi hanya bisa mengisi ruang
diantara butiran batuan diatas lapisan aquitard.

Air yang datang kemudian akan menambah volume air yang mengisi rongga-rongga
antar butiran dan akan tersimpan disana. Penambahan volume air akan berhenti seiring
dengan berhentinya hujan. Air yang tersimpan di bawah tanah itu disebut air tanah.
Sementara air yang tidak bisa diserap dan berada di permukaan tanah disebut air
permukaan.

2.6 Sifat Fisik Air Tanah


Sifat-sifat fisik air tanah adalah sifat air yang dipergunakan harus bebas dari segala
macam kotoran yang dapat terdeteksi oleh indra penglihatan, indra pembau dan indra
perasa. Karakteristik fisik meliputi warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan dan
temperatur.

a. Warna, warna air dapat disebabkan oleh adanya zat-zat atau material organik yang
terkandung dalam air bersih yang berupa suspensi maupun yang terlarut. Intersitas
warna dalam air dapat diukur dengan satuan unit warna standar yang dihasilkan
oleh 1 mg/l platina (sebagai K2PtCl6).
b. Bau dan rasa, bau dapat disebabkan oleh zat-zat atau gas-gas yang memiliki aroma-
aroma tertentu di dalam air dan terhisap oleh indra pembau seperti gas H 2S, NH3,
senyawa fenol, cloro fenol dll. Rasa di tentukan oleh adanya garam atau zat lain baik
yang tersubsidi atau yang terlarut dalam air seperti MgSO 4, Na2SO4 dan NaCl.
c. Kekentalan, kekentalan dapat dipengaruhi oleh partikel-partikel di dalam air.
Semakin banyak dikandung akan semakin kental. Di samping itu apabila suhunya
semakin tinggi, maka kekentalannya semakin berkurang atau semakin encer.
d. Kekeruhan, kekeruhan disebabkan oleh adanya zat-zat yang terkandung di dalam air
tetapi tidak terlarutkan, misalkan batulempung, batulanau dan zat-zat organik serta
organisme.

6 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

e. Temperatur (suhu), temperatur airtanah dipengaruhi oleh kondisi di sekelilingnya,


seperti musim, cuaca siang dan malam, tempat atau lokasinya, akibat berbagai
macam variasi energi matahari yang diterima oleh permukaan bumi.

2.7 Pumping Test


Tes akuifer (atau tes pemompaan) dilakukan untuk mengevaluasi akuifer dengan
"merangsang" akuifer melalui konstan memompa , dan mengamati "respons" akuifer itu
(penarikan) dalam pengamatan sumur .

Pengujian akuifer adalah alat umum yang hydrogeologists gunakan untuk


mengkarakterisasi sistem akuifer, aquitards dan batas-batas sistem aliran. Sebuah tes
siput adalah variasi pada tes akuifer khas di mana perubahan sesaat (kenaikan atau
penurunan) dibuat, dan efek diamati dalam sumur yang sama. Hal ini sering digunakan
dalam pengaturan atau rekayasa geoteknik untuk mendapatkan perkiraan cepat (menit
bukan hari) dari sifat akuifer segera di sekitar sumur.

Tes akuifer biasanya ditafsirkan dengan menggunakan model analisis aliran akuifer
(yang paling mendasar menjadi solusi Theis) untuk mencocokkan data yang diamati di
dunia nyata, maka dengan asumsi bahwa parameter dari model ideal berlaku untuk
akuifer dunia nyata. Dalam kasus yang lebih kompleks, model numerik dapat digunakan
untuk menganalisis hasil tes akuifer, tetapi menambahkan kompleksitas tidak
menjamin hasil yang lebih baik (lihat parsimoni ).

Pengujian akuifer berbeda dari pengujian baik dalam perilaku baik terutama perhatian
dalam terakhir, sedangkan karakteristik akifer yang diukur di bekas. Pengujian akuifer
juga sering menggunakan satu atau lebih sumur pemantauan , atau Piezometers ("titik"
sumur observasi). Pemantauan dengan baik hanyalah sebuah sumur yang tidak
dipompa (tapi digunakan untuk memantau kepala hidrolikdalam akuifer ). Biasanya
pemantauan dan pemompaan sumur disaring di akuifer yang sama.

] test
Gambar 3. Aquifer

7 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

Gambar 4. Contoh Hasil Analisis Pumping Test

Pompa adalah suatu mesin atau peralatan yang digunakan untuk menggerakkan
incompressible liquid. Pompa digunakan untuk menggerakkan atau mengangkut cairan
dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi..

Pompa sentrifugal banyak digunakan untuk indusri kimia seperti :

1. Bahan mentah dalam pabrik dan produk akhir


2. Penyediaan dari penyaluran air
3. Umpan boiler
4. Sirkulasi condenser

Dalam suatu pumping test, air di pompa keluar dari suatu sumur pada kecepatan yang
di ketahui selama waktu tertentu (beberapa jam atau beberapa hari). Muka airtanah
dipantau pada sumur yang dipompa serta pada satu pengamatan atau lebih yang
berjarak dekat dengan sumur tersebut.

Beberapa keuntungan dan kerugian dari pumping test

1. Bersifat mengekstraksi air keluar dari akuifer daripada slug test (tidak dilakukan
dalam praktek ini sehubungan keterbatasan sarana sumur bor).
2. Sangat baik untuk mengidentifikasi karakter akuifer yang berdekatan.
3. Mengukur karakter dalam skala besar keheterogenan dan anisotropi.
4. Lebih realistik tentang respon akuifer terhadap pemompaan.
5. Memerlukan waktu yang panjang, pompa, dan sumur pengamatan.
6. sedikit kurang baik untuk lapisan akuitard.

8 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

Hukum Darcy
Henry Darcy adalah seorang insinyur Perancis yang mempelajari pergerakan air melalui
pasir pada tahun 1856. Ia menemukan bahwa laju aliran air melalui tabung sebanding
dengan perbedaan ketinggian air antara kedua ujung tabung, dan berbanding terbalik
dengan panjang tabung. Dia juga menemukan bahwa aliran adalah sebanding dengan
koefisien, K, yang disebut konduktivitas hidrolik.

Adapun rumus dalam Hukum Darcy :


Q ~ h A - B dan T h ~ 1 / L dan Q ~ K
Q = KA [(h A - h B) / L] ATAU Q = KA (dh / dl)

Dimana : Q = volume aliran air di ft 3 / hari


K = konduktivitas hidrolik dalam ft / hari
A = luas penampang di ft 2
dh / dl = gradien hidrolik

Gambar 5. Darcy`s Experiment

Pembatasan Hukum Darcy

1. Hukum Darcy hanya berlaku untuk tanah yang homogen dan isotropis.
Isotropis yaitu sifat tanah kesegala arah sama atau homogen dari atas
sampai kebawah.
2. Kontinuitas yakni volume air yang masuk ke volume kontrol dan sama
dengan volume keluar, tanpa menghiraukan volume kontrol. Kalau volume
tetap hukum darcy tidak berlaku.
3. Volume tanahnya tidak berubah, bagi tanah yang mengembang dan
mengkerut tidak berlaku Hukum Darcy.

Gradien Hidrolik
Gradien hidrolik horisontal hanyalah kemiringan muka air atau permukaan
potensiometri. Ini adalah perubahan di kepala hidrolik selama perubahan jarak antara
kedua pemantauan sumur atau dh / dl.

dh / dl = perbedaan di kepala / jarak antara sumur horisontal H 2 - h


1) / L

9 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

Gradien hidrolik vertikal

dh / dl = perbedaan di kepala / jarak antara sumur vertikal H 2 - h 1) /


(z 2-z 1)

Gambar 6. Horizontal Hydraulic Gradient dan Vertical Hydraulic Gradient

Perbedaan tinggi persatuan jarak arah aliran ΔH/ΔZ adalah gradien hidrolik (H1-H2) /
(Z1-Z2). Gradien hidrolik merupkan daya penarik atau pendorong pergerakan air.
Besarnya jumlah aliran (Jx) = Q / A yaitu volume air yang mengalir melalui luas
penampang melintang A persatuan waktu disebut kepadatan aliran = Jx. Jadi kepadatan
aliran berbanding lurus dengan gradien hidrolik

Koefisien Kelulusan
Koefisien kelulusan (K) adalah kemampuan suatu lapisan tanah atau batuan untuk
melewatkan sejumlah air tanpa mengubah sifat-sifatnya. Koefisien kelulusan ini sangat
dipengaruhi oleh kesarangan (porositas) dan sifat cairan yang melaluinya. Nilai K dapat
ditentukan di laboratorium dengan permeameter ataupun uji di lapangan dengan slug
test dan uji pemompaan. Pada penelitian ini metode yang akan dipakai adalah uji
pemompaan.

Berdasarkan hukum Darcy koefisien kelulusan dinyatakan sebagai :

Q
K=
dh
A.
dl

Dimana :

K = Koefisien kelulusan (LT-1)

Q = Volume air yang mengalir (L3T-1)

dh/dl = Landaian Hidrolik

A = Luas penampang (L2)

10 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

Transmisivitas dan Koefisien Daya Simpan


Transmisivitas (T) adalah nilai yang menunjukkan banyaknya air yang dapat mengalir
melalui suatu bidang vertikal setebal akuifer serta selebar satuan panjang atau sesuai
persamaan :

T =K . b

Dimana :

T = Transmisivitas (L2T-1)

K = Koefisien kelulusan (LT-1)

b = Tebal akuifer (L)

Sedangkan koefisien daya simpan (S) adalah volume air yang dapat dilepaskan atau
disimpan setiap satuan luas permukaan akuifer dalam setiap satuan perubahan tinggi
(head).

Untuk mendapatkan nilai transmisivitas dan koefisien daya simpan berdasarkan dari
data uji pemompaan dapat dilakukan dengan beberapa metode. Untuk akuifer tertekan
dilakukan dengan metode theis atau Jacob sedangkan akuifer bocor disini dilakukan
dengan metode hantush.

r
QW (u ,)
B
T=
4 π (h0−h)

4 T . u .t
S=
r2

Dimana :

Q = Debit (L3T-1)

T = Transmisivitas (L2T-1)

(h0 – h) = Penurunan (drowdown) per satu siklus log (L)

W(u,r/B) = Fungsi sumur (dari kurva baku hantush, 1956)

S = Koefisien daya simpan (tidak berdimensi)

t = Waktu pemompaan (T)

r = Jarak radial dari sumur (L)

u = Konstanta (dari kurva baku)


11 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

2.8 Sistem Akuifer


Akuifer merupakan salah satu golongan air tanah yang berada diwilayah jenuh air
dibawah permukaan tanah. Lebih dari 98% dari semua air diatas bumi tersembunyi
dibawah permukaan dalam pori-pori batuan.

Air tanah terdapat dalam beberapa tipe geologi, dan salah satu yang terpenting adalah
akuifer, yaitu formasi batuan yang dapat menyimpan dan meloloskan air dalam jumlah
yang cukup. Sifat akuifer yang dapat menyimpan air tanah disebut dengan porositas.
Sedangkan sifat akifer yang dapat meluluskan air tanah disebut permeabilitas.

Berdasarkan sistem aliran akuifer, dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem akuifer antar
butir (intergranular) dan sistem akuifer berongga (berupa rongga akibat proses
pelarutan).

2.9 Karakteristik Akuifer


Karakteristik akuifer yang dievaluasi dengan tes akuifer kebanyakan:

 Konduktivitas hidrolik Tingkat aliran air melalui luas penampang penampang


didefinisikan, pada unit gradient hidrolik. Dalam unit bahasa Inggris laju aliran
dalam galon per hari, luas penampang adalah salah satu kaki persegi.;
 Khusus penyimpanan atau storativity: ukuran jumlah air dari akuifer terbatas akan
menyerah untuk sebuah perubahan-perubahan tertentu di kepala;
 Transmisivitas Tingkat di mana air ditularkan melalui ketebalan unit aquifer bawah
gradien unit hidrolik.
 Karakteristik akifer tambahan yang kadang-kadang dievaluasi, tergantung pada
jenis akuifer, meliputi:
 Khusus menghasilkan atau porositas drainable: ukuran jumlah air yang unconfined
aquifer akan menyerah ketika benar-benar terkuras;
 Kebocoran koefisien: beberapa akuifer yang dibatasi oleh aquitards yang perlahan-
lahan menyerah air ke akuifer, menyediakan air tambahan untuk mengurangi
penarikan;
 Kehadiran batas akuifer (mengisi ulang atau tidak-aliran) dan jarak mereka dari
sumur dipompa dan Piezometers.

BAB III
EKSPLORASI DAN KONDISI AIR TANAH DI LOKASI KAJIAN

12 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

Eksplorasi air tanah ini dilaksanakan berdasarkan urutan nya, urutan pelaksanaan
pemboran air tanah dimulai dari pelaksanaan pengukuran geolistrik yang telah
dilaksanakan sebelumnya oleh pihak lain, dan tim kami menerima data pengukuran
data geolistrik tersebut. Lalu melaksanakan pumping test atau uji pemompaan sumur.

3.1 Pumping Test


Prinsip uji pemompaan adalah melakukan pemompaan dari suatu sumur dengan debit
tertentu, dan mengukur penurunan muka air (drawdown) di sumur pengamatan serta /
ataupun pada alat piezometer yang diketahui jaraknya dari sumur pemompaan tersebut.

Uji pompa (pumping test) biasa dilakukan untuk mendapatkan parameter-parameter


hidraulik dari suatu akifer (K, T, S, S c). Fungsi yang kedua adalah untuk mengetahui
berapa banyak air yang bisa diambil dari suatu sumur (discharge ratio of the well), jenis
pompa yang akn digunakan, dan untuk menghitung biaya pemompaan. Tapi dalam
kesempatan ini, kita kan membahas fungsi uji pompa yang pertama.

Secara umum, tipe akifer dapat dibagi menjadi tiga, yaitu unconfined aquifer,
semiconfined aquifer, dan confined aquifer.

 Unconfined aquifer
Unconfined aquifer adalah suatu lapisan permeable yang hanya sebagian terisi air
dan dialasi oleh lapisan yang kedap air. Air yang ada pada akifer ini disebut
unconfined atau phreatic water.

 Semiconfined aquifer
Semiconfined aquifer adalah suatu akifer yang telah jenuh air, dibatasi oleh
lapisan semi-pervious di bagian atasnya dan lapisan semi pervious atau
impervious dibagian bawahnya.

Lapisan semi-pervious dapat didefinisikan sebagai lapisan yang memiliki


permeabilitas yang sangat kecil.

 Confined Aquifer
Confined aquifer adalah suatu akifer yang jenuh air dan dibatasi bagian atas dan
bawahnya dengan lapisan impervious. Air yang ada pada akifer ini disebut
confined atau artesian water.

Sedangkan parameter hidraulik dari suatu akifer diantaranya adalah :

 Permeabilitas (Permeability, K) :
Permeabilitas adalah kemampuan dari suatu fluida untuk mengalir melewati
suatu media yang berpori. Nilai dari permeabilitas ini tergantung dari ukuran
13 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

dan susunan pori dan celah, karakteristik dinamik dari air, seperti kekentalan
(viskosity), densitas (density) dan gravitasi. Memiliki satuan M/day.
 Transmissivitas (Transmisivity, T)
Transmisivitas adalah kemampuan dari suatu akifer untuk melalukan air dalam
satuan luas per satuan waktu. Memiliki satuan M2/day.

 Specific Capacity (Sc) :


Specific capacity adalah besarnya jumlah air yang dapat diambil dari suatu akifer
per satuan waktu dibagi dengan perubahan tinggi air dalam akifer. Memiliki
satuan M3/day/Mdd.

 Storativitas (Storativity, S) :
Storativitas adalah banyaknya volume air yang dapat dikeluarkan atau
dimasukan ke dalam suatu akifer per satuan luas per perubahan head (Heath,
1983). Memiliki satuan M3/M/M2.

Tahapan - Tahapan Pumping Test

1. Studi Awal

a. Mengetahui karateristik geologi (litologi, stratigrafi, dan struktur).


b. Mengetahui jenis aquifer.
c. Mengetahui sistem aliran airtanah.
d. Mengetahui data sumur yang ada.
e. Menentukan lokasi uji pemompaan. Dalam memilih suatu lokasi untuk uji pompa
kita harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Kondisi hidrogeologi dari lokasi uji pompa harus tidak berubah dalam jarak
yang dekat, dan mewakili daerah penelitian.
2. Lokasi uji pompa disarankan jangan dekat dengan jalan utama atau jalan
kereta api karena kereta api dan lalu lintas yang melewatnya akan
menimbulkan fluktuasi pada pengukuran permukaan piezometric dari
confined aquifer.
3. Air yang telah dipompa jangan sampai masuk kembali ke dalam akifer.
4. Gradient dari water table atau piezometric surface harus rendah.
5. Lokasi uji pompa harus mudah dicapai oleh personil dan peralatan.

2. Pengukuran

Pengukuran (pada saat pemompaan) dilakukan terhadap :

a. Penurunan muka air (drawdown, s); dicatat terhadap waktu (t).


b. Debit pemompaan (Q).
3. Pengolahan data

14 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

Data yang diperoleh dari pengukuran pada uji pemompaan digunakan untuk
menghitung parameter hidrolik akuifer dengan metode yang sesuai.

Peralatan Yang Digunakan :

1. Meteran / Water level Meter (Jhensen Qeck, Type : 3220)


2. Stop watch
3. Altimeter
4. Avometer
5. Kabel
6. Timbaan atau pompa
7. Chart pumping test
8. Ballpoint
9. Mistar

Pelaksanaan Uji Pompa (Pumping Test)

Dalam pelaksanaan uji pompa ini, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:

 Mengukur posisi permukaan tanah tempat uji pompa dengan altimeter.


 Mengukur dalamnya water table, tebal air, tinggi sumur, dan jari-jari sumur.
 Menentukan debit pemompaan dengan melakukan drawdown test. Satu hal yang
harus selalu diingat, debit pemompaan harus konstan.
 Mengukur penurunan muka air tanah selama pemompaan berlangsung, terhadap
waktu
 Mengukur debit pemompaan
 Kenaikan muka airtanah kambuhan setelah pompa dimatikan.

15 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
BAB IV
HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

Kegiatan uji pemompaan (pumping test) dilaksanakan setelah sebelumnya dilakukan


pengistirahatan selama ±24 jam kepada sumur bor yang akan di uji pemompaan. Uji
pemompaan telah dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2018 dengan metode constant
rate test menggunakan pompa submersibble dengan besarnya debit yang dipompakan
berkisar 5,55 liter/detik. Uji pemompaan dilakukan secara terus menerus selama waktu
tertentu dan ketika uji pemompaan dirasa cukup, dimana kedudukan muka air tanah
mengalami kondisi relatif stabil pada kedalaman tertentu, kemudian pompa dimatikan.
Dalam uji pemompaan kali ini, pemompaan dilakukan dalam waktu 120 menit,
penurunan muka air tanah turun dan stabil pada kedalaman 21,30 meter (turun 14,81
meter) dari kedudukan semula pada kedalaman 36.11 meter.

Setelah pompa dimatikan, dilakukan pengamatan kambuhnya muka air tanah (recovery
test). Waktu yang diperlukan oleh sumur untuk mencapai muka air tanah statis yaitu
kembali ke kedalaman 53.73 meter adalah 60 menit.

4.1 Pengolahan Data dan Analisis


Telah dilakukan penyelidikan di lapangan yang dituangkan dalam bentuk table (4.1 dan 4.2).
dan dianalalisis kedalam kurva untuk perhitungan,

Berikut merupakan hasil uji pompa pada sumur bor di CIHAMPELAS WALK, yang data
tersebut kemudian akan dijadikan bahan dalam pengolahan data.

1 | PT/037/18/Rev.00 – A d h i m i x
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

Tabel 4. 1 Tabel uji pompa surutan di sumur bor DW-I CIHAMPELAS WALK

                                                           
PT. Rocksense Inti Gemilang
Jl Cisaranten Kulon No 60 A
                                                           
                                                           
DW-
Nomor Sumur : Kedalaman Sumur : 98,00 m  
I
Lokasi : Cihampelas Walk Tinggi Top Casing : 0,30 m  
Kota : Bandung SWL (dari top casing) : 21,30 m  
SWL (dari muka
Tipe pompa : Submersible : 21,00 m  
tanah)
Kapasitas 7,5 Water
: KW Alat Ukur Debit :  
pompa 0 Meter
Posisi Pompa : 90,00 m Tanggal Mulai : 05 Februari 2018  
Pipa
: 2,00 inch  
isap
HD.
  Kontraktor :  
Drilling
  Pengamat Adiarta  
:
                                                           
                                                           
UJI PEMOMPAAN MENERUS
(CONTINOUS TEST)
                                                           
      Waktu Kedalaman Penurunan Alat Ukur Debit          
Pemompa
Jam Muka Air Tanah Muka Air Tanah Tinggi Air Debit Keterangan
an
      (menit) (meter) (meter) (cm) (lt/det)          
21,
  0     0,00            
00
  1             Valve
25,45 4,15
  2             dibuka full
28,70 7,40
  3              
31,90 10,60
  4              
34,90 13,60
  5              
35,10 13,80
  6              
35,18 13,88
  7              
35,26 13,96
  8              
35,36 14,06
  9              
35,45 14,15
  10            
35,53 14,23 5,60
  12              
35,61 14,31

2 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

  14            
35,69 14,39 5,50
  16              
35,76 14,46
  18              
35,82 14,52
  20              
35,87 14,57
  25              
35,91 14,61
  30              
35,95 14,65
  35              
35,99 14,69
  40              
36,02 14,72
  45              
36,05 14,75
  50              
36,07 14,77
  60              
36,08 14,78
  70              
36,09 14,79
  80              
36,10 14,80
  90              
36,11 14,81
  100              
36,11 14,81
  110              
36,11 14,81
  120            
36,11 14,81 5,40

Tabel 4. 2 Tabel uji kambuh di sumur bor DW-I CIHAMPELAS WALK

                                                       
PT. Rocksense Inti Gemilang
JL. Cisaranten Kulon no 6 A
                                                       
                                                       
Nomor Sumur : DW-I Kedalaman Sumur : 98,00 m  
Lokasi : Cihampelas Walk Tinggi Top Casing : 0,30 m  
Kot
: Bandung SWL (dari top casing) : 21,30 m  
a
Tanggal Mulai : 05-2-18 SWL (dari muka tanah) : 21,00 m  
   
  Penyedia Jasa : HD Drilling  
  Pengamat : Adiarta  
                                                       
                                                       
UJI PEMULIHAN
(TIME RECOVERY TEST)

3 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

                                                       
      Waktu Kedalaman Penurunan
Jam   Muka Air Tanah Sisa
      (menit) (meter) (meter)

  0   15,11                        
36,41
Waktu
  1   10,40   pemompaan
: 120 menit
31,70
  2     Waktu pemulihan : 70 menit
29,30 8,00
  3      
28,21 6,91
  4      
27,09 5,79
  5        
25,92 4,62
  6        
24,85 3,55
  7        
24,10 2,80
  8        
23,50 2,20
  9        
23,00 1,70
  10        
22,71 1,41
  12        
22,45 1,15
  14        
22,25 0,95
  16        
22,10 0,80
  18        
21,98 0,68
  20        
21,88 0,58
  25        
21,79 0,49
  30        
21,70 0,40
  35        
21,62 0,32
  40        
21,55 0,25
  45        
21,49 0,19
  50        
21,42 0,12
  55        
21,37 0,07
  60        
21,33 0,03
  70   -      
21,30

4 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

Dari hasil pengolahan data yang didapat dari grafik hubungan antara waktu terhadap
penurunan dan kenaikan muka air tanah yang diperoleh dari pumping test dan recovery test,
didapatkan bahwa:

Dari data yang ada, diketahui :

ΔS (m) Surutan : 1,5 m

Q = 5,55 liter / detik = 0,00555 m3/detik

= 475,2 m3/hari (debit pompa)

b (tebal akifer) = total screen = 54 m

Gambar 4. 1 Grafik hubungan antara waktu terhadap penurunan muka air yang diperoleh dari
Uji Pemompaan (Drawdown Test) pada sumur bor DW-I di CIHAMPELAS
WALK berdasarkan Metode Cooper-Jacob (1946)

5 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

GRAFIK TIME Recovery TEST


(DW-I,Cihampelas Walk)
0.00

2.00

4.00
Drawdown (meter)

6.00

8.00

10.00

12.00
1 10 Waktu (menit) 100 1000

Gambar 4. 2 Grafik hubungan antara waktu terhadap penurunan muka air yang diperoleh dari
Uji Kambuh (Recovery Test) pada sumur bor DW-I di CIHAMPELAS WALK
berdasarkan Metode Cooper-Jacob (1946)

4.2 Harga Transmissivity


Harga keterusan (T-Transmissivity), adalah kemampuan suatu akifer untuk meneruskan air
dan dinyatakan dalam banyaknya air dalam suatu waktu m2/jam) yang mengalir melalui suatu
penampang tegak lapisan akuifer selebar satu meter dengan landaian hidrolika sebesar seratus
persen, satuannya adalah m² /hari.

Rumus :

 Uji Pemompaan Surutan (Pumping Test)

6 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

2,3 x 0,00325
T=
4 x 3,14 x 1,25

= 41,10 m2/hari

= 1,71 m2/jam

= 0.000476 m2/detik

4.3 Harga Konduksivitas (K)


Koefisien kelulusan (K) adalah kemampuan suatu lapisan tanah atau batuan untuk
melewatkan sejumlah air tanpa mengubah sifat-sifatnya. Koefisien kelulusan ini sangat
dipengaruhi oleh porositas dan sifat cairan yang melaluinya.

 Uji Pemompaan Surutan (Pumping Test)

T
K=
b

57,82
¿
54

= 1,50 m/hari

= 2,41 m/jam

= 1,24 x 10-5 m/detik

4.4 Specific Capacity (Sc) :


Specific capacity adalah besarnya jumlah air yang dapat diambil dari suatu akifer per
satuan waktu dibagi dengan perubahan tinggi air dalam akifer. Memiliki satuan
M3/day/Mdd.

Sc = Q/Ds

= 5,55/ (36,11 – 21,00)

= 0,37 liter/detik/meter

4.4 Potensi Airtanah

7 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

Sumur bor DW-I memiliki total kedalaman 98 meter. Kondisi sumur saat dilakukan

pemompaan dalam keadaan sangat baik. Pemasangan screen pada akifer dengan panjang total

54 meter dengan diameter screen 2”. Pompa submersibel pada kedalaman 90.00 meter.

Berdasarkan data diatas, maka potensi airtanah dihitung sebagai berikut :

Debit maksimum :

K
Q max = 2 x π x re x b x
√ 15

1 , 24 x 10−5
= 2 x 3.14 x 0,127 x 54 x
√ 15

= 0,010108 m3/detik

= 10,108 l/detik

Debit optimum akuifer:

Q opt = 0,65 x Q max

= 0,65 x 10,108

= 6,569 l/detik.

8 | PT/040/18/Rev.00 – C i w a l k
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian sumur (pumping test) di CIHAMPELAS WALK uji

pemompaan dengan debit tetap, T yang disadap oleh sumur sebesar 57,82 m2/hari

menunjukan bahwa akifer yang berkembang di daerah penelitian termasuk akifer produktif

tinggi dan cukup untuk keperluan industri. Sedangkan harga K adalah 1,07 m/hari

menunjukan bahwa akifer memiliki kemampuan untuk meloloskan air yang baik.

Dari inspeksi pengujian sumur (Pumping Test) di DW-01 CIHAMPELAS WALK

Muka air tanah statis (MAS) untuk sumur ini adalah 21,30 m, Muka air tanah dinamis

(MAD) 36,11 m dan debit yang dihasilkan dari sumur ini adalah 5,55 ltr/detik

Dari nilai transmisivitas dan konduktivitas yang di dapatkan, menjelaskan potensi

akifer di sumur pemboran memiliki debit maksimum akifer sebesar 10.108 l/detik dengan

debit optimal akifer adalah sebesar 6,569 l/detik.

5.2 Saran

Untuk menjaga agar tidak terjadi penurunan terhadap muka air tanah, pengambilan

debit aman disarankan agar sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tidak melebihi debit

optimal sumur. Adapun untuk peninjauan nilai Storativitas diperlukan pemantauan uji akifer

berkelanjutan. Hal ini disarankan untuk menghindari terjadinya kerucut penurunan air tanah

(cone of depression) yang tajam. Karena air tanah apabila dilihat dari keterdapatannya

merupakan suatu ekosistem, oleh karena itu akan mengalami perubahan keseimbangan

sebagai dampak aktivitas manusia apabila dalam pemanfaatannya tidak terkendali.

1 | PT/037/18/Rev.00 – A d h i m i x
Rocksense Inti Gemilang Pumping Test

Photo Kegiatan

PT/37/178Rev.00 – C i w a l k

Anda mungkin juga menyukai