Anda di halaman 1dari 16

2023

Jalan Raya Narogong Km. 9 Bojong Menteng


Rawa Lumbu, Kota Bekasi
KATA PENGANTAR

Dalam upaya mengetahui kuantitas sumur bor 2 di PT. Mikie Oleo


Nabati Industri, Rawa Lumbu, Kota Bekasi. Kami telah melakukan
Pengukuran Uji Pompa (pumping test), hasil dari Pengukuran tersebut
telah kami tuangkan dalam LAPORAN Pumping test PT. Mikie Oleo Nabati
Industri, Rawa Lumbu, Kota Bekasi, Laporan ini berisi diantaranya hasil
pumping test.

Atas Kerjasama dari semua pihak Kami mengucapkan banyak terima


kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan ini.

Bekasi, 31 Agustus 2023

Arief Rachmat, M.T.

i
DAFTAR ISI

1. Latar belakang ........................................................ 1


2. Lokasi ...................................................................... 1
3. Geologi Dan Hidrologi Daerah Penelitian .................... 3
4. Metoda .................................................................... 5
5. Peralatan yang digunakan ......................................... 5
6. Uji Pompa Dan Analisis Data ..................................... 6
7. Kesimpulan dan Saran .............................................. 8

ii
Laporan Uji Pompa (Pumping Test)

1. LATAR BELAKANG
PT Mikie Oleo Nabati Industri merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang Industri Minyak Goreng, untuk menunjang
usahanya Perusahaan tersebut memerlukan air baku dalam jumlah
yang signifikan yang dengan cara memanfaatkan air tanah melalui
sumur bor 2. Untuk menjaga keseimbangan airtanah serta debit
aman pengambilan maka dilakukan uji pompa (pumping test ).

2. LOKASI
Lokasi Sumur Bor 2 berada di Jl. Raya Narogong KM.09 Bojong
Menteng, Rawa Lumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada peta di halaman berikutnya.

PT Mikie Oleo Nabati Industri – Kota Bekasi


1
Laporan Uji Pompa (Pumping Test)

Gambar 1. Peta Lokasi PT. Mikie Oleo Nabati Industri

PT Mikie Oleo Nabati Industri – Kota Bekasi


2
Laporan Uji Pompa (Pumping Test)

3. GEOLOGI DAN HIDROLOGI DAERAH PENELITIAN


Geologi daerah Kota Bekasi disusun oleh endapan batuan
sedimen dan batuan volkanik berumur Tersier hingga Resen.
Menurut Martodjojo (1982) cekungan dan stratigrafi di wilayah
paparan utara Jawa Barat seperti pada. Daerah Kabupaten Bogor
secara stratigrafi regional pada bagian bawah merupakan batuan
dasar berupa batuan metamorf diatasnya secara tidak selaras
diendapkan endapan batuan vulkanik Formasi Jatibarang (breksi,
tufa, basalt, dan andesit) yang berumur Eosen hingga Miosen Awal.
Selanjutnya diatasnya diendapkan Formasi Cibulakan yang terdiri
batugamping dan batupasir berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir.
Diatasnya diendapkan Formasi Parigi yang terdiri dari batugamping
klastik dan batugamping terumbu yang berumur Miosen Tengah –
Miosen Akhir. Selanjutnya diendapkan Formasi Subang terdiri dari
batulempung, batupasir, dan batupasir gampingan, diendapkan pada
laut dangkal yang berumur Miosen Akhir. Diatasnya diendapkan
Formasi Kaliwangu yang terdiri dari batupasir dan batulempung yang
berumur Miosen Akhir – Pliosen.
Sedangkan menurut Achdan dan Sudana (1992) susunan
stratigrafi batuan berumur Kuarter di wilayah Bekasi tersusun oleh
satuan batuan:
Endapan pantai, yang terdiri dari lanau, lempung, pasir, dan
pecahan moluska.
Endapan pematang pantai, terdiri dari pasir kasar – halus
berwarna kelabu tua dan terpilah baik, lempung, dan banyak
moluska. Penyebaran satuan ini berarah barat – timur searah dengan
bentuk pantai sekarang. Kenampakan di lapangan sulit
diketahui/dikenali karena sudah tertutup oleh pemukiman, namun
masih tampak pada citra landsat, yaitu berupa tanggul dengan

PT Mikie Oleo Nabati Industri – Kota Bekasi


3
Laporan Uji Pompa (Pumping Test)

morfologi bergelombang. Endapan lepas/belum terkonsolidasi ini


mempunyai kelulusan relatif tinggi dan dapat diharapkan sebagai
lapisan penghantar air (akuifer).
Endapan aluvium sungai terdiri dari pasir, lanau, dan lempung
berwarna coklat. Pada bagian batuan yang bersifat pasiran atau
kerikilan merupakan akuifer yang cukup produktif terutama di
sepanjang dataran banjir pada sungai-sungai yang besar.
Endapan aluvium sungai pada dataran pantai, terdiri dari
lempung pasiran, pasir lempungan, sebagian tufan. Satuan ini
terhampar luas di bagian utara Bekasi dan satuannya mengikuti
penyebaran morfologi dataran.
Batupasir tufan dan konglomerat, terdiri dari konglomerat,
batupasir konglomeratan, batupasir tufan, dan tuf berwarna abu-abu
kekuningan. Endapan ini merupakan produk sedimen erosional
piroklastik gunungapi muda. Lapisan batuan ini merupakan akuifer
dengan produktivitas yang tinggi.
Endapan gunungapi muda, terdiri dari lahar, breksi tufaan, lava
dan lapili. Lapisan batuan ini juga merupakan akuifer dengan
produktivitas yang tinggi.

Berdasarkan rekonstruksi data-data pemboran dapat


menggambarkan lapisan akuifer yang ada pada suatu daerah. Data-
data tersebut akan dikorelasi untuk mengetahui distribusi ketebalan
dan pelamparan akuifer, serta basement akuifer. Rekonstruksi
hidrogeologi berdasarkan data-data pemboran air tanah(Soekardi,
1986 dan LPPM ITB, 2003), memperlihatkan sistem akuifer di wilayah
Kabupaten Bekasi mempunyai kemiringan ke arah utara, sedangkan
pada arah timur barat relatif datar. Akuifer terdiri dari (dari tua ke
muda) Formasi Subang, Fm. Kaliwangu, dan Fm. Citalang. Selain itu,

PT Mikie Oleo Nabati Industri – Kota Bekasi


4
Laporan Uji Pompa (Pumping Test)

di bagian permukaan terdapat endapan kipas aluvium volkanik dan


endapan aluvium sungai serta tanah penutup (soil).

4. METODA
Pumping Test
Uji pemompaan dengan debit tetap ditunjukan untuk mengetahui
kondisi akuifer terutama besarnya keterusan yang berhubungan
dengan potensi air tanahnya.
Berdasarkan atas uji pemompaan tersebut, dapat dilakukan
analisis dengan program excel, yakni suatu analisis uji pemompaan
yang didasarkan atas metode jacob untuk data surutan sebagaimana
disajikan dalam lampiran, serta metode Recovery test untuk data
pulih yang disajikan dalam lampiran .
Dari hasil analisis uji pemompaan tersebut dapat diketahui
parameter akuifer berupa nilai keterusan dan dapat diperhitungkan
pula nilai kelulusannya, serta perameter sumur yang diketahui
sebagai kapasitas jenis sumur .
Keterusan akuifer (T) merupakan jumlah aliran air yang dapat
diteruskan melalui penampang tegak akuifer, dari satu satuan lebar
dibagi ketebalan seluruh akuifer, di bawah landaian hidrolika sama
dengan satu. Dinyatakan dengan satuan luas per waktu (misal
m²/jam).

5. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


Peralatan yang digunakan dalam Pumping Test adalah :
1. Pompa Submersible
2. Sumber Daya Listrik dan Genset
3. Water level sounding
4. Stopwact, kamera, dan alat tulis.

PT Mikie Oleo Nabati Industri – Kota Bekasi


5
Laporan Uji Pompa (Pumping Test)

6. UJI POMPA DAN ANALISIS DATA


Dilakukan dua jenis pengujian metoda pumping test.
1. Pengujian Akuifer (Aquifer Test) Pengujian akuifer atau lebih
dikenal dengan metode long-term Constant rate test dimaksudkan
untuk pengukuran parameter yang Arahnya horisontal terhadap
sumur uji, sehingga diperlukan beberapa Sumur pengamat disekitar
sumur uji. dan pada uji akuifer ini biasanya Disertai pula dengan
recovery test atau uji kambuh, merupakan uji Pemulihan kedudukan
muka airtanah setelah dipompa.
2. Pengujian sumur (Well test) Tujuannya untuk menetapkan
kemampuan sumur dan tidak dibutuhkannya piziometer didekatnya
serta lebih sederhana daripada pengujian akuifer. Uji ini lebih
ditekankan pada perekaman data / parameter sumur secara vertikal.
Dari debit dan muka air tanah yang diukur, dapatdiperoleh kapasitas
jenis (specific capacity) sumur, yang dinyatakan oleh besarnya debit
setiap satuan penurunan dan dapat diperoleh penurunan jenis (
specific drawdown ) yang dinyatakan dengan besarnya penurunan
setiap satuan debit.
Berdasarkan pengukuran muka air tanah pada sumur produksi diperoleh
kedalaman sekitar 18,4 m. Uji pompa dilakukan di Sumur Produksi 2
dengan debit pemompaan 5 liter/detik. Data lapangan pengukuran
pemompaan uji dapat dilihat dalam Lampiran.
Dari data pemompaan uji yang dilakukan tesebut kemudian diolah
dengan menggunakan metode Jacob-Cooper.

PT Mikie Oleo Nabati Industri – Kota Bekasi


6
Laporan Uji Pompa (Pumping Test)

Tabel 1. Hasil analisis uji pemompaan sumur bor 2 PT Mikie Oleo Nabati
Industri
Parameter DW2 Keterangan

Muka Air Tanah 18,4


Statis (MAS)
(m.bmt)
Muka Air Tanah 23,81
Dinamis (MAD)
(m.bmt)
Debit Pemompaan 5 Debit Uji Pompa
(Q) (liter/det)
Keterusan (T) 0.0585 Katergori : Aquifer
2
(m /menit) Produktif
Konduktifitas 0.0000195 Kategori :
Hidraulik (K) Memiliki
(m/det) kecepatan aliran
yang sedang

Gambar 4. Grafik Uji Pompa Sumur 2 PT Mikie Oleo Nabati Industri

PT Mikie Oleo Nabati Industri – Kota Bekasi


7
Laporan Uji Pompa (Pumping Test)

Bedasarkan hasil uji pemompaan bertahap (Step test) serta dengan


memperhatikan kedudukan surutan muka air tanahnya terhadap kedudukan
akuifernya, hasil perhitungan effektivitas sumur, kondisi sumur serta debit
optimum di sumur tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil uji pompa dengan debit pemompaan bertahap

No Eff Transmisivitas Debit Max Debit Optimum Keterangan


(m2/menit)
Sumur Sumur (l/det) (l/det)
2 99% 0.0585 7 3,8 Kondisi Sumur Baik , dan
secara umum sumur
97%
mempunyai produktivitas
94% tinggi

7. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Lokasi sumur 2 berada PT Mikie Oleo Nabati Industri.
2. Stratigrafi wilayah penelitian berupa Qav : Formasi Kipas Aluvium
dengan Litologi Tuf halus berlapis,tuf pasiran,berselingan dengan
tuf konglomeratan
3. Sumur yang di Uji Pompa adalah Sumur 02
4. Muka Airtanah Statis (MAS) pada kedalaman 18,4 m.bmt (DW2)
serta Muka Airtanah Dinamis (MAD) pada kedalaman 23,81 m.bmt
(DW2)
5. Berdasarkan hasil uji pompa diperoleh debit optimum/ aman
pemompaan adalah 3,8 liter/det (DW2) .
6. Agar keseimbangan airtanah tetap terjaga dan tidak sampai terjadi
penurunan muka air tanah di sarankan pengambilan airtanah tidak
melebihi dari debit aman.

PT Mikie Oleo Nabati Industri – Kota Bekasi


8
Lampiran - Lampiran
Pumping Test Long Periode Sumur 2

PT Mikie Oleo Nabati Industri– Kota Bekasi


1
Lampiran - Lampiran
Step Test Sumur 2

Step 1 Step 2 Step 3


Waktu
57 155 324
3
(menit) (m /hari)
1 18.72 19.68 21.27
2 18.85 19.94 21.53
3 18.97 20.27 21.80
4 19.04 20.49 22.10
5 19.10 20.54 22.23
6 19.17 20.59 22.38
7 19.19 20.63 22.81
8 19.22 20.68 23.33
9 19.22 20.72 23.41
10 19.23 20.75 23.48
12 19.24 20.79 23.56
14 19.24 20.80 23.64
16 19.25 20.81 23.71
18 19.25 20.82 23.72
20 19.26 20.84 23.73
25 19.27 20.85 23.73
30 19.27 20.86 23.74
35 19.28 20.87 23.74
40 19.29 20.88 23.75
45 19.29 20.88 23.76
50 19.29 20.89 23.77
55 19.29 20.89 23.77
60 19.29 20.90 23.78
70 19.29 20.91 23.78
80 19.29 20.91 23.79
90 19.29 20.91 23.80
100 19.29 20.91 23.80
120 19.29 20.91 23.81
150 19.29 20.91 23.81
180 19.29 20.91 23.81

PT Mikie Oleo Nabati Industri– Kota Bekasi


2
Lampiran - Lampiran
Grafik Step Test Sumur 2

S/Q Terhadap Q DW 2

PT Mikie Oleo Nabati Industri– Kota Bekasi


3
Lampiran - Lampiran
Effisiensi DW 2

EFFISIENSI SUMUR (%)


STEP B C Q BQ CQ2 SW Qx (Produktivitas) Ew (%)

STEP1 0.0156 0.0000030 56.70 0.88 0.01 0.89 63.41 99%

STEP2 0.0156 0.0000030 154.50 2.41 0.07 2.48 62.25 97%

STEP3 0.0156 0.0000030 324.00 5.05 0.31 5.37 60.34 94%

Grafik Debit Optimum DW 2

PT Mikie Oleo Nabati Industri– Kota Bekasi


4
Lampiran - Lampiran
Sumur DW2

PT Mikie Oleo Nabati Industri– Kota Bekasi


5

Anda mungkin juga menyukai