Anda di halaman 1dari 17

KAJIAN DATA PENGEBORAN EKSPLORASI RINCI DAN PEMODELAN

CADANGAN BATUBARA DI PT PASIR WALANAE,


KABUPATEN BONE, PROVINSI SULAWESI SELATAN

HALAMAN PENGESAHAN

Makassar, 10 Oktober 2014

Mahasiswa yang bersangkutan,

Susinta Febiastuti
NIM D621 11 001

Disetujui oleh,
Mengetahui, Kepala Laboratorium Eksplorasi
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan Program Studi Teknik Pertambangan

Dr. Ir. Sufriadin, M.T. Dr. Ir. Irzal Nur, M.T.


NIP 19660817 200012 1 001 NIP 19660409 199703 1 002
Proposal Kerja Praktik
PT Pasir Walanae Kab. Bone, Sulawesi Selatan

A. JUDUL

KAJIAN DATA PENGEBORAN EKSPLORASI RINCI DAN PEMODELAN


CADANGAN BATUBARA DI PT PASIR WALANAE, KABUPATEN BONE,
PROVINSI SULAWESI SELATAN

B. LATAR BELAKANG

PT Pasir Walanae merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang

Pertambangan Batubara, yakni di desa Massenrenpulu, Kabupaten Bone, Provinsi

Sulawesi Selatan. Saat ini, tambang Batubara Pasir Walanae telah dalam proses

penambangan dan masih melakukan tahap eksplorasi untuk menambah jumlah

cadangannya.

Proses pengeboran eksplorasi bertujuan untuk mendapatkan informasi atau

data mengenai kalori batubara di area tersebut, baik posisi, bentuk, jumlah,

maupun jumlah kalori. Demikian pula dengan pengeboran geoteknik, yang

bertujuan untuk mengetahui lapisan-lapisan atau litologi batuan di area tersebut

sebagai data untuk perencanaan tambang nantinya.

Kegiatan eksplorasi rinci ini terdiri dari beberapa metode pengeboran, yaitu

open hole, touch core dan full coring. Selain itu terdapat juga kegiatan geophysical

well logging. Dengan adanya kegiatan eksplorasi rinci ini, didapatkan data untuk

proses permodelan sumberdaya atau cadangan dan juga untuk perencanaan

tambang atau desain pit tambang Batubara di area tersebut.

Setelah modeling sumberdaya atau cadangan dilakukan, beserta dengan

analisis geoteknik dan perhitungan dari sisi ekonomis, maka didapat hasil yang

disebut dengan mineable reserves.

Pada setiap tahapan proses ini, dimulai dari proses pengeboran, logging, data

recording, pengolahan data dan sebagainya, tentu memiliki standard operation

procedure atau SOP. Kesesuaian proses terhadap SOP sangat menentukan


Proposal Kerja Praktik
PT Pasir Walanae Kab. Bone, Sulawesi Selatan

keakuratan dan ketepatan data yang dihasilkan nantinya. Maka dari itu, perlu

dilakukan penelitian mulai dari proses awal pengeboran hingga akhir pengolahan

data sehingga menghasilkan hasil yang valid dan sesuai dengan standar.

Dari data pengeboran berupa log bor, data logging dan sebagainya itu harus

dibentuk korelasi sehingga diperoleh suatu hubungan dari tiap-tiap titik informasi /

data. Dari hasil korelasi itulah dapat diketahui bentuk dan jumlah cadangan

Batubara di area tersebut.

Dengan adanya bentuk dan jumlah cadangan di area tersebut, dengan adanya

data pendukung berupa asumsi nilai cadangan update saat itu dan data asumsi

ekonomis penunjang lainnya seperti biaya penambangan, pengolahan dan

transportasi, dapat diketahui batasan penambangan melalui perhitungan BESR.

Oleh sebab itu, proses pengolahan data eksplorasi menjadi sebuah

permodelan dan perhitungan cadangan yang teliti dan akurat sangat penting untuk

dilakukan sebelum proses penambangan dilakukan.

C. RUMUSAN MASALAH
Pada kegiatan eksplorasi rinci, biasanya dilakukan pengeboran touch core dan

geophysical well logging. Setelah data diperoleh, barulah dilakukan proses

permodelan sumberdaya dan cadangan, serta berlanjut ke proses selanjutnya yaitu

perhitungan jumlah cadangan/reserves. Pada proses-proses inilah perlu dirumuskan

pertanyaan utama yang dapat dijawab melalui penelitian ini, yaitu:

1. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi keakuratan data dalam proses

pengumpulan data?

2. Bagaimana bentuk dan jumlah cadangan batubara di area tersebut?

3. Bagaimana batasan penambangan cadangan batubara di area tersebut?


Proposal Kerja Praktik
PT Pasir Walanae Kab. Bone, Sulawesi Selatan

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dubiat maka tujuan dari

dilakukannya penelitian ini, yakni berupa:

1. Mengkaji faktor-faktor yang mengakibatkan keakuratan data saat proses

pengambilan data yang dilakukan pada proses pengeboran eksplorasi rinci

termasuk data collecting dan data recording.

2. Berdasarkan data berupa data log bor dan data geophysical well logging, maka

proses permodelan dan jumlah cadangan Batubara dapat dilakukan dengan

bantuan software.

3. Memeroleh batasan cadangan Batubara berdasarkan estimasi cadangan dari

data eksplorasi rinci yang telah diperoleh dan aspek ekonomi yang didasarkan

pada data sekunder yang diperoleh dari literatur-literatur sebagai data

penunjang.

E. MANFAAT PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian dengan pemodelan dan perhitungan cadangan

dimaksudkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam memperoleh data yang

lebih akurat pada tahap eksplorasi rinci dan mengestimasi cadangan Batubara

berdasakan pemodelan cadangan berdasarkan aspek ekonomi sebagai data

penunjang.

Selain itu, pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam meningkatkan level ketelitian dalam tahap eksplorasi

rinci dan pemodelan serta perhitungan cadangan.


Proposal Kerja Praktik
PT Pasir Walanae Kab. Bone, Sulawesi Selatan

F. LANDASAN TEORI

1. Endapan Batubara (Coal Deposit)

Batubara merupakan kelanjutan proses dari pembentukan gambut adalah

batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari tumpukan hancuran tumbuhan

yang terhumifikasi dalam kondisi tertutup udara atau dibawah permukaan air dan

menjadi padat setelah tertimbun oleh lapisan diatasnya serta mengakibatkan

pengkayaan kandungan karbon dimana selama pengendapan mengalami proses

fisika dan kimia. Batubara tersebut mengandung material karbon lebih dari 70%

volume dengan kandungan air lebih dari 35%.

Urutan proses pembentukan batubara secara ringkas dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Gambut, merupakan fase awal dari proses pembentukan batubara dan

masih memperlihatkan sifat asal dan bahan dasarnya (tanaman asal).

b. Lignit, sudah memperlihatkan struktur kekar dan gejala perlapisan.

Endapan ini dapat dipergunakan untuk pembakaran dengan temperatur

rendah.

c. Bituminous, dicirikan dengan sifat padat dan hitam. Batubara jenis ini

dapat dipergunakan untuk bahan bakar dengan temperatur sedang-tinggi.

d. Antrasit, warna hitam, keras, kilap tinggi. Pada proses pembakaran

memperlihatkan warna biru dan dapat dipergunakan untuk berbagai

macam industri besar yang memerlukan temperatur tinggi.

2. Parameter Perhitungan Cadangan

Parameter dari unsur-unsur yang mempengaruhi perhitungan cadangan suatu

endapan mineral meliputi:


Proposal Kerja Praktik
PT Pasir Walanae Kab. Bone, Sulawesi Selatan

a. Tebal

Ketebalan dapat diukur antara lain dari data pemboran, pengukuran langsung,

perhitungan skala pada peta, penampang, atau logging. Pada kegiatan

penambangan, ketebalan diukur langsung dari tempat endapanmineral tersebut

diternukan. Untuk batubara periu memperhatikan roof, floor, parting, cara

mengukur tebal.

b. Luas

Luas yang dimaksud meliputi luas vertikal maupun horisontal dan pengukuran

luas dapat dilakukan secara langsung maupun tak langsung:

1) Pengukuran Langsung, yaitu;

a) Planimeter

Minimal dilakukan 2 kali dengan arah yang berlawanan dan hasil

pembacaan yang dapat diterima bila variasi pembacaan di bawah.2% dari

rata- rata.

b) Template

 pola bujursangkar, setiap bujursangkar mempunyai nilai satuan luas

tertentu,

 pola titik, setiap titik merupakan pusat dari suatu luasan tertentu

yang sama Jaraknya,

 pola garis sejajar, merupakan ukuran luas yang sama dari garis- garis

sejajar yang dibandingkan dengan skala.

c) Perhitungan geometri

Bentuk-bentuk tidak beraturan dibagi menjadi beberapa bentuk

geometri sederhana, misal segitiga, bujur sangkar, persegi empat,dan

trapesium.
Proposal Kerja Praktik
PT Pasir Walanae Kab. Bone, Sulawesi Selatan

2) Pengukuran Tidak langsung

Dihitung dari data survai, misal dengan metoda koordinat. Pada batubara,

korelasi adalah proses yang sangat penting dalam penentuan luas sebaran

batubara.

c. Kadar
Penentuan kadar suatu endapan mineral merupakan kegiatan yang kritis dan

penting, sehingga memerlukan banyak pertimbangan karena kandungan kadar

suatu endapan mineral tidak selalu sama. Dalam perhitungan cadangan diperlukan

perhitungan kadar rata-rata dari endapan mineral. Hasil perhitungan rata-rata yang

diperoleh dibandingkan dengan cut offgrade yang berlaku.

Untuk menghitung kadar rata-rata endapan mineral, memerlukan beberapa

pertimbangan pembobotan, antara lain:

1. Metode aritmatik sederhana atau rata-rata perhitungan.Metode ini

beranggapan seluruh blok mempunyai faktor luas, ketebalan dan SG (specific

gravity) yang sama.

2. Pembobotan tebal (rata-rata ketebalan). Metode ini beranggapan seluruh blok

mempunyai faktor luas dan SG yang sama.

3. Pembobotan luas (rata-rata luas). Metode ini beranggapan seluruh blok

mempunyai faktor ketebalan dan SG yang tetap tetapi faktor luas yang

berbeda.

4. Pembobotan volume (rata-rata volume). Metode ini beranggapan seluruh blok

mempunyai faktor SG yang sama.

5. Pembobotan tonase (rata-rata berat). Metode ini beranggapan bahwa kadar

dan SG pada suatu blok berbeda.


Proposal Kerja Praktik
PT Pasir Walanae Kab. Bone, Sulawesi Selatan

d. Berat
Berat dalam setiap satuan volume suatu endapan mineral banyak digunakan

dalam perhitungan cadangan. Oleh karena itu, perhitungan volume dan perubahan

dari volume ke tonase dengan memperhatikan SG-nya perlu mendapat perhatian.

SG dapat ditentukan dari hasil analisa di laboratorium atau dari penambangan

percobaan.

3. Metode Perhitungan Cadangan

Berbagai metode perhitungan cadangan telah banyak dikemukakan oleh para

ilmuwan, dan kalaupun ada perbedaan hanya berupa sedikit modifikasi dari sesuatu

yang sangat umum. Pada prinsipnya, metode perhitungan cadangan harus dapat

menghitung dengan cepat, dipercaya, dan mudah dilakukan cek ulang. Perbedaan

dari berbagai metode perhitungan cadangan biasanya dibedakan menurut

penentuan perhitungannya yang dipisahkan menjadi bagian-bagian atau blok. Hal

ini didasarkan oleh faktor struktur geologi, ketebalan, kadar, nilai ekonomi,

kedalaman, dan lapisan penutup. Oleh karena itu, dalam pemilihan metode

tergantung pada kondisi geologi endapan mineral, sistem eksplorasi, penambangan,

dan faktor ekonomi.

Adapun tujuan dari perhitungan cadangan yaitu agar dapat menentukan

jumlah dan mutu kualitas yang dapat dipertanggung jawabkan untuk dieksploitasi

sesuai dengan kebutuhan. Dengan perhitungan cadangan akan dapat mengetahui

biaya produksi, membantu perencanaan, efisiensi operasi, kontrol kehilangan dalam

penambangan, unsur produksi tambang, dan sebagainya.

a. Observasi Lapangan

Observasi lapangan merupakan gambaran praktis kondisi dan keadaan

dilapangan meliputi pengambilan data geografi dan demografi.


Proposal Kerja Praktik
PT Pasir Walanae Kab. Bone, Sulawesi Selatan

b. Pemetaan

Tidak mutlak dilaksanakan, untuk pengambilan topografi, bentang alam, dan

lereng awal jika peta telah tersedia maka hanya dilakukan ploting.

c. Pengambilan Conto

Dapat berupa air, tanah, endapan, singkapan sesuai dengan metodenya.

d. Pengambilan Data Geologi

Dapat dilakukan dengan studi literatur dan pengecekkan langsung dilapangan.

e. Pengolahan Data

Dilakukan di lapangan (pengecekkan mudah) atau dikirim ke kantor termasuk

pekerjaan studio, uji laboratorium dan analisa. Untuk Estimasi cadangan tidak lepas

dari metode yang akan digunakan, adapun metode perhitungan cadangan dapat

dikategorikan menjadi:

1) Metode Tradisional (Metode Klasik)

Metode tradisional merupakan metode-metode geometri perhitungan

cadangan yang umumnya dilakukan langsung pada peta atau

penampang sayatan yang memotong endapan pada beberapa set

sayatan. Metode ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Tertua dan paling umum digunakan.

b) Mudah diterapkan, dikomunikasikan, dan dipahami.

c) Mudah di adaptasi dengan semua edapan mineral.

d) Kelemahannya sering menghasilkan perkiraan salah, karena cendrung

e) menilai kadar tinggi saja.

f) Kadar suatu luasan diasumsikan konstan sehingga tidak optimal secara

g) matematika.

h) Untuk endapan yang terpencar dapat terjadi penafsiran yang salah.


Proposal Kerja Praktik
PT Pasir Walanae Kab. Bone, Sulawesi Selatan

Adapun data yang diperlukan dalam perhitungan cadangan dengan

metode ini:

a) Lokasi titik bor.

b) Nilai kadar pada tiap-tiap titik bor.

c) Interpretasi geologi dari kontrol mineralisasi.

Secara umum, perhitungan cadangan dengan menggunakan metode

tradisional ini dapat dibagi menjadi empat metode, yaitu :

a) Metode rata-rata area

b) Metode polygon (daerah pengaruh)

c) Metode Triangular

d) Metode Penampang

2) Metode Modern (Metode Geostatistik)

Metode modern atau geostatistik merupakan metode yang

menggunakan teknik interpolasi data, analisis statistik, dan blok model.

Metode ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Pengembangan teori matematik dan statistik.

b) Secara teoritis akan lebih optimal.

c) Kelemahannya rumit data terbatas tidak optimal.

4. Pemodelan Endapan Batubara

Permodelan endapan batubara diperlukan peta topografi, peta geologi, peta

garis singkapan batubara, peta parit uji, suur uji, dan pengeboran sebagai data

dasarnya, serta data olahan dari data dasar seperti peta isopach, peta isostruktur

dan peta isostruktur.


Proposal Kerja Praktik
PT Pasir Walanae Kab. Bone, Sulawesi Selatan

a. Data Dasar Permodelan Endapan Batubara

Adapun data dasar dari permodelan endapan batubara yang diperlukan untuk

dianalisis selanjutnya antara lain peta topografi, peta geologi, peta parit uji, sumur

uji dan pengeboran.

Pada peta topografi, skala peta topografi harus memenuhi syarat yaitu

minimal 1:2000 untuk tujuan studi kelayakan. Apabila peta masih dalam bentuk

hardcopy maka harus dibuat softcopy dengan mendigitasi peta tersebut dengan

perangkat digitizer. Apabila peta masih dalam bentuk data mentah hasil survei

(format x,y,z) maka harus dilakukan proses gridding dan contouring dengan paket

program perangkat lunak.

Peta geologi berguna untuk mengetahui penyebaran batubara melalui garis

singkapan dan kemiringannya sehingga dapat membantu dalam penentuan lokasi

pengeboran maupun mengetahui blok-blok yang akan ditambang.

Pada peta parit uji, sumur uji dan pengeboran, data yang perlu ditampilkan

adalah koordinat, elevasi, sudut kemiringan pengeboran (untuk pengeboran miring),

total kedalaman, ketebalan litologi dan keterangan litologi. Untuk parit uji dan

sumur uji perlu ditampilkan juga kedudukan perlapisan litologi (strike dan dip).

Tabel rekapitulasi dibuat secara sistematis, dibuat secara terpisah setiap seam

apabila terdapat lebih dari satu seam. Elevasi harus dinyatakan terhadap titik ikat

yang sama dengan titik ikat peta topografi dan data-data lainnya. Data dasar ini

kemudian diplot dalam satu peta digital yang memuat informasi topografi, informasi

geologi, sebaran singkapan, sebaran parit uji, sumur uji dan bor.

b. Data Olahan Permodelan Endapan Batubara

Dari data dasar permodelan endapan batubara, maka setelah diolah lebih

lanjut dengan metode yang sesuai, maka hasil pengolahan data tersebut antara lain

diperoleh peta isopach, peta isostruktur, dan peta isooverburden.


Proposal Kerja Praktik
PT Pasir Walanae Kab. Bone, Sulawesi Selatan

Peta isopach (kontur ketebalan) merupakan peta yang menunjukkan kontur

penyebaran ketebalan batubara. Perbedaan ketebalan batubara ini disebabkan

perbedaan cara keterbentukan dan kondisi keterbentukan batubara tersebut. Data

ketebalan pada peta ini merupakan tebal sebenarnya yang dapat diperoleh dari data

bor, uji paritan , uji sumuran atau dari singkapan. Peta ini juga dapat disusun dari

kombinasi peta isostruktur. Tujuan dari penyusunan peta ini adalah untuk

menggambarkan variasi ketebalan batubara dibawah permukaan.

Peta Isostruktur (kontur struktur) menunjukkan kontur elevasi yang sama dari

top atau bottom batubara. Elevasi top dan bottom batubara dapat diperoleh dari

data bor. Peta isostruktur berguna untuk mengetahui arah umum (jurus) masing-

masing seam batubara, sekaligus sebagai dasar untuk menyusun peta

isooverburden.

Peta isooverburden menunjukkan kontur ketebalan lapisan tanah penutup

(overburden) yang sama. Ketebalan tersebut dapat diperoleh dari data bor atau dari

peta isostruktur dimana ketebalan overburden dapat dihitung dari perpotongan

kontur isostruktur dengan kontur topografi. Cukup penting sebagai dasar evaluasi

cadangan selanjutnya, dimana ketebalan tanah penutup ini dapat digunakan

sebagai batasan awal dari penentuan pit potensial. Perbandingan antara volume

overburden dan batubara yang diimplementasikan dalam bentuk stripping ratio

pada daerah cadangan, dapat dijadikan salah satu dasar penentuan batasan

penambangan.
Proposal Kerja Praktik
PT Pasir Walanae Kab. Bone, Sulawesi Selatan

G. MATA KULIAH PENUNJANG

Pelaksanaan penelitian ini berdasarkan oleh mata kuliah yang telah dan

sementara diprogramkan, yakni Teknik Eksplorasi, Pemodelan dan Evaluasi

Cadangan, Batubara, dan Rekayasa Perhitungan Cadangan.

H. TAHAPAN PENELITIAN

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan adalah suatu proses pengenalan terhadap kondisi

lingkungan yang akan diteliti, dimana hasil dari studi pendahuluan ini akan

digunakan untuk mendukung proses selanjutnya. Studi pendahuluan merupakan

langkah awal yang dilakukan dalam melakukan penelitian untuk mengidentifikasikan

aspek-aspek yang perlu diperhatikan perusahaan.

Proses studi ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan terhadap proses

dan tahapan eksplorasi yang dilakukan di lokasi PT Pasir Walanae, Kabupaten Bone,

Sulawesi Selatan.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka ini dilakukan dengan membaca berbagai macam sumber

referensi seperti dari buku teks, karya tulis ilmiah, referensi – referensi lainnya

yang diperoleh dari perpustakaan, internet dan sumber lainnya.

Langkah studi pustaka ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari dan

mendapatkan landasan teori serta metode yang tepat untuk menyelesaikan dan

memecahkan masalah yang ada setelah melakukan studi pendahuluan.

3. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk membantu proses penelitian yang akan

dilakukan. Proses ini dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap proses

eksplorasi yang dilakukan oleh PT Pasir Walanae. Selain itu, juga dilakukan
Proposal Kerja Praktik
PT Pasir Walanae Kab. Bone, Sulawesi Selatan

wawancara terhadap pihak – pihak yang berkompeten dengan topik yang sedang

dibahas. Setelah data terkumpul, maka pengolahan data dapat dilakukan. Dalam

pengolahan data diperlukan suatu formulasi permasalahan. Formulasi permasalahan

merupakan suatu cara untuk menyelesaikan masalah dengan mengambil data –

data yang diperlukan untuk dapat diformulasikan. Untuk memformulasikan

permasalahan, dibutuhkan data – data sebagai berikut:

a. Data Log Bor

b. Data Geophysical Well Logging

c. Data Daerah Penelitian

d. Asumsi aspek ekonomi batubara dari literatur-literatur, dll.

Adapun formulasi pengolahan data akan dilakukan dengan alat bantu/

software. Serta berdasarkan data asumsi aspek ekonomi Batubara akan dilakukan

perhitungan batasan penambangan cadangan Batubara pada PT Pasir Walanae.

4. Analisis Data dan Hasil Kegiatan

Analisis hasil yang dilakukan meliputi hasil dari kajian teknis yang telah

dilakukan serta analisis mengenai proses pengambilan keputusan dari usulan –

usulan yang diberikan.

Analisis terhadap hasil penelitian akan dilakukan terhadap hasil evaluasi

pengeboran, bentuk dan jumlah cadangan Batubara, serta batasan penambangan

cadangan Batubara di PT Pasir Walanae, apakah cadangan tersebut layak untuk

ditambang secara ekonomis sesuai dengan pertimbangan asumsi aspek ekonomi

dan teknis.

I. JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2014 - Januari 2015 (3

bulan), dengan jadwal kegiatan sebagai berikut:


Proposal Kerja Praktik
PT Pasir Walanae Kab. Bone, Sulawesi Selatan

Tabel 9.1

Rencana dan Jadwal Kegiatan Penelitian

Tahun
2014 2015
Kegiatan
November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi Pustaka
Orientasi Lapangan
Pengambilan Data
Analisis Data
Penyusunan Laporan
dan Seminar

Catatan : Jadwal dapat disesuaikan dengan kesepakatan dan ketentuan pihak

perusahaan PT Pasir Walanae

J. PENUTUP

Demikian Proposal Kerja Praktek ini saya buat sebagai penjelasan dan

pertimbangan bagi semua pihak. Untuk itu saya mengharapkan bantuan semua

pihak demi terlaksananya Kerja Praktek Ini. Atas perhatian dan dukungannya saya

haturkan terima kasih.

K. DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2006. Pedoman Pelaporan dan Estimasi Sumberdaya dan Cadangan


Batubara. Pusat Sumberdaya Geologi. www.dim.esdm.go.id. Diakses
pada tanggal 07 Oktober 2014 pukul 01.11 WITA.

Arif, Irwandi dan Gatut S. Adisoma. 2002. Buku Ajar Perencanaan Tambang. ITB
Proposal Kerja Praktik
PT Pasir Walanae Kab. Bone, Sulawesi Selatan

Hartman, Howard L. 1987. Introductory Mining Engineering. Chapter 5 Surface Mine


Development Tuscaloosa. Alabama.

_____________. 1992. SME Mining Engineering Handbook: Chapter 5.6 Ore


Reserve/Resource Estimation. Baltimore, Maryland: Society for Mining,
Metalurgy, and Exploration, Inc.

Ilyas, Asran. 2014. Modul Kuliah, Keenam dan Ketujuh: Pemodelan dan Evaluasi
Cadangan. Makassar: Teknik Pertambangan, Universitas Hasanuddin.

Jean, Bernard Chaussier and Jean Morer. 1987. Mineral Prospecting Manual.

Popoff, Constantine C. 1986. Computing Reserves of Mineral Deposits: Principles


and Conventional Methods. United States Department of the Interior: Bureau
of Mines.
Proposal Kerja Praktik
PT Pasir Walanae Kab. Bone, Sulawesi Selatan

Anda mungkin juga menyukai