Beberapa jenis studi yang dilakukan untuk menentukan kelayakan pertambangan batu
bara adalah:
metode penambangan, penentuan umur tambang sesuai target produksi per bulan I
tahun, pembuatan peta desain tambang, estimasi cadangan dan perhitungan stripping
ratio.
2. Studi dampak lingkungan yang akan timbul dan bagaimana cara menanggulangi dan
mengatasi dampak lingkungan negatif yang akan timbul dari kegiatan penambangan,
termasuk didalam studi juga perencanaan K-3 yang meliputi aspek perlindungan tenaga
Berikut ini adalah data-data yang dibutuhkan dalam studi Teknik kelayakan Pertambangan Batu
Bara
Studi ini dilakukan untuk mengetahui secara umum sstruktur geologi IUP. Data
batuan dan struktur geologi lainnya. Data ini bisa didapatkan dari data
sekunder.
Lithologi
IUP
B. Geologi Lokal
Studi ini dilakukan untuk mengetahui secara umum sstruktur geologi IUP. Secara
garis besar hamper serupa dengan studi geologi regional, namun lebih berfokus
Dari pola-pola yang ada dapat diamati adanya hubungan antara pola-
Litholohi local
variasi lithologinyan
kualitasnya, contoh ini diambil dalam keadaan segar (fresh sample) dan
dari top - bottom dan dilakukan quartering sehingga hasil kualitas sample
Dalam tahap estimasi sumberdaya ini menggunakan metoda polygon (penentuan circle
of influence dari Extrapolation distance (jarak ekstrapolasi) titik infromasi sejauh mana
data akan diekstrapolasi dari data terakhir yang ada pada saat pemodelan geologi
disesusaikan dengan Batasan untuk kateogri sumberdaya terukur, tertunjuk, dan tereka,
kemudian dibatasi terhadap subcrop, IUP sera kedalaman sampai elevasi -50, dan
No trend surface
Merupakan nilai yang akan menentukan sampai sejauh mana data akun
diekstraploasio dari data terakhi yang ada, Data yang dimodel akan
digunakan adalah 1000, hal ini disesuaikan dengan Batasan untuk sumber
daya tereka.
pemeriksaan. titik-tiitk bor dlaam jarak jangkauan sampai 750 meter antara
titik bor.
munngkin agar pengaruh dari jarak semakin besar, Ha ini berakibat pada
data yang berjarak lebih kecil mendapat bobot yang lebih besar dan pngaruh
jarak ini juga akan memberikan efek pengelompokan data dan munculnya
A. Geologi
dijumpai lapisan batubara yang tersebar tidak teratur, tidak menerus dan
batubara
B. Database
Penentuan titik bor menggunakan data acuan titik bor dengan metode hunting upstrike dan
downtip. Data dasar yang akan diinput kedalam software adalah berupa:
Collar Survey
Pada setiap lobang tiitk bor besetta koordinat titik bor (x,y,z)
Data kualitas dari masing-masing sample lapisan batubara pada stiap tiitk
bor
tedata dalam excel sheet. Isnitu Rd terutama untuk batubara peringkat lebih
renda (CV < 5000 kcal/kg-gar) perlu dihitung dengan menggunakan formula
Equilibrium Moisture atau Moistur Holding Capacity. Jika data tersebut tidak
3. Data Geoteknik
menentukan desain (kemiringan dan tinggi lereng) yang diperkirakan akan stabbill
optimal, dalam arti memenuhi aspek stabilitas yang dinyatakan dalam factor keamanan
(safey factor) dan memenuhi aspek ekonomi yang dinyatakan dengan stripping Ratio
(SR). Tujuan dilakukannya penyelidikan geoteknik adlaah melakukan Analisa kemantapan
Titik awal dari setiap Analisa geoteknik praktis adalah sejak akuisisi database geologi
Jenis Batuan
Bidang-bidang diskontinyu
Sifat-sifat Material
Pelaksanaan akuisisi data geoteknik yang dilakukan bisa menggunakan pengamvbilan contoh
batuan dengan cara pengeboran system full coring. Dalam kajian in diperlukan data hasil iuji
laboratorium material yang menjadi pemebentuk lereng yaitu uj sifat fisik dan uji sifat mekanik.
Dari uji sifat fisik, diperoleh data bobot isi jenuh, bobot isi natural, d an bobot isi kering.
Sedangan dari hasil uji sifat mekanik diperoleh datakekuata bbatuan berupa nilai kohesi (c) dan
sudut geser dalam. Hasil kajian geoteknik adalah gemoteri lereng yang akan digunakan sebagai
parameter dalam design tambanhg maupun timbunan tanah penutup. Selain data hasil
pemboran geotekni dengan full corinng (geotechnical drilling) dilakukan juga observasi dengan
1) Identigikasi variasi karakter dan strength untuk masing-masin strata lapisan sesuai
2) Udentifikasi karakteristik blok-blok sesar dan bidang lemah lainnya (bidang diskontinu)
4) Memperoleh data strength material tambahan untuk evaluasi slope stability lanjutan
disamping data general yang telah diperoleh sebelumnya dengan geotechnical bore hole
(coring)
5) Korelasi data strength material hasil geotechnical bor (coring) dengan actual hasil mapping
untuk determinasi area yang tidak ter-cover oleh boor dengan memanfaatkan singkapan
(outocrops)
Dalam merencakanakan penambangan suatu bahan galian, salah satu aspek yang harus
diperhatikan adalah pemilihan metode penggalian yang akan digunakan dengan membongka
bahan galian tersebut, dapat dibedakan du acara yaitu menggunakan peralatan mekanis atau
peledakan. Pengujian kuat tekan batuan utuh (unconfined compressice strength) dan point load
test merupakan salah satu factor dalam penentuan metode penggalian yang akan digunakan
Kestabilan Lereng
Lereng adalah suatu bidang di permukaan tanahyang menghubungkan permukaan tanah yang
lebih tinggi dengan permukaan tanah yang rendah. Lereng umumnya berbentuk baik secara
alami maupun dibuat oleh manusia. Kestabilan suatu lereng dikotnrol oleh kondisi geologi
daerah setempat, betuk keseluruhan lereng dikontrol oleh kondisi geologi daerah setempat,
bentuk keseluruhan lereng, kondisi air tanah danjuga Teknik penggalian dalam pembuatan
lereng. Faktor pengontron ini jelas sangat bebreda untuk situasi penambangan yang brbeda dan
sangat penting untuk memberikan aturanyang umum untuk menentukan seberapa tinggi atau
seberapa landau suatu lereng agar dapat dipastikan lereng tersebut disebut aman atau stabil.
Secara garis besar, pemecahan maslaah geotieknik untuk kestabilan lereng dalam dunia
Penodelan kestabilan lereng menggunakan metode analyctical yang sering digunakan oleh
tambang batu bara untuk Analisa kestabilan lereng adalah metode limit equlibriuim. Metode
ini sendiri merupakan emtode yang digunakan cukup banyak di tambang bantu bara.
Caranya sederhana, yaitu menghitung rasio perbandingan antara force equilibrium (gaya
dorong) dan moment equilibrium (gaya tahan) dengan menghitung berdasarkan asumsi
bidang longsoran yang potensial dan membagi-baginya menjadi beberapa irisan (slices) agar
memudahkan perhitungan
Metode-metode di dalam limit equilibrium sendiri cukup banyak dan seiring berjalannya
untuk tiap jenis material pembentuk lereng, yait untuk batupasir, batuanau, batulempung
dengan studi parameteric menggunakan dua parameter, tinggi lereng tunggal dan sudut
lereng tunggal.
Kegiatan penambangan pada lokasi dengan menggunakan metode tambang terbuka (open
di dalam suatu siklus yang meliputi tahapan, pemindahan material penutup (overburden)
pemuatan dan pengangkutan material penutup serta batubara secara mekanis serta
pengisian Kembali (back filling) yang telah kosong ini di isi Kembali dengan materi filling.
Pengisian lobang ini dimaksudkan sebagai penguat agar dinding footwall dan hanging wall
tidak longsor. Tahapan ini direkomendasikan berdasarkan klasifikasi massa batuan yang
digunakan Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengklasifikasian massa batuan untuk
menentukan kelas massa batuan agar dapat memberikan rekomendasi penyanggana yang
factor keamanan yang sesuai standar dari perusahaan. Dalam peneledikan yang dilakukan
pada front kemajuan tambang development dan produksi diklasifikasi massa batuan
merupakan salah satu pendekatan teoritik untuk menentukan penyangga massa batuan.
Klasifikasi terhadap massa batuan juga dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi dari
massa batuan tersebut sebelum dilakukan penggalian. Metode klasifikasi yang digunakan
adalah metode, rock mass rating dari Bienivawski dan metode Q System. Rock mass rating
didapat dari penjumlahandari seluruh bobot parameter massa batuan yang dipeoleh dari
lokasi penyelidikan. Nilai RMR yang dieroleh dari hasil uji batuan pengamatan dilapangan
selanjutnya dilakukanb pengklasifikasian masa batuan diperleh kelas massa batuan yaitu
pada bukaan tambang rencan PIT berdasrakan sistm klasifikasi RMR termasuk ke dalam
kelas batuan III yaitu batuan yang memiliki kondisi sedang (fair quality rockmass).
Front kerja alat produksi merupakan area alat/unit akan bekerja. Front kerja alat ini harus
memnuhi dimensi yang sesuai dengan alat yang bekerja. Jika tidak sesuai akan
Faktor Keamanan Statis dan Dinamis Propabilitas Longsor dan Tingkat Keparahan
Longsor
Perturan yang menjadi rujukan utama dalah Kepmen ESDM No. 1826.K/30/MEM/2018 tentah
Kaidah Penambangan yang Baik. Pada saat merancang suatu tambang terbuka maka
dilakukan suatu analisis terhadap kestablian lereng yang terjadi karena proses penimbunan
atau penggalian sehingga dapat memberikan kemanaan pada rancangan tersebut. Stabilitas
dari suatu lereng biasanya menjadi masalah yang membutuhkan perhatian yang lebih bagi
kelangsungan operasi penambangan setiap harinya. Lereng yang tidak stabil sangat
beerbahaya terhadap lingkunga sekitarnya, oleh sebab itu, analisis kestabilan lereng sangat
diperlukan. Pendekatan probalitas adalah suat cara untuk menentukan nilai factor
keamanan suatu system rekayasa dengan memperlakukan nilai masukan sebagai variable
acak, dengan demikian nilai factor kemanaan sebagai rasio antara gaya penahan dan gaya
penggerak merupakan juga variable acak. Pada proses ini nilai parameter masukan dan
pendekatan ini dapat melihat factor yang paling mempengaruhi kestabilan lereng melalui
analisisi sesitivias perubahan nilai setiap parameter masukan terhadap nilai factor
keamanan. Penemuan sudut kemiringan lereng yang dapat diterima (acceptable angle of
slope) adalah suatu parameter palingpenting dalam perencannaan tambang terbuka. Namun
ketidkapatian yang terkait dengan geometeri lereng, sifat fsik dan mekanik batuan, kondisi
lereng yang sesuai menjadi lebih sulit DI bawah ini adapat dilihat tabel ambang batas nilai FK
4. Data Hidrologi
Kualitas Air (Total Padatan Tersuspensi (TSS), Warna air, Biochemical Oxygen
Kualitas tanah (Sifat fisik seperti Tekstur tanah, permeabilitas tanah, dan
porositas tanah. Sifat kimia tanah seperti pH tanah, Kapasitas Tukar Kation (KTK),
Kejenuhan Basa (KB), Kandungan bahan organic tanah, status kesuburan tanah
5. Kajian Hidrologi
Perubahan tata guna lahan, akibat perubahan peruntukan lahan, seperti untuk
dampak yang ditimbulkan terhadap kondisi hidrogeologi dan airtanah, maka diperlukan
pemetaan langsugn di lapangan mengamati hasil dan pumping test serta melakuka
proses penginderaan jauh melalui foto satelit dan foto udara. Pemetaan hidrologi
dilapanga melakukan pengukuran debit sunga, pengukuran luas danau dan rawa, test
evaporasi – transpirasi, serta curah hujan. Pemetaan hidrogeologi mengamati mata air
dan rembesan dari suatu titik lokasi (elevasi dan debit) atau sumur gali dan sumur bor
melakukan sampling batuan, uji atau test inflitrasi serta permeabilitas. Batas kajian
daerah penyelidikan didasarkan pada batas daerah tangkapan hujann dan batas
kondisi
mtentang aspek hidrologi, hidrogeologi, dan tata guna lagan. Selain dengan pendekatan
Karakteristik dari geomteri ekuifer sangat berperan dalam keberadaan airtanah pad
suatu
cekungan serta berbagai media yang menentukan aliran air tanah. Imbuhan airtanah
pada akuifer sangat dipengaruhi oleh curah hujan, limpasa air permukaan,
evapotranspoirasi, rekayasa manusia, dan system aliran air permukaan.. DIstribusi hujan
serta jumlah/besarnya curah hujan yang diterima pada daerah tangkapan hujan
merupakan salah satu penentu kuantitas airtanah yang berkolerasi dengan daerah
curah hujan dari BMG wilayah tempat dilakukannya survey. Lalu kajian hidrologoi juga
Imbuhan air tanah juga menjadi salah satu asppek yang diselidiki dalam kajian hidrologi.
Perhitungan imbuhan airtanah didasarkan dari data meteorologi, kondisi air, topografi,
vegetasi, dan pola aliran air permukaan pada daerah tangkapan hujan. Daerah
tangkapan huhjan ditentukan oleh keberadaan tata guna lahan daerah penyeleidikan.
Daerah imbuhan air tanah sangat tergaantung pada jenis litologi permukaan dan akuifer
Pendekatan nilai kjoefisien limpasan air ditentukan oleh perbandingan total koefisien
limpasan ari terhadap luas rata-rata pemanfaatan lahan. Hasil perhitungan nilai
koefisien limpasan air jenis penggunaan lahan, dan daerah tangkapan hujan dari
penelitian.
6. Kajian hidrogeologi
Hidrogeologi daerah penyelidikan ditentukan olejh litologi, keberadaan sumber air, dan
karakteristik akuifer Mengacu pada klasifikasi Mandel dan Shiftian (1981) serta oleh
Irawan dan Puradimadja (2013) dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi tipolog
perlipatan. Perlipatan yang terbentuk pada lapisan sedimen dipengaruhi oleh struktur
perlipatan yang terjadi akibat adanya tenaga endogen yang menagkihbatkan deformasi
bautan, seperti struktur antiklin di daerah penyelidikan yang membujur dari timur laut
menuju barat daya. Dengan demikian, berdasarkan kesimpulan di atas dan mengacu
pada ltostratigrafi, unit hidrostatigrafi daerah penyeldiikan merupakan bagian dari unit
dilakukan
untuk mendapatkan data mengenai kondisi air tanah (arah alliran air tanah, nilai
Akuifer
lokasi kemunculannya di permukaan yang berupa munculnya mata air (artesisi) dari
sumur bor. Selain itu, pendugaan akufier juga dilakukan uji akuifer dengan
menggunakan metode pumping test dan slug test.Uji akuifer digunakan untuk
konduktivitas hidrolika secara dominan mengikuti satuan batuan atau jenis akuifer
tiap formasi batuan. Uji pumping test idanslug test dilakukan beberapal lokasi yang
mewakili daerah penelitian yang didasarkan pada satuan batuan geologi dan akuifer
yang dilakukan pada sumur uji. Prinsip kerja dari metode slug test adalah dengan
cara memasukkan air ke dalam sumur bor bekas pemboran dengan volume tertentu.
Selanjhutnya, dilakukan penghitungan waktu penurunan air permukaan dari air isian
serta perubahan ketinggian secar agradual. Metode ini hanya mencakup wilayah
yang sempit, lapisan homogen, isotropis, dan waktu aliran tetap (steady). Analisi
metode slug test menggunakan pendekatan persamaan 4.5-4.8 (Fetter, 1988) yang
Simbol 𝑟s adalah tebal jari-jari gravel penyumbat sisi luar pipa, 𝑟(adalah jari-jari pipa selubung
luar (casing), 𝐿+ merupakan Panjang pipa saringan, 𝑡37 adalah waktu keniakan.penurunan muka
air tanah piezometerik, 37 % pdari permukaan yang diukur dengan grafik Hyoslec, R adalah jari-
jari pipa, 𝐻' adalah ketinggian awal, dan 𝐻& adalah perubahan ketinggina muka airtanah..
Semuanya dalam satuan meter. Uji pemompaan dan slug test pada daerah penyediikan sangat
tergantung pada kondisi morfologi, lapisan geologi, struktur geologi dan peralatan pendukung,
potensial/energi gravitasi dan energi tekanan. Pada kondisi ini, energi-energi tersebut
digerakan oleh energi mekanik. Menrutu Hendrayana (2000), pergerakan airtana disebabkan
oleh perbedaan tekanan potensian yakni selisih tekanan potensial tinggi denga tekanan
potensial rendah tanpa dipengaruhi media alirannya. Aliran airtanahg secaea dominan dikontrol
oleh system aliran local daerah imbuhan airtanah. Selain itu, daerah imbuhan juga dikotnrol
seperti pola aliran airtanah, kuantitas, dankualitas airtnaah, khususnya akibat perubahan tata
guna lahan.
7. Rencana Penambangan
Geometri Jalan
Lebar jalan angkut yang ideal adalah disesuaikan dengan kebutuhan alat angkut yang
dipergunakan Perhitungan lebar jalan angkut minimal sebesar 3,5 kali alat angkut
terbesar yang melewatinya,. Nilai ini belum termasuk atanggul dan parit pada jalan
juuntai depan dan belakang saat kendaraanmenikung, jarak antar kendaraan saat
Jari-jari itkungan disesuaikan dengan konstruksi alat angkut yang akan melewatinya,
Fungsi dari super elevasiialah untuk mengatasi gaya sentrifugal alat angkut pada saat
menikung.
Kemiringan adalah tanjakan dari jalan angkut. Kelandaian dan kecuraman dari jalan
angkut sangat mempengaruhi produktivitas alat angkut, sebab adanya kemiringan jala
menimbulkan tahap tanjakan (grade resistance) yang harus diatasi oleh mesin alat
angkut/
Kemiringan jalan maksimun yang dapat dilalui denganbaik oleh alat angkut, khususnya
dump truck, beriksar antara 7-10%. Sedangkan untuk jalan naik maupun jalan turun
pada daerah perbukitan lebih aman dengan kemiringan jalan maksimum 8%.
4) Cross Sloper
Bagian ini adalah suut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan terhadap bidang
dinyatakkan dalam perbandingan jarak vertical (b) dan horizontal (a) dengan satuan
mm/m. Perbuatan Cross Sloppe dilakukan dengan cara membuat bagian tengah jalan
Iklim
a. Kualitas air
Dari perspektif ekologi, kandungan gas oksigen dalam air merupakan salah satu penentu
Konsentrasi oksigen dalam air mewakili status kualitas air pada tempat dan waktu
tertentu. Dengan kata lain keberadaan dan besar atau kecilnya muatan oksigen di dalam
air dapat dijadikan indikator ada atau tidaknya pencemaran di suatu perairan.
pertambangan batubara dilakuka pengamatan berupa badan air atau sungai yang secara
ekologis berfungsi sebagai penerima dampak dari operasional dan fasilitas penunjang
Pengambilan sampel air di semua lokasi dilakukan pada kondisi cuaca cerah/panas dan
pada saat pengambilan sampel dilakukan tidak terjadi hujan selama 3 hari sebelumnya
(informasi masyarakat). Ada tiga jenis pengukuran kualitas air yang dibutuhkan, yaitu
kondisi fisika seperti suhu, kekeruhan, warna, dan bau, lalu kimia untuk melihat
kandungan zat kimia dalam air tersebut dan aspek mikrobiologis untuk melihat
b. Kualitas tanah
Dalam menghimpun data rona awal tentang sifat fisik dan kimia tanah maka perlu
dilakukan pengamatan lapangan dan analisa laboratorium terhadap sifat fisik dan kimia
tanah di sekitar lokasi rencana kegiatan penambangan batubara. Sifat fisik tanah
kimia tanah meliputi 1)pH tanah, 2) Kapasitas Tukar Kation (KTK) suatu tanah merupakan
gambaran dari kemampuan misel tanah untuk mempertukarkan kation - kation dalam
tanah, komponen sifat kimia tanah ini berperanan terhadap kemampuan tanah untuk
mengikat unsur hara, 3) Kejenuhan basa (KB) merupakan salah satu sifat kimia tanah
yang menunjukan besarnya jumlah kation basa yang terserap pada komplek pertukaran
dalam tanah. Kation-kation basa umumnya merupakan unsur hara yang diperlukan
Kejenuhan alumunium tanah merupakan salah satu indicator penting dari reaksi tanah
Bahan Organik merupakan komponen kimia yang penting di dalam koloid tanah. Bahan
organic ini berperan dalam beberapa hal yakni pembentukan agregat tanah, sumber
hara potensial bagi tanah, pembentukan pori – pori tanah, salah satu bagian komplesk
pertukaran kation dan anion dalam tanah, sebagai media bagi kehidupan mikrobiologi
tanah dan beberapa peranan penting lainnya di dalam tanah, 6) Kandungan Nitrogen,
Fosfor dan Kalium Tanah merupakan unsur hara yang sangat penting keberadaannya di
dalam tanah. Unsur hara N, P dan K sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan
Kesuburan tanah adalah kemampuan atau potensi suatu tanah untuk menyediakan
unsur
hara dalam jumlah yang cukup dan berimbang dalam memenuhikebutuhan tanaman.
Tanah yang dikatagorikan subur apabila secara lisik , kimia dan biologi memberikan
kondisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman dan tanaman berproduksi secara optimal.
alat Multi Gas detector, selanjutnya menganalisis temperatur efektif dengan digital sling
perusahaan akan mendapatkan manfaat dan disisi lain sebagai bentuk tanggungjawab dari
operasional adalah pengembangan dan peningkatan dari aspek-aspek terkait. Sementara pada
perlu dibutuhkan data-data yang bisa menggambarkan proses pengabdian masyarakat yang
Data statistic sosial bisa menjadi data untuk menggambarkan kondisi dari masyarakat di
sekitar lokasi penambangan. Data statistic sosial yang dibutukan biasanya dalam bentuk:
penyakit, dll
Data PendidikanJUmlah sekolah, Jumlah Tenaga Pendidikan, jumlah penduduk
Selain mengumpulkan data statistic sosial, dibutukan juga FGD ataupun wawancara intensif
dengan beberapa opinion leader atau local leader di tengah masyarakat wilayah pertambangan.
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang bisa diajukan dalam proses FGD
6. Apakah Anda merasa terganggu oleh kebisingan atau debu dari aktivitas tambang batubara?
8. Apakah Anda merasa adanya peningkatan harga atau pengeluaran sejak keberadaan
tambang batubara?
9. Bagaimana Anda menilai dampak sosial dan ekonomi dari kegiatan tambang batubara
10. Apa harapan anda dengan hadirnya perusahaan tambang di tengah lingkungan anda?
11. Apa saja upaya yang dapat dilakukan oleh pihak tambang untuk meningkatkan