Anda di halaman 1dari 21

Studi Lpaangan Batubara

Beberapa jenis studi yang dilakukan untuk menentukan kelayakan pertambangan batu

bara adalah:

1. kegiatan eksplorasi meliputi estimasi cadangan, penyebaran batubara, pemilihan

metode penambangan, penentuan umur tambang sesuai target produksi per bulan I

tahun, pembuatan peta desain tambang, estimasi cadangan dan perhitungan stripping

ratio.

2. Studi dampak lingkungan yang akan timbul dan bagaimana cara menanggulangi dan

mengatasi dampak lingkungan negatif yang akan timbul dari kegiatan penambangan,

termasuk didalam studi juga perencanaan K-3 yang meliputi aspek perlindungan tenaga

kerja dari kecalakaan kerja dengan menyediakan peralatan K-3.

3. Studi berikutnya adalah melakukan FGD, Sosialisasi, Kusioner, wawancara dengan

masyarakat, Karyawan, dan Pemerintah dalam Penyusunan Program PPM.

Berikut ini adalah data-data yang dibutuhkan dalam studi Teknik kelayakan Pertambangan Batu

Bara

1. Studi Goelogi. Studi ini terdiri dari:

A. Studi Geologi Regional

Studi ini dilakukan untuk mengetahui secara umum sstruktur geologi IUP. Data

yang dikumpulkan adalah:

 Peta Geologi wilayah IUP yang menjelaskan stratigrafi, cekungan, Formasi

batuan dan struktur geologi lainnya. Data ini bisa didapatkan dari data

sekunder.

Contoh Peta Geologi


 Topografi dan Geomorfologi

Mengetahui pembentukan batubara di wilayah Regional IUP dan melihat

kondisi geomorfologi IUP untuk menganalisa pergerakan lempeng

 Lithologi

Data untuk mengetahui formasi batuan yang Menyusun wilayah regional

IUP

B. Geologi Lokal

Studi ini dilakukan untuk mengetahui secara umum sstruktur geologi IUP. Secara

garis besar hamper serupa dengan studi geologi regional, namun lebih berfokus

pada penyelidikan di wilayah IUP perusahaanbersangkutan untuk memastikan

penyebaran lapisan batubara pada lokasi penambangan yang telah dilakukan

dan mengestimasikan Kembalipotensi sumberdaya batubara yanga ada di lokasi

IUP. Data yang dikumpulkan adalah:

 Topografi dan Geomorfologi:

Pada tahapan ekplorasi, dibutuhkan peta detail topografi skala 1: 2000

untuk mengetahui koreksi topografi dari daerah pengeboran hingga arah

penyebaran. Pelaksanaan survey topografi menggunakan pemetaan

dengan menggunakan wahana UAV dalam konsesi lzin Usaha

Pertambanga yang nantinya akan digunakan untuk perencanaa

penambangan (blok penambangan)

Contoh hasil Pemetaan Topografi dan Foto UDara

Morfologi sebagai suatu bentuk ekspresi roman muka bumi mempunyai

hubungan yang erat dengan aspek-aspek geologi serta proses eksogenik.

Dari pola-pola yang ada dapat diamati adanya hubungan antara pola-

pola tersebut dengan sifat-sifat litologi,


struktur geologi serta proses pelapukan dan erosi.

 Litholohi local

Studi dilakukan dengan menggunakan pengambilan sampel dengan

pengeboran untuk melihat lapisan batuan di daerah IUP dan melihat

variasi lithologinyan

 Struktur Geologi Lokal

Dilakukan untuk melihat keberadaan sesar dan patahan di wilayah IUP

untuk melakukan persiapan menghadapi bencana alam karena

pergerakan dua entitas tersebut..

 Bentuk dan Penyebaran Endapan

Sampel dilakukan dengan pengeboran pada titik-titik yang sudah

ditentukan. Hal inni dilakukan untuk menglihat bentuk endapan batu

bara di lokasi IUP, kenampakannya, dan potenesi batu bara berdasarkan

tiitk-titik yang sudah ditetapkan

 Sifat dan Kualitas Endapan

Pengambilan contoh (sample) batubara adalah untuk dianalisa

kualitasnya, contoh ini diambil dalam keadaan segar (fresh sample) dan

diambil pada kedalaman tertentu untuk mencegah oksidasi dan

pengotoran karena lapuk. Metode yang dipakai adalah metode

composite dengan mengambil sebagian lapisan batubara secara merata

dari top - bottom dan dilakukan quartering sehingga hasil kualitas sample

yang terambilcukup representatif. Pengambilan sample dilakukan

dengan metode langsung pada lapisan batubara apabila ketebalan

lapisan batubara cukup signifikan atau sebagian batubara berparting

sehingga dilakukan pengambilan sample secara selektif.

Contoh hasil Pengujian Kualitas Endapan


2. Penentuan Estimasi dan Cadangan

Dalam tahap estimasi sumberdaya ini menggunakan metoda polygon (penentuan circle

of influence dari Extrapolation distance (jarak ekstrapolasi) titik infromasi sejauh mana

data akan diekstrapolasi dari data terakhir yang ada pada saat pemodelan geologi

disesusaikan dengan Batasan untuk kateogri sumberdaya terukur, tertunjuk, dan tereka,

kemudian dibatasi terhadap subcrop, IUP sera kedalaman sampai elevasi -50, dan

lainnya. Parameter-paramaeter yang diperlukan untuk penentuan ini berdasarkan

keyakinan geologi (kerapatan titik-titik pengamatan/informasi, kualitas data pengamatan,

kompleksitas geologi/kondisi geologi) serta keyakinan tehradap prospek beralasan yang

pada akhirnya dapat di ekstraksi secara ekonomi.

Pemodelan geologi batubara ini bertujuanuntuk mengetahui pola penyebaran lapisan,

kedalaman kemiringan, serta penyebaran dari tanah penutup. Proses pemodelan

geologi pada estimasi sumbersya batubara dibantu menggunakan software Minescape

4.1.1.6. yaitu stratmodel

Parameter pemodelean Goemetru pada tahapan stratmodel (Softwatr Minescape):

 Tebal minimun 0,2 m dan maksimum m13,5 m

 Ketebalan minimun dan maksimun ini berdasarkan data hasil pemboran

 Pada tahapan pemodelan geologi ini parting dimodel

 No trend surface

 Exploration distance model 1000 m (jarak ekstrapolasi)

Merupakan nilai yang akan menentukan sampai sejauh mana data akun

diekstraploasio dari data terakhi yang ada, Data yang dimodel akan

mdipotong pada jarak eksstrapolasi Pada pemodelan ini nilai yang

digunakan adalah 1000, hal ini disesuaikan dengan Batasan untuk sumber

daya tereka.

 Interpolasi sejau radius 750 m

Nilai interpolasi ini akan mempengaruhi proses pemodelan pada saat

pemeriksaan. titik-tiitk bor dlaam jarak jangkauan sampai 750 meter antara

titik bor.

 Metode estimasi tebal (thickness) by interpolator planari (triangulasi dengan

ekstrapolasi dengan power/order 0

 Metode estimasi surface by interpolator FEM, dengan power/order 1


Pada tahapan pemodelan ini diigunakan nilai power/order yang sekecil

munngkin agar pengaruh dari jarak semakin besar, Ha ini berakibat pada

data yang berjarak lebih kecil mendapat bobot yang lebih besar dan pngaruh

jarak ini juga akan memberikan efek pengelompokan data dan munculnya

efek jaran dan ruang

 Metode estimasi trend by interpolar Planar dengan power/order 0

Tahapan dan factor penting dalam Pemodelan Geologi

A. Geologi

 Pemahaman mengenai aspek geometri lapisan batubara diperlukan dalam

menunjang estimasi sumberday adan cadangan serta menjadi dasar bagi

perencanaan tambang hingga proses penambangannya

 Secara umum, lapisan batubara memilliki ketebalan menerus dalam urutan

yang teratur, sehingga memiliki geomterti yang lebih sederhana

dibandingkan dengan endapan mineral lain, namun demikian, dapat pula

dijumpai lapisan batubara yang tersebar tidak teratur, tidak menerus dan

memiliki ketebalan yang bervariasi

 Pemilihan metode dan klasifikasi, konsep kontinuitas digunakanuntuk

menunjukkan selang tingkat kepercayaan yang terbaik yang dapaat

dihasilkan dari hasil interpretasi atau Batasan interpolaso. Tingkat keyakinan

akan bertambah dengan naiknya kepastian kontinuitas endapan lapisan

batubara

 Interpolasi nilai harus berdasarkan kondisi geologi dan karakteristik endapan

B. Database

 Mencakup observasi dan pengukuran

 Pengecekan data dilakukan pada semua tahap

 Proses verifikasi dan validasi

Penentuan titik bor menggunakan data acuan titik bor dengan metode hunting upstrike dan

downtip. Data dasar yang akan diinput kedalam software adalah berupa:

 Surface Mapping Data

Data ini merupakan hasil pemetaan detail berupa data topografidengan

metode UAV Mappping

 Data hasil pengeboran


Database ini meliputi data openhoole dan corehole dari hasil informasi

pemboran yang menjadi titik pengamatan

 Collar Survey

Pada setiap lobang tiitk bor besetta koordinat titik bor (x,y,z)

 Rekonsiliasi dan korelasi

Semua database yang tersedia dilakukan rekonsiliasi data serta kkorelasi

antar titik bor

 Hasil Analisa kualitas

Data kualitas dari masing-masing sample lapisan batubara pada stiap tiitk

bor

tedata dalam excel sheet. Isnitu Rd terutama untuk batubara peringkat lebih

renda (CV < 5000 kcal/kg-gar) perlu dihitung dengan menggunakan formula

Preton and Sanders sebagai berikut:

Untuk hasil terbbaik, Insitu Moisture diupayakan menggunakan data

Equilibrium Moisture atau Moistur Holding Capacity. Jika data tersebut tidak

ada, maka Insitu Moisture diwakili oleh data Total Moistue

Parameterpemodelan geometri tersebut diatas akan dimasukkan ke dalam

Schema Stratmodelyang akan mengatur semua pemodelan endapan/lapisan

batubara pada doftware MINCOM

Dalam setiap tahapan proses pemodelan perlu dilakukan proses verifikasi

data serta validasi pemodelan, sehingga nantinya dapat dihasilkan estimasi

sumberdaya dengan tinggkat keyakinan yang tinggi. Validasi model dilakukan

dengan statistic dan secara grafis dengan penampang geologi

3. Data Geoteknik

Sebelum melakukan penambangan, diperlukan kajian geotekni, yaitu kajian untuk

menentukan desain (kemiringan dan tinggi lereng) yang diperkirakan akan stabbill

sampai kegiatan penambangan selesai. Dalam menentukan desain penambangan yang

optimal, dalam arti memenuhi aspek stabilitas yang dinyatakan dalam factor keamanan

(safey factor) dan memenuhi aspek ekonomi yang dinyatakan dengan stripping Ratio
(SR). Tujuan dilakukannya penyelidikan geoteknik adlaah melakukan Analisa kemantapan

lereng untuk mendukung rencana penambangan dengan cara tambang terbuka

Titik awal dari setiap Analisa geoteknik praktis adalah sejak akuisisi database geologi

paling tidak berisi:

 Jenis Batuan

 Bidang-bidang diskontinyu

 Sifat-sifat Material

Pelaksanaan akuisisi data geoteknik yang dilakukan bisa menggunakan pengamvbilan contoh

batuan dengan cara pengeboran system full coring. Dalam kajian in diperlukan data hasil iuji

laboratorium material yang menjadi pemebentuk lereng yaitu uj sifat fisik dan uji sifat mekanik.

Dari uji sifat fisik, diperoleh data bobot isi jenuh, bobot isi natural, d an bobot isi kering.

Sedangan dari hasil uji sifat mekanik diperoleh datakekuata bbatuan berupa nilai kohesi (c) dan

sudut geser dalam. Hasil kajian geoteknik adalah gemoteri lereng yang akan digunakan sebagai

parameter dalam design tambanhg maupun timbunan tanah penutup. Selain data hasil

pemboran geotekni dengan full corinng (geotechnical drilling) dilakukan juga observasi dengan

melakukan kegiatan geotechnical Mapping yang bertujuan:

1) Identigikasi variasi karakter dan strength untuk masing-masin strata lapisan sesuai

dengan urutan statrtigarphinya

2) Udentifikasi karakteristik blok-blok sesar dan bidang lemah lainnya (bidang diskontinu)

sehingga bisa membantu prediksi kriteria longsoran karena diskokntinu

3) Bagia dari proses identifikasi klasifikasi massa batuan

4) Memperoleh data strength material tambahan untuk evaluasi slope stability lanjutan

disamping data general yang telah diperoleh sebelumnya dengan geotechnical bore hole

(coring)

5) Korelasi data strength material hasil geotechnical bor (coring) dengan actual hasil mapping

untuk determinasi area yang tidak ter-cover oleh boor dengan memanfaatkan singkapan

(outocrops)

6) Memperoleh informasi adanya seepage pasca lereng yang sedang di tambang


1Identifikasi Strength Litologi dalam kegiatan geotechnical Mapping

Kemampugalian dan Kemampuharuan

Dalam merencakanakan penambangan suatu bahan galian, salah satu aspek yang harus

diperhatikan adalah pemilihan metode penggalian yang akan digunakan dengan membongka

bahan galian tersebut, dapat dibedakan du acara yaitu menggunakan peralatan mekanis atau

peledakan. Pengujian kuat tekan batuan utuh (unconfined compressice strength) dan point load

test merupakan salah satu factor dalam penentuan metode penggalian yang akan digunakan

Kestabilan Lereng

Lereng adalah suatu bidang di permukaan tanahyang menghubungkan permukaan tanah yang

lebih tinggi dengan permukaan tanah yang rendah. Lereng umumnya berbentuk baik secara

alami maupun dibuat oleh manusia. Kestabilan suatu lereng dikotnrol oleh kondisi geologi

daerah setempat, betuk keseluruhan lereng dikontrol oleh kondisi geologi daerah setempat,

bentuk keseluruhan lereng, kondisi air tanah danjuga Teknik penggalian dalam pembuatan

lereng. Faktor pengontron ini jelas sangat bebreda untuk situasi penambangan yang brbeda dan

sangat penting untuk memberikan aturanyang umum untuk menentukan seberapa tinggi atau

seberapa landau suatu lereng agar dapat dipastikan lereng tersebut disebut aman atau stabil.

Secara garis besar, pemecahan maslaah geotieknik untuk kestabilan lereng dalam dunia

pertambanga batubara umumnya didasarkan pada 3 metode:;


 Metode Empiris/Analogi: Analisa kestabilan lereng didasarkan sepenuhnya pada

pengalaman-pengalaman dan perbandingan sebelumnya terutama dari lereng-lereng

dengan karakterisitik yang hamper sama

 Metode Analyctical: Analisa kestabilan lerenhg didasarkan pada kalkulasi perhitungan

atau modelling lereng berdasarkan input data geotechnical

 Metode oservasional: Analisa kestabilan lereng didasarkan pada pemantauan/observasi

terhadap karakteristik suatu lereng.

Penodelan kestabilan lereng menggunakan metode analyctical yang sering digunakan oleh

tambang batu bara untuk Analisa kestabilan lereng adalah metode limit equlibriuim. Metode

ini sendiri merupakan emtode yang digunakan cukup banyak di tambang bantu bara.

Caranya sederhana, yaitu menghitung rasio perbandingan antara force equilibrium (gaya

dorong) dan moment equilibrium (gaya tahan) dengan menghitung berdasarkan asumsi

bidang longsoran yang potensial dan membagi-baginya menjadi beberapa irisan (slices) agar

memudahkan perhitungan

Metode-metode di dalam limit equilibrium sendiri cukup banyak dan seiring berjalannya

berjalanannya waktu terdapat metode-metode lain yang mendukung perhitungan limit

equilibrium dengan perbandingan antara masing—masing metode dalam pertimbangan

perhitungan moment dan force equilibrium. Perhitunhgan kemantapan lereng dilakukan

untuk tiap jenis material pembentuk lereng, yait untuk batupasir, batuanau, batulempung

dengan studi parameteric menggunakan dua parameter, tinggi lereng tunggal dan sudut

lereng tunggal.
Kegiatan penambangan pada lokasi dengan menggunakan metode tambang terbuka (open

pit) tidak ada perencanaan penambanganbawah tanah. Kemajuan penambangan dilakukan

di dalam suatu siklus yang meliputi tahapan, pemindahan material penutup (overburden)

pemuatan dan pengangkutan material penutup serta batubara secara mekanis serta

pengisian Kembali (back filling) yang telah kosong ini di isi Kembali dengan materi filling.

Pengisian lobang ini dimaksudkan sebagai penguat agar dinding footwall dan hanging wall

tidak longsor. Tahapan ini direkomendasikan berdasarkan klasifikasi massa batuan yang

digunakan Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengklasifikasian massa batuan untuk

menentukan kelas massa batuan agar dapat memberikan rekomendasi penyanggana yang

sesuai dengan parameterparameter pemilihan tipe penyangga batuan, dan mendapatkan

factor keamanan yang sesuai standar dari perusahaan. Dalam peneledikan yang dilakukan

pada front kemajuan tambang development dan produksi diklasifikasi massa batuan

merupakan salah satu pendekatan teoritik untuk menentukan penyangga massa batuan.

Klasifikasi terhadap massa batuan juga dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi dari

massa batuan tersebut sebelum dilakukan penggalian. Metode klasifikasi yang digunakan

adalah metode, rock mass rating dari Bienivawski dan metode Q System. Rock mass rating

didapat dari penjumlahandari seluruh bobot parameter massa batuan yang dipeoleh dari

lokasi penyelidikan. Nilai RMR yang dieroleh dari hasil uji batuan pengamatan dilapangan

selanjutnya dilakukanb pengklasifikasian masa batuan diperleh kelas massa batuan yaitu

pada bukaan tambang rencan PIT berdasrakan sistm klasifikasi RMR termasuk ke dalam

kelas batuan III yaitu batuan yang memiliki kondisi sedang (fair quality rockmass).

Front kerja alat produksi merupakan area alat/unit akan bekerja. Front kerja alat ini harus

memnuhi dimensi yang sesuai dengan alat yang bekerja. Jika tidak sesuai akan

mempengaruhi mobilitas alat dan produktivitas.

Lebar minimum front kerja alat dapat dihitung dengan persamaan

Faktor Keamanan Statis dan Dinamis Propabilitas Longsor dan Tingkat Keparahan

Longsor
Perturan yang menjadi rujukan utama dalah Kepmen ESDM No. 1826.K/30/MEM/2018 tentah

Kaidah Penambangan yang Baik. Pada saat merancang suatu tambang terbuka maka

dilakukan suatu analisis terhadap kestablian lereng yang terjadi karena proses penimbunan

atau penggalian sehingga dapat memberikan kemanaan pada rancangan tersebut. Stabilitas

dari suatu lereng biasanya menjadi masalah yang membutuhkan perhatian yang lebih bagi

kelangsungan operasi penambangan setiap harinya. Lereng yang tidak stabil sangat

beerbahaya terhadap lingkunga sekitarnya, oleh sebab itu, analisis kestabilan lereng sangat

diperlukan. Pendekatan probalitas adalah suat cara untuk menentukan nilai factor

keamanan suatu system rekayasa dengan memperlakukan nilai masukan sebagai variable

acak, dengan demikian nilai factor kemanaan sebagai rasio antara gaya penahan dan gaya

penggerak merupakan juga variable acak. Pada proses ini nilai parameter masukan dan

factor kemaanan kana dikarakterisasi distribusi nilai masingmasing. DI sampng itujuga

pendekatan ini dapat melihat factor yang paling mempengaruhi kestabilan lereng melalui

analisisi sesitivias perubahan nilai setiap parameter masukan terhadap nilai factor

keamanan. Penemuan sudut kemiringan lereng yang dapat diterima (acceptable angle of

slope) adalah suatu parameter palingpenting dalam perencannaan tambang terbuka. Namun

ketidkapatian yang terkait dengan geometeri lereng, sifat fsik dan mekanik batuan, kondisi

pembebanan, dan reliabilitas model mengakibatkan proses pemilihan sudut kemiringan

lereng yang sesuai menjadi lebih sulit DI bawah ini adapat dilihat tabel ambang batas nilai FK

dan PK lereng tambang terbuka

4. Data Hidrologi

 Tata Aliran Permukaan

 Pola Aliran Sungai


 Air Larian (Run Off)

 Kualitas Air (Total Padatan Tersuspensi (TSS), Warna air, Biochemical Oxygen

Demand {BODS), Chemical Oxygen Demand (COD), Kandungan kimia seperti

besi dan tembaga dalam ari)

 Kualitas tanah (Sifat fisik seperti Tekstur tanah, permeabilitas tanah, dan

porositas tanah. Sifat kimia tanah seperti pH tanah, Kapasitas Tukar Kation (KTK),

Kejenuhan Basa (KB), Kandungan bahan organic tanah, status kesuburan tanah

5. Kajian Hidrologi

Perubahan tata guna lahan, akibat perubahan peruntukan lahan, seperti untuk

pemukiman, pertanian/perkebunan dan pertambangan serta untuk mengantisipas

dampak yang ditimbulkan terhadap kondisi hidrogeologi dan airtanah, maka diperlukan

kajian hidrologi, geologi, batas-batas hidrogeologis dan tata guna lahan

Pelaksanaan penyelidikan kondisi hidrologi dan hidrogeologi di lokasi dengan melakukan

pemetaan langsugn di lapangan mengamati hasil dan pumping test serta melakuka

proses penginderaan jauh melalui foto satelit dan foto udara. Pemetaan hidrologi

dilapanga melakukan pengukuran debit sunga, pengukuran luas danau dan rawa, test

evaporasi – transpirasi, serta curah hujan. Pemetaan hidrogeologi mengamati mata air

dan rembesan dari suatu titik lokasi (elevasi dan debit) atau sumur gali dan sumur bor

melakukan sampling batuan, uji atau test inflitrasi serta permeabilitas. Batas kajian

daerah penyelidikan didasarkan pada batas daerah tangkapan hujann dan batas

hidrogeologi, seperti batas sungan dan batas punggungan perbukitan

Penyelidikan ini merupakan penyeldikan induktif dengan pendekatan analiti, yaitu

kondisi

hdirologi dan hidrogeologi. Endekatan ini menitikberatkan ad akjian secara mendalam

mtentang aspek hidrologi, hidrogeologi, dan tata guna lagan. Selain dengan pendekatan

analitik, penyelidikan ini menggunakan eksprerimen semu yang disebabkan banyaknya

data yang diperoleh di lapangan

Karakteristik dari geomteri ekuifer sangat berperan dalam keberadaan airtanah pad

suatu

cekungan serta berbagai media yang menentukan aliran air tanah. Imbuhan airtanah

pada akuifer sangat dipengaruhi oleh curah hujan, limpasa air permukaan,

evapotranspoirasi, rekayasa manusia, dan system aliran air permukaan.. DIstribusi hujan

serta jumlah/besarnya curah hujan yang diterima pada daerah tangkapan hujan
merupakan salah satu penentu kuantitas airtanah yang berkolerasi dengan daerah

imbuhan (recharge area0 dan daerah tangkapan (catchment area).

Penyelidikan hidrologi dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder berupa

curah hujan dari BMG wilayah tempat dilakukannya survey. Lalu kajian hidrologoi juga

menghitung intensitas air hujan dengan menggunakan rumus mononobe.

Imbuhan air tanah juga menjadi salah satu asppek yang diselidiki dalam kajian hidrologi.

Perhitungan imbuhan airtanah didasarkan dari data meteorologi, kondisi air, topografi,

vegetasi, dan pola aliran air permukaan pada daerah tangkapan hujan. Daerah

tangkapan huhjan ditentukan oleh keberadaan tata guna lahan daerah penyeleidikan.

Daerah imbuhan air tanah sangat tergaantung pada jenis litologi permukaan dan akuifer

yang berada di permukaan atau tersingkap di permukaan efek dari impermeabilitas

tanah… Semuanya dalam satuan mm.

Pendekatan nilai kjoefisien limpasan air ditentukan oleh perbandingan total koefisien

limpasan ari terhadap luas rata-rata pemanfaatan lahan. Hasil perhitungan nilai

koefisien limpasan air jenis penggunaan lahan, dan daerah tangkapan hujan dari

penelitian.

6. Kajian hidrogeologi

Hidrogeologi daerah penyelidikan ditentukan olejh litologi, keberadaan sumber air, dan

karakteristik akuifer Mengacu pada klasifikasi Mandel dan Shiftian (1981) serta oleh

Irawan dan Puradimadja (2013) dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi tipolog

geomorfologi dan geologi Indonesia, daerah penyelidikan termasuk dalam tipologi

system akuifer batuan sedimen yang berada di cekungan sedimen yangmengalami

perlipatan. Perlipatan yang terbentuk pada lapisan sedimen dipengaruhi oleh struktur

perlipatan yang terjadi akibat adanya tenaga endogen yang menagkihbatkan deformasi

bautan, seperti struktur antiklin di daerah penyelidikan yang membujur dari timur laut

menuju barat daya. Dengan demikian, berdasarkan kesimpulan di atas dan mengacu

pada ltostratigrafi, unit hidrostatigrafi daerah penyeldiikan merupakan bagian dari unit

hidrogeologi Sistem Akuifer Batuan Sedimen Terlipat. Penyelidikan Hidrogeologi

dilakukan

untuk mendapatkan data mengenai kondisi air tanah (arah alliran air tanah, nilai

kelulusan, jenis akifer) dan air permukaan di sekitar lokasi.

 Akuifer

Pengamatan karakteristik airtanah dapat dilakukan berdasarkan pengamatan pada

lokasi kemunculannya di permukaan yang berupa munculnya mata air (artesisi) dari
sumur bor. Selain itu, pendugaan akufier juga dilakukan uji akuifer dengan

menggunakan metode pumping test dan slug test.Uji akuifer digunakan untuk

mengetahui karakterisitik akuifer, seperti konduktivitas hidrolika. Variasi hasil

konduktivitas hidrolika secara dominan mengikuti satuan batuan atau jenis akuifer

tiap formasi batuan. Uji pumping test idanslug test dilakukan beberapal lokasi yang

mewakili daerah penelitian yang didasarkan pada satuan batuan geologi dan akuifer

yang tersebar secara lateral dari utara ke selatan

Slug test merupakan metode pengukuran fluktuasi permukaan airtanah piezemetri

yang dilakukan pada sumur uji. Prinsip kerja dari metode slug test adalah dengan

cara memasukkan air ke dalam sumur bor bekas pemboran dengan volume tertentu.

Selanjhutnya, dilakukan penghitungan waktu penurunan air permukaan dari air isian

serta perubahan ketinggian secar agradual. Metode ini hanya mencakup wilayah

yang sempit, lapisan homogen, isotropis, dan waktu aliran tetap (steady). Analisi

metode slug test menggunakan pendekatan persamaan 4.5-4.8 (Fetter, 1988) yang

disajikan di tabel berikut ini:

Simbol 𝑟s adalah tebal jari-jari gravel penyumbat sisi luar pipa, 𝑟(adalah jari-jari pipa selubung

luar (casing), 𝐿+ merupakan Panjang pipa saringan, 𝑡37 adalah waktu keniakan.penurunan muka

air tanah piezometerik, 37 % pdari permukaan yang diukur dengan grafik Hyoslec, R adalah jari-

jari pipa, 𝐻' adalah ketinggian awal, dan 𝐻& adalah perubahan ketinggina muka airtanah..

Semuanya dalam satuan meter. Uji pemompaan dan slug test pada daerah penyediikan sangat

tergantung pada kondisi morfologi, lapisan geologi, struktur geologi dan peralatan pendukung,

seperti alat pencatat muka airtanag atau AWLR.

 Pola Aliran Air Tanah


Pada kondisi yang ditemui di alam, energi yang menggerakkan airtanah adalah energi

potensial/energi gravitasi dan energi tekanan. Pada kondisi ini, energi-energi tersebut

diseferhanakan dengan menganggap temperature konstan sehingga lairan airtanah dikontrol da

digerakan oleh energi mekanik. Menrutu Hendrayana (2000), pergerakan airtana disebabkan

oleh perbedaan tekanan potensian yakni selisih tekanan potensial tinggi denga tekanan

potensial rendah tanpa dipengaruhi media alirannya. Aliran airtanahg secaea dominan dikontrol

oleh system aliran local daerah imbuhan airtanah. Selain itu, daerah imbuhan juga dikotnrol

oleh kondisi lapisan akuifer yang tersingkap di permukaan

Pemodelan airtanah digunakan untuk emnsimulasi dan memprediksi kondisi akuifer

danperubhannya. Manfaat pemodelan inni adalah untuk mempresentasikan keadaan airtanah,

seperti pola aliran airtanah, kuantitas, dankualitas airtnaah, khususnya akibat perubahan tata

guna lahan.

7. Rencana Penambangan

 Geometri Jalan

1) Lebar Jalan Angkut

Lebar jalan angkut yang ideal adalah disesuaikan dengan kebutuhan alat angkut yang

dipergunakan Perhitungan lebar jalan angkut minimal sebesar 3,5 kali alat angkut

terbesar yang melewatinya,. Nilai ini belum termasuk atanggul dan parit pada jalan

angkut tambang, seprti pada gambar di bawah ini

Sketsa Perhitungan Lebar Jalan Angkut pada Jalan lurus


Penentuan lebar jalan pada tikungan didasarkan pada lebar jejak ban alat angkut, lebar

juuntai depan dan belakang saat kendaraanmenikung, jarak antar kendaraan saat

bersimpangan dan jarak dari kedua tepi jalan.

2) Jari-jari tikungan dan superelevasi

Jari-jari itkungan disesuaikan dengan konstruksi alat angkut yang akan melewatinya,

Berikut perhitungan matematis unutk menentukan jari tikungan


Superelevasi berupa badan jalan yang dimiringkan kea rah titikpusat pada tikungan,

Fungsi dari super elevasiialah untuk mengatasi gaya sentrifugal alat angkut pada saat

menikung.

3) Kemiringan Jalan Angkut

Kemiringan adalah tanjakan dari jalan angkut. Kelandaian dan kecuraman dari jalan

angkut sangat mempengaruhi produktivitas alat angkut, sebab adanya kemiringan jala

menimbulkan tahap tanjakan (grade resistance) yang harus diatasi oleh mesin alat

angkut/

Kemiringan jalan maksimun yang dapat dilalui denganbaik oleh alat angkut, khususnya

dump truck, beriksar antara 7-10%. Sedangkan untuk jalan naik maupun jalan turun

pada daerah perbukitan lebih aman dengan kemiringan jalan maksimum 8%.

4) Cross Sloper

Bagian ini adalah suut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan terhadap bidang

horizontal, Tujuanny ialah untuk memperlancara penyaliran.. Angak cross slope

dinyatakkan dalam perbandingan jarak vertical (b) dan horizontal (a) dengan satuan

mm/m. Perbuatan Cross Sloppe dilakukan dengan cara membuat bagian tengah jalan

lebih tinggi dari bagian tepi jalan


Sketsa Perhitungan Cross Sloper

 Iklim

 Data curah hujan wilayah iup

 Suhu udara dan kelembapan wilayah IUP

 Arah dan kecepatan angin

 Kualitas Udara Ambien dan Kebisingan

8. Kualitas dan Dampak Lingkungan

a. Kualitas air

Dari perspektif ekologi, kandungan gas oksigen dalam air merupakan salah satu penentu

karakteristik kualitas air yang terpenting dalam lingkungan kehidupan akuatis.

Konsentrasi oksigen dalam air mewakili status kualitas air pada tempat dan waktu

tertentu. Dengan kata lain keberadaan dan besar atau kecilnya muatan oksigen di dalam

air dapat dijadikan indikator ada atau tidaknya pencemaran di suatu perairan.

Pengukuran kualitas air permukaan sehubungan dengan rencana kegiatan

pertambangan batubara dilakuka pengamatan berupa badan air atau sungai yang secara

ekologis berfungsi sebagai penerima dampak dari operasional dan fasilitas penunjang

kegiatan pertambangan batubara.

Pengambilan sampel air di semua lokasi dilakukan pada kondisi cuaca cerah/panas dan

pada saat pengambilan sampel dilakukan tidak terjadi hujan selama 3 hari sebelumnya

(informasi masyarakat). Ada tiga jenis pengukuran kualitas air yang dibutuhkan, yaitu

kondisi fisika seperti suhu, kekeruhan, warna, dan bau, lalu kimia untuk melihat

kandungan zat kimia dalam air tersebut dan aspek mikrobiologis untuk melihat

kandungan bakteri dan entitas mikrobiologi lainnya di dalam air.

b. Kualitas tanah
Dalam menghimpun data rona awal tentang sifat fisik dan kimia tanah maka perlu

dilakukan pengamatan lapangan dan analisa laboratorium terhadap sifat fisik dan kimia

tanah di sekitar lokasi rencana kegiatan penambangan batubara. Sifat fisik tanah

meliputi, 1) Tekstur tanah, 2) Permeabilitas tanah, 3) Porositas tanah. Sedangkan sifat

kimia tanah meliputi 1)pH tanah, 2) Kapasitas Tukar Kation (KTK) suatu tanah merupakan

gambaran dari kemampuan misel tanah untuk mempertukarkan kation - kation dalam

tanah, komponen sifat kimia tanah ini berperanan terhadap kemampuan tanah untuk

mengikat unsur hara, 3) Kejenuhan basa (KB) merupakan salah satu sifat kimia tanah

yang menunjukan besarnya jumlah kation basa yang terserap pada komplek pertukaran

dalam tanah. Kation-kation basa umumnya merupakan unsur hara yang diperlukan

tanaman, di sampingitu basa-basa umumnya mudah tercuci,sehingga tanah dengan

kejenuhan basa tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut belum banyak

mengalamipencucian dan merupakan tanah yang subur, 4) Kejenuhan Aluminium

Kejenuhan alumunium tanah merupakan salah satu indicator penting dari reaksi tanah

mineral. Semakin besar kandungan alumunium suatu tanah mengakibatkan

kecenderungan reaksi tanah semakin meningkat, 5) Kandungan Bahan Organik Tanah

Bahan Organik merupakan komponen kimia yang penting di dalam koloid tanah. Bahan

organic ini berperan dalam beberapa hal yakni pembentukan agregat tanah, sumber

hara potensial bagi tanah, pembentukan pori – pori tanah, salah satu bagian komplesk

pertukaran kation dan anion dalam tanah, sebagai media bagi kehidupan mikrobiologi

tanah dan beberapa peranan penting lainnya di dalam tanah, 6) Kandungan Nitrogen,

Fosfor dan Kalium Tanah merupakan unsur hara yang sangat penting keberadaannya di

dalam tanah. Unsur hara N, P dan K sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan

tanaman, baik untuk pertumbuhan vegetatif maupun generative.

c. Status Kesuburan Tanah.

Kesuburan tanah adalah kemampuan atau potensi suatu tanah untuk menyediakan

unsur

hara dalam jumlah yang cukup dan berimbang dalam memenuhikebutuhan tanaman.

Tanah yang dikatagorikan subur apabila secara lisik , kimia dan biologi memberikan

kondisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman dan tanaman berproduksi secara optimal.

d. Pengukuran Kualitas Udara

Analisa kualitas udara berdasarkan pengukuran kandungan gas dengan menggunakan

alat Multi Gas detector, selanjutnya menganalisis temperatur efektif dengan digital sling

psychrometer untuk kelembaban relatif menggunakan tabel relative humidity


Survey Sosial

Program pengembangan masyarakat adalah salah satu instrument pendukung dari

pembangunan berkelanjutan. Dengan berpartisipasi dalam pengembangan masyarakat maka

perusahaan akan mendapatkan manfaat dan disisi lain sebagai bentuk tanggungjawab dari

perusahaan dan pemenuhan kebijakan pemerintah. Prinsip yang diterapkan sepanjang

operasional adalah pengembangan dan peningkatan dari aspek-aspek terkait. Sementara pada

akhir penambangan bersifat keberlanjutan

Untuk mengetahui arah pengembangan program pengembangan masyarakat yang dilakukan,

perlu dibutuhkan data-data yang bisa menggambarkan proses pengabdian masyarakat yang

dilakukan. Berikut ini adalah data yang dibutuhkan:

1) Data Statistik Sosial

Data statistic sosial bisa menjadi data untuk menggambarkan kondisi dari masyarakat di

sekitar lokasi penambangan. Data statistic sosial yang dibutukan biasanya dalam bentuk:

 Data Kesehatan Jumlah tenaga Kesehatan, jumlah fasilitas Kesehatan, Riwayat

penyakit, dll
 Data PendidikanJUmlah sekolah, Jumlah Tenaga Pendidikan, jumlah penduduk

putus sekolah dll

 Data Agama  Jumlah pemeluk agama, jumlah tempat ibadah

Selain mengumpulkan data statistic sosial, dibutukan juga FGD ataupun wawancara intensif

dengan beberapa opinion leader atau local leader di tengah masyarakat wilayah pertambangan.

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang bisa diajukan dalam proses FGD

Form Wawancara Survey Sosial

1. Apakah Anda tinggal atau bekerja di sekitar lokasi tambang batubara?

2. Bagaimana pendapat Anda tentang keberadaan tambang batubara di wilayah ini?

3. Apakah Anda merasa terganggu oleh keberadaan tambang batubara?

4. Apakah Anda pernah mendapatkan manfaat dari keberadaan tambang batubara?

5. Apakah Anda khawatir dengan dampak lingkungan dari tambang batubara?

6. Apakah Anda merasa terganggu oleh kebisingan atau debu dari aktivitas tambang batubara?

7. Apakah Anda pernah mendapatkan pekerjaan dari kegiatan tambang batubara?

8. Apakah Anda merasa adanya peningkatan harga atau pengeluaran sejak keberadaan

tambang batubara?

9. Bagaimana Anda menilai dampak sosial dan ekonomi dari kegiatan tambang batubara

terhadap masyarakat sekitar?

10. Apa harapan anda dengan hadirnya perusahaan tambang di tengah lingkungan anda?

11. Apa saja upaya yang dapat dilakukan oleh pihak tambang untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sekitar?

Anda mungkin juga menyukai