Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODOLOGI

3.1. TINJAUAN UMUM


Di dalam pembuatan sumur resapan diperlukan perencanaan yang
dimaksudkan untuk menentukan fungsi dari sumur resapan secara tepat
dan bermutu, dan berbentuk sesuai dengan standarisasi yang telah di
berlakukan. Begitu juga dengan permukaan tanah yang akan digunakan
untuk membuat sumur resapan. Untuk diperlukan dalam urutan kegiatan
yang di dapat mempermudah dalam proses pembuatan serta penelitian
sumur resapan. Sehingga daripada itu dibutuhkan metodologi dalam kajian
empiris pada sumur resapan dengan beberapa jenis tanah tersebut yang
akan mengarahkan urutan proses perencanaan dari mulai persiapan sampai
dengan dibuatkannya laporan.
Dalam proses penelitian ini akan adanya perbedaan antara jenis
struktur tanah untuk setiap lokasi yang menjadi sasaran, yang dengan
pastinya berdampak pada nilai permeabilitas yang ada. Akan tetapi
perbedaan-perbedaan tersebut menjadi salah satu acuan dalam proses
penelitian guna memperoleh hasil jenis sstruktur tanah yang dapat untuk
diterapkan pada proses pembuatan sumur resapan, agar fungsi dari sumur
resapan tersebut juga sesuai dengan konsep dasar yang dimiliki dari
adanya pembuatan sumur resapan. Selain itu peneliti juga harus mampu
menjelaskan dan menyatukan hubungan antara pengujian – pengujian yang
terkait pada pembuatan sumur resapan dengan dua jenis sumur resapan
maupun dengan jenis struktur tanah yang berbeda, serta menyusun
integritas batasan permasalahan yang sesuai, maka akan di dapatkan
konsep yang baik tentang analisis sumur resapan yang akan di teliti.
Karena itu, perlu dipahami adanya proses desain sebelum melakukan
pengujian, perhitungan serta hasil pemilihan bentuk struktur tanah yang
sesuai.
Proses pembuatan serta penelitian pada sumur resapan yang
terstuktur dan sistematis ini sangat diperlukan untuk menghasilkan hasil

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 1


KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN
dari penelitian yang efektif dan efisien. Urutan rangkaian proses penelitian
akan menjadi suatu pedoman bagi seorang peneliti dalam mengumpulkn,
mengolah, menguji, mengevaluasi data yang ada hingga suatu hasil dari
penelitian tersebut siap diterapkan pada masyarakat.
Pada metodologi penelitian kajian empiris pada sumur resapan dengan beberapa
jenis tanah ini ada beberapa urutan proses didalam penelitian yang disajikan pada
Gambar 3.1 mengenai flowchart alur penelitian sumur resapan. Pada lembar
selanjutnya

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 2


KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN
Gambar 3. 1. Bagan Alur penelitian

START
T

PERMASALAHAN

OBSERVASI LAPANGAN

IDENTIFIKASI MASALAH
 SNI No. 03-2459-
1991
 SNI No. 03-2543- INVENTARISASI
2002 BSN, 20000 KEBUTUHAN DATA
STUDI PUSTAKA

PENGUMPULAN
DATA

DATA PRIMER :
- Data pengujian sieve analisis
- Data pengujian hydrometer
- Data Resapan
-

TIDAK
DATA
CUKUP

YA

 ASPEK PERESAPAN PENGOLAHAN DATA


 ASPEK GRADASI
TANAH / JENIS
TANAH PENELITIAN SUMUR
 ASPEK INTERVAL RESAPAN
WAKTU
TIDAK

OPTIMAL

YA

A B

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 3


KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN
A

PENENTUAN LOKASI TANAH


SUMUR RESAPAN

TANAH TANAH BULUSAN


UNIVERSITAS TEMBALANG
SEMARANG

PENGUJIAN PADA LABORATORIUM

a) PENGUJIAN ANALISIS b) PENGUJIAN


HYDROMETER
SARINGAN

PENGOLAHAN GRAFIK TERKAIT


PENGUJIAN

KESIMPULAN

END

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 4


KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN
3.2. DIMENSI SUMUR RESAPAN
Sumur resapan, sebenarnya telah banyak dipraktekkan oleh nenek moyang
kita, yaitu dengan membuat lubang-lubang galian di kebun halaman serta
memanfaatkan sumur-sumur yang tidak terpakai sebagai penampung air hujan.
Konsep dasar sumur resapan pada hakekatnya adalah memberi kesempatan dan
jalan pada air hujan yang jatuh di atap atau lahan kedap untuk meresap ke dalam
tanah dengan jalan air ditampung pada suatu sistem resapan air. Berbeda dengan
cara konvensional dimana air hujan dibuang/dialirkan ke sungai terus ke laut, cara
ini mengalirkan air hujan ke dalam sumur-sumur resapan yang di buat di halaman
rumah. Sumur resapan ini merupakan sumur kosong dengan maksud kapasitas
tampungannya cukup besar sebelum air meresap ke dalam tanah. Dengan adanya
tampungan, maka air hujan mempunyai cukup waktu untuk meresap ke dalam
tanah, sehingga pengisian tanah menjadi optimal.
Berdasarkan konsep tersebut, maka ukuran atau dimensi sumur yang diperlukan
untuk suatu lahan atau kapling sangat tergantung dari beberapa faktor, sebagai
berikut:
1). Luas permukaan penutupan, yaitu lahan yang airnya akan ditampung dalam
sumur resapan, meliputi luas atap, lapangan parkir dan perkerasan-perkerasan
lain.
2). Karakteristik hujan, meliputi intensitas hujan, lama hujan, selang waktu
hujan. Secara umum dapat dikatakan bahwa makin tinggi hujan, makin lama
berlangsungnya hujan memerlukan volume sumur resapan yang makin besar.
Sementara selang waktu hujan yang besar dapat mengurangi volume sumur
yang diperlukan.
3). Koefisien permeabilitas tanah, yaitu kemampuan tanah dalam melewatkan air
per satuan waktu. Tanah berpasir mempunyai koefisien permeabilitas lebih
tinggi dibandingkan tanah berlempung.
4). Tinggi muka air tanah. Pada kondisi muka air tanah yang dalam, sumur
resapan perlu dibuat secara besar-besaran karena tanah benar-benar
memerlukan pengisian air melalui sumur-sumur resapan. Sebaliknya pada
lahan yang muka airnya dangkal, pembuatan sumur resapan kurang efektif,

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 5


KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN
terutama pada daerah pasang surut atau daerah rawa dimana air tanahnya
sangat dangkal.
3.3 KONSTRUKSI DAN JENIS SUMUR RESAPAN
Bentuk dan ukuran konstruksi sumur resapan menurut SNI No. 03-2459-
1991 berbentuk segi empat atau silinder dengan ukuran minimal D 0,8 -1,4 meter,
kedalaman disesuaikan dengan tipe konstruksi sumur resapan yang dipilih.
Pemilihan bahan bangunan yang dipakai tergantung dari fungsinya, seperti plat
beton bertulang tebal 10 cm dengan campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr untuk penutup
sumur dan dinding bata merah dengan campuran spesi 1 Pc : 5 Psr tidak diplester,
tebal ½ bata.
Data teknis sumur resapan air yang dikeluarkan oleh PU Cipta Karya adalah
sebagai berikut :
1. Ukuran maksimum diameter 1,4 meter.
2. Ukuran pipa masuk diameter 110 mm.
3. Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm.
4. Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter.
5. Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4
pasir tanpa plester.
6. Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm.
7. Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1 PC :
2 pasir : 3 kerikil.

Jenis - jenis konstruksi Sumur Resapan :


1. Sumur resapan air tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi
batu belah maupun ijuk (kosong).
2. Sumur resapan air tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi batu
belah dan ijuk.
3. Sumur resapan air dengan susunan batu, batu kali, atau batako di dinding
sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong
4. Sumur resapan air menggunakan buis beton di dinding sumur.
5. Sumur resapan air menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus
untuk di dinding sumur).

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 6


KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN
Beberapa macam konstruksi tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan
masing-masing, tergantung pada keadaan batuan/tanah. Pada tanah atau batuan
yang relatif stabil, maka konstruksi tanpa diperkuat dinding sumur dengan dasar
sumur diisi batu belah dan ijuk tidak akan membahayakan bahkan akan
memperlancar meresapnya air melalui celah-celah bahan isian tersebut.
Pada tanah atau batuan yang labil, maka konstruksi dengan susunan batu-batu/
batu kali/ batako untuk memperkuat dinding sumur dengan dasar sumur diisi batu
belah dan ijuk akan lebih baik. Pada tanah atau batuan yang sangat labil,
konstruksi dengan menggunakan buis beton dianjurkan meskipun resapan ini
hanya berlangsung pada dasar sumur saja. Bangunan pelengkap lainnya yang
diperlukan adalah bak kontrol, tutup sumur resapan dan tutup bak kontrol, saluran
masuk dan keluar/ pembuangan (terbuka atau tertutup) dan talang air (untuk
rumah yang bertalang air).

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 7


KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN
3.4 ALUR PELAKSANAAN DAN PENGAMATAN PENELITIAN

Gambar 3. 2. Bagan Alur pelaksanaan dan


pengamatan penelitian

START

PEKERJAAN PERSIAPAN ALAT DAN


BAHAN

PEKERJAAN PENGUKURAN DAN


PEMBORAN UNTUK DESAIN SUMUR
SESUAI DENGAN RENCANA PENELITIAN

PENGAMBILAN SAMPLE TANAH PADA


LOKASI YANG MENJADI SASARAN
(SEBELUM PEKERJAAN PENGGALIAN)

PEKERJAAN PENGGALIAN TANAH SESUAI


DENGAN KEDALAMAN YANG MENJADI
RENCANA PENELITIAN

PEMASANGAN SUMUR RESAPAN

MENENTUKAN DEBIT TERHADAP WAKTU

PENGAMATAN RESAPAN DAN TINGGI AIR


DALAM SUMUR RESAPAN TERHADAP WAKTU

WAKTU AIR WAKTU


NAIK TURUN AIR

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 8


KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN
B

PENCATATAN WAKTU NAIK


DAN TURUN PER 5 CM

DATA TERKUMPUL

PENGOLAHAN DATA

END

3.4.1 Alat dan Bahan


Peralatan dan bahan yang diperlukan meliputi:
 Drum plastik 2 buah dengan diameter 0,50 m tinggi 1,00 m
 Cangkul
 Lakban
 Stop watch
 Takaran
 Ember dan gayung
 Beaker glass 500 ml
 Meteran
 Termometer
 Bor dengan mata diameter bor 1,00 cm
 Selang dan keran air
 Timbangan triple beam dengan ketelitian 0,01gr

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 9


KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN
3.4.2 Cara kerja penelitian sumur resapan
Langkah-langkah kerja untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Dibuat 3 sumur resapan menggunakan drum plastik dan dimasukkan ke
dalam tanah dengan kedalaman 100 cm.
b. Sumur resapan tersebut diisi air hingga penuh dengan menggunakan
selang yang berujung keran.
c. Setelah sumur resapan penuh, keran diatur sedemikian sehingga air yang
ada di dalam sumur resapan stabil (tidak naik dan tidak turun). Keadaan
ini menunjukkan bahwa debit air yang masuk ke dalam sumur resapan
sama dengan debit air yang meresap.
d. Keran dimasukkan kedalam ember dan waktu diukur dengan
menggunakan stop watch. Volume air di dalam ember diukur dengan
takaran dan lama waktu dibaca dari stop watch. Data tersebut dicatat
pada lembar pengamatan. Percobaan ini dilakukan untuk setiap sumur
resapan.
e. Debit resapan dihitung dengan cara membagi volume dengan waktu.
Hasil hitungan dibuat rata-rata.
f. Langkah-langkah nomor 1 sampai dengan 5 dilakukan untuk sumur
resapan dengan jenis dinding rapat.
g. Setelah percobaan peresapan selesai, tanah dasar masing-masing sumur
resapan diambil secukupnya.
h. Sampel tanah dasar dikeringkan dengan oven pada suhu 1200C selama
24 jam.
i. Sampel tanah kering ditimbang secukupnya untuk dilakukan tes
laboratorium dengan metoda sieve analisis, dan hydrometer agar dapat
diketahui gradasi butiran.
j. Setelah dihasilkan data pada setiap hasil pengujian dilakukan pengolahan
data dan grafik

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 10


KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN
3.5. PERMASALAHAN

Tahap permasalahan merupakan rangkaian kegiatan sebelum identifikasi


masalah. Permasalahan tersebut timbul karena pada pembuatan sumur resapan
diperlukan struktur tanah dengan permukaan tanah yang memiliki nilai
permeabilitas nya tinggi

3.6. OBSERVASI LAPANGAN


Observasi lapangan adalah kegiatan yang dilaksanakan secara langsung di
lapangan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi secara umum, aktual pada
lokasi yang menjadi objek kajian sehingga akan mendapatkan gambaran yang
lebih riil.

3.7. IDENTIFIKASI MASALAH


Dalam pembuatan sumur resapan tentunya didasari dengan permasalahan
yang muncul pada lokasi perencanaan jembatan tersebut. Pada tahap identifikasi
ini merupakan tahap dimana seorang peneliti mendapatkan masukkan
permasalahan baik dari hasil pengamatan langsung maupun dari informasi pihak –
pihak yang terkait sekitar lokasi perencanaan. Dari permasalahan tersebut
kemudian diidentifikasi faktor – faktor yang melatarbelakangi permasalahan dan
dikaji sebesar apa permasalahan itu berdampak pada nilai permeabilitynya
sehingga akan memunculkan beberapa konsep yang tepat yang akan ditetapkan.

3.8. INVENTARISASI KEBUTUHAN DATA


Inventarisasi kebutuhan data adalah mencatat serta mengklasifikasikan data-
data yang diperlukan dalam pembuatan sumur resapan, seperti data tanah, data
hidrometer,data resapan.

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 11


KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN
3.9. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data merupakan tahap untuk menentukan penyelesaian suatu
masalah secara ilmiah. Hal ini tentunya didasari dengan dasar teori dan peranan
instansi yang terkait. Ada beberapa metode pengumpulan data yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Metode Literatur
Metode literatur adalah mengumpulkan, mengidentifikasi dan mengolah data
tertulis dan metode kerja yang digunakan.
2. Metode Observasi
Dengan survey langsung ke lapangan, agar dapat diketahui kondisi riil di
lapangan sehingga dapat diperoleh gambaran sebagai pertimbangan dalam
perencanaan desain struktur.
Untuk mempermudah dalam proses perencanaan suatu jembatan, maka
terlebih dahulu ditentukan kebutuhan data yang tentunya berdasarkan pada dasar
teori / studi pustaka. Penentuan kebutuhan data ini dilakukan dengan cara
mencatat data yang diperlukan untuk pembuatan sumur resapan dengan pengujian
yang dilakukan . Dalam kajian empiris pada sumur resapan dengan beberapa jenis
tanah, jenis- jenis data yang diperlukan anatara lain :
1.Data nilai permeabilitas
2.Data pengujian sieve analisis
3.Data pengujian hidrometer
Dengan keterangan sebagai berikut :
1. Data nilai permeabilitas
Data ini berupa data jenis Pengukuran permeabilitas tanah sangat penting
untuk beberapa kepentingan di bidang perairan dan pertanahan.karena masuknya
air ke dalam tanah, evaporasi air pada permukaan tanah, kesemuanya didapat dan
dipengaruhi oleh permeabilitas tanah yang mana berkaitan pula dengan peranan
kondektivitas hidroliknya.
2. Data pengujian sieve analisis
Hasil percobaan uji didapatkan data gradasi tanah melalui perhitungan.
Tahap penyelesaian suatu sumur yang menembus lapisan tanah, sehingga dengan

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 12


KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN
data ini dapat diketahui hubungan umum antara gradasi tanah dan peresapan air
pada kedalaman yang di inginkan.
3. Data pengujian hidrometer
Data ini terdiri dari hasil pencatatan Hydrometer, yang mana uji tersebut
berfubgsi untuk menentukan jenis tanah halus.
Dari rincian data yang diperlukan diatas termasuk dalam data primer,
berikut merupakan penjelasan mengenai pengamatan primer:
Adapun penggolongan data menurut aspek yang ditinjau, dapat dilihat pada
Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3. 1.
Penggolongan Data Menurut Aspek yang Ditinjau

JENIS NO RINCIAN FUNGSI ANALISIS TUJUAN


DATA PENELITIAN
( ASPEK )
Data 1. Jumlah air yang Menghitung daya Peresapan dapat
Permeabilitas meresap dukung peresapan pada segera
2.. Jumlah air yang tanah diperhitungkan
tertampung Menentukan kecepatan
(keduanya per 5 strip debit
pada skala ukur) Menentukan ketepatan
sumur resapan dengan
struktur tanah
Data 1. Penentuan Mengetahui,menghitung Untuk
pengujian dari gradasi tanah distribusi besar butir menentukan jenis
sieve analisis tersebut dari pada formasi tanah tanah yang
sample mempunyai
diameter lebih
besar 300mm
sampai dengan
0,078
Data 1. Penentuan jenis Mengetahui dan dapat Untuk
pengujian tanah halus menghitung distribusi mengetahui jenis
hydrometer dari jenis tanah yang tanah yang
halus 0,075
sampai dengan
0,001

Dalam pembuatan dan penelitian sumur resapan memiliki beberapa prinsip


antara lain kehandalan,kekuatan pada kerapatan (khusus jenis sumur resapan
berdinding rapat) dan stabilitas sistem struktur tanah, kelayakan sumur resapan,

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 13


KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN
keawetan, kemudahan dalam pelaksanaan, ekonomis, dan bermutu. Untuk
mendapatkan pembuatan serta penelitian sesuai dengan prinsip pada halnya dalam
pembuatan sumur resapan maupun penelitiannya, kebbutuhan akan data lokasi
yang menjadi sasaran harus mencukupi dan harus sesusai standarisasi , karena
apabila pembuatan sumur resapan tersebut tidak mengikuti peraturan standarisasi
,dalam pembuatan sumur resapan tersebut fatal, karena dapat menjadikan sumur
resapan tidak memperoleh manfaat seperti halnya konsep yang dimiliki sumur
resapan. Oleh karena itu perlu adanya kebutuhan data yang cukup, seimbang,dan
tepat atau akurat untuk merencanakan maupun sebagai bahan penelitian sebuah
pengkajian sumur resapan.
Kelengkapan adanya suatu kebutuhan data dalam pembuatan sumur
resapan maupun penelitian sangatlah penting, sehingga sebelum melangkah pada
proses selanjutnya data yang sudah didapatkan kemudian di cek ulang
kelengkapannya, apabila hasil cek terdapat data yang belum lengkap atau kurang
maka proses pengumpulan data dilakukan kembali, akan tetapi apabila data yang
di dapat dirasa sudah mencukupi untuk menentukan penelitian sumur resapan,
maka proses analisa dan pengolahan data dapat dilakukan.

3.10. PENGOLAHAN DATA


Analisa dan pengolahan data adalah proses identifikasi data yang dilakukan
berdasarkan data-data yang sudah terkumpul dan pengamatan langsung yang ada
di lokasi pembuatan sumur resapan serta melakukan penelitian pada laboratorium
yang menjadi sasaran dalam mendapatkan hasil pengujian. Proses analisa dan
pengolahan data ini dimaksudkan agar diperoleh pengkajian yang efektif dan
terarah.

3.11. PENELITIAN SUMUR RESAPAN


Penelitian sumur resapan dilakukan dengan mengambil sample tanah yang
menjadi sasaran lokasi pembuatan sumur resapan, membuat draft kenaikan
volume air dan penurunan waktu volume air, pencatatan, pengujian sieve analisis,
pengujian hidrometer, menghitung hasil pengujian sieve analisis, menghitung
pengujian hydrometer, membuat grafik hasil pengujian keduanya

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 14


KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN
3.12. PENGOLAHAN GRAFIK
a. GRAFIK SIEVE ANALISIS
Grafik ini merupakan grafik Gaudin-Schuhman, visualisasi ini adalah hasil
dari analisisa memplot data berat kumulatif yang lolos dengan ukuran ayakan
persen berat kumulatif lolos dari ayakan yang dinyatakan dalam bilangan
logaritmik.
Dalam grafik dibuat dengan benar dan selengkap mungkin, sehingga
mempermudah dalam pembacaan. Beberapa hal yang dapat dituangkan dalam
gambar perencanaan adalah sebagai berikut :
1. Data dari diameter ayakan
2. Data butiran yang tertinggal

b. GRAFIK HYDROMETER
Grafik ini merupakan grafik, yang dapat menentukan pembagian butir
(gradasi) tanah yang lewat saringan nomor 2000. Tujuan dari pembuatan grafik
tanah halus adalah :
1.Untuk mengetahui bagaimana hasil pemeriksaan analisa butiran dengan
hydrometer yang telah dilakukan dengan benar

3.13. STANDAR YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBUATAN SUMUR


RESAPAN
Dalam pembuatan sumur resapan ini standar - standar yang digunakan
yaitu :
a. Standar Nasional Indonesia ( SNI) NO. 03-2543-2002
SNI NO. 03-2543-2002 di gunakan sebagai pedoman dalam
pembuatan sumur resapan pada lahan perkarangan, seperti yang telah
di uraikan dalam tinjauan pustaka.
b. Standar Nasional Indonesia (SNI) NO. 03-2459-1991
SNI NO. 03-2459-1991 di gunakan untuk pedoman dalam pembuatan
sumur resapan tentang bentuk dan konstruksi pada sumur resapan
tersebut.

LAPORAN TUGAS AKHIR III – 15


KAJIAN EMPIRIS TERHADAP SUMUR RESAPAN

Anda mungkin juga menyukai