Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang


Setelah dilakukan survey geologi, geofisika, dan tahap eksplorasi, ditemukan
beberapa sumur yang diprediksi mengandung cadangan hidrokarbon yaitu sumur SP-16, SP-
17, SP-18, dan SP-19 di Lapangan TM, Cekungan Sumatera Selatan. Lapangan tersebut
terdiri dari 2 lapisan produktif yaitu lapisan A (Sandstone) dan lapisan B (Conglomerate)
dengan karakteristik reservoir terbuka dan mem viliki tenaga pendorong utamanya yaitu edge
water drive.
Untuk mengetahui keberadaan zona produktif serta kandungannya, diperlukan data-
data geologi bawah permukaan yang dapat diperoleh dari operasi well logging. Operasi well
logging dilakukan dengan cara memasukkan suatu alat ke dalam lubang bor yang akan
merekam data-data bawah permukaan. Hasil dari operasi ini berupa kurva yang selanjutnya
harus diinterpretasi baik secara kualitatif dan kuantitatif sehingga didapatkan parameter-
parameter yang akan digunakan untuk penentuan cadangan hidrokarbon (OOIP dan OGIP)

2.2 Maksud dan Tujuan


Boreview Services selaku service company yang bergerak di bidang oil and gas EP
bekerja untuk menganalisa hasil data logging yang berguna untuk menentukan daerah
prospek semaksimal mungkin pada sumur tersebut. Tujuan utama dari dilakukannya analisa
hasil data logging yaitu untuk menentukan nilai parameter petrofisika yang terdiri dari
porositas, saturasi, Vsh, dan permeabilitas serta untuk menentukan ada atau tidaknya zona
yang mengandung hidrokarbon sehingga dapat menghitung besarnya nilai cadangan
hidrokarbon (OOIP dan OGIP) yang terdapat pada zona prospek tersebut.

2.3 Metodologi
Tahap awal dari pengolahan data dan analisa untuk well logging pada sumur SP-16 –
SP-19 adalah dengan melakukan analisa petrofisik. Analisa ini sangat penting untuk
mengetahui kualitas reservoir, jenis fluida, porositas dan permeabilitas dari suatu batuan atau
formasi, karena hal ini hanya dapat diketahui berdasarkan sifat fisik dari batuan tersebut.
Melalui analisa petrofisik dapat diketahui zona reservoir, jenis litologi, identifikasi prospek
hidrokarbon, porositas, volume shale dan saturasi air.
Setelah melakukan analisa petrofisik selanjutnya dilakukan penentuan cadangan
dengan metode volumetrik. Parameter-parameter yang harus diketahui antara lain ketebalan
lapisan, volume bulk total batuan, porositas, saturasi air dan faktor volume formasi minyak atau gas.
Ketebalan lapisan didapatkan dari peta isopach dimana terdapat interval dan luas area lalu dilakukan
pendekatan dengan metode trapezoidal atau pyramidal untuk mencari harga volume bulk. Porositas
dan saturasi air didapat dari penilaian formasi, dimana porositas didapat dari hasil perhitungan
Ø*corr dari density-neutron log serta saturasi air yang didapat dari perhitungan rumus Archie
dengan metode Indonesian Water Saturation.
BAB III
FLOWCHART DAN GEOLOGICAL REVIEW

PEMBORAN
SURVEI GEOLOGI &
GEOFISIKA

MENENTUKAN CROSSPLOT
DENGAN CARA MELIHAT
DEFLEKSI KURVA DENSITY LOG LOGGING
DAN NEUTRON LOG PADA
POROSITY LOG

MENGANALISA LITHOLOGI MENGANALISA


MENGANALISA
TOOLS RESISTIVITY TOOLS
POROSITY TOOLS

MENDAPATKAN VCLAY DAN MENDAPATKAN NILAI UNTUK MENDAPATKAN


MENENTUKAN SW, MENDAPATKAN DENSITAS DAN
PERMEABILITAS ,MENENTU KANDUNGAN YANG POROSITAS BATUAN
KAN JENIS LITHOLOGI TERDAPAT DIDALAM
LAPISAN YANG
DIANALISA

Melakukan cut-off porositas


dan cut-off saturasi

Menentukan zona prospek

Perhitungan cadangan
BAB VI
Geological Review

Gambar 1. Peta Cekungan Daerah Sumatera

http://digilib.unila.ac.id/10674/16/BAB%20II.pdf

Cekungan Sumatera Selatan termasuk dalam cekungan busur belakang (Back Arc Basin)
yang terbentuk akbat interaksi antara lempeng Indo-Auatralia dan lempeng mikro-sunda.
Cekungan ini dibatasi Sesar Semangko dan Bukit Barisan di barat daya, Paparan Sunda di
sebelah timur laut Tinggian Lampung di tenggara, serta Pegunungan Dua Bleas dan
Pegunungan Tiga Puluh di barat laut.
Gambar 2. Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan

https://duniageologi.files.wordpress.com/2015/11/stratigrafi-jawa-barat-utara.jpg

Petroleum System

1. Batuan Induk

Hirdokarbon pada cekungan Sumatera Selatan diperoleh dari batuan induk lacustrine dari
Formasi Lahat, batuan induk terrestrial coal dan coaly shale pada Formasi Talang Akar.
Selain batuana induk utama tersebut batu gamping pada Formasi Baturaja dan shale dari
Formasi Gumai memungkinkanmenghasilkan hidrokarbon pada area lokalnya.

2. Reservoar Rock

Pada cekungan Sumatera Selatan ada beberapa formasi yang dapat menjadi reservoar yang
efektif untuk menyimpan hidrokarbon, antara lain adalah pada basement, Formasi Lahat,
Formasi Talang Akar, Formasi Baturaja, dan Formasi Gumai. Basement yang berpotensi
sebagai reservoar adalah batuan basement yang mengalami uplifted dan paleohigh yang
didalamnya mengalami rekahan dan pelapukan. Formasi dengan porositas dan ketebalan yang
paling baik sebagai reservoar adalah formasi Talangakar dengan batupasir dan kemudian
Formasi Baturaja dengan batuan karbonat.

3. Batuan Penutup
Batuan penutup cekungan Sumatera Selatan pada dasarnya berupa lapisan shale yang cukup
tebal yang berada di atas Formasi Talangakar dan Gumai. Sedangkan batuan penutup pada
formasi Baturaja adalah lapisan shale dari Formasi Gumai. Pada reservoar batupasir dari
Formasi Air Benakat dan Muara Enim, shale intraformasi juga berfungsi sebagai batuan
penutup.

4. Trap

Jebakan hidrokarbon utama berupa antiklin dari arah barat laut ke tenggara. Antiklin
terbentuk akibat kompresi sejak awal miosen. Jebakan berupa jebakan struktur yang lainnya
juga ada. Struktur lain ini berupa sesar naik dan sesar normal. Sesar ini terbentuk bersamaan
dengan pengangkatan akhir pegunungan barisan, yaitu pliosen hingga pleistosen.

5. Migrasi

Migrasi hidrokarbon terjadi secara vertikal dan horizontal. Migrasi horizontal terjadi dari
source rock yang ada pada Formasi Lahat dan Formasi Talangakar sendiri. Migrasi vertikal
terjadi akibat rekah dan daerah sesar. Migrasi vertikal terutama terbukti pada Formasi Muara
Enim dan Airbekanat.

Anda mungkin juga menyukai