1PPPTMGB “LEMIGAS”
2KSO Geo Minergy Sungai Lilin Ltd
Abstrak
Tulisan ini menampilkan hubungan antara pore type batuan karbonat yang didefinisikan oleh
Lucia dengan pore system yang mencerminkan besaran porositas dan leher pori serta konektifitasnya
yang merupakan bagian dari proses diagenesa dan tektonik untuk diaplikasikan dalam pembuatan
rock typing dari metoda Winland pada reservoir karbonat Lapangan Sungai Lilin Sumatera Selatan.
Metodology yang digunakan dalam tulisan ini adalah integrasi antara data petrography/thin-
section, data routine core analysis dan data special core analysis. Dari data percontoh yang
digunakan yaitu pada Sumur Ramba-43, Ramba-53 dan Ramba-59, klasifikasi pore type dari Lucia
yang dihasilkan dari studi ini tidak semuanya mempunyai hubungan porositas – permeabilitas yang
baik untuk setiap kelasnya. Metoda Winland memperlihatkan korelasi yang jauh lebih baik dari
hubungan porositas – permeabilitasnya dan dari metoda Winland tersebut kualitas reservoir karbonat
dapat dibagi menjadi 3 (tiga) buah rock type/RT.
Berdasarkan data empiris yang dihasilkan dari percontoh batuan sumur-sumur di lapangan
Ramba tersebut kemudian diaplikasikan ke Lapangan Sungai Lilin melalui data log sumuran. Hasil
pengamatan memperlihatkan konsistensinya terhadap ketiga buah rock type/RT yang telah
didefinisikan sebelumnya terhadap data ulah produksi minyak pada lapangan Sungai Lilin tersebut.
1. Pendahuluan
Tantangan utama dalam mengevaluasi reservoir karbonat adalah untuk mengetahui
hubungan antara pore type dengan porositas dan permeabilitas. Pada reservoir karbonat sering kali
memperlihatkan data yang kurang baik (scatter) antara porositas dan permeabilitas yang merupakan
karakteristik kebanyakan batuan karbonat.
Klasifikasi pore type pada batuan karbonat telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya
adalah Lucia (1983, 1995 dan 1999). Lucia memperlihatkan adanya hubungan antara tekstur dan
ukuran butir (rock fabric) terhadap porositas dan permeabilitas pada batuan karbonat. Kemudian
Lucia membagi porositas menjadi dua katagori yaitu porositas interparticle dan porositas vuggy.
Pada porositas interparticle dibagi lagi menjadi porositas yang didominasi oleh butiran (grain) dan
didominasi oleh lumpur (mud) sedangkan porositas vuggy dibagi menjadi dua bagian juga yaitu
porositas separate vug dan porositas touching vug.
Winland (1970) telah mengembangkan hubungan antara ukuran leher pori (porethroat size)
dengan porositas dan permeabilitas dari data MICP (mercury injection capillary pressure). Winland
melakukan analisa regresi multiple untuk beberapa harga saturasi merkuri dari 30%, 40% dan 50%
dari pore-porethroat system. Korelasi terbaik (coefficient R2) antara porositas dan permeabilitas
adalah sama dengan ukuran leher pori pada saat merkuri mengisi pore volume batuan sebesar 35%.
Pada persentasi 35% inilah kira-kira bentuk/ukuran kelas dari leher pori dimana pore network menjadi
saling berhubungan, membentuk suatu jalur sehingga fluida bisa mengalir.
Tulisan ini akan membandingkan klasifikasi pore type dari Lucia dan kualitas batuan dari
klasifikasi ukuran leher pori dari Winland pada batuan karbonat Lapangan Sungai Lilin Sumatera
Selatan untuk membuat suatu hubungan yang baik antara porositas dan permeabilitas.
dimana :
Kemudian winland membagi kualitas batuan reservoir berdasarkan ukuran leher pori (porethroat size)
menjadi 5 buah katagori yaitu:
1. Megapore ( > 10 µm)
2. Macropore ( 10 – 2 µm)
3. Mesopore (2 – 0.5 µm)
4. Micropore (0.5 – 0.1 µm)
5. Nanopore ( < 0.1 µm)
6. Kesimpulan
Dari hasil studi ini dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Pada reservoir karbonat Lapangan Sungai Lilin dilihat dari aspek rock fabric/tekstur tidak
mencerminkan korelasi yang baik jika dibandingkan dengan klasifikasi batuan karbonat dari
Lucia. Hal ini disebabkan oleh perkembangan kualitas reservoir justru banyak dikontrol oleh
aspek diagenesa, ada tidaknya impuritis lempung, dan event tektonik yang membuat
berkembangnya fracture (rekah alami).
2. Korelasi yang relatif baik antara pore type dengan kalsifikasi Lucia terlihat pada pore type
porositas touching vuggy dimana porositas jenis ini masuk dalam katagori kelas-1 dan kelas-
2 menurut Lucia, sebaliknya untuk pore type separate vuggy tidak adanya fracture
menyebabkan hanya masuk pada kelas-2 dan kelas-3.
3. Metoda R35 Winland memberikan korelasi yang lebih baik untuk masing-masing pore type
apabila dilihat dari ukuran leher pori (porethroat size). Pada porositas touching vuggy masuk
kedalam rock type-1 dengan ukuran leher pori 2 – 10 µm, porositas separate vuugy dan
interparticle masuk kedalam rockt type-2 dan 3 dengan ukuran leher pori masing-masing
adalah 0.5 – 2 µm dan 0.1 – 0.5 µm.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada management Lemigas dan KSO Geominergy
Sungai Lilin Ltd atas dukungan dan pemakaian data dari Lapangan Sungai Lilin serta rekan-rekan
yang ikut membantu dalam penyelesaian tulisan ini.
Daftar Pustaka
1. Bebout D, Davies G, Moore C.H, Scholle P.S, and Wardlow N.C.,1979, Geology of Carbonate
Porosity; Part III Tthe Evaluation of Carbonate Porosity in a Diagenetic - Environment
Framework, AAPG, Short Course, p.60 – 110.
2. Burollet P.F., Boichard R., Lambert B., and Villain J.M. (1986) The Pater Noster Carbonate
Platform. Proc. IPA, 15th ann conv. P. 155-169.
3. Choquette, P.W. And Pray, L.C. 1970. Geological nomenclature and classification of porosity
and sedimentology carbonate: bull. Am. Assoc. Pet. Geol. V. 54, p. 207-250.
4. De coster G. L, 1974, Geology of the central and south sumatera basin, IPA, p.77 -110.
5. Ginjer D and Fielding K., 2005, the Petroleum Systems and Future Potential of The South
sumatera basin, ipa, 05-g-039, p.67 -89.
6. Dunham, R.J, 1962. Classification of carbonate rocks according to depositional texture. In
jam, w.e. Eds., me aapg, no.1, tulsa, okla., p. 108-121.
7. Embry, A.F and Klovan, J.E., 1971. A late Devonian Reef Track on North Eastern Banks
Island, Northwest Territories, v. 19, p. 730-781.
8. Erik Flugel, 1978, micro facies analyses of limestone, springer-verlag, berlin heidelberg
(original textbook). Translated by k. Kristenson and published in 1982.
9. Lucia F J., 2007, Carbonate reservoir characterization an integrated approach, second
edition, bureau of economic geology university station box x austin, texas 78713 usa.
10. Lafage, S., 2008, An Alternative to The Winland R35 Method for Determining Carbonate
Reservoir Quality, A Thesis, Submitted to the Office of Graduate Studies of Texas A & M
University, USA., in Partial fulfilment of the requirement for degree of Master of Science
LOKASI SUNGAI LILIN
SUNGAI LILIN
Batas :
utara : Peg. Tigapuluh
Barat : Peg. Barisan
Timur : Palembang & Lampung high
STANDARD
CHRONO-
STRATI-
GRAP HY SOUTH SUMATRA BASIN
REGIONAL
GENERALIZED STRATIGRAPHY
SYSTEM
EVENTS
SERIES
W / SW E / NE
QUATER v ALLUVIAL
PLEIS v
NARY FINAL
BARISAN UP LIFT
v v v v
P L IO
v v v KASAI
(U. PALEMBANG)
COMPRESSIONAL
MOVEMENT
REGRESSION
MUARA ENIM
MARINE
SUNDA LANDMASS
(M. PALEMBANG)
NEOG ENE
BARISAN MTS
MIOC EN E
AIR BENAKAT
(L. PALEMBANG)
INITIAL
BARISAN UP LIFT
G T
TRANSGRESS ION
U E
M L
MARINE
I BATURAJA
A S
T E R T I A R Y
A A R
I AK
PO
DO NG
P EN TA
LA
DOMINANTLY TENSIONAL MOVEMENT
O LI GO C EN E
B ENAKAT
vv
v
vv
vv
PALEO GENE
L
L
A E
vv
v H M
E OC ENE
A A
T
T
?
? INITIAL
GRAB EN CREATION
PRE -
TERTIAR Y
Rudstone Packstone
R-43 R-59
822.5 m 836.0 m
Floatstone Wackstone
R-43 R-43
825.4 m 836.37 m
Gambar-4. Memperlihatkan rock fabric yang mewakili tipikal grain dominated dan mud dominated
diamaati dari foto mikrograph dari mikroskop polarisasi
Gambar-5. Memperlihatkan masing-masing pore type yang diamati dari city scan dan
microfotografi mikroskop polarisasi. Warna biru pada semua foto mikrograpfi memperlihatkan
porositas visual.
Gambar-8. Memperlihatkan kehadiran laminasi lempung yang berada disela-sela platy koral,
mengakibatakan batuan menjadi sangat jenuh sehingga batuan menjadi sangat ketat tidak
mempunyai porositas visual
Gambar-9. Hubungan antara Porositas – Permeabilitas dan Hubungannya Terhadap Pore
Type Berdasarkan Klasifikasi Lucia