Anda di halaman 1dari 11

FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No.

STUDI PERENCANAAN POLA PENYEBARAN SUMUR PRODUKSI


TERHADAP PENGARUH HETEROGENITAS RESERVOIR

Agus Alexandri, ST. MT*)

ABSTRAK

Ketidakseragaman reservoir dapat terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan


pada lingkungan pengendapan yang akan memberikan gambaran mengenai besar butir,
bentuk butir dan juga mengenai sementasi. Disamping lingkungan pengendapan, proses
sedimentasi juga dapat mempengaruhi ketidakseragaman reservoir.Pada kenyataannya,
semua reservoir yang ditemui bersifat heterogen, apabila ditinjau dari studi facies dan
data-data penilaian formasi.
Untuk mendapatkan hasil yang ekonomis dalam penentuan pola penyebaran
sumur, maka informasi data geologi sangat diperlukan, informasi data geologi ini dapat
berupa geologi permukaan dan bawah permukaan. Dari data-data analisa penilaian
formasi dan data geologi, maka dapat ditentukan distribusi zona ketebalan produktif
sebagai dasar penentuan titik-titik dan pola sumur produksi. Perencanaan pola
penyebaran sumur produksi memerlukan tahapan perencanaan yang berfungsi untuk
menentukan pola sumur produksi dan evaluasi untuk mengetahui hasil dari perencanaan
dan optimasi produksi sumur.

I. Latar Belakang Masalah pembentukannya reservoir pada


Dalam mengeksploitasikan lingkungan pengendapan dan energi yang
Hidrokarbon dari suatu lapangan, dengan mempengaruhinya terdapat perbedaan
tujuan untuk mencapai hasil yang antara satu reservoir dengan yang lainnya
maksimal diperlukan suatu analisa yang adalah pada tingkat heterogenitas dari
cermat, tepat dan ekonomis. Analisa masing – masing reservoir tersebut.
tersebut dapat berupa analisa mengenai Sejauh tingkat heterogenitas suatu
pengaruh dari ketidak seragaman batuan reservoir dapat diketahui dari studi facies
dan fluida reservoir. dan data-data penilaian formasi.
Ketidakseragaman reservoir dapat Untuk mendapatkan hasil yang
terjadi disebabkan oleh adanya ekonomis dalam penentuaan pola
perbedaan pada lingkungan penyebaran sumur, maka informasi data
pengendapan yang akan memberikan geologi sangat diperlukan, informasi data
gambaran mengenai besar butir, bentuk geologi ini dapat berupa geologi
butir dan juga mengenai sementasi. permukaan dan bawah
Disamping lingkungan pengendapan gaya permukaan,informasi data geologi bawah
tektonik juga dapat membentuk struktur permukaan yang penting dalam
batuan dan perlapisan dalam batuan penentuan pola penyebaran sumur yaitu
mempengaruhi ketidakseragaman meliputi peta Struktur kontur, peta Net oil
reservoir.. Pada kenyataannya, semua Isopach, peta Net Gas Isopach, peta
reservoir yang ditemui bersifat heterogen, Isoporosity, peta Iso Saturasi dan peta
apabila ditinjau dari proses Isopermeability.

29
FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 3

Selain berpengaruh pada pola berdasarkan atas wadah (batuan


penyebaran sumur, Faktor reservoir), isi (fluida reservoir) dan kondisi
Ketidakseragaman reservoir juga reservoir (tekanan dan temperatur).
berpengaruh dalam tahap pemboran Batuan reservoir adalah batuan yang
eksplorasi.Keberhasilan didalam berada dibawah permukaan dan harus
pemboran eksplorasi ini sangat mempunyai porositas yang mampu
tergantung pada ketepatan informasi menampung fluida reservoir berupa gas,
eksplorasi geologi maupun minyak dan air dan harus mempunyai
geofisika.Setelah semua prospek yang permeabilitas yang mampu untuk
telah dipilih dan dinilai dalam suatu sistem meluluskan fluida reservoir tersebut.
penilaian, kemudian diambil suatu Batuan reservoir umumnya terdiri dari
keputusan untuk dilakukan pemboran. batuan sedimen yang berupa batu pasir,
Untuk itu semua prospek harus batu gamping (karbonat) dan batuan
berdasarkan rencana pemboran secara lempung (shale) atau kadang-kadang
terinci sesuai informasi geologi dan batuan vulkanik .
geofisika serta ramalan yang akan
dijumpai pada waktu pemboran eksplorasi
berlangsung 2.1. Penyebab ketidakseragaman
Didalam dunia perminyakan karakteristik reservoir
masalah yang berhubungan dengan
batuan dan fluida harus dianalisa dengan Ketidakseragaman dapat terjadi
cermat, tepat dan ekonomis karena jenis pada reservoir, sebenarnya kondisi
batuan, kondisi, susunan dan ukuran butir seperti inilah yang paling banyak dan
batuan akan mempengaruhi porositas paling ideal didapatkan
dan permeabilitas reservoir sehingga direservoir.Ketidak seragaman reservoir
mempunyai pengaruh terhadap pola adalah variasi sifat fisik dan kimia
penyebaran dan laju produksi minyak. penyusun batuan dan fluida
Hasil dari identifikasi tersebut sangat reservoir.Struktur reservoir sesungguhnya
berguna untuk mengetahui pola sangat komplek proses-proses geologi
penyebaran sumur, cadangan yang sendiri telah menunjukkan bahwa batuan
terkandung didalam reservoir ,jari-jari reservoir tidakseragam jadi sifat
pengurasan dan pemboran eksplorasi. heterogenitas pada reservoir merupakan
sifat alami. Heterogenitas dapat terjadi
II. Heterogenitas Reservoir dalam arah vertikal maupun arah
horizontal (gambar 1), Selain disebabkan
Komponen-komponen reservoir oleh proses pengendapan permeabilitas
dapat dibagi menjadi komponen yang anisotropy dapat juga disebabkan karena
terjadinya patahan maupun fracture.

30
FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 3

a b

Gambar 1 : Heterogenitas akibat proses tektonik


a. rekah terorientasi vertikal
b. rekah terorientasi secara random

Ketidakseragaman porositas batuan reservoir mempunyai


dengan skala mikroskopis dipengaruhi permeabilitas vertikal lebih rendah dari
dengan adanya matrik dan sementasi pada permeabilitas horisontalnya (gambar
yang berpengaruh terhadap permeabilitas 3).
anisotropy (gambar 2).Kebanyakan

POROSITY 36 % POROSITY 20 %
HORIZ. PERM. 1000 MD HORIZ. PERM 100 MD
VERTICAL PERM. 600 MD VERTICAL PERM.25 MD

SAND GRAINS WITHOUT CLAYSAND GRAINS WITH CLAY


CEMENTING MATERIALCEMENTING MATERIAL

Gambar 2 : Pengaruh material semen (clay) pada porositas dan permeabilitas

HORIZ. PERM. 800 MD HORIZ. PERM. 1500 MD


VERTICAL. PERM. 500 MD VERTICAL PERM. 1000 MD

Porositas 15% Porositas 40%

Gambar 3 : Variasi porositas dan permeabilitas terhadap


susunan butir pada batuan pasir

31
FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 3

2.1.1. Lingkungan pengendapan berasosiasi dengan batuan yang lebih


halus/lembut dalam hal ini silt dan clay.
Ketidakseragaman reservoir yang
disebabkan oleh lingkungan 2.1.2. Sedimentasi
pengendapan akan berlanjut dengan Porositas sedimentasi akan
proses yang mengikuti pengendapan itu melibatkan tiga faktor yang saling
sendiri proses lanjut yang mempengaruhi berkesinambungan yaitu erosi,
ketidakseragaman sifat batuan sedimen transportasi dan pengendapan itu sendiri.
dapat berbentuk kompaksi dan Batuan yang mengalami pelapukan, erosi
sedimentasi. Sebagai contoh untuk dan transportasi akan mengalami
lingkungan pengendapan marine, maka perubahan selama diendapkan pada
batuan sedimen yang lebih berat akan lingkungannya.Bentuk susunan dan
terendapkan lebih dahulu pada bagian keseragaman butir akan mempengaruhi
dekat pantai atau zona bathyal dan besar kecilnya porositas dan
abysal. Batuan yang lebih ringan permeabilitas.

LARGE FLAT GRAINS SMALL FLAT GRAINS

HORIZ. PERM. 2000 MD HORIZ. PERM. 800 MD


VERTICAL PERM. 300 MD VERTICAL PERM. 50 MD

Gambar 4 : Pengaruh bentuk dan ukuran butir


Batu pasir pada permeabilitas
LARGE ROUNDED GRAINS VERY SMALL IRREGULAR
2.2. Klasifikasi Ketidakseragaman Klasifikasi
GRAINSketidak seragaman
Reservoir reservoir dapat dibedakan menjadi tiga
bagian yaitu dalam skala mikroskopis,
Dalam mempelajari makroskopis dan megaskopis.
perkembangan reservoir, selalu dimulai 1. Ketidakseragaman reservoir skala
dengan studi geologi yang menguraikan Mikroskopis.
luasan reservoir dan heterogenirtas Ketidakseragaman reservoir
reservoir dalam skala yang secara makroskopis ini merupakan
berlainan.Ketidakseragaman reservoir pencerminan dari ukuran pori-pori,
sangat berpengaruh pada perilaku bentuk beserta distrubusinya.
HORIZ. PERM. 2000 MD HORIZ. PERM. 150 MD
reservoir dan distribusinya sangat penting Contoh mekanisme pembentukan
untuk mengevaluasi
VERTICALreservoir.
PERM. 1500 MD ketidakseragaman
VERTICAL PERM. 15 MD skala mikro
adalah terbentuknya endapan-

32
FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 3

endapan clay dan silt sebagai menyebabkan perubahan struktur geologi


gelembur gelombang (ripple reservoirnya antara lain adalah patahan,
marks) atau sisipan batupasir pengangkatan dan ketidakselarasan.
(shally sand). Sedangkan pada
batuan karbonat sebagai akibat 2.3.2. Komposisi Batuan dan Tekstur.
kelainan pada proses
diagenesanya terbentuk dua Komposisi batuan dan tekstur
macam porositas yaitu porositas merupakan kontrol geologi untuk
matriks dan rekahan atau matriks mengontrol ketidakseragaman reservoir
dan gerowong-gerowong (vugs) terutama antar batuan penyusun reservoir
atau celah-celah pelarutan (makro).Karena perubahan yang terjadi
(solution cavities). merupakan perubahan komposisi yang
2. Ketidakseragaman reservoir skala terdiri dari lithologi, mineralogi yang
Makroskopis. berpengaruh terhadap ketidakseragaman
Ketidakseragaman pada skala parameter reservoir.Demikian juga
makro adalah ketidakseragaman teksturnya sebagai kontrol adanya
yang terjadi atau terbentuk pada ketidakseragaman di dalam reservoir,
satu atau sejumlah satuan karena tekstur yang terdiri dari ukuran
pengendapan yaitu kejadian butir, sortasi, kekompakan dan fabric dari
tunggal proses pengendapan atau batuan berpengaruh terhadap besar
dari suatu seri kejadian yang mirip. kecilnya kemampuan batuan untuk
3. Ketidakseragaman reservoir skala mengalirkan kembali fluida yang
Megaskopis. dikandungnya.Hal tersebut dapat dipakai
Ketidakseragaman skala sebagai kontrol ketidakseragaman dalam
megaskopis adalah skala skala mikro.
beberapa satuan pengendapan
dan bahkan dapat pula meliputi 2.3.3. Geometri Pori-pori.
beberapa pengendapan.
Geometri pori dapat berupa
2.3. Faktor-faktor yang mengontrol ukuran rongga pori (pore throat size),
ketidakseragaman reservoir. ukuran tubuh pori (pore body size),
peretakan (fracturing) dan permukaan
Faktor-faktor yang mengontrol butir (surface roundness) mempengaruhi
ketidakseragaman reservoir didalam besar kecilnya porositas dan
reservoir, antara lain adalah sedimentasi permeabilitas.
tektonik regional, komposisi dan tekstur,
serta geometri pori. Jadi ketidakseragaman yang
terjadi didalam reservoir parameter-
2.3.1. Sedimentasi Tektonik Regional. parameter yang dikontrol adalah adalah
porositas, permeabilitas dan saturasi.
Sedimentasi tektonik regional Porositas ini akan menentukan jumlah
menyebabkan terjadinya fluida yang dikandung dan mengalir atau
ketidakseragaman karena didalam suatu dengan kata lain akan mempengaruhi
reservoir dimungkinkan adanya macam- saturasi dan permeabilitas. Sehingga
macam lingkungan pengendapan laut, ketiga parameter tersebut merupakan
darat dan transisi.Sehingga dengan faktor utama untuk dijadikan pengontrol
adanya bermacam-macam lingkungan adanya ketidakseragaman reservoir
pengendapan tersebut, reservoir menjadi
tidakseragam (heterogen). 2.4. Penyebaran Sumur Produksi
Ketidakseragaman ini didukung oleh
proses perubahan setelah terjadi Untuk memperoleh recovery
pengendapan yang menyebabkan minyak yang sebesar-besarnya perlu
porositas berubah. Proses-proses dilakukan perencanaan posisi
tektonik lain yang terjadi dalam reservoir sumur.Posisi sumur tersebut

33
FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 3

mempengaruhi terhadap efisiensi Bila sumur sudah mulai


perolehan minyak. diproduksikan dan data reservoir sudah
Dalam pola penyebaran sumur diketahui, maka penentuan spasi sumur
terdapat beberapa faktor yang harus
dapat dilakukan secara pendekatan
dipertimbangkan, seperti : Jenis
mekanisme pendorong yang bekarja, Darcy, dimana pola aliran radial adalah
Sifat-sifat fisik batuan dan fluida reservoir, pola yang paling umum digunakan dalam
Tingkat ketidakseragaman reservoir, pendekatan persamaan bentuk aliran
Struktur geologi dan posisi struktur dan radial.
Jenis perangkap reservoir
 
703  10 6 kh P r 2  Pwf 2 
2.4.1. Penentuan spasi sumur
q  
T ( z ) avg ln re / rw 
Untuk menentukan suatu spasi
sumur tidak dapat terlepas dari jari-jari (1)
pengurasan suatu sumur dilapangan, keterangan :
sebab dengan mengetahui besarnya jari-
jari pengurasan suatu sumur maka spasi q = laju alir, Mscfd
sumur dapat ditentukan.Besar spasi h = tebal lapisan produktif, ft

sumur tidak boleh lebih dari dua kali
Pr = tekanan statik reservoir,
besar jari-jari pengamatan dari masing-
masing sumur. Psi
Pwf = tekanan alir dasar
Berdasarkan hal tersebut maka sumur, Psi
penentuan spasi sumur didasarkan pada re = jari-jari pengurasan, ft
persamaan Darcy (pola aliran radial ) rw = jari-jari sumur, ft
dalam pendekatan persamaan untuk
k = permeabilitas, darcy
aliran fluida di media berpori, persaman
Cutler (perhitungan efek spasi sumur  = viskositas gas, cp
pada Ultimate recovery), dan Well testing. z = faktor deviasi gas

Tabel 1
Hubungan antara Spasi Sumur denganJari-jari penyerapan efektif

DISTANCE ACRES PER WELL EFFECTIVE RADIUS, Ft


BETWEEN
WELLS, Ft Rectangular Triangular Rectangular Triangular
Pattern Pattern Pattern Pattern

300 2.70 1.79 191 179

400 3.67 3.18 255 238

500 5.74 4.97 319 298

600 8.20 7.16 382 357

660 10.00 8.66 420 393

700 11.2 9.74 446 417

800 14.7 12.7 510 476

900 18.6 16.1 573 536

1000 23.0 19.9 637 595

1100 27.8 24.134 701 655

1200 33.1 28.6 764 714

1300 38.8 33.6 828 774


FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 3

2.4.2. Pola penyebaran sumur penyebaran sumur biasanya


ditempati pada deretan yang
1. Pola penyebaran sumur melintasi daerah pengurasan
teratur dengan jarak yang sama,
sehingga semua bagian
Pola penyebaran sumur daerah reservoir terkuras
teratur ini dilakukan jika merata. Susunan sumur-
struktur dan stratigrafinya yang sumur yang biasa dilakukan
ada pada suatu lapangan / pada pola penyebaran sumur
reservoir tidak kompleks dan teratur ini adalah pola bujur
mempunyai homogenitas sangkar dan pola segitiga.
reservoir yang baik. Secara (gambar 5 dan 6)
geometris pengaturan pola

Drainage

Area “FIVE SPOT”

Gambar 5 : Pola penyebaran sumur Bujursangkar.

Drainage

Area

Gambar 6 : Pola penyebaran sumur Segitiga.

2. Pola penyebaran sumur tidak mempunyai tingkat


teratur. ketidakseragaman tinggi

Pola penyebaran sumur tidak 2.4.3. Pemboran Eksplorasi


teratur dilakukan jika struktur
dan stratigrafi yang ada pada Untuk membuktikan apakah
suatu lapangan kompleks dan semuanya benar dan terdapat akumulasi
hidrokarbon,maka dilakukan pemboran

35
FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 3

eksplorasi, dimana sebelum melakukan XB = XA + DAB sin ψAB


pemboran eksplorasi perlu dibuat terlebih YB = YA+ DAB sin ψAB
dahulu rencana secara terperinci yang
meliputi : Koordinat lokasi pemboran yang Proyeksi Universal Transverse Mercator
tepat, Struktur Geologi, Lapisan- batuan, (UTM)
Kedalaman puncak formasi dan Jenis test Hal-hal yang penting pada sistim
atau pengukuran yang dilakukan proyeksi ini adalah sebagai berikut :
Dasar Pengukuran Titik Lokasi - Bidang silinder akan memotong bola
Pemboran bumi didua meredian yang disebut
Penentuan tempat titik-titik dalam meredian standart dengan faktor skala
suatu bidang datar dipakai sistim =1
koordinat tegak lurus dengan sumbu x - Lebar wilayah sebesar 6 0 , sehingga
sebagai sumbu datar dan sumbu y bumi terbagi dalam 60 zone.
sebagai sumbu tegaknya. Perhitungan - Setiap zone mempunyai meredian
koordinat sebuah titik dapat ditentukan tengah sendiri.
jika jarak dan azimuthnya ketitik lain - Perbesaran di meredian tengah =
diketahui. Misalnya titik tetap A( XA , YA 0.9996.
), sedangkan jaraknya DAB dan Penentuan letak lubang bor pada suatu
azimuthnya ψAB, maka dengan daerah yang mengalami fault dapat
menggunakan persamaan geometri dapat ditunjukkan oleh gambar 7 (Pirson S.J,
dihitung koordinat titik B, yaitu dengan 1963).
menggunakan persamaan :

PROPOSED LOCATION

PROPOSED
LOCATION
A A’

maksimum
0
dip 14
Send

Send

Gambar 7. Penentuan Letak Lubang Bor


---- ----

-A 1 - - - - - - - - - - - - - -36
-- -------

maksimum
FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 3

III. Kaitan Ketidakseragaman dengan tidak mengeluarkan biaya yang


Reservoir Terhadap Pola tidak diperlukan, artinya diusahakan
Penyebaran Sumur jumlah sumur yang seminimum mungkin
dengan harapan rate yang optimum.
Perencanaan penentuan letak titik
serap dilakukan dengan menggunakan Setelah perencanaan tersebut
sistem grid, cara pembuatannya yaitu dibuat maka langkah berikutnya adalah
dengan menggambar kotak-kotak kecil mengadakan evaluasi dari perencanaan
dan kemudian di-overlay-kan pada peta- tersebut setelah dilakukan pemboran dari
peta bawah permukaan. Dari data masing-masing sumur tesebut.Evaluasi
geologi, apabila sudah didapatkan peta ini diperlukan disamping untuk
net oil isopach (oil pool) atau net gas mengetahui hasil dari perencanaan juga
isopach (gas pool) maka selanjutnya untuk menentukan tindakan lebih lanjut
digunakan dari data penilaian formasi yang dikerjakan apabila dari perencanaan
dapat dibuat visualisasi heterogenitas tersebut memerlukan tindakan-tindakan
reservoir berupa peta isoporositas, tertentu yang harus diambil untuk
isopermeabilitas, isosaturasi air.Maka dari mengoptimalkan produksi hidrokarbon.
peta-peta bawah permukaan tersebut Dalam evaluasi ini metode yang
apabila di-overlaykan dengan grid-grid digunakan adalah metode well test baik
tersebut diperoleh digitasi berupa ditribusi pressure test dan rate test (deliverability
ketebalan lapisan minyak atau gas, test). Dalam metode well test ini untuk
porositas, permeabilitas dan saturasi mengevaluasi sejauh mana tiap sumur
air.Apabila digitasi keempatnya kita tersebut mampu menguras hidokarbon
overlay-kan menjadi satu maka yang ada. Jadi yang didapatkan dari well
didapatkan distribusi IOIP, cadangan dan test adalah radius pengurasan (re).
produktivitas dari suatu reservoir.Dengan Sedangka untuk mendapatkan jari-jari
mengetahui distribusi tersebut maka pengurasan, dicapai pada saat waktu
dapat dibuat pola pengaturan titik stabil. Dengan diketahuinya jari-jari
serapnya.Ada dua pola yaitu pola teratur pengurasan tiap-tiap sumur tersebut
dan tidak teratur. Kita gunakan pola maka peta sistem grid dapat dilihat
teratur apabila tingkat homogenitasnya adakah bagian reservoir yang belum
tinggi, dalam artian perbedaan parameter terkuras, bila ada, maka langkah yang
dari tiap grid tersebut tidak terlalu jauh ditempuh bisa dengan menggunakan
berbeda, disamping itu faktor yang lebih sumur-sumur sisipan (infill drilling) untuk
penting lagi adalah reservoir tersebut meningkatkan recovery, atau dengan
mempunyai storagecapacity besar, menambah tekanan sehingga rate sumur
kh/μbesar serta jari-jari pengurasan dapat ditingkatkan.
sumur, untuk mendapatkan hasil yang
optimal. Sebaliknya titik serap yang tidak Pada rencana pengembangan
teratur dipakai untuk reservoir yang lapangan produksi jumlah suatu sumur
tingkat heterogenitasnya tinggi.Disamping ditentukan berdasarkan laju alir yang
faktor heterogenitas, faktor mekanisme diminta, analisa well testing, pola spasi
pendorong juga menjadi bahan sumur dan konsep maximum efficient rate
pertimbangan dalam penentuan letak titik (MER). MER dibagi dua yaitu Economic
serap. Dengan perencanaan pengaturan MER dan Engineering MER. Economic
letak titik serap yang tepat maka akan MER didefinisikan sebagai MER yang
didapatkan hasil recovery yang optimum dibatasi oleh faktor keadaan pemasaran,
37
FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 3

ongkos produksi, serta peraturan dan 2. MER Sumur


kebijaksanaan pemerintah yang berlaku
saat itu. Arahnya adalah mengarah MER sumur adalah pembatasan
kepada laju yang terbesar yang laju produksi sumur, agar penggunaan
menghasilkan net provit. energi di dalam reservoir berlangsung
Secara teknik konsep MER dibagi effisien.MER sumur merupakan laju
menjadi dua bagian, yaitu : MER produksi maksimum dari suatu sumur
Reservoir dan MER Sumur. yang diijinkan agar tidak terjadi kerusakan
formasi produktifnya dan penggunaan
1. MER Reservoir energi yang tidak effisien.

MER reservoir adalah Adanya beberapa mekanisme


pembatasan total laju produksi seluruh pendorong reservoir yang ditimbulkan
reservoir agar tidak terjadi kerusakan oleh gas dan air akan mempengaruhi
formasi dan pembuangan energi secara perolehan minyak. Misal dengan adanya
tidak effisien. Karena berhubungan pengaruh water / gas coning, maka untuk
dengan pemakaian energi yang ada, memperoleh minyak yang maksimal
maka penentuan besarnya MER reservoir harus menentukan terlebih dahulu laju
ini tergantung dari mekanisme pendorong produksi maksimum tiap-tiap sumur.
yang bekerja. Jenis reservoir semacam ini
adalah gas cap dan water drive reservoir. Gas Coning

Untuk menentukan batasan laju o  g ko


Qo max  0,001535 (h2  (h  D2)
produksi pada MER reservoir digunakan ln (re / rw) o
perhitungan laju produksi kritis yang …………………………………………….(3)
dikemukakan oleh Pirson. Persamaannya Water Coning
adalah sebagai berikut :
o  g ko
{(Cs x P) – C1} Qo max  0,001535 (h2  D2)
ln( re / rw) o
Q = ….. ( 2 )
…………………...…………..……………(4)
{((B/a) – S) + R} a
keterangan :
keterangan :
Qo mak = laju aliran maksimum
Q = laju produksi yang
yang diijinkan, STB/D
diinginkan, STB/bulan
Cs = konstanta water influx, o = densitas minyak, gr/cc
bbl/bulan/psi w = densitas air gr/cc
C1 = laju produksi air, bbl/bulan re = jari-jari pengurasan,ft
R = gas oil ratio rw = jari-jari sumur, ft
S = kelarutan gas dalam air, ko = permeabilitas effektif
SCF/STB minyak, md
P = perbedaan tekanan antara h.d = ketebalan
tekanan aquifer dengan
tekanan res, psi Economic MER
B = faktor volume formasi
Economic MER adalah laju produksi yang
minyak, bbl/stb
akan memberikan keuntungan pada
a = faktor volume gas, SCF/bbl
setiap barel minyaknya. Economic MER
sangat tergantung pada keadaan
38
FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 3

pemasaran, biaya operasi dan mekanisme pendorong yang bekerja


pertimbangan politik dari pemerintah pada reservoir.
setempat.Berdasarkan engineering MER 2. Porositas, Saturasi minyakdan
Kemampuan batuan untuk
maka laju produksi yang dipilih adalah
mengalirkan fluida (kh/μ) adalah
yang memberikan recovery, sedangkan faktor penting untuk menentukan
ditinjau dari economic MER maka dipilih letak titik serap yang tepat dalam
MER yang memberikan net profit per perencanaan penyebaran sumur
barrel.Dengan demikian untuk produksi.
menentukan laju produksi optimum harus 3. Dalam perencanaan penyebaran
mempertimbangkan kedua konsep MER sumur harus diketahui jari-jari
pengurasan (re) dari sumur-sumur
tersebut agar diperoleh hasil akhir yang
terdahulu, sehingga dapat ditentukan
baik. grid-grid yang akan digunakan untuk
Berdasarkan pengertian tersebut menentukan sumur-sumur baru yang
maka banyaknya sumur yang dibutuhkan berfungsi sebagai titik serap.
4. Perbedaan reservoir homogen dan
(W) pada suatu lapangan dapat reservoir heterogen dalam
ditentukan dengan menganggap perencanaan titik serap sumur
formasinya seragam, yaitu dengan produksi adalah pada radius
membagi MER reservoir dan MER sumur. pengurasannya. Reservoir heterogen
Secara matematis dapat dinyatakan mempunyai radius pengurasan yang
dengan persamaan : tidak sama, sedangkan reservoir
homogen mempunyai radius
MER reservoir pengurasan yang relatif sama. Dari
W  …………….…(5) harga radius pengurasan ini akan
MER sumur diketahui spasi antar sumur dan
jumlah sumur yang diperlukan untuk
luasan reservoir tertentu.
IV. Kesimpulan 5. Jumlah sumur pengembangan
1. Perencanaan penentuan posisi ditentukan berdasarkan laju alir yang
sumur produksi harus diminta, analisa well testing, pola
mempertimbangkan sifat fisik batuan spasi sumur dan konsep maximum
dan fluida reservoir, distribusi efficient rate (MER)
cadangan dan produktifitas, struktur
geologi dan posisi struktur serta

DAFTAR PUSTAKA

1. Allen, T.O. and Robert, A.P., “Production Operations, Well Completion,


Workover and Stimulation”, Volume I & II, Second Edition, Oil and gas Consultans
International, Inc., Tulsa 1982
2. Amyx, J.W., Bass D.M, Whiting, R . L : “Petroleum Reservoir Engineering “ , Mc
Grow Hill Book Company, New York, 1960.
3. Koesumadinata, R.P., : “ Geologi Minyak Dan Gas Bumi “, Jilid I & II, Penerbit
ITB, Bandung, 1980.
4. Pettijohn, S.J., “Sedimentary Rock “, Harpers and Brothers, New York, 1957.
5. Nind, T.E.W.,”Principles Of Oil Well Production”, McGraw Hill Book Company,
New York, 1964.
6. Uren, L.C. : “ Petroleum Produktion Engineering “ Mc Graw Hill Book Company,
Inc., Fourth Edition, New York, 1956 .

39

Anda mungkin juga menyukai