ABSTRAK
Salah satu parameter yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan karakteristik hidrolik akuifer adalah petrofisik batuan.
Potensi airtanah di suatu daerah sangat tergantung dari petrofisik batuan setempat. Karakterisik hidraulik yang penting diketahui antara
lain adalah porositas dan permeabilitas batuan. Daerah Sub DAS Code disusun oleh batuan dari Formasi Yogyakarta dan Sleman yang
merupakan batuan vulkanik Merapi Muda. Batuan akifer di daerah ini antara lain adalah batupasir tufan dan breksi andesit. Batupasir
tufan memiliki tekstur klastik, ukuran butir pasir halus-kasar, kadang-kadang kerikilan, berstruktur gradasi, masif atau berlapis. Breksi
andesit bertekstur piroklastik ataupun epiklastik, dengan ukuran butir fragmen kerikil hingga kerakal-berangkal, sortasi buruk – sedang,
kemas terbuka, struktur masif atau berlapis tebal. Dari beberapa sampel yang dianalisis diketahui bahwa batuan akifer memiliki
porositas 31,29 – 50,254% dan permeabilitas 1,48.10-6 hingga 8,45.10-4 cm/dtk. Hubungan antara porositas dan permeabilitas batuan
tidak menunjukkan hubungan yang kuat, namun masing-masing parameter tersebut dipengaruhi oleh tekstur dan struktur batuan serta
komposisinya, khususnya dalam hal kehadiran mineral lempung.
suatu batuan atau tanah tergantung pada berbagai faktor terjadi karena butiran yang lebih kecil menempati sebagian
fisik, antara lain porositas, ukuran, distribusi, bentuk dan besar ruang di sekitar butiran yang lebih besar. Besarnya
susunan butir serta faktor lainnya. Pada media berpori konduktivitas hidrolik untuk berbagai kelas batuan yang
tidak terkonsolidasi, konduktivitas hidrolik pada umumnya tidak terkonsolidasi dan terkonsolidasi ditunjukkan pada
bervariasi sesuai ukuran partikel. Material lempung Tabel 2 (Bureau of Reclamation, 1977 dalam [7]).
biasanya menunjukkan nilai konduktivitas hidrolik yang Morris dan Johnson (1967, dalam [7]) memberi
rendah, sedangkan pasir dan kerikil menunjukkan nilai patokan beberapa nilai konduktivitas hidrolik yang
tinggi [7]. representatif untuk berbagai bahan geologis (Tabel 3).
Konduktivitas hidrolik pada batuan dengan Nilai ini merupakan rata-rata dari banyak pengukuran;
ukuran butir campuran akan menunjukkan variasi nilai adanya rentang nilai untuk setiap jenis batuan tergantung
yang berbeda-beda dan biasanya lebih kecil dari nilai pada berbagai faktor antara lain pelapukan, rekahan,
interpolasi liniernya dibandingkan pada butiran yang saluran solusi maupun kedalaman overburden.
seragam (Illinois State Water Survey dalam [7]). Hal ini
Tabel-2. Konduktivitas hidrolik beberapa material geologi (Bureau of Reclamation, 1977 dalam [7])
Tabel-3. Konduktivitas Nilai konduktivitas hidrolik beberapa tersebut tergantung pada proses geologis yang
material batuan (Morris and Johnson, 1967, dalam [7]) menghasilkan berbagai lingkungan geologis [8].
Konduktivitas hidrolik
Material
(m/hari) HASIL DAN DISKUSI
Kerikil/kerakal kasar 150
Kerikil/kerakal sedang 270
Kerikil/kerakal halus 450 Data Lapangan
Pasir kasar 45 Airtanah di daerah penelitian didukung oleh
Pasir sedang 12 akifer Merapi Muda, terdiri dari Formasi Yogyakarta dan
Pasir halus 2,5 Sleman, dengan aliran cenderung ke arah selatan.
Lanau 0,08 Airtanah dangkal pada umumnya diperoleh dari akifer
Lempung 0,0002 Formasi Yogyakarta, sedangkan airtanah dalam dapat
Batupasir berbutir halus 0,2
disadap dari Formasi Sleman [9]. Kualitas air di daerah
Batupasir berbutir sedang 3,1
Batugamping 0,94
penelitian cukup baik walaupun kadang kala dijumpai
Dolomit 0,001 pencemaran ringan [10]. Kondisi airtanah yang cukup
Gumuk pasir 20 bagus dalam hal kuantitas dan kualitasnya ini didukung
Tuf 0,2 oleh akifer vulkaniklastik hasil aktivitas Gunung Merapi
Basalt 0,01 dengan karakteristik porositas dan permeabilitas yang
Gabro lapuk 0,2 cukup baik.
Keadaan medan di sekitar Sungai Code dapat
dilihat pada Gambar 4. Wilayah sungai ini di bagian hulu
Hubbert (1956, dalam [8]) menyatakan bahwa dan hilir merupakan daerah pemukiman dan pertanian,
konstanta konduktivitas hidrolik dalam hukum Darcy tidak sedangkan pada bagian tengah pada umumnya merupakan
hanya merupakan fungsi dari media berpori tetapi juga daerah padat pemukiman. Beberapa penggal sungai ini
fluida. Konduktivitas hidrolik menggambarkan sifat menunjukkan Beberapa sampel batuan di lapangan telah
konduktif dari media berpori secara independen akibat dideskripsi untuk melihat karakter petrofisiknya. Karakter
fluida yang mengalir melaluinya. tersebut terutama dilihat dari tekstur batuannya. Secara
Nilai konduktivitas hidrolik biasanya umum, batuan yang menyusun daerah penelitian terdiri
menunjukkan variasi melalui ruang dalam formasi geologi. dari batupasir, breksi andesit dan kadang kala memiliki
Parameter ini juga menunjukkan variasi dengan arah interkalasi batulempung (Tabel-4). Beberapa foto
pengukuran pada titik tertentu dalam formasi geologi, singkapan batuan ditunjukkan pada Gambar-5.
yang meliputi heterogenitas dan anisotropi. Sifat-sifat
Data Laboratorium
Hasil uji laboratorium sampel batuan yang
diambil dari lapangan disajikan pada Tabel 5 berikut ini.
Sampel batuan berasal dari singkapan batuan yang
dijumpai di lapangan. Ini berarti bahwa batuan tersebut
merupakan batuan yang ada di permukaan, yang pada
Gambar-4. Kondisi daerah penelitian. Atas: bagian hulu di umumnya termasuk dalam Formasi Yogyakarta dan
Ngaglik (LP 49); tengah: bagian tengah di Gondomanan (LP 21); Sleman yang merupakan produk Gunungapi Merapi Muda.
bawah: bagian hilir di Imogiri (LP 42)
Tabel-5. Hasil uji laboratorium petrofisik batuan yang diteliti
Berat Porositas
Tabel-4. Data litologi daerah penelitian Kandungan Permeabilitas
LP Jenis (n)
Struktur air (w) (%) (K) (cm/dtk)
LP Lokasi Litologi (G) (%)
sedimen
1 2,722 8,4405 34,275 4,90.10-4
Breksi dan Gradasi
1 Sumberan batupasir 2 2,744 7,749 34,4195 8,45.10-4
Breksi dan Gradasi, 3 2,762 9,721 43,5725 6,24.10-5
2 Nglempong Lor batupasir melensa 4 2,614 6,929 48,298 3,05.10-4
Breksi dan Perselingan
5 2,853 5,401 32,2105 2,19.10-6
3 Tegalmojo batupasir tufan
Batulempung - Berlapis 6 2,828 6,378 32,7775 2,12.10-5
4 Pogung Rejo batupasir 8 2,577 22,746 50,254 1,46.10-4
Batupasir; batupasir Berlapis 14 2,716 1,9675 42,636 3,22. 10-6
5 Blunyah Gede lempungan
23 2,707 1,5935 31,290 1,48.10-6
Breksi dan Gradasi
6 Jetis batupasir tufan 40 2,59 19 49,3825 1,33.10-5
Batulempung;- Perselingan 49 2,746 7,405 41,8425 6,31.10-5
8 Kembangsongo batupasir
50 2,771 11,292 39,065 4,57.10-5
14 Sorosutan Batulempung- Berlapis
batupasir
23 Jetis, Batulempung- Berlapis
Umbulharjo batupasir Pengaruh tekstur terhadap porositas
Batupasir; batupasir Masif; Tekstur batuan meliputi ukuran butir, bentuk
40 Ponggok lempungan berlapis butir, sortasi dan kemas batuan yang dapat diamati secara
Batupasir tufan Berlapis, megaskopis (Tabel-6). Dari tabel tersebut tampak bahwa
49 Kadipuro masif batuan yang diuji memiliki porositas sebesar 31 – 50%,
50 Ngentak Batupasir tufan Berlapis sesuai dengan penelitian [8] yang menunjukkan kisaran
porositas endapan lempung – kerikil. Pada kenyataannya,
batuan yang diambil merupakan batuan yang sudah mulai
terkompaksi, jadi bukan merupakan endapan lepas.
Kisaran nilai batuan yang diuji tersebut bila dibandingkan
dengan klasifikasi porositas [8] memiliki nilai yang lebih
besar dari porositas batupasir. Hal ini menunjukkan bahwa intrinsik yang berupa friksi dalam akibat pori yang terlalu
batuan yang diuji menunjukkan karakteristik yang lebih halus. Butiran yang berukuran lebih halus pada suatu
baik porositasnya dibandingkan batupasir pada umumnya. volume batuan yang sama akan memiliki permukaan yang
Hal ini didukung oleh ukuran butir yang relatif halus, lebih luas dibandingkan butiran kasar. Permukaan yang
bentuk butir yang relatif membundar, sortasi baik (butiran luas tersebut akan mengakibatkan gaya adhesi yang besar
relatif seragam) dan kemas tertutup. Beberapa sampel sehingga gesekan luar juga besar. Adanya friksi luar ini
yang memiliki butiran lempungan kurang dapat teramati akan mengurangi permeabilitas batuan.
teksturnya secara megaskopis.
Tabel-7. Nilai permeabilitas dan data petrofisik (ukuran butir
Tabel-6. Karakteristik tekstur dan porositas batuan yang diteliti dan jenis) batuan
Ukuran Bentuk Sortasi Permeabilitas
LP Porositas Sampel LP Ukuran Sampel Batuan
butir butir / Kemas (cm/dtk)
Batupasir 1 Batupasir kerikilan
Membundar Sedang/ kerikilan 7 4,90.10-4
1 7 34,275 (matriks breksi)
- menyudut Tertutup (matriks
2 Batupasir kerikilan
breksi) 10 8,45.10-4
Batupasir (matriks breksi)
Membundar Sedang kerikilan 3 9 6,24.10-5 Batupasir tufan
2 8 34,4195
- menyudut Tertutup (matriks 4 6 3,05.10-4 Batupasir
breksi) 5 5 2,19.10-6 Batupasir lempungan
Menyudut - Sedang/ Batupasir 6 5 2,12.10-5 Batupasir tufan
3 3 43,5725
membundar Tertutup tufan
8 2 1,46.10-4 Batupasir
Baik/
4 4 Membundar
Tertutup
48,298 Batupasir 14 6 3,22. 10-6 Batupasir lempungan
- Batupasir 23 2 1,48.10-6 Batupasir lempungan
5 2 - 32,2105 40 2 1,33.10-5 Batupasir lempungan
lempungan
Menyudut - Buruk/ Batupasir 49 8 6,31.10-5 Batupasir tufan
6 3 32,7775
membundar Terbuka tufan 50 7 4,57.10-5 Batupasir tufan
Baik/
8 4 Membundar 50,254 Batupasir
Tertutup
- Batupasir Sifat fisik batuan seperti tekstur, struktur maupun
14 2 - 42,636 kandungan air sangat mengontrol laju infiltrasi
lempungan
23 2 -
-
31,290
Batupasir tanah/batuan [11], ini berarti bahwa petrofisik batuan
lempungan berpengaruh terhadap permeabilitas. Tanah berbutir kasar
- Batupasir
40 2 - 49,3825
lempungan
seperti di daerah penelitian memiliki pori yang cukup
Menyudut - Sedang/ Batupasir besar dengan struktur stabil yang memungkinkan curah
49 3 41,8425
membundar Tertutup tufan hujan meresap ke dalamnya.
Menyudut - Sedang/ Batupasir
50 3 39,065
membundar Tertutup tufan Hubungan Porositas dan Permeabilitas Batuan yang
Catatan: Kelas ukuran butir 1. Lempung; 2. Lanau; 3. Pasir sangat halus; 4. Pasir halus; 5. Pasir
sedang; 6. Pasir kasar; 7. Pasir sangat kasar; 8. Kerikil; 9. Kerakal; 10. Berangkal; 11. Diuji
Bongkah.
Porositas merupakan salah satu parameter yang
mempengaruhi konduktivitas hidrolik suatu batuan atau
Dengan demikian, semua sampel batuan yang
tanah. Namun, porositas bukanlah satu-satunya factor
diteliti memiliki porositas yang relatif besar. Walaupun
yang mempengaruhi permeabilitas [7]. Dalam penelitian
korelasi tidak terlalu kuat, namun pada dasarnya porositas
ini, hubungan porositas dan permeabilitas batuan di daerah
batuan dikendalikan oleh teksturnya. Porositas batuan
penelitian dicari dengan menggunakan metode regresi
yang paling besar ditunjukkan oleh batupasir halus
korelasi (Gambar-6). Hubungan keduanya menunjukkan
dengan sortasi yang baik dan kemas tertutup. Korelasi
korelasi yang sangat rendah [12], ditunjukkan oleh nilai r2
yang kurang jelas disebabkan karena perbedaan tekstur
sebesar 0,026 atau r sebesar 16%. Hubungan yang sangat
batuan relatif kecil, karena semua sampel merupakan
lemah ini menunjukkan bahwa banyak faktor lain yang
batupasir. Kondisi litifikasi yang belum sempurna
menentukan permeabilitas batuan. Dengan demikian,
mengakibatkan batuan belum terlalu kompak dan keras.
porositas yang tinggi tidak berarti akan menyebabkan
Karakteristik petrofisik ini mendukung tingginya porositas
permeabilitas yang tinggi. Faktor-faktor yang turut
dan sekaligus mendukung potensi batuan sebagai akifer
menentukan permeabilitas batuan di daerah penelitian
airtanah.
antara lain faktor pemadatan/kompaksi serta struktur
batuan (masif/berlapis/gradasi dan sebagainya). Kondisi
Pengaruh tekstur dan jenis batuan terhadap
batuan yang tersingkap di lapangan menunjukkan
permeabilitas
karakteristik fisik yang bervariasi. Batuan yang lebih tua
Batuan yang memiliki ukuran butir halus
(Formasi Sleman) pada umumnya lebih kompak sehingga
(lempungan) umumnya memiliki permeabilitas <10-5
mengakibatkan permeabilitas yang kurang bagus. Selain
cm/dtk sedangkan batuan berbutir kasar (> pasir)
itu, kondisi fisik seperti pelapukan dan adanya rekahan
cenderung memiliki permeabilitas >10-4 cm/dtk (Tabel 7).
juga dapat mempengaruhi nilai permeabilitas batuan yang
Walaupun secara regresi sulit ditentukan koefisien
diteliti.
korelasinya namun tampak bahwa tekstur batuan
mempengaruhi permeabilitasnya. Batuan sedimen yang
berukuran sedang hingga kasar cenderung memberi sifat
permeabel. Batuan yang mengandung mineral lempung
atau mineral berukuran lempung memberi efek
impermeable pada batuan, hal ini berkaitan dengan faktor
DAFTAR PUSTAKA
90 [1] Badan Geologi. 2011. Atlas Cekungan Air Tanah
80 Matriks
Permeabilitas (x 10-5 cm/dtk)
Indonesia. Kementrian Energi dan Sumber Daya
breksi
70 Mineral. Bandung.
60
[2] Rahardjo, W., Sukandarrumidi dan Rosidi, H. M. D.
50 Batuan 1995. Peta Geologi Lembar Yogyakarta. Skala 1 :
lempungan
40 /tufan 100.000. Ed.2. P3G. Bandung.
30 y = -0.6034x + 40.791
R² = 0.0263 [3] Kusumayudha S.B., Murwanto H., Sutarto,
20 Choiriyah S.U. 2019. Volcanic Disaster and the
10 Decline of Mataram Kingdom in the Central Java,
0 Indonesia. Wasowski J., Dijkstra T. (eds). Recent
Research on Engineering Geology and Geological
30 35 40 45 50 55
Engineering. GeoMEast 2018. Sustainable Civil
Porositas (%) Infrastructures. Springer. Cham.
Gambar-7. Hubungan porositas – permeabilitas batuan yang [4] MacDonald & Partners. 1984. Greater Yogyakarta
diteliti Groundwater Resource Study. Vol. 3. Binnie &
Partners Hunting Technical Services Ltd.
Kehadiran mineral lempung dalam batuan juga Groundwater Development Project (P2AT). Ministry
dapat terjadi akibat proses pelapukan yang ditunjukkan of Public Works. Government of the Republic of
oleh beberapa singkapan batuan. Tingkat pelapukan akan Indonesia.
mempengaruhi sifat fisik batuan [13] [14]. Semakin tinggi
derajat pelapukan, maka semakin besar kadar air serta [5] Listyani R.A., T., Isjudarto, A., Prayetno, Putra, R.I.
porositasnya (Rahman dkk., 2017). Dengan demikian, 2012. Analisis Hidrologi untuk Mendukung Potensi
variasi nilai porositas di daerah penelitian sangat mungkin Airtanah pada Sub DAS Code, Prosiding Seminar
dipengaruhi oleh derajat pelapukan yang berkembang di Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi (SNAST
daerah tersebut. 2012). Yogyakarta. 3 November.