Anda di halaman 1dari 26

KOMPAS DAN SUDUT AZIMUTH

(Laporan Praktikum Perpetaan)

Oleh
Fadsyah Muhammad Arbi
2215051063

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
Judul Praktikum : Kompas dan Sudut Azimuth

Tanggal Praktikum : 23 September 2022

Tempat Praktikum : Ruang 3.3 Gedung Teknik Geofisika Universitas


Lampung

Nama : Fadsyah Muhammad Arbi

NPM : 2215051063

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : III (Tiga)

Bandar Lampung, 6 Oktober 2022


Mengetahui,
Asisten

Muhammad Rizqi Halim

ii
NPM 1915051010

iii
Kompas dan Sudut Azimuth

Oleh
Fadsyah Muhammad Arbi

ABSTRAK

Praktikum perpetaan ini dilaksanakan pada tanggal 23 September 2022 di Gedung


Teknik Geofisika di ruang 3.3 secara tatap muka dengan topik pembahasan
kompas dan sudut azimuth. Kompas adalah alat yang digunakan untuk
menentukan arah. Kompas telah dipakai oleh navigator dan lain-lain selama
berabad-abad utuk mnenetukan arah. Azimuth adalah sudut yang diukur searah
dengan jarum jam dari sembarang acuan. Biasanya arah azimuth diukur dari arah
utara, tetapi juga ada yang mengukur sudut azimuth ini dari Selatan. Tujuan dari
praktikum ini adalah mampu menggunakan kompas sebagai alat ukur arah,
mampu mencari sudut arah suatu objek benda berdasarkan arah utara pada
kompas, mengerti dan dapat menentukan sudut arah, serta dapat menggambarkan
keberadaan suatu objek benda berdasarkan sudut keberadaan objek benda
tersebut, yang mana praktikum dilakukan dengan metode percobaan dan
pengukuran langsung terhadap keberadaan suatu objek dengan menggunakan
kompas, dengan mencari sudut arah suatu objek benda dan menentukan sudut
azimuth, keberadaan suatu objek benda. Praktikum yang berada dalam mata
kuliah perpetaan ini adalah salah satu ilmu yang sangat penting, terutama bagi
mahasiswa teknik geofisika yang sering melakukan eksplorasi penelitian di
lapangan.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
ABSTRAK.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan Praktikum..................................................................................2

II. TEORI DASAR

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan......................................................................................4
B. Diagram Alir.........................................................................................5

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan..................................................................................6
B. Pembahasan...........................................................................................6

V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Alat Tulis..............................................................................................5
Gambar 2. Kompas Geologi...................................................................................5
Gambar 3. Modul Praktikum Batuan Sedimen......................................................5
Gambar 4. Diagram Alir.........................................................................................6

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu pekerjaan yang pokok bagi seorang geofisika adalah membuat
peta. Peta diartikan sebagai bentuk ungkapan data geologi suatu daerah atau
wilayah yang ketelitiannya didasarkan pada skala petanya. Peta tersebut
menggambarkan atau memberikan informasi segala hal mengenai keadaan
wilayah tersebut antara lain sebaran, jenis, dan sifat batuan, umur,
stratigrafi, struktur, fisiografi, sumberdaya alam dan energi. Tentunya dalam
pembuatan peta, diperlukan praktik lapangan untuk melakukan survey
dengan tujuan membuat peta, proses ini disebut dengan pemetaan, yang
dimana dalam praktek lapangannya, hal dasar yang harus dikuasai oleh si
pemeta adalah menggunakan kompas, menetukan sudut azimuth dan sudut
arah.

Kompas adalah alat yang digunakan untuk menentukan arah. Sebuah


kompas terdiri atas jarum baja bermagnet yang dipasang pada sebuah sumbu
putar yang dipusatkan pada lingkaran pembagian skala. Biasanya jarum
petunjuk sealalu menunjukkan arah utara magnetik (dibelahan bumi utara),
dalam penggunaan kompas geologi terdapat istilah sudut azimuth dan susut
arah. Sudut azimuth adalah sudut yang diukur searah dengan jarum jam dari
sembarang acuan, sedangkan sudut arah adalah sudut yang diukur
berdasarkan dari arah mata angin.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum perpetaan mengenai kompas dan sudut azimuth


yaitu sebagai berikut.
1. Mahasiswa dapat menggunakan kompas sebagai alat ukur arah.
2. Dapat mencari sudut arah suatu objek benda berdasarkan arah utara
pada kompas.
3. Mengerti dan dapat menenetukan sudut azimuth dan sudut arah
4. Dapat menggambarkan keberadaan objek benda berdasarkan sudut
keberadaan benda tersebut.
II. TEORI DASAR

Kompas geologi adalah alat yang digunakan untuk menentukan arah dan besar
sudut serta tertanam sistem yang memiliki suatu tujuan dalam pembuatan sistem
tersebut. Kompas, klinometer, dan hand level merupakan alat-alat yang dipakai
dalam berbagai kegiatan survei, kompas geologi merupakan kombinasi dari ketiga
fungsi tersebut. Sebuah kompas terdiri atas jarum baja bermagnet yang dipasang
pada sebuah sumbu putar yang dipusatkan pada lingkaran pembagian skala
(Koenig, 2006).

Kompas geologi merupakan alat yang sangat berguna dalam semua ilmu fisik dan
geologi yang mana alat ini penting bagi seorang ahli geologi dalam melakukan
rangkaian pekerjaannya (Glenn Stracher, 2000). Kompas telah dipakai oleh
navigator dan lain-lain selama berabad-abad untuk menentukan arah. Pada
kompas geologi terdapat skala klinometer 0° - 90°. Pembagian angka skala
tersebut kelipatan 10° dengan di awali oleh titik 0° lurus dengan simbol E hingga
90° lurus dengan simbol S taupun N (bentuk bintang). Klinometer pada kompas
geologi dasarnya menggunakan prinsip accelerometer. Ketika accelerometer
diletakkan pada posisi statis, maka percepatan yang terukur adalah pecepatan
terhadap gravitasi bumi. Ketika accelerometer terpengaruh oleh percepatan maka
bola akan mengikuti arah percepatan. Fungsi dari skala klinometer ini yaitu
sebagai penunjuk derajat kemiringan sebuah perlapisan. Hand level merupakan
salah satu alat pengukuran survey pemetaan. Alat ini digunakan agar didapatkan
pandangan mendatar, atau titik yang sama tingginya dengan teropong serta
perbedaan ketinggian antara dua tempat, dan juga kemiringan suatu lembah.
Secara umum, terdapat dua macam bentuk kompas geologi, yaitu yang berbentuk
segidelapan dan yang berbentuk segi empat. Namun demikian bagian dalam
kompas hampir sama dengan beberapa modifikasi. Bentuk tutup kompas
disesuaikan dengan sedikit modifikasi. Pada prinsipnya keduanya memiliki fungsi
dan cara kerja yang sama, dengan bagian-bagian utama yang hampir serupa.

3Deklinasi adalah jarak suatu benda langit ke equator langit, diukur melalui
lingkaran waktu (lingkaran deklinasi) atau bisa dikatakan deklinasi adalah
3

sepotong busur lingkaran yang diukur dari titik perpotongan suatu benda langit
ke equator langit pada lingkaran deklinasi, (Setyo, 2020). Inklinasi adalah sudut
yang dibentuk dari garis gaya magnet dengan bidang horizontal bumi. Meridian
yaitu suatu garis khayal pada permukaan bumi yang menghubungkan kutub
utara dan kutub selatan yang posisinya tegak lurus dengan garis lintang. Dengan
demikian setiap titik di permukaan bumi memiliki meridiannya sendiri-sendiri.
Suatu titik di suatu meridian ditentukan posisinya oleh lintang. Tiap-tiap
meridian memiliki panjang yang sama, yaitu setengah dari lingkaran besar bola
bumi. Meridian magnetik adalah yang melewati kutub magnet (Encep Abdul
Rojak, 2020).

Kompas dalam penggunaannya terdapat istilah sudut azimuth dan sudut arah.
Sudut azimuth adalah sudut yang diukur searah dengan jarum jam dari
sembarang acuan, bisanya arah azimuth diukur dari arah utara, tetapi ada juga
yang yang mengukurnya dari arah selatan. Besaran sudut azimuth ini adalah dari
0° sampai 360°. Cara menetukan sudut azimuth yaitu cukup dengan
membidikkan kompas pada obyek atau tanda di lapangan yang dituju. Besaran
derajat artau arah yang didapat tersebutlah yang disebut sebagai sudut azimuth.
Namun, sebelum itu, harus mengetahui dan memastikan posisi kita di peta atau
yang biasa disebut sebagai teknik orientasi medan. Sudut azimuth digunakan
ketika ada dua lokasi di peta yang ditentukan. Cara menentukan sudut azimuth,
yaitu letakkan alat busur derajat pada salah satu kaki sudut, letakkan titik sudut
pada tengah-tengah busur derajat, perhatikan angka pada busur derajat yang
ditunjuk oleh kaki sudut lainnya, angka pada busur derajat tersebutlah yang
menunjukkan besar sudut yang dicari. Sudut arah adalah sudut yang diukur
berdasarkan dari arah mata angin. Besarnya sudut arah tidak lebih dari 90°. Arah
acuan dari sudut arah ini searah jarum jam atau tidak searah jarum jam.
Sudutnya diukur dari utara ataupun selatan dan ke arah timur ataupun barat,
untuk menghasilkan sudut kurang dari 90° (Hafizhan, 2015).
3
III. METODELOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

Gambar 1. Alat Tulis

Gambar 2. Kompas

Gambar 3. Modul Praktikum


5

B. Diagram Alir
Adapun langkah-langkah praktikum ini dapat dirincikan dalam diagram alir
berikut.

Mulai

Menyiapkan Alat dan Bahan

Melakukan Studi Literatur

Melakukan pengukuran Sudut dari Keberadaan


Suatu Objek

Menentukan Sudut Azimuth Kompas

Menghitung Sudut Arah Kompas

Hasil Praktikum

Selesai

Gambar 5. Diagram Alir


7

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Pada pelaksanaan praktikum perpetaan kali ini, belum terdapat pengamatan


dan observasi lebih lanjut.

B. Pembahasan

Praktikum ini dilaksanakan pada Jumat, 23 September 2022 di ruang 3.3


Gedung Teknik Geofisika, dimulai dengan pelaksanaan pretest yang dipandu
oleh Asisten Dosen Geologi Dasar. Setelah melaksanakan pretest praktikum,
mahasiswa dipersilahkan untuk istirahat sejenak sembari menunggu hasil
pretest. Adapun nilai minimal hasil pretest yang memenuhi standar kelulusan
yaitu 75.

Setelah diadakan uji kompetensi awal atau pretest, mahasiswa dipandu


kembali oleh asisten dosen untuk mengikuti kegiatan selanjutnya, yaitu
mendengarkan materi dan pemateri praktikum perpetaan tentang kompas dan
sudut azimuth. Tidak hanya sebatas diberi materi saja, asisten dosen juga
memberitahu komponen-komponen yang ada pada kompas geologi dan
mempraktekan cara menggunakan kompas geologi dengan memberikan suatu
objek benda sebagai objek yang diukur oleh kompas dan menentukan sudut
azimuth dan sudut arah objek tersebut. Kemudian, asisiten dosen juga
memberikan kesempatan pada masing-masingmkelompok untuk mencoba
mempraktekkan sendiri menggunakan kompas untuk mengukur suatu objek,
yang dimana diberikan masing-masing satu buah kompas kepada setiap
kelompok dengan waktu yang cukup lama. Setelah itu, kompas dikembalikan
lagi kepada asisten dosen. Kemudian, asisten dosen kembali memberikan
sedikit pengulangan materi mengenai kompas dan diikuti dengan memberikan
beberapa pertanyaan kepada mahasiswa yang bertujuan sebagai uji
kompetensi untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa setelah
dilaksanakannya praktikum. Setelah itu, asisten dosen memberikan tugas
praktikum dan poin-poin penting cara pengerjaannya. Kompas geologi adalah
alat yang digunakan untuk menentukan arah dan besar sudut serta tertanam
sistem yang memiliki suatu tujuan dalam pembuatan sistem tersebut
(Andrejasic, 2008). Kompas, klinometer, dan hand level merupakan alat-alat
yang dipakai dalam berbagai kegiatan survei, kompas geologi merupakan
8

kombinasi dari ketiga fungsi tersebut. Sebuah kompas terdiri atas jarum baja
bermagnet yang dipasang pada sebuah sumbu putar yang dipusatkan pada
lingkaran pembagian skala. Biasanya jarum petunjuk selalu menunjukkan
arah utara magnetic (dibelahan bumi utara).

Kompas geologi merupakan alat yang sangat baik untuk mengajarkan


keterampilan ke dalam semua ilmu fisik dan geologi yang mana kemampuan
untuk menggunakan kompas geologi merupakan keterampilan penting bagi
seorang ahli geologi dalam melakukan rangkaian pekerjaannya (Glenn
Stracher, 2000). Kompas telah dipakai oleh navigator dan lain-lain selama
berabad-abad untuk menentukan arah. Kompas geologi memiliki beberapa
fungsi khusus yaitu selain mengukur arah mata angin, kompas geologi juga
dapat digunakan untuk mengukur kedudukan suatu bidang atau garis,
mengukur kemiringan lereng maupun mengukur jurus ataupun kedudukan
perlapisan dan kemiringan lapisan batuan. Pada kompas geologi terdapat
skala klinometer 0° - 90°. Pembagian angka skala tersebut kelipatan 10°
dengan di awali oleh titik 0° lurus dengan simbol E hingga 90° lurus dengan
simbol S taupun N (bentuk bintang). Klinometer pada kompas geologi
dasarnya menggunakan prinsip accelerometer. Ketika accelerometer
diletakkan pada posisi statis, maka percepatan yang terukur adalah pecepatan
terhadap gravitasi bumi. Ketika accelerometer terpengaruh oleh percepatan
maka bola akan mengikuti arah percepatan. (Hafizhan, 2015). Fungsi dari
skala klinometer ini yaitu sebagai penunjuk derajat kemiringan sebuah
perlapisan. Hand level merupakan salah satu alat pengukuran survey pemtaan.
Alat ini digunakan agar didapatkan pandangan mendatar, atau titik yang sama
tingginya dengan teropong serta perbedaan ketinggian antara dua tempat, dan
juga kemiringan suatu lembah.

Secara umum, terdapat dua macam bentuk kompas geologi, yaitu yang
berbentuk segidelapan dan yang berbentuk segi empat. Namun demikian
bagian dalam kompas hampir sama dengan beberapa modifikasi. Bentuk
tutup kompas disesuaikan dengan sedikit modifikasi. Pada prinsipnya
keduanya memiliki fungsi dan cara kerja yang sama, dengan bagian-bagian
utama yang hampir serupa. Sesuai dengan perkembangan teknologi, saat ini
kompas geologi dikelompokkan menjadi dua model utama, yaitu model
azimuth satu lingkaran dan model kuadran. Sebagai alat ukur arah dan sudut,
kompas geologi memiliki bagian-bagian utamanya yaitu jarum kompas
bermagnet, berfungsi sebagai penunjuk arah utara atau selatan. Pembagian
derajat, berfungsi pembagian derajat pada sisi terluar pada lingkaran tersebut
berbanding terbalik dengan arah putaran jarum jam atau kearah kiri pengguna
kompas. Pusat titik 0° berhimpit dengan 360° lurus pada simbol berbintang
9

atau arah Utara (north). Pada titik 90° lurus pada simbol E. Pada titik 180°
lurus pada simbol S. Sedangkan pada titik 270° lurus pada simbol W. Skala
Klinometer, pembagian angka skala tersebut kelipatan 10° dengan di awali
oleh titik 0° lurus dengan simbol E hingga 90° lurus dengan simbol S taupun
N (bentuk bintang). Fungsi dari skala klinometer ini yaitu sebagai penunjuk
derajat kemiringan sebuah perlapisan. Bull’s eye level, Fungsi dari bull's eye
ini yaitu apa bila gelembung udara tepat berada pada lingkaran kecil didalam
sebuah cairan maka kedudukan kompas telah horizontal. Nivo tabung, fungsi
dari nivo tabung ini yaitu sebagai pembantu ketepatan pengukuran sebuah
derajat kemiringan sebuah perlapisan batuan dengan menempatkan
gelembung udara tepat ditengah tabung. Pemutar klinometer, Pemutar
clinometer level terletak dibagian belakang kompas. Dapat diputar-putar
setengah lingkaran menggunakan jari pengguna. Berfungsi sebagai pengatur
nivo tabung saat pengukuran sudut perlapisan atau sudut lereng. Adjusting
screw (skrup penyetel), berada dibagian samping kiri dari pengguna dekat
dengan penutup kompas dan fungsi dari adjusting screw yaitu sebagai
pengatur geografis. Lift pin (pengunci jarum kompas), Fungsi dari lift pin
yaitu sebagai pengunci arah jarum kompas apabila pengukuran telah sesuai,
sehingga jarum kompas geologi tidak akan bergerak meskipun dalam keadaan
goyang atau miring. Kaca pelindung dalam, kaca pelindung dalam ini
berbentuk lingkaran dengan berwarna bening atau tembus pandang. Fungsi
dari kaca pelindung ini yaitu sebagai pelindung bagian dalam kompas yang
meliputi jarum kompas, lingkaran derajat, jarum kompas, bull's eye level,
klinometer level, dari kotoran maupun air. Sudut azimuth adalah sudut yang
diukur searah dengan jarum jam dari sembarang acuan, bisanya arah azimuth
diukur dari arah utara, tetapi ada juga yang yang mengukurnya dari arah
selatan. Besaran sudut azimuth ini adalah dari 0° sampai 360°.

Berdasarkan pada jurnal “Teknologi Geologi Digital,” kompas berasal dari


bahasa Latin compassus yaitu yang berarti jangka. Kompas sendiri sudah
dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan ditemukannya kompas
kuno yang dipakai oleh pejuang China sekitar tahun 1100 M. Kompas
merupakan alat penentu arah mata angin. Kompas terdiri atas magnet jarum,
yang dapat berputar bebas. Tidak seperti pada kompas umumnya, kompas
geologi memiliki beberapa fungsi khusus yaitu selain mengukur arah mata
angin, kompas geologi juga dapat digunakan untuk mengukur keududukan
suatu bidang atau garis. Pada kompas geologi terdpat fasilitas yang sangat
membantu dalam pengukuram pengerjaan lapangan, yatiu klinometer.
Klinometer adalah alat sederhana untuk mengukur sudut elevasi anatara garis
datar dan sebuah garis yang menghubungkan sebuah titik pada sebuah garis
datar tersebut dengan titik puncak (ujung) sebuah objek. Aplikasinya
8

digunakan untuk mengukur tinggi (panjang) suatu objek dengan


memanfaatkan sudut elevasi. Dengan kata lain fungsi atau kegunaannya
adalah untuk menentukan besar sudut elevasi dalam mengukur tinggi obyek
secara tidak langsung. Dengan teknologi digital, klinometer tersebut
dimodifikasi sehingga tidak lagi menggunakan busur dan bandul sebagai
pemberat tetapi dapat mengukur sudut elevasi lebih akurat. Oleh karena itu,
kompas geologi merupakan alat yang sangat penting di bidang geologi,
geofisika, arkeologi, dan bidang lain yang berbasis lapangan Kompas geologi
yang ada saat ini masih menggunakan pembacaan secara manual sehingga
resiko kesalahan pembacaan cukup tinggi apabila penggunanya tidak teliti
maupun kurang paham dalam penggunaannya. Techno-kompas merupakan
sebuah kompas geologi yang telah dimodifikasi menjadi lebih digital
sehingga sangat mempermudah pekerjaan lapangan dan meminimalisir
kesalahan pengambilan data. Techno-kompas dapat digunakan oleh minimal 3
bidang keilmuan, yaitu ilmu geologi, geofisika, arkeologi, dan juga dapat
sangat membantu pekerjaan di lapangan.
V. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum perpetaan mengenai kompas dan sudut azimuth yang telah
dilakukan, maka didapatlah kesimpulan dari hasil praktikum, yaitu sebagai
berikut.
1. Kompas adalah alat yang digunakan untuk menentukan arah dan besar
sudut, dan jarum kompas selalu menunjuk ke arah utara.
2. Kompas geologi sangat berperan penting pada pekerjaan atau keilmuan
yang melibatkan lapangan karena kompas geologi dilengkapi kompas,
klinometer, dan hand level merupakan alat-alat yang dipakai dalam
berbagai kegiatan survei
3. Kompas geologi tidak hanya bisa mengukur sudut dan arah, juga kompas
geologi memiliki beberapa fungsi khusus yaitu selain mengukur arah mata
angin, kompas geologi juga dapat digunakan untuk mengukur keududukan
suatu bidang atau garis.
4. Pada kompas geologi terdapat sudut azimuth dan sudut arah, yang mana
sudut azimuth adalah sudut yang diukur searah dengan jarum jam dari
sembarang acuan yang besarannya hingga 360o, sedangkan sudut arah
adalah sudut yang diukur berdasarkan dari arah mata angina yang besarnya
tidak lebih dari 90o.
DAFTAR PUSTAKA

Dharmayanti, Eka., Khairani dkk. (2015). “Techno-kompas” Teknologi Kompas


Geologi Digital Dan Klinometer Serba Bisa Untuk Akuisisi Data Pengukuran
Strike Dip Pada Bidang Geologi, Geofisika, dan Arkeologi.
Stracher, G. B., & Herbert Shea, J. (2000). Enchanching, Quantitative Skills of
Physical-Geology Student with a Geologic Compass. Journal of Geoscience
Selong, D. P., Allo, E., & dkk. (2012). Rancang Bangun Alat Penentu 16 Arah Mata
Angin dengan Keluhan Suara. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, 1-2.
Cawood, A. J., (2017). Lidar, Uav Or Compass-Clinometer? Accuracy, Coverage
And The Effects On Structural Models. Journal of Structural Geology, 67-82.
Budi, I. S. (2020). Detektor Sudut Azimuth Arah Kedatangan Sinyal Berbasis
Kompas Digital. Sarjana Thesis Institut Sains dan Teknologi AKPRIND
Yogyakarta., 2-5.
Koenig, K. S. (2006). The sun compass. Experientia, 2-3.
Kandi, A. A., Norman, I. W., & dkk. (2022). Modul Praktikum Perpetaan. Bandr
Lampung: Universits Lampung.
10

LAMPIRAN
Lampiran 1
Hasil Pretest

Gambar 1. Hasil Pretest


Lampiran 2
Tugas Praktikum

Gambar 2. Tugas Praktikum


10

Lampiran 3
Jurnal Klinometer sebagai komponen kompas geologi

Gambar 3. Jurnal Klinometer sebagai komponen kompas geologi

Anda mungkin juga menyukai