Anda di halaman 1dari 12

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9

PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

PENGARUH KANDUNGAN MINERAL TERHADAP SIFAT KETEKNIKAN


BATUAN, STUDI KASUS : BATUPASIR TUFAN DAN LAPILI DI DESA
WUKIRSARI, KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL, DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA

Rima Detanti *
Wawan Budianta
Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika 2 Kampus UGM, Yogyakarta, 55281. Tel. 0274-513668
*corresponding author: rimadetanti@gmail.com

SARI

Penelitian dilakukan di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk untuk melihat dan menganalisis pengaruh
kandungan mineralogi batuan di daerah penelitian dengan sifat keteknikan batuan. Sampel batuan
sebanyak 20 buah diambil pada dua lokasi tambang, dimana masing-masing lokasi diambil 10 sampel,
yang terdiri atas 5 sampel batupasir dan 5 sampel lapili. Uji kandungan mineralogi batuan dilakukan
dengan membuat sayatan tipis pada batuan dan dianalisis menggunakan mikroskop polarisasi
sedangkan uji sifat keteknikan batuan dilakukan untuk uji serapan air, kuat tekan, dan ketahanan aus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio kuarsa, plagioklas, fragmen, dan matriks pada batupasir
tufan berpengaruh secara nyata terhadap kuat tekan, ketahanan aus, dan serapan air, sedangkan rasio
kuarsa, plagioklas, fragmen gelas vulkanik, matriks, dan fragmen batuan berpengaruh terhadap kuat
tekan dan ketahanan aus pada lapili. Namun, untuk faktor serapan air pada lapili, hanya dipengaruhi
distribusi ukuran butir saja.

I. PENDAHULUAN
II. KONDISI GEOLOGI REGIONAL
Penelitian dilakukan di Desa Wukirsari,
Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah penelitian termasuk ke dalam zona
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Pegunungan Selatan, dimana berdasarkan
pembagian zona pegunungan selatan
dimana pada daerah penelitian banyak
menurut Rahardjo dan Wiyono (1993),
tersingkap batupasir tufan dan lapili yang
ditambang oleh masyarakat. Batuan yang daerah penelitian berada di bagian Utara
tersingkap di daerah penelitian merupakan dari Pengunungan Selatan yang memiliki
bagian dari Formasi Semilir di Pegunungan mmorfologi berelief sedang hingga tinggi.
selatan, dimana di beberapa tempat telah Menurut Surono, 2009, daerah penelitian,
ditambang oleh masyarakat dengan cara termasuk ke dalam Formasi Semilir dimana
tradisional (Widiastuti, 2000). Penelitian ini bagian bawah Formasi Semilir disusun oleh
bertujuan untuk untuk melihat dan tuf lapili dengan sisipan tuf dan lempung
menganalisis pengaruh kandungan tufan, batupasir tufan, dan breksi batuapung,
mineralogi batuan di daerah penelitian sedangkan bagian atas Formasi Semilir
dengan sifat keteknikan batuan. Penelitian disusun oleh tuf dengan sisipan tuf lapili,
ini memiliki batasan antara lain Kandungan batupasir tufan, dan batupasir kerikilan.
mineralogi dan tekstur batuan terbatas Formasi Semilir bagian bawah terendapkan
diamati secara petrografi, sifat keteknikan pada laut yang kemudian berubah menjadi
batuan yang diteliti terbatas pada analisis darat pada pengendapan Formasi Semilir
kekuatan, ketahanan aus, dan serapan air, bagian atas.
sedangkan proses litifikasi dan diagenesis
III. SAMPEL DAN METODE
pada sampel batuan dianggap seragam.
PENELITIAN
Sampel batuan sebanyak 20 buah diambil
pada dua lokasi tambang, dimana masing-
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
masing lokasi diambil 10 sampel, yang terdiri antara keduanya. Garis kecenderungan
atas 5 sampel batupasir dan 5 sampel lapili. berarah kanan atas, berarti hubungan
Uji kandungan mineralogi batuan dilakukan keduanya berbanding lurus. Grafik
dengan membuat sayatan tipis pada batuan hubungan rasio kuarsa dengan plagioklas
dan dianalisis menggunakan mikroskop terhadap ketahanan aus batupasir tufan
polarisasi di Department Teknik Geologi, dapat dilihat pada gambar 3, sedangkan
Universitas Gadjah Mada. Sedangkan uji sifat gambar 4 merupakan grafik hubungan rasio
keteknikan batuan dilakukan dengan fragmen dengan matriks terhadap
membentuk sampel batuan menjadi ukuran ketahanan aus batupasir tufan. Nilai R2 pada
5cm x 5cm x 5cm, kemudian dilakukan uji kedua gambar ini kurang dari 0,5. Dari nilai
serapan air, kuat tekan, dan ketahanan aus R2-nya diketahui bahwa rasio kuarsa dengan
di laboratorium Mekanika Tanah, plagioklas lebih berpengaruh terhadap
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, ketahanan aus daripada rasio fragmen dan
Universitas Gajah Mada. kuarsa. Hubungan keduanya berbanding
terbalik. Hal ini dapat dilihat dari garis
IV. DATA DAN ANALISIS kecenderungan yang berarah kanan bawah.
Gambar 5 merupakan grafik hubungan rasio
Data hasil pengamatan petrografi berupa
kuarsa dengan plagioklas terhadap serapan
persentase mineral penyusun batuan dapat
air batupasir tufan, sedangkan gambar 6
dilihat pada tabel 1 untuk sampel batupasir
menunjukkan grafik hubungan rasio fragmen
dan tabel 2 untuk sampel lapili. Berdasarkan
dengan matriks terhadap serapan air
tabel 1 diketahui bahwa material mayor
batupasir tufan. Nilai R2 pada gambar 5 lebih
yang menyusun batupasir tufan berupa
dari 0,5 dan pada gambar 6 kurang dari 0,5.
kuarsa, plagioklas, litik, dan matriks,
Hal ini berarti serapan air pada batupasir
sedangkan lapili banyak disusun ole kuarsa,
tufan lebih dipengaruhi oleh rasio kuarsa dan
plagioklas, fragmen gelas vulkanik, litik, dan
plagioklas daripada rasio fragmen dan
matriks. Data hasil analisis sifat keteknikan
matriks. Hubungan keduanya berbanding
batuan dapat dilihat pada tabel 3 untuk
terbalik. Pada lapili dilakukan analisis rasio
sampel batupasir tufan dan tabel 4 untuk
kuarsa, plagioklas, fragmen, matrik, dan
sampel lapili. Berdasarkan tabel 3 dan tabel
fragmen gelas vulkanik terhadap kuat tekan,
4, diketahui bahwa rata-rata nilai kuat tekan
ketahanan aus, dan serapan air. Grafik
batupasir tufan lebih besar daripada lapili,
hubungan rasio kuarsa dengan plagioklas
ketahanan aus batupasir tufan dan lapili
terhadap kuat tekan lapili dapat dilihat pada
hampir sama, sedangkan serapan air
gambar 7. Gambar 8 merupakan grafik
batupasir tufan jauh lebih kecil daripada
hubungan rasio fragmen denganmatriks
lapili. Material penyusun batuan yang
terhadap kuat tekan lapili, sedangkan
memliki persentase cukup besar
gambar 9 adalah grafik hubungan rasio
diperkirakan mempengaruhi sifat keteknikan
kuarsa dan fragmen gelas vulkanik dengan
batuan. Oleh karena itu, dibuat beberapa
plagioklas terhadap kuat tekan lapili.
grafik untuk mengetahui pengaruh
Gambar 7 dan 9 menghasilkan nilai R2 lebih
kandungan mineralogi terhadap sifat
dari 0,5, sedangkan nilai R2 pada gambar 8
keteknikan batuan. Pada batupasir tufan
sangat kecil. Artinya, kuat tekan lapili
dilakukan analisis rasio kuarsa, plagioklas,
dipengaruhi oleh kehadiran kuarsa, fragmen
fragmen, dan matriks terhadap kuat tekan,
gelas vulkanik, plagioklas, dan matriks.
ketahanan aus, dan serapan air. Gambar 1
Gambar 10 menunjukkan grafik hubungan
menunjukkan grafik hubungan rasio kuarsa
rasio kuarsa dengan plagioklas terhadap
dengan plagioklas terhadap kuat tekan
ketahanan auslapili. Gambar 11
batupasir tufan. Gambar 2 menunjukkan
menunjukkan grafik hubungan rasio fragmen
grafik hubungan rasio fragmen dengan
dengan matriks terhadap ketahanan
matriks terhadap kuat tekan batupasir tufan.
auslapili. Gambar 12 merupakan grafik
Kedua grafik menghasilkan nilai R2 lebih dari
hubungan rasio kuarsa dan fragmen gelas
0,5. Artinya, ada hubungan yang signifikan
vulkanik dengan plagioklas terhadap
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
ketahanan aus lapili. Grafik pada gambar 10 Kehadiran fragmen dan matriks kurang
dan 11 menghasilkan nilai R2 yang sangat berpengaruh terhadap serapan air pada
kecil, sedangkan nilai R2 pada gambar 12 batupasir tufan. Hal ini dikarenakan fragmen
lebih dari 0,5. Artinya, ketahanan aus pada batuan tersusun oleh berbagai mineral yang
lapili dipengaruhi oleh keberadaan kuarsa, bisa menyerap air karena mudah mengalami
fragmen gelas vulkanik, dan matriks. Gambar retakan, di antaranya plagioklas, piroksen,
13 menunjukkan grafik hubungan rasio biotit, mineral opak, dan litik. Berdasarkan
kuarsa dengan plagioklas terhadap serapan grafik pada gambar 7, 8, dan 9 diketahui
air pada lapili. Gambar 14 menunjukkan bahwa kuat tekan lapili dipengaruhi oleh
grafik hubungan rasio fragmen dengan kuarsa, fragmen gelas vulkanik, plagioklas,
matriks terhadap serapan air pada lapili, dan matriks. Semakin banyak kandungan
sedangkan gambar 15 merupakan grafik kuarsa dan fragmen gelas vulkanik serta
hubungan rasio kuarsa dan fragmen gelas semakin sedikit plagioklas dan matriks, maka
vulkanik dengan plagioklas terhadap serapan kuat tekan lapili semakin besar. Ketahanan
air pada lapili. Ketiga grafik menunjukkan aus pada lapili dipengaruhi oleh kehadiran
nilai R2 yang sangat kecil. Hal ini berarti kuarsa, fragmen gelas vulkanik, dan matriks.
komposisi mineralogi bukan merupakan Berdasarkan grafik pada gambar 12,
faktor penentu serapan air pada lapili. diketahui bahwa semakin banyak kuarsa dan
fragmen gelas vulkanik dan semakin sedikit
V. DISKUSI matriks, maka ketahanan aus batuan akan
Kuat tekan batupasir tufan dipengaruhi oleh semakin kecil (batuan semakin tahan
kehadiran kuarsa, plagioklas, fragmen, dan terhadap abrasi). Berdasarkan grafik pada
matriks. Berdasarkan grafik pada gambar 1 gambar 13, 14, dan 15 diketahui bahwa
dan 2, diketahui bahwa semakin banyak komposisi mineralogi tidak mempengaruhi
kuarsa dan fragmen batuan serta semakin serapan air pada lapili, melainkan ada faktor
sedikit plagioklas dan matriks batuan, maka lainnya. Faktor lain tersebut kemungkian
nilai kuat tekan batuan akan semakin besar. berupa distribusi ukuran butir material
Ketahanan aus batupasir tufan dipengaruhi penyusun batuan. Batuan dengan ukuran
oleh komposisi kuarsa dan plagioklas. butir yang bervariasi cenderung memiliki
Semakin banyak kuarsa dan semakin sedikit porositas kecil karena mineral-mineral
plagioklas maka nilai ketahanan aus batuan berukuran kecil mengisi celah-celah di
akan semakin kecil. Artinya, batuan akan antara mineral-mineral berukuran besar.
semakin tahan terhadap abrasi. Hal ini sesuai Sehingga jumlah pori semakin sedikit.
dengan karakteristik kuarsa dan plagioklas. Karena sedikitnya pori batuan, maka daya
Kuarsa merupakan mineral yang resisten serap air pada batuan juga semakin kecil.
terhadap abrasi, sedangkan plagioklas
kurang resisten terhadap abrasi. Keberadaan
VI. KESIMPULAN
fragmen dan matriks kurang berpengaruh Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio
terhadap ketahanan aus batuan. Hal ini kuarsa, plagioklas, fragmen, dan matriks
dikarenakan fragmen batuan tersusun oleh pada batupasir tufan berpengaruh secara
material yang kurang resisiten terhadap nyata terhadap kuat tekan, ketahanan aus,
pelapukan, yaitu plagioklas, piroksen, biotit, dan serapan air, sedangkan rasio kuarsa,
mineral opak, dan litik. Serapan air pada plagioklas, fragmen gelas vulkanik, matriks,
batupasir tufan dipengaruhi oleh komposisi dan fragmen batuan berpengaruh terhadap
kuarsa dan plagioklas. Berdasarkan grafik kuat tekan dan ketahanan aus pada lapili.
pada gambar 5, dikatuhi bahwa semakin Namun, untuk faktor serapan air pada lapili,
banyak kuarsa dan semakin sedikit plagioklas hanya dipengaruhi distribusi ukuran butir.
maka nilai serapan airnya semakin kecil.
Artinya, batuan semakin tahan dan kuat VII. ACKNOWLEDGEMENT
terhadap abrasi maupun pelapukan karena
batuan tidak banyak menyerap air. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Department Teknik Geologi, Universitas
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
Gadjah Mada yang telah memberikan dana
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Johnson, R.B., dan De Graff, F.V., 1988, Principles of Engineering Geology and Geotechnics, John Wiley
& Sons Inc, New York.

Toha, B., Resiwati, P., Srijono, Rahardjo, W., dan Pramumidjojo, S., 2004, Geologi Daerah Pegunungan
Selatan: Suatu Kontribusi, Prosiding Geologi dan Geoteknik Pulau Jawa, Jurusan Teknik Geologi
FT UGM, halaman 19-28.

Rahardjo, W., Sukandarrumidi, dan Rosidi, H.M.D., 1995, Peta Geologi Lembar Yogyakarta, skala 1 :
100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Surono, 2009, Lithostratigrafi Pegunungan Selatan Bagian Timur Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Jawa Tengah, Jurnal Sumber Daya Geologi. Vol. 19 No.3, Juni 2009, p. 31-43.

Van Bemmelen, R.W.,1949, The Geology of Indonesia, Vol.1A, Governmen Printing Office, The Hauge

Widiastuti, S, 2000, Sifat Keteknikan Batupasir Tufan dan Breksi Tuf Formasi Semilir Daerah Sindet dan
Sekitarnya, Kecamatan Jetis, Kabupaten bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Skripsi,
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (tidak dipublikasikan)
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

Tabel 1 : Komposisi mineralogi batupasir tufan


Komposisi (%)
Material
Fragmen Matriks
Sampel Mineral Sedimen Total
Kuarsa Plagioklas Piroksen Biotit Gelas Litik Gelas
Opak Berukuran
Vulkanik Vulkanik
Lempung
RD A1 12 31 5 0 5 0 19 12 16 100
RD A2 8 26 3 0 6 0 22 18 17 100
RD A3 10 28 0 0 8 12 12 15 15 100
RD A4 15 32 3 0 5 10 10 10 15 100
RD A5 17 28 0 0 5 0 15 15 20 100
RD C1 34 17 5 5 2 5 10 7 15 100
RD C2 35 16 3 5 2 5 10 10 14 100
RD C3 28 24 3 3 0 12 10 10 10 100
RD C4 26 20 0 6 2 12 11 13 10 100
RD C5 30 20 0 7 0 15 8 10 10 100
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

Tabel 2 : Komposisi mineralogi lapili

Komposisi (%)
Material
Fragmen Matriks
Sampel Mineral Sedimen Total
Kuarsa Plagioklas Biotit Gelas Litik Gelas
Opak Berukuran
Vulkanik Vulkanik
Lempung
RD B1 10 22 0 8 24 16 0 20 100
RD B2 19 23 0 0 25 15 0 18 100
RD B3 17 22 0 0 29 15 0 17 100
RD B4 9 20 0 10 16 25 0 20 100
RD B5 15 25 0 5 15 23 0 17 100
RD D1 19 25 5 0 12 14 5 20 100
RD D2 16 24 5 5 13 16 5 16 100
RD D3 15 26 6 0 11 17 6 19 100
RD D4 22 20 5 3 15 10 7 18 100
RD D5 8 22 8 0 13 18 6 25 100
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

Tabel 3 : Hasil analisis sifat keteknikan pada sampel batupasir tufan

Kuat Tekan Ketahanan Aus


No. Sampel Serapan Air (%)
(MPa) (mm/menit)
1 RD A1 8,563 1,285 24,15
2 RD A2 8,174 1,537 22,815
3 RD A3 8,262 2,293 21,334
4 RD A4 8,749 0,529 29,284
5 RD A5 8,862 0,529 21,969
6 RD C1 18,418 0,2262 15,426
7 RD C2 19,071 0,2766 14,138
8 RD C3 15,47 0,3270 17,102
9 RD C4 15,694 0,5790 17,765
10 RD C5 16,956 0,4782 9,402
Rata-rata 12,822 0,806 19,3385

Tabel 4 :Hasil analisis sifat keteknikan pada sampel lapili

Kuat Tekan Ketahanan Aus


No. Sampel Serapan Air (%)
(MPa) (mm/menit)
1 RD B1 8,074 0,2766 33,27
2 RD B2 13,076 0,2766 27,466
3 RD B3 10,151 0,2766 36,323
4 RD B4 7,733 0,4026 34,879
5 RD B5 8,674 0,2766 35,026
6 RD D1 8,788 1,0328 32,365
7 RD D2 8,571 1,2846 37,933
8 RD D3 8,267 1,5366 32,97
9 RD D4 11,579 1,0326 32,048
10 RD D5 7,421 1,5366 36,54
Rata-rata 9,2334 0,7932 33,882
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 1. Grafik hubungan rasio Q/P terhadap kuat tekan pada batupasir tufan

Gambar 2. Grafik hubungan rasio F/M terhadap kuat tekan pada batupasir tufan

Gambar 3. Grafik hubungan rasio Q/P terhadap ketahanan aus pada batupasir tufan

Q : Kuarsa; P : Plagioklas; F : Fragmen; M : Matriks; G : Fragmen Gelas Vulkanik.


PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 4. Grafik hubungan rasio F/M terhadap ketahanan aus pada batupasir tufan

Gambar 5. Grafik hubungan rasio Q/P terhadap serapan air pada batupasir tufan

Gambar 6. Grafik hubungan rasio F/M terhadap serapan air pada batupasir tufan

Q : Kuarsa; P : Plagioklas; F : Fragmen; M : Matriks; G : Fragmen Gelas Vulkanik.


PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 7. Grafik hubungan rasio Q/P terhadap kuat tekan pada lapili

Gambar 8. Grafik hubungan rasio F/M terhadap kuat tekan pada lapili

Gambar 9. Grafik hubungan rasio QG/M terhadap kuat tekan pada lapili

Q : Kuarsa; P : Plagioklas; F : Fragmen; M : Matriks; G : Fragmen Gelas Vulkanik.


PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 10. Grafik hubungan rasio Q/P terhadap ketahanan aus pada lapili

Gambar 11. Grafik hubungan rasio F/M terhadap ketahanan aus pada lapili

Gambar 12. Grafik hubungan rasio QG/M terhadap ketahanan aus pada lapili

Q : Kuarsa; P : Plagioklas; F : Fragmen; M : Matriks; G : Fragmen Gelas Vulkanik.


PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 13. Grafik hubungan rasio Q/P terhadap serapan air pada lapili

Gambar 14. Grafik hubungan rasio F/M terhadap serapan air pada lapili

Gambar 15. Grafik hubungan rasio QG/M terhadap serapan air pada lapili

Q : Kuarsa; P : Plagioklas; F : Fragmen; M : Matriks; G : Fragmen Gelas Vulkanik.

Anda mungkin juga menyukai