Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANTARA

ik

BAB IV
IV
HASIL INVENTARISASI

4.1 Letak Geografis lokasi kegiatan

Pada studi ini lokasi 2 bendungan berada di wilayah Kabupaten Berau, Provinsi
Kalimantan Timur Lokasi kegiatan sebagai berikut:
1. Bendungan Merancang, Desa Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur,
Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur koordinat lokasi 2° 13' 40.4'' N, 117°
40' 21.2'' E.
2. Bendungan Beribit, Desa Sukan Tengah, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau,
Provinsi Kalimantan Timur koordinat lokasi 2° 08' 48.3'' N, 117° 40' 12.7'' E.

4.2 Hasil Inventarisasi Bendungan

Kegiatan identifikasi kondisi dan fungsi bangunan prasarana Bendungan dilakukan


dengan cara survei walktrough/penelusuran pada Bendungan yang diprioritaskan
secara menyeluruh guna mengidentifikasi kondisi kerusakan Bendungan serta fungsi
layanannya.
Adapun aktivitas yang akan dilakukan selama kegiatan walkthrough tersebut adalah
sebagai berikut :
 Melihat dan mengamati kondisi setiap bendungan, dimana untuk memperlancar
selama survai penelusuran di lapangan, dalam hal ini perlu berbekal peta, skema,
dan gambar bangunan bendungan yang tersedia.
 Setiap bendungan yang terdapat di sepanjang route penelusuran, direkam posisinya
(koordinat X dan Y) dengan alat GPS.
 Dimensi – dimensi penting akan diukur kembali dengan alat Rollmeter dan dicatat di
atas gambar. Kalau gambar bangunan tidak tersedia, maka dibuat gambar sketsa
setiap bangunan bendungan yang memuat informasi tentang dimensi bangunan
bendungan, potongan-potongan memanjang dan melintang dibuat catatan tentang
kondisi dan tingkat kerusakannnya.
 Mengambil dokumentasi (foto) untuk seluruh bangunan bendungan. Dokumentasi
foto orientasi lapangan dapat dilakukan dengan potret digital dan setiap bangunan
diambil 2 kali pemotretan dari arah hulu dan dari arah hilir, diusahakan pengambilan
foto sudah merekam bagian yang rusak.

IV-1
LAPORAN ANTARA
ik

 Melakukan cross check terhadap data sekunder (fungsi embung serta


pemanfaatannya), yang diperoleh dari hasil inventarisasi data embung.
 Dengan walkthrough tersebut dicatat pula data permasalahan embung seperti banjir,
pendangkalan, erosi tebing embung, longsoran dan sebagainya.
 Bersamaan dengan walkthrough tersebut semua rekaman data lapangan dicatat
pada form survey embung yang telah disiapkan.
Pada saat kegiatan walkthrough dilaksanakan harus mampu meberikan gambaran
tentang kondisi embung dilaksankan dengan teliti dan lebih rinci sehingga setiap
kondisi yang ada dilapangan bisa di informasikan kepada pengelola sedetail mungkin.
Secara garis besar informasi ini dapt dikelompokan dalam 3 kategori yaitu antara lain :
1) Lokasi
Lokasi atau posisi setiap daerah atau kondisi yang dicurigai mengalami penurunan
kondisi sehingga dapat digambarkan dengan akurat dan tepat setelah dilakukan
penelitian secara mendetail.
2) Ukuran atau Luas
Perlu dicatat juga, panjang, lebar, kedalaman atau tinggi setiap daerah/bagian
yang mengalami permasalahan tersebut.
3) Diskripsi yang detail
Pencatatan juga harus mencakup semua hasil observasi atau penjelasan rinci
mengenai suatu kondisi atau lokasi yang mengalami permasalahan.
Kegiatan walkthrough juga harus sesuai dengan tata cara seperti yang terdapat di
pedoman inspeksi pada bendungan yang bisa diterapkan juga untuk bangunan
embung. Adapun tata cara walkthrough yang harus dilakukan agar catatan
pemeriksaan konsisten dan pemeriksaan memperoleh hasil yang terbaik hendaknya
memperhatikan hal – hal berikut dibawah ini :
1) Jangkauan Pandangan
Pemeriksaan selama kegiatan walkthrough dilaksanakan harus mencakup
seluruh bagian bendungan dengan dilakukan mengitarinya dengan berjalan
kaki.
2) Berhenti dan mengamati
Pada tempat tertentu yang dicurigai mengalami permasalahan sebaiknya
petugas survey berhenti dan melakukan pengamatan secara teliti dan
melakukan pengamatan dengan sudut pandang 3600.

IV-2
LAPORAN ANTARA
ik

3) Urutan pelaksanaan kegiatan


Urutan pelaksanaan kegiatan walktrough tergantung pada tata letak
bendungan, dan bangunan pelengkap bendungan. Adapun urutan pelaksanaan
kegiatan walkthrough adalah sebagai berikut :
- Lereng Hulu
- Puncak Bendungan/tanggul
- Lereng Hilir
- Pengamatan rembesan
- Pengamatan bangunan pengeluaran
- Bangunan pelimpah
- Daerah tampungan/waduk
Untuk mencatat semua hasil pengamatan yang dilaksanakan dalam kegiatan
walktrough maka sangat diperlukan form untuk pengamatan walktrough. Berikut ini
hasil inventarisasi yang dilakukan terhadap 2 lokasi bendungan.

4.2.1. Bendungan Merancang


Berada di Desa Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau,
Privinsi Kalimantan Timur, Bendungan Merancang berada di wilayah DAS Berau
dan wilayah sungai Berau Kelay dengan catchment area -km 2dan luas genangan -
ha. Pemanfaatan air Bendungan merancang digunakan untuk irigasi seluas - ha.
Lokasi Bendungan berjarak ± 25 Km dari kantor kabupaten Berau. Akses jalan
menuju lokasi bendungan dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4.

IV-3
LAPORAN ANTARA
ik

BENDUNGAN
MERANCANG

KANTOR
BUPATI

Gambar 4.1. Peta Akses Menuju Bendungan Merancang

Pada pembangunan Bendungan Beribit mempunyai tujuan untuk kebutuhan air


irigasi seluas 1000 Ha serta menunjangkan konservasi Sumber Daya Air (SDA) di
Kabupaten Berau, sekaligus sebagai cadangan air baku yang sewaktu-waktu dapat
digunakan untuk air minum. Hal tersebut mengingat bahwa di sekitar
Bendungan Beriwit sudah ada beberapa satuan pemukiman Transmigrasi.

Tahapan pelaksanaan pembangunan Bendungan Beriwit dimulai dari Tahun


Anggaran 2003 dn dilanjutkan sampai dengan Tahun 2005, semua pelaksanaan
tersebut berdasarkan desain lama, kemudian pada Tahun Anggaran 2006 telah
dilakukan kaji ulang terhadap optimasi Bendungan tersebut dan sekaligus
didaftarkan untuk sertifikasi keamanan Bendung sebagai syarat utama
pembangunan Bendung atau Embung yang bersekala menengah atas.

Pembangunan Bendungan Beribit selaras dengan kebijakan Pemerintah Daerah


Kabupaten Berau dalam pengembangan Transmigrasi sebanyak 400 Kepala
Keluarga, dimana jumlah penduduk sebelumnya adalah 204 Kepala Keluarga atau
868 jiwa yang terdiri dari penduduk suku Banjar, NTT dan Suku Jawa.

Pembangunan Bendungan Beribit telah dimulai pembangunannya pada Tahun


2003 (Tahap I), dilanjutkan pada Tahun 2004 (Tahap II) dan 2005 (Tahap III). Pada
Tahun Anggaran 2006 direncanakan pelaksanaan lanjutan (Tahap IV) pekerjaan
Tubuh Bendungan, Intake, Pengelak Jalan Akses dan Clearing Daerah Genangn.

IV-4
LAPORAN ANTARA
ik

Pembangunan Embung D.I Beriwit dimaksudkan guna mendukung swasembada


pangan khususnya padi di Kabupaten Berau dengan meningkatkan area pertanian
yang semula berupa sawah tadah hujan dengan pola tanam satu kali setahun
seluas 360 Ha menjadi Irigasi Teknis seluas 1000 Ha dan bisa dikembangkan
menjadi 2000 Ha dengan system giliran.

1Tabel Data Teknis Bendungan Merancang (menunggu data)


2Tabel Hasil Inventarisasi Bendungan Merancang(on progres)

4.2.2. Informasi Bendungan Beribit


Berada di Desa Sukan Tengah, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Privinsi
Kalimantan Timur, Bendungan Beriwit berada di wilayah DAS Berau dan wilayah
sungai Berau Kelay, Lokasi Bendungan berjarak ± 30 Km dari kantor kabupaten
Berau. Akses jalan menuju lokasi bendungan dapat ditempuh dengan kendaraan
roda 4.

Gambar 4.2. Peta Akses Menuju Bendungan Beribit

Pada pembangunan Bendungan Beribit mempunyai tujuan untuk kebutuhan air


irigasi seluas 1000 Ha serta menunjangkan konservasi Sumber Daya Air (SDA) di
Kabupaten Berau, sekaligus sebagai cadangan air baku yang sewaktu-waktu dapat

IV-5
LAPORAN ANTARA
ik

digunakan untuk air minum. Hal tersebut mengingat bahwa di sekitar


Bendungan Beriwit sudah ada beberapa satuan pemukiman Transmigrasi.

Tahapan pelaksanaan pembangunan Bendungan Beriwit dimulai dari Tahun


Anggaran 2003 dn dilanjutkan sampai dengan Tahun 2005, semua pelaksanaan
tersebut berdasarkan desain lama, kemudian pada Tahun Anggaran 2006 telah
dilakukan kaji ulang terhadap optimasi Bendungan tersebut dan sekaligus
didaftarkan untuk sertifikasi keamanan Bendung sebagai syarat utama
pembangunan Bendung atau Embung yang bersekala menengah atas.

Pembangunan Bendungan Beribit selaras dengan kebijakan Pemerintah Daerah


Kabupaten Berau dalam pengembangan Transmigrasi sebanyak 400 Kepala
Keluarga, dimana jumlah penduduk sebelumnya adalah 204 Kepala Keluarga atau
868 jiwa yang terdiri dari penduduk suku Banjar, NTT dan Suku Jawa.

Pembangunan Bendungan Beribit telah dimulai pembangunannya pada Tahun


2003 (Tahap I), dilanjutkan pada Tahun 2004 (Tahap II) dan 2005 (Tahap III). Pada
Tahun Anggaran 2006 direncanakan pelaksanaan lanjutan (Tahap IV) pekerjaan
Tubuh Bendungan, Intake, Pengelak Jalan Akses dan Clearing Daerah Genangn.

Pembangunan Embung D.I Beriwit dimaksudkan guna mendukung swasembada


pangan khususnya padi di Kabupaten Berau dengan meningkatkan area pertanian
yang semula berupa sawah tadah hujan dengan pola tanam satu kali setahun
seluas 360 Ha menjadi Irigasi Teknis seluas 1000 Ha dan bisa dikembangkan
menjadi 2000 Ha dengan system giliran.

1Tabel Data Teknis Bendungan beribit (menunggu data)


2Tabel Hasil Inventarisasi Bendungan Beribit (on progres)

IV-6

Anda mungkin juga menyukai